BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagai materi pelajaran yang akan disajikan ke dalam media pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk randomized pretest-posttest Control Group Design, yaitu desain

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N Laboratorium UPI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu

O 1 X O 2 Keterangan: O 1 : Nilai pretest X : Pembelajaran dengan pendekatan Scientific

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metodekuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka disusun suatu metode penelitian dan desain penelitian, sehingga apa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 MULTIMEDIA PEMBELAJARAN 3.1.1 Tahap Perancangan Tahap perancangan dimulai dengan mempersiapkan pokok bahasan sebagai materi pelajaran yang akan disajikan ke dalam media pembelajaran ini. Adapun Kompetensi Dasar (KD) yang diambil adalah Membuat dokumen pengolah angka sederhana. Materi yang disajikan dalam media ini adalah tentang rumus statistika sederhana dan fungsi logika IF. Pada tahap ini juga dilakukan analisis materi pembelajaran serta pembuatannya mengacu pada indikator materi dan indikator kemampuan komunikasi dan psikomotor yang merupakan topik kajian dalam penelitian ini. Selain itu, alur pembelajaran dalam media ini juga mengadopsi pada tahapan model Quantum Teaching. a. Flowcart Media Pembelajaran Flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan alur sebuah program yang dibuat dari awal hingga akhir. Flowchartyang merupakan alur media pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran A. b. Storyboard Media Pembelajaran 49

Perancangan storyboard media pembelajaran dilakukan berdasarkan kesesuaian kebutuhan dan mempertimbangkan indikator materi, 50

50 indikator intrapersonal intelligences dan kesesuaian keterlaksanaan media. Tampilan storyboard selengkapnya terdapat dalam lampiran 3.1.2 Tahap Produksi Pada tahap produksi inilah aplikasi multimedia pembelajaran dibuat. Dalam prosesnya digunakan program aplikasi Adobe Flash CS3 dengan kombinasi Actionscript 3.0 sebagai program utama pembuatan multimedia pembelajaran. Selain itu digunakan pula program aplikasi Adobe Photoshop 7 dan Camtasia 8.0.2 serta program aplikasi pendukung lainnya. Aplikasi multimedia pembelajaran ini dijalankan secara offline atau tanpa menggunakan koneksi internet 3.2 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode Kuasi Eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan Pre-Experimental Design. Sesuai dengan tujuannya metode kuasi eksperimen yaitu melihat hubungan antar variabel variabel penelitian. Variabel variabel yang dimaksud di sini adalah penggunaan model pembelajaran Multimedia Pembelajaran Model Quantum Teaching dalam pembelajaran TIK sebagai variabel bebas dan kemampuan komunikasi dan psikomotor siswa sebagai variabel terikat. 3.3 DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Pre- Experimental Design. Dalam desain ini masih terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang

51 merupakan hasil dependen tersebut bukan semata mata dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian kali ini, bentuk penelitian yang digunakan adalah One Group Pretes-Posttest Design, karena pada penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok eksperimen tanpa kelompok pembanding. Kelompok eksperimen hanya diberikan pretest sebelum perlakuan untuk mengetahui keadaan awal, kemudian diberikan posttest setelah diadakan perlakuan untuk mengetahui keadaan akhir. Desain penelitian dapat digambarkan seperti berikut : O 1 X O 2 Gambar 3.1 One-Group Pretest Posttest Design Sugiyono (2009 :111) Keterangan : O 1 O 2 X : pre-test : post-test : perlakuan 3.4 VARIABEL PENELITIAN Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 kategori, yaitu variabel bebas independent variable dan variabel terikat dependent variable (Sugiyono, 2011 : 39).

52 a. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penerapan Multimedia Pembelajaran Model Quantum Teaching. Variabel ini dilambangkan sebagai X dalam desain penelitian. b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan komunikasi dan psikomotor pada mata pelajaran TIK. Variabel ini dilambangkan sebagai Y dalam desain penelitian. Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai berikut : Variabel X Multimedia Pembelajaran Model Quantum Teaching Variabel Y Kemampuan komunikasi dan psikomotor siswa Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Hasil pengukuran dari variabel Y berupa kemampuan komunikasi dan psikomotor terhadap mata pelajaran TIK setelah diterapkan Multimedia Pembelajaran Model Quantum Teaching akan dibandingkan berdasarkan kemampuan normal siswa, yakni kelompok atas, tengah, dan bawah untuk melihat dampak dari variabel X. 3.5 POPULASI DAN SAMPEL 3.5.1 Populasi Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

53 dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Peneliti mengambil populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung. 3.5.2 Sampel Dalam penelitian kali ini sampel yang digunakan adalah kelas VIII-D yang merupakan bagian dari populasi. Untuk menentukan sampel yang digunakan pada penelitian ini, menggunakan metode Sampling Purposive karena sampel yang ditentukan atas pertimbangan tertentu. Alasan menggunakan metode tersebut, karena sekolah tidak memungkinkan mengadakan pemilihan sampel secara acak/random sampling. Sampling Purposive merupakan bagian dari jenis Non Probability Sampling, dimana jenis ini tidak memberikan peluang yang sama untuk setiap unsur atau anggota populasi untuk dijadikan sampel. Untuk kemudian sampel dibagi ke dalam 3 kelompok yakni kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah. Hal ini dikarenakan adanya kemampuan yang tidak merata di dalam satu kelas tersebut. Pengelompokan kelas didasarkan atas analisis kemampuan komunikasi dan psikomotor siswa pada mata pelajaran TIK di semester sebelumnya. Kriteria pengelempokan sebagai berikut : a. Kelompok A (atas) merupakan kelompok siswa yang memiliki nilai murni lebih dari rata-rata ( ditambah simpangan baku (s). b. Kelompok B (tengah) merupakan kelompok siswa yang memiliki nilai murni diantara rata-rata ( ditambah simpangan baku (s) dan rata-rata ( dikurangi simpangan baku (s).

