Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 5 Hasil Persilangan WILIS X B 3570

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

SELEKSI NOMOR- NOMOR HARAPAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) GENERASI F 5. HASIL PERSILANGAN WILIS x MLG 2521

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

Kemajuan Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis Dan Mlg 2521

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

Lindiana 1*), Nyimas Sa diyah 1, Maimun Barmawi 1 ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

Keragaman Fenotipe dan Heritabilitas Kedelai (Glycine Merril) Generasi F 6 Hasil Persilangan Wilis X Mlg 2521

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS, DAN RESPON SELEKSI SEPULUH GENOTIPE KEDELAI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

KERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

SKRIPSI OLEH : MUTIA RAHMAH AET-PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. protein yang mencapai 35-38% (hampir setara protein susu sapi). Selain

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

KAJIAN GENETIK DAN SELEKSI GENOTIPE S5 KACANG HIJAU (Vigna radiata) MENUJU KULTIVAR BERDAYA HASIL TINGGI DAN SEREMPAK PANEN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH :

POLA SEGREGASI KARAKTER AGRONOMI TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) GENERASI F 2 HASIL PERSILANGAN WILIS X MALANG 2521

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (606) :

EVALUASI KARAKTER BERBAGAI VARIETAS KEDELAI BIJI HITAM (Glycine max (L.) Merr.) AZRISYAH FUTRA

Korelasi Dan Analisis Lintas Komponen Komponen Hasil Kedelai Famili F 6 Hasil Persilangan Wilis X B3570

POLA PEWARISAN SIFAT-SIFAT AGRONOMIS DAN MUTU BIJI PADA POPULASI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

NARWIYAN AET PEMULIAAN TANAMAN

STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO

Seleksi Individu Berdasarkan Karakter Umur Genjah dan Produksi Tinggi Persilangan Kedelai (Glycine Max L. Merr.) pada Generasi F 3

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

KARAKTER MORFOLOGIS, PRODUKSI, DAN KANDUNGAN LEMAK KEDELAI (Glycine Max L.Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M6 SKRIPSI OLEH :

KERAGAMAN FENOTIPE, GENOTIPE, DAN HERITABILITAS KARAKTER AGRONOMI KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) GENERASI F 7 HASIL PERSILANGAN WILIS x MLG 2521

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

STUDI OF YIELD CAPABILITY ON SOYBEAN (GLYCINE MAX L.) HYBRID CULTIVAR (GENERATION F4) BETWEEN AP WITH ARGOPURO, UB AND TANGGAMUS VARIETY

EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT

Agrivet (2015) 19: 30-35

KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIPE TANAMANROSELLA(Hibiscus SabdariffaL.). GENERASI M2 HASIL IRIDIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH:

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK TANAMAN KEDELAI PADA SISTEM PERTANAMAN TUMPANGSARI TEBU-KEDELAI (BULAI)

Korelasi dan Analisis Lintas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Keturunan Persilangan Wilis X MLG 2521

SELEKSI MASSA KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 4

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

SELEKSI GALUR KEDELAI (Glycine max(l.) Merill ) GENERASI F3 PADA TANAH SALIN DENGAN METODE PEDIGREE SKRIPSI. Oleh: BILLY CHRISTIAN /

Candra Kusuma Wardana* ), Anna Satyana Karyawati dan Syukur Makmur Sitompul

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

UJI KETAHANAN TERHADAP COWPEA MILD MOTTLE VIRUS PADA SEMBILAN BELAS POPULASI F 1 TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) HASIL PERSILANGAN DIALEL

PENDUGAAN HERITABILITAS KARAKTER HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI HASIL PEMULIAAN BATAN

304. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

EVALUASI KARAKTER PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 3

Hajroon Jameela *), Arifin Noor Sugiharto dan Andy Soegianto

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. Produksi tanaman tidak dapat dipisahkan dari program pemuliaan tanaman.

