BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motivasi beragama anak merupakan masalah yang menarik untuk dikaji, pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan yang dilaluinya pada masa kecil. Apabila waktu kecil tidak pernah mendapatkan didikan agama, maka pada saat dewasa, ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidup. Sedangkan anak yang pada waktu kecil mempunyai pengalaman agama dari ibu, bapaknya, lingkungan sosial dan kawan-kawannya, maka anak akan sendirinya merasakan betapa pentingnya hidup beragama (Daradjat, 1990 : 35). Anak yang baru lahir pada prinsipnya, belum beragama, setelah mencapai fase tertentu melalui pengaruh lingkungan, mempunyai motivasi beragama. Motivasi beragama merupakan penyebab, pendorong, dan menarik manusia untuk menganut suatu agama berdasarkan dinamika psikologis serta peranan fungsi kejiwaan dalam perilaku keagamaan (Ahyadi, 1995: 176). Perkembangan agama anak melalui beberapa fase. Yang pertama merupakan fase kenyataan (the realistic stage), pada masa ini kebutuhan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan kepada kenyataan (realist) pada masa ini ide keagamaan didasarkan atas dorongan emosional, hingga dapat melahirkan konsep Tuhan yang formalis. Berdasarkan hal itu maka pada masa ini anak-anak tertarik dan senang pada lembaga keagamaan 1
2 yang meraka lihat dikelola oleh orang dewasa di lingkungan mereka (Jalaluddin, 2001: 67). Ide keagamaan pada anak hampir sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor dari luar. Asuhan orang tua merupakan ladang yang subur bagi pertumbuhan rasa, cipta dan karsa anak. Bagaimana dengan anak yang sejak kecil ditinggalkan kedua orang tuanya sehingga menjadi anak yatim piatu, terlantar, sehingga anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang secara wajar dan tidak sempat mendapatkan pelajaran dan sentuhan dari nilai agama sejak kecil. sejak lahir kedunia Ibu bapak yang membimbing anak, mulailah anak menerima didikan-didikan dan perlakuan (Daradjat, 1987 : 127) orang tua juga merupakan pusat kehidupan beragama anak dan sebagai penyebab perkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya di kemudian hari, berpengaruh terhadap kehidupan beragama di permulaan hidupnya nanti. Keadaan demikian akan menimbulkan segala macam kesukaran yang sangat berpengaruh terhadap motivasi beragama. Akankah kelak anak dapat hidup dengan motivasi beragama yang kuat atau justru sebaliknya anak akan jauh dari motivasi beragama, karena sejak masa anak-anak kurang mendapat bekal agama. Terlebih anak-anak yang tinggal dipanti asuhan yang jauh dari lingkungan keluarga, orang tuanya yaitu ibu dan bapak. Dengan demikian keadaan di atas merupakan tantangan bagi pelaksanaan dakwah Islam yang perlu tanggapan dan penyelesaian agar dakwah Islam bisa memberi motivasi beragama sesuai dengan tujuan dakwah
3 Islam, menciptakan manusia yang sejahtera lahir dan batin, di dunia maupun di akhirat. Dakwah Islam pada prinsipnya adalah aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam bentuk kegiatan untuk menyerukan ajaran Islam yang dimanifestasikan kedalam tata kehidupan sehari-hari (Ahmad, 1985 : I). Oleh karena itu, Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang mencoba membantu memecahkan dan mengatasi masalah yang dihadapi anak yatim piatu dengan menyantuni, membina, membimbing dan mendidik anak yatim piatu agar menjadi anak yang bertakwa. Salah satu bimbingan dari para pengasuh adalah agar semua anak asuh diwajibkan mengamalkan shalat 5 waktu dengan intensif atau aktif, karena shalat 5 waktu merupakan latihan pembinaan disiplin pribadi dan melaksanakan shalat pada waktunya dan membiasakan untuk secara terus menerus melaksanakan pada waktu yang ditentukan (Daradjat, 1996 : 37). Sebagai manusia yang beragama harus menyadari betapa pentingnya shalat 5 waktu bagi kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Bisa dicermati bacaan dalam shalat berisi hal-hal yang baik, berupa pujian, mohon ampunan doa, maupun permohonan (Haryanto, 2001 : 87). Shalat 5 waktu merupakan suatu ibadah yang dilakukan dengan anggota tubuh, batin, untuk menggabungkan kebesaran Allah dan kesempurnaan kekuasaan Allah, guna melahirkan keinginan dan keperluan kita kepada-nya (Wijayakusma, 1997: 116). Shalat 5 waktu adalah sebagai hubungan utama yang wajib dikerjakan lima kali sehari dalam sehari semalam, menurut tata cara dan tata tertib yang dicontohkan Rasulullah Saw pada masa hidupnya dan waktunya ditentukan.