54 c. Kelompok C (bawah) merupakan kelompok siswa yang memiliki nilai murni dibawah rata-rata ( dikurangi simpangan baku (s). 3.6 INSTRUMEN Instrumen penelitian merupakan salah satu faktor keberhasilan penelitian. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana perbedaan hasil belajar yang terjadi ketika sebelum diberikan perlakuan dan setelah dilakukan perlakuan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini : 3.6.1 Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Selain komputer sebagai alat praktikum dalam pembelajaran pengolah angka sederhana, penelitian kali ini menggunakan multimedia pembelajaran. Dalam multimedia ini terdapat materi pembelajaran yang harus dimengerti oleh siswa serta sebuah evaluasi di akhir materi. Alur multimedia dibuat sesuai dengan tahapan model Quantum Teaching. Sehingga multimedia ini dapat dioperasikan sendiri oleh siswa. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, peniliti bertugas membimbing dan mengarahkan siswa saat mengoperasikan multimedia, khusunya dalam tahapan model Quantum Teaching yang tidak terdapat dalam media yang digunakan. Tahapan Quantum Teaching yang tidak terdapat pada media yaitu dua tahap terakhir, yaitu Ulangi, dan Rayakan.

55 3.6.2 Instrumen Tes a. Soal Kemampuan Komunikasi Soal kemampuan komunikasi dalam bentuk uraian digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi tulisan siswa yang meliputi kemampuan membaca gambar, grafik, dan tabel yang dikaitkan dalam konteks pembelajaran program aplikasi pengolah angka. Soal terdiri dari lima butir. b. Soal Kemampuan Psikomotor Soal kemampuan psikomotor dalam bentuk soal praktikum untuk mengetahui keemampuan siswa dalam mengerjakan soal dalam bentuk praktikum sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada soal. Soal terdiri dari dua butir, namun memiliki beberapa sub indikator pada setiap soalnya. Rincian kisi kisi soal kemampuan komunikasi dan psikomotor terdapat pada bagian lampiran. Sebelum itu perlu adanya pengujian terhadap soal yang akan dijadikan instrumen. Perlu dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran. 3.6.3 Instrumen Non Tes a. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan lembar pengamatan untuk siswa, guru dan proses pembelajaran selama pembelajaran berlangsung. Manfaat dari lembar observasi adalah mengetahui hal hal yang tidak dapat diamati oleh peneliti dalam pelaksanaan evaluasi selama proses pembelajaran

56 berlangsung. Observasi dilakukan pada kelas yang menggunakan multimedia pembelajaran model quantum teaching. b. Angket Angket berisi daftar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang ditetapkan. Angket diisi siswa setelah semua tahap dilaksanakan. Angket pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran TIK menggunakan multimedia pembelajaran model quantum teaching. 3.7 PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN Alat evaluasi yang baik harus memperhatikan beberapa kriteria seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. (Arikunto,2003). Oleh karena itu perlu ada pengujian instrumen yang dilakukan sebelum diujikan dalam penelitian. Pengujian instrumen dilakukan kepada kelompok siswa diluar sampel, untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda pada instrumen yang akan digunakan oleh sampel penelitian. 3.7.1 Validitas Validitas yang digunakan dalam pengujian instrumen ini adalah validitas empiris. Istilah validitas empiris memuat kata empiris yang artinya pengalaman. Menurut Arikunto (2005) Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila telah diuji dari pengalaman. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity), sesuai dengan pendapat Arikunto (2005) Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur

57 tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Cara mengetahui validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini, dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson (Suherman,2003:120), adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product momen, sebagai berikut ( ( ( { ( } { ( } Keterangan : r XY N X Y = validitas satu butir soal = banyaknya peserta tes = nilai satu butir soal = nilai total Interpretasi validitas butir soal yang lebih rinci mengenai nilai r XY tersebut dibagi ke dalam kategori sebagai berikut ini menurut Guilford (Suherman,2003) Tabel 3.1 Klasifikasi Validitas Soal Uraian Koefisien Validitas Kriteria 0,90 < r XY 1,00 Validitas sangat tinggi 0,70 < r XY 0,90 Validitas tinggi 0,40 < r XY 0,70 Validitas sedang 0,20 < r XY 0,40 Validitas rendah 0,00 < r XY 0,20 Validitas sangat rendah r XY 0,00 Tidak Valid Berdasarkan tabel kriteria inilah tingkat validitas instrumen penelitian dapat diketahui.

58 3.7.2 Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh gambaran keajegan suatu instrumen penelititan yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Seandainya terjadi