KAJIAN KETERKAITAN ANTAR SIFAT KUANTITATIF KETURUNAN HASIL PERSILANGAN ANTARA SPESIES KACANG TUNGGAK DENGAN KACANG PANJANG

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

RESPON SELEKSI PADA 12 GENOTIPE KEDELAI MELALUI SELEKSI LANGSUNG DAN SIMULTAN SKRIPSI

AGROVIGOR VOLUME 9 NO. 1 MARET 2016 ISSN

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

Hubungan Hasil dan Komponen Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Populasi F5

KERAGAMAN FENOTIPE DAN HERITABILITAS KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) GENERASI F 6 HASIL PERSILANGAN WILIS X MLG (Skripsi) Oleh RIDWAN KUSUMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kedelai pertama kali dibudidayakan oleh orang China dan pertama kali

KERAGAAN, KERAGAMAN, DAN HERITABILITAS KARAKTER AGRONOMI KACANG PANJANG (Vigna Unguiculata) GENERASI F 1 HASIL PERSILANGAN TIGA GENOTIPE

HERITABILITAS, NISBAH POTENSI, DAN HETEROSIS KETAHANAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) TERHADAP SOYBEAN MOSAIC VIRUS

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

PENGUKURAN KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF TETUA SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

PENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TOLERAN ALUMINIUM SKRIPSI OLEH : SITI KURNIA /PEMULIAAN TANAMAN

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN 7 FAMILI POPULASI F3 HASIL PERSILANGAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) TW 2 X PBC 473

KERAGAAN GENERASI SELFING-1 TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33

EVALUASI KARAKTER AGRONOMI BEBERAPA GENOTIPE TETUA DAN HIBRID TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) BERPOLONG MERAH

PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS HITAM FUNGSIONAL TOLERAN KEKERINGAN SERTA BERDAYA HASIL TINGGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kuadrat Nilai Tengah Gabungan untuk Variabel Vegetatif dan Generatif

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 (3): 00-07 http://www.jptonline.or.id ISSN 1410-500 eissn Online 047-1781 Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 5 Hasil Persilangan WILIS X B 3570 Genetic variability and heritability of Agronomy Characters of Soybean (Glycine max [L.] Merrill) F5Generation As The Results of Crosses WILIS X B 3570 Aulia Meydina, Maimun Barmawi, dan Nyimas Sa diyah Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jln. Prof. Soemantri Brodjonegoro, No. 1 Bandar Lampung 35145 Email: auliamydn@gmail.com ABSTRACT The purpose of this study was to determine the amount of genetic diversity and phenotype, heritability in a broad sense as well as the numbers of soybean expectations F5 generation from crosses Wilis B3570 which has a middle value the better of both parents. The experimental design used randomized group design by three replications. Genotypes were tested as much as 5 genotypes. he results showed that the amount of genetic diversity of soybean agronomic characters F5 generation from crosses Wilis x B3570 found in almost all the characters except the characters age observed flowering and harvesting age. The genotype diversity found in all agronomic characters were observed. The magnitude of the high heritability values found in the character of a weight of 100 grains. Heritability values were on plant height, number of productive branches, and the total number of pods. Character weight of seeds per plant, flowering age, and time of harvest had the lowest heritability. Numbers expectation obtained by the genotypes number 163-1-4, 130--11, 130--11, 163-1-15, 10-3-, 163-1-1, 140-1-15, 163-1-6, 181-5-4, 140-1- are rated according to the weight of the weight of seeds per plant that would refer to the high production Kata kunci: variability and heritability, and Soybean Diterima: 05-01-015: disetujui 3-10-015 PENDAHULUAN Produksi kedelai tahun 014 (ARAM I) diperkirakan sebesar 89,60 ribu ton biji kering atau mengalami peningkatan sebanyak11,61 ribu ton (14,44%) dibandingkan tahun 013. Peningkatan produksi kedelai diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 50,44 ribu hektar (9,16%) dan produktivitas sebesar 0,69 kuintal/hektar (4,87%) (Badan Pusat Statisitik, 014). Dengan produksi yang rendah diperlukan berbagai usaha agar produksi kedelai nasional meningkat. Dengan demikian, ketergantungan impor akan berkurang dan membantu menghemat devisa negara. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melalui program pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman merupakan