4 Dengan melakukan shalat, seseorang juga menjadi ingat kepada Allah, sebagaimana dalam surat Thaha: 14 ا ن ن ي ا ن ا ال له لا ا له ا لا ا ن ا فاع ب د ن ي و ا ق م الص لا ة ل ذ كر ي Artinya: Sesungguhnya Aku ini adalah tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah dan dirikanlah shalat untuk mengingat-ku (Depag, 1996: 250). Di dalam shalat diwajibkan membaca surat al-fatihah, sedangkan di dalam surat al-fatihan terdapat kalimat : ا ي اك ن ع ب د و ا ي اك ن س ت ع ين Artinya: Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Demikian juga dalam bacaan ruku dan sujud, orang melaksanakan shalat membaca : Maha Suci Allah dzat yang Maha Agung Maha Suci Allah dzat yang Maha Agung سبحان رب ي العظيم سبحان رب ي الا على Bentuk dan substansi dari apa yang diucapkan dalam shalat dapat membawa orang itu semakin dekat kepada Allah. Saat membungkuk (ruku ) dan memuliakan kebesaran Allah, saat hamba bersujud Maka Maha Mulia Tuhanku yang terbesar di antara yang besar. Dengan pelaksanaan shalat 5 waktu yang intensif atau aktif, anak Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang, diharapkan dapat menempa
5 dirinya di masa yang akan datang, memiliki motivasi beragama yang kuat, menjadi anak yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa serta teladan bagi umat masyarakat. Menyadari akan kenyataan inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Intensitas Shalat 5 Waktu terhadap Motivasi Beragama Anak di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka timbul permasalahan sebagai berikut : Bagaimana tingkat pengaruh intensitas shalat 5 waktu terhadap motivasi beragama anak di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan permasalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah. Untuk mendiskripsikan tingkat pengaruh intensitas shalat 5 waktu terhadap motivasi beragama anak di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang. Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam kajian-kajian berikutnya yang berbentuk :
6 1.3.1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu yang menumbuhkembangkan intensitas shalat 5 waktu dan motivasi beragama anak. 1.3.2. Secara praktis Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan intensitas shalat 5 waktu dan motivasi beragama anak di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang. 1.4 Tinjauan Pustaka Penulisan skripsi yang prosedural dan mencapai target yang maksimal, dibutuhkan tinjauan pustaka. Dalam tinjauan pustaka ini, penulis akan melampirkan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini. Skripsi yang berjudul Keaktifan Menjalankan Ibadah Shalat dan Pembinaannya (Study Kasus Kehidupan Nelayan di Daerah Mangunharjo Kecamatan Tugu Kodya Semarang). Dalam penelitian ini masalah aktivitas yang harus dilaksanakan oleh para nelayan daerah Mangunharjo yang pada dasarnya menyita waktu, sehingga sering mengabaikan perintah agama, khususnya dalam menjalankan shalat 5 waktu dimana mereka kurang aktif dalam menjalankan ibadah shalat (Khumda, 1997). Adapun penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang berjudul Efek Terapeutik Shalat bagi Kesehatan Mental (Study Kasus di LP Kedungpane Semarang. Di mana penelitian ini menekankan pada manfaat atau efek shalat