Aulia Meydina dkk: Variabilitas Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai... kombinasi antara seni dan ilmu pengetahuan dalam mengubah dan memperbaiki karakter genetik yang diwariskan (Poehlman dan Sleeper, 1995 dikutip oleh Wibowo, 00). Pada pemuliaan tanaman langkah yang penting dalam perakitan varietas unggul adalah seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi seleksi antara lain jenis tanaman yang diseleksi, pola segregasi, keragaman dan heritabilitas karakter kedelai, jumlah gen dan aksi gen pengendali yang diharapkan. Pada penelitian ini hanya dibatasi pada keragaman genotipe dan fenotipe serta heritabilitas dalam arti luas. Keragaman genetik adalah suatu besaran yang mengukur variasi penampilan yang disebabkan oleh komponen-komponen genetik (Rachmadi, 000). Penampilan fenotipe suatu tanaman merupakan interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Keragaman fenotipe yang tampak dihasilkan oleh perbedaan genotipe dan atau lingkungan tumbuhnya (Murti dkk., 00). Nilai duga heritabilitas dalam arti luas merupakan perbandingan antara ragam genetiktotal dan ragam fenotipe yang menunjukkan besarnya proporsi faktor genetik pada fenotipe suatu karakter tanaman (Fehr, 1987). Persilangan antara Wilis x B 3570 ini telah menghasilkan zuriat hingga generasi kelima. Pada generasi F besaran keragaman fenotipe dan genetik berbagai karakter agronomi kedelai adalah luas, kecuali jumlah cabang produktif memiliki keragaman genetik yang sempit.besaran nilai heritabilitas adalah tinggi untuk semua karakter agronomi yang diamati. Nomor-nomor harapan berdasarkan nilai tengah bobot biji per tanaman yang diperoleh pada generasi ini sebanyak 5 genotipe (Lindiana, 01). Pada generasi F 3 besaran keragaman fenotipe adalah sempit hanya pada karakter umur panen.keragaman genetik pada karakter umur panen, jumlah cabang produktif, serta bobot 100 biji memiliki keragaman genetik yang sempit. Keragaman genetik yang luas terdapat pada karakter umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman serta bobot biji per tanaman. Besaran nilai heritabilitas adalah tinggi untuk semua karakter agronomi yang diamati. Nomor-nomor harapan berdasarkan nilai tengah bobot biji per tanaman yang diperoleh pada generasi ini sebanyak 10 genotipe (Wantini, 013). Pada generasi F 4 besaran keragaman fenotipe yang luas dan keragaman genetik yang sempit untuk semua karakter agronomi yang diamati. Besaran nilai heritabilitas karakter tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji per tanaman adalah sedang. Besaran nilai heritabilitas karakter umur berbunga, umur panen, jumlah cabang produktif, dan bobot 100 butir adalah rendah (belum dipublikasi). Nomor-nomor harapan berdasarkan nilai tengah bobot biji per tanaman yang diperoleh pada generasi ini sebanyak 15 genotipe (Maimun Barmawi, komunikasi pribadi). Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mengetahui besaran keragaman karakter agronomi kedelai generasi F 5 hasil persilangan antara Wilis B 3570. () Mengetahui besaran nilai heritabilitas dalam arti luas karakter agronomi kedelai generasi F 5 hasil persilangan Wilis B 3570. (3) Mengetahui nomornomor harapan kedelai generasi F 5 hasil persilangan Wilis B 3570 yang memiliki nilai tengah lebih baik daripada kedua tetuanya. METODE Penelitian ini dilaksanakan di lahan petani Tanjung Seneng, Bandar Lampung pada bulan September 013 sampai dengan Januari 014. Pengamatan dilanjutkan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah genotipe kedelai generasi F 5 hasil persilangan Wilis x B 3570, tetua Wilis dan B 3570. Benih-benih yang digunakan adalah benih galur kedelai hasil pemuliaan Maimun Barmawi, Hasriadi Mat Akin dan Volume 15, Nomor 3, September 015 01