7 sebagai psikoterapi terhadap gangguan jiwa atau mental seseorang. Karena keadaan yang tentram dan jiwa yang tenang yang dihasilkan oleh shalat berdampak terapeutik yang penting dalam meredakan ketegangan yang timbul akibat berbagai masalah (Yulaikah, 2003). Psikologi Agama, karya Jalaluddin dalam buku ini membahas tentang timbulnya keagamaan pada anak, dalam hal ini dikemukakan beberapa teori mengenai pertumbuhan agama pada anak yang antara lain: rasa ketergantungan (Sense of Depende), instink keagamaan. Dalam buku ini juga dibahas perkembangan agama pada anak melalui tiga tingkatan antara lain: The Fairy Tale Stage (tingkat dongeng), The Realistic Stage (tingkat kenyataan), dan The Individual Stage (tingkat individu). Psikologi Shalat, karya Sentot Haryanto. Pada dasarnya buku ini membahas dimensi-dimensi psikologis yang terkandung dalam ibadah shalat. Shalat merupakan sarana penting guna menyucikan jiwa dan memelihara ruhani. Dijelaskan pula aspek-aspek terapeutik yang terdapat dalam shalat antara lain : Aspek olah raga, aspek relaksasi otot, aspek relaksasi kesadaran indera, aspek meditasi, dan aspek anti-sugesti. Dari beberapa literatur yang ada tersebut, tidak satupun karya yang secara spesifik membahan tentang pengaruh intensitas shalat 5 waktu terhadap motivasi beragama. Adapun bedanya dari karya-karya tersebut bahwa penelitian ini lebih spesifik lagi membahas tentang pentingnya pengaruh intensitas shalat 5 waktu terhadap motivasi beragama pada anak di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang.
8 1.5 Sistematika Penulisan Salah satu ciri penulisan ilmiah adalah karya tersebut tersusun secara sistematis, supaya pembahasan masalah terarah dan mudah dipahami secara keseluruhan skripsi ini tersusun dalam 6 bab yaitu : BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan hasil penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : Bab ini menerangkan kerangka dasar pemikiran teoritik yaitu merupakan paparan kajian intensitas shalat 5 waktu dan motivasi beragama. Mengawali pembahasan skripsi ini akan penulis kemukakan tentang : intensitas shalat 5 waktu yang meliputi tentang pengertian shalat, makna shalat secara simbolik dan makna shalat secara substantif, perintah dan sangsi meninggalkan shalat, waktu-waktu pelaksanaan shalat, dasar-dasar kewajiban mengerjakan shalat, dan hikmah shalat. Motivasi beragama yang meliputi : pengertian motivasi beragama anak, fase perkembangan keagamaan anak. Hubungan intensitas shalat 5 waktu dengan peningkatan motivasi beragama hipotesis. BAB III : Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang meliputi : jenis dan metode penelitian, definisi konseptual dan operasional, sumber dan jenis data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, teknik analisis data. BAB IV : Bab ini memaparkan gambaran umum obyek penelitian yang terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum meliputi latar belakang
9 berdirinya, sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan sarana dan prasarana, struktur organisasi, kepengurusan dan keadaan pengasuh dan anak asuh. Sedangkan data khsusus meliputi : pertama, upaya peningkatan pelaksanaan ibadah shalat 5 waktu, kedua, upaya meningkatkan motivasi beragama anak di Panti Asuhan Darul Hadlonah Semarang. BAB V : Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang di dalamnya memuat analisis data, meliputi : analisis pendahuluan, analisis lanjut, dan uji hipotesis. BAB VI : Bab ini berisin penutup yang meliputi : kesimpulan, limitasi, dan saran. Bab ini merupakan bagian akhir pembahasan skripsi ini.