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Nyimas Sa diyah pada tahun 01 dengan dibantu oleh mahasiswa Agroteknologi Fakultas pertanian Universitas lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna dengan tiga ulangan. Genotipe yang diuji sebanyak 5 genotipe. Data dianalisis ragam dengan menggunakan model random, satu lokasi satu musim (Tabel 1) (Baihaki, 000). Tabel 1. Analisis Ragam Data dianalisis ragam dengan menggunakan model random, satu lokasi satu musim Sumber Derajat Kebebasan Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Keragamanan (SK) (DK) (JK) (KT) KT Harapan Kelompok r-1 JKK Genotipe g-1 JKG M +r Galat (r-1)(g-1) JKE M 1 Setelah didapat data dengan menggunakan analisis varians, maka dapat dicari nilai keragamannya yaitu : Ragam genetik g = (M -M 1 )/r Ragam lingkungan e = M 1 Ragam Fenotipe f g e (Baihaki, 000). Menurut Anderson dan Bancrof (195) yang dikutip Wahdah (1996) suatu karakter populasi tanaman memiliki keragaman genetik dan keragaman fenotipe yang luas apabila ragam genetik dan ragam fenotipe lebih besar dua kali simpangan bakunya. Rumus mencari simpangan baku untuk data sampel: g M = M1 [ ] r dbgenotipe dbgalat 1 M [ ] f = r dbgalat (Anderson dan Bancroft, 195 dikutip oleh Wahdah, 1996) Nilai heritabilitas arti luas (H) dapat dihitung dengan rumus: H = 100% (Mangoendidjojo, 003). Nilai heritabilitas berkisar antara 0 H 100%. Menurut Mangoendidjojo (003) heritabilitas dikatakan: 1. Tinggi apabila nilai H > 50%;. Sedang apabila nilai H terletak antara 0 50%; 3. Rendah apabila nilai H < 0%. Pengamatan dilakukan pada setiap tanaman. Peubah-peubah yang diamati yaitu umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, total jumlah polong, bobot 100 butir, dan bobot biji per tanaman. 0 Volume 15, Nomor 3, September 015

Aulia Meydina dkk: Variabilitas Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai... HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat tujuh karakter agronomi yang diamati. Karakter tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, total jumlah polong, bobot 100 butir, dan bobot biji per tanaman memiliki keragaman fenotipe yang luas. Keragaman fenotipe yang sempit ditunjukkan oleh karakter umur berbunga dan umur panen (Tabel ). Menurut Crowder (1997), apabila beberapa genotipe tanaman yang berbeda ditanam pada lingkungan yang seragam, akan menunjukkan penampilan fenotipe yang berbeda-beda. Pada penelitian ini semua genotipe ditanam pada lingkungan yang relatif sama dan menghasilkan keragaman fenotipe yang luas hampir pada semua karakter, kecuali umur berbunga dan umur panen. Keragaman yang luas juga dapat dipengaruhi oleh gen yang mengatur proses fisiologis tanaman. Gen tersebut menata asupan unsur hara yang diperoleh dari tanah ke seluruh bagian tanaman. Dalam hal ini kelengkapan dan kuantitas unsur hara akan menentukan kinerja gen. Kemampuan gen dalam membentuk asam-asam amino atau enzim yang diperlukan dalam proses biokimia akan berhubungan dengan hal-hal penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Erwin Yuliadi, komunikasi pribadi). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wantini (013) pada tanaman kedelai generasi F 3 hasil persilangan Wilis x B 3570. Wantini melaporkan bahwa karakter tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, total jumlah polong, bobot 100 butir, dan bobot biji per tanaman memiliki keragaman fenotipe yang luas. Hasil penelitian yang sama dilaporkan oleh Sa diyah dkk. (010) dan Sa diyah (011) yaitu keragaman fenotipe yang luas terdapat pada karakter bobot 100 butir benih dan bobot biji per tanaman. Tabel menunjukkan bahwa pada semua karakter yang diamati memiliki keragaman genotipe yang sempit. Keragaman yang sempit mungkin disebabkan oleh benih yang digunakan merupakan generasi F 5 yang persentase heterozigotnya sudah rendah yaitu 6,5%. Kemungkinan secara genetik karakter umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, total jumlah polong, bobot 100 butir, dan bobot biji per tanaman lokus-lokusnya telah homozigot. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wantini (013) pada tanaman kedelai menunjukkan bahwa karakter umur panen memiliki keragaman genotipe yang sempit. Tabel. Ragam dan kriteria keragaman fenotipe dan genotipe beberapa karakter agronomi pada populasi F 5 hasil persilangan Wilis x B 3570. Ragam Ragam Karakter Fenotipe (σ f ) Kriteria Genotipe (σ g ) Kriteria Umur berbunga 0,00 0,00 Sempit 0,00 0,00 Sempit Umur panen 0,00 0,00 Sempit 0,00 0,00 Sempit Tinggi tanaman 11,80 11,43 Luas 4,13 50,05 Sempit Jumlah cabang produktif 1,56 0,18 Luas 0,45 0,67 Sempit Total jumlah polong 909,36 110,30 Luas 7,19 38,87 Sempit Bobot 100 butir 0,10 0,01 Luas 0,05 0,05 Sempit Bobot biji per tanaman 74,85 10,09 Luas 1,43 30,81 Sempit Keterangan : Keragaman Luas : >σ g, Keragaman Sempit : <σ g, (Anderson dan Bancrof (195) yang dikutip Wahdah (1996)) Heritabilitas merupakan perbandingan ragam genetik dengan ragam fenotipe. Tujuh karakter agronomi yang diamati pada generasi F 5 menunjukkan bahwa bobot 100 butir mempunyai nilai heritabilitas termasuk ke dalam kriteria tinggi yaitu 50,4% (Tabel 3). Besaran nilai heritabilitas yang Volume 15, Nomor 3, September 015 03

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan tinggi mengindikasikan bahwa karakter tersebut diwariskan secara sederhana dan mudah diturunkan kepada keturunannya. Seleksi dapat efektif karena faktor genetik lebih berperan daripada lingkungan dalam pewarisan sifat. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Sa diyah (010) pada tanaman kacang panjang generasi F 4. Karakter bobot 100 butir memiliki nilai heritabilitas tinggi sebesar 80% sehingga seleksi untuk memperoleh genotipe berbiji besar pada generasi selanjutnya relatif mudah diturunkan. Karakter total jumlah polong, jumlah cabang produktif, dan tinggi tanaman memiliki nilai heritabilitas sedang yaitu 4,98%; 9,00%; dan 37,35% (Tabel 3). Hasil penelitian yang sama dilaporkan oleh Hakim (010) yaitu untuk karakter jumlah cabang per tanaman memiliki nilai heritabilitas sedang sebesar 41,0%. Tabel 3. Heritabilitas beberapa karakter agronomi pada populasi F 5 hasil persilangan Wilis x B 3570. Karakter Heritabilitas (H) Kriteria Umur berbunga 0% Rendah Umur panen 0% Rendah Tinggi tanaman 37,35% Sedang Jumlah cabang produktif 9,00% Sedang Total jumlah polong 4,98% Sedang Bobot 100 butir 50,4% Tinggi Bobot biji per tanaman 16,60% Rendah Keterangan : 1. Tinggi apabila nilai H > 50 %;. Sedang apabila nilai H terletak antara 0 50 %; 3. Rendah apabila nilai H < 0 %. (Mangoendidjojo, 003) Pada penelitian ini nilai heritabilitas paling rendah ditunjukkan oleh umur berbunga, umur panen, dan bobot biji per tanaman yaitu 0%; 0%; dan 19,37% (Tabel 3). Heritabilitas rendah mengindikasikan bahwa karakter tersebut diwariskan tidak secara sederhana, melainkan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Susiana (006) bahwa karakter umur berbunga dan umur panen memiliki nilai heritabilitas rendah yaitu 0%. Wirnas (006) menyatakan bahwa karakter bobot biji per tanaman mempunyai nilai heritabilitas yang rendah dibandingkan dengan karakter yang lain pada beberapa populasi kedelai generasi F 6. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hakim (010) pada tanaman kacang hijau bahwa hasil biji per tanaman mempunyai nilai heritabilitas rendah sebesar 19,40%. Pada penelitian initerdapat 8 genotipe yang tumbuh kemudian dipilih sebanyak 6 genotipe. Pemilihan genotipe berdasarkan nilai rerata bobot 100 butir dan bobot biji per tanaman di atas rerata kedua tetuanya. Setiap biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai darikecil (sekitar 7 9 g/100butir), sedang (10 13g/100butir), dan besar (>13g/100butir). Tujuan dilakukannya pemeringkatan adalah untuk mengetahui genotipe-genotipe yang lebih unggul dari seluruh genotipe yang ada. Genotipe 163-1-4 memiliki bobot 100 butir dan bobot biji per tanaman yaitu 14,50 g dan 80,30 g. Jika ditanam kembali pada generasi selanjutnya diharapkan menghasilkan genotipe yang memiliki ukuran biji besar dan berdaya hasil tinggi. Karakter bobot 100 butir memiliki keragaman fenotipe yang luas dan nilai heritabilitas tinggi. Seleksi untuk memperoleh ukuran biji yang besar sesuai dengan minat pasar relatif mudah didapat (Tabel 4). 04 Volume 15, Nomor 3, September 015

Aulia Meydina dkk: Variabilitas Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai... Tabel 4. Nomor-nomor harapan generasi F 5 persilangan Wilis x B 3570 Peringkat Karakter No. Ulangan UB UP TT JCP TJP B.100 B BBT Genotipe (hari) (hari) (cm) (buah) (buah) (gram) (gram) 1 1.163-4 1 39 107 95 4 03 14.5 80,3.130-11 1 39 97 107 7 360 10,6 73,5 3.130-11 39 99 103 11 30 10,6 70,9 4 1.163-15 1 39 107 90 4 3 14, 66,1 5 3.10-1 39 107 93 6 19 16,3 65,4 6 1.163-1 1 39 107 80 6 54 11,9 63,6 7 1.140-15 1 39 107 104 5 18 14,9 63,4 8 1.163-6 1 39 107 87 5 196 15,5 61,3 9 5.181-4 1 38 107 79 6 176 15,8 61, 10 1.140-1 39 100 93 4 183 15,5 60,6 11 4.10-1 3 41 110 85 11 63 13, 58,4 1 5.181-1 39 106 87 6 195 15,3 58 13 4.10-6 3 41 106 85 11 74 11,1 57,3 14 1.163-1 39 107 9 5 51 14, 57,1 15 3.10-11 1 39 107 81 5 199 13,6 56,7 16 5.159-1 39 103 91 9 14 13,5 56,3 17 1.163-16 3 41 113 10 9 71 11, 54,4 18 1.66-15 1 39 107 94 5 185 13,5 53.9 19 1.159-14 39 110 95 10 40 13,9 53,7 0 5.159-3 41 106 85 5 188 14, 51,6 1 1.163-1 3 41 113 100 8 46 11,3 50, 1.163-5 1 39 107 94 3 165 14,8 50 3 5.181-1 1 38 100 89 7 18 14, 49,5 4 1.159-16 39 106 96 5 00 11, 47,6 5 1.140-5 3 41 113 115 9 11 1, 46,1 6 3.10-15 39 99 79 5 145 11, 40,3 Rerata F 5 39,55 106,17 98,74 6,9 165,96 11,49 34,38 Rerata F 5 terpilih 39,38 106,80 93,04 6,58 1,31 14,50 5,85 Rerata Wilis 38,67 97,5 90,19 6,48 185,67 11,00 40,40 Rerata B 3570 39,33 11,88 1,48 9, 8,07 9,49 30,80 Keterangan : UB (umur berbunga); UP (umur panen); TT (tinggi tanaman); JCP (jumlah cabang produktif); TJP (total jumlah polong); B.100 B (bobot 100 butir); dan BBT (bobot biji per tanaman). Nomor-nomor harapan untuk kedelai generasi F 5 hasil persilangan Wilis x B 3570 yang memiliki keunggulan pada bobot 100 butir dan bobot biji per tanaman antara lain genotipe nomor 163-1-4, 130--11, 130--11, 163-1-15, 10-3-, 163-1-1, 140-1-15, 163-1-6, 181-5-4, 140-1-. Keunggulan ini sesuai dengan tingginya bobot biji per tanaman yang berat dan mengacu pada produksi yang tinggi (Tabel 3). KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat diambil kesimpulan bahwa Besaran keragaman fenotipe karakter agronomi kedelai generasi F 5 hasil persilangan Wilis x B 3570 yang luas terdapat pada tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, total jumlah polong, bobot 100 butir, dan bobot biji per tanaman. Karakter umur berbunga dan umur panen memiliki keragaman fenotipe yang sempit. Keragaman genotipe yang sempit terdapat pada karakter umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, total jumlah polong, bobot 100 butir, dan bobot biji per tanaman. Volume 15, Nomor 3, September 015 05

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Besaran nilai heritabilitas karakter agronomi kedelai generasi F 5 hasil persilangan Wilis x B3570 adalah tinggi untuk karakter bobot 100 butir. Nilai heritabilas sedang pada karakter tinggi tanaman, jumah cabang produktif, dan total jumlah polong. Karakter bobot biji per tanaman, umur berbunga, dan umur panen memiliki nilai heritabilitas paling rendah. 3. Nomor-nomor harapan untuk kedelai generasi F 5 hasil persilangan Wilis x B 3570 yang memiliki keunggulan pada bobot 100 butir dan bobot biji per tanaman antara lain genotipe nomor 163-1-4, 130--11, 130--11, 163-1-15, 10-3-, 163-1-1, 140-1-15, 163-1-6, 181-5-4, 140-1-. Keunggulan ini sesuai dengan bobot biji per tanaman yang berat yangakan mengacu pada produksi yang tinggi. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih diucapkan kepada Dr. Ir. Maimun Barmawi, M.S., Dr. Ir. Nyimas Sa diyah, M.P., dan Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S. yang telah mengizinkan penulis untuk ikut serta dalam penelitian ini dan telah mengizinkan penulis menggunakan benih hasil pemuliaan tanaman sebagai bahan penelitian. Terima kasih kepada DIKTI melalui Hibah Strategis Nasional 014 yang telah mendanai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 014. Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (Angka Ramalan I Tahun 014). Berita Resmi Statistik. No.50/07/Th.XVII. Baihaki, A. 000. Teknik Rancangan dan Analisis Penelitian Pemuliaan. Universitas Padjajaran. Bandung. 91 hlm. Crowder, L.V. 1997. Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh L. Kusdiarti. UGM. Yogyakarta. 499 hlm. Fehr, W. R. 1987. Principles of Cultivar Development: Theory and Technique. Macmillan Publishing Company: New York. 536 hlm. Hakim, L. 010. Keragaman genetik, heritabilitas, dan korelasi beberapa karakter agronomi pada galur F hasil persilangan kacang hijau (Vigna radiate (L.) Wilezek). Berita Biologi. 10(1): 3 3. Lindiana. 01. Estimasi parameter genetik karakter agronomi kedelai (Glycine max [L.] Merrill) generasi F hasil persilangan Wilis B 3570. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 54 hlm. Mangoendidjojo, W. 003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta. 18 hlm. Murti, R. H., D. Prajitno, A. Purwantoro, Tamrin. 00. Keragaman genotip salak lokal Sleman. J. Habitat. 8(1): 57 63. Rachmadi, M. 000. Pengantar Pemuliaan Tanaman Membiak Vegetatif. Universitas Padjajaran: Bandung. 159 hlm. Sa diyah, N. 011.Variabilitas genetik, heritabilitas, dan kemajuan genetik frekuensi stomata dan 06 Volume 15, Nomor 3, September 015

Aulia Meydina dkk: Variabilitas Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai... kandungan klorofil beberapa genotipe kedelai generasi F 4. Jurnal Agrotopika. 16(): 80 83. Sa diyah, N., T. R. Basoeki, A. Saputra, Firmansyah, dan S. D. Utomo. 010. Parameter genetik dan korelasi karakter agronomi kacang panjang populasi F 4 persilangan testa coklat x coklat putih. Jurnal Agrotopika. 15(): 3 77. Susiana, E. 006. Pendugaan nilai heritabilitas,variabilitas dan evaluasi kemajuan genetik beberapa karakter agronomi genotipe cabai (Capsicum annuum L.) F 4. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor. 55 hlm. Wahdah, R.1996. Variabilitas dan pewarisan laju akumulasi bahan kering pada biji kedelai. (Disertasi). Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung. 130 hlm. Wantini, L. 013. Keragaman dan heritabilitas karakter agronomi kedelai (Glycine max [L.] Merril) family F 3 hasil persilangan Wilis B 3570. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 55 hlm. Wibowo, C. S. 00. Pendugaan parameter genetik karakter toleran naungan pada generasi F persilangan kedelai (Glycine max [L.] Merr.). (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor. 44 hlm. Wirnas, D., I. Widodo, Sobir, Trikoesoemaningtyas, dan D. Sopandie. 006. Pemilihan karakter agronomi untuk menyusun indeks seleksi pada 11 populasi kedelai generasi F 6. Bul. Agron. 34(1): 19 4. Volume 15, Nomor 3, September 015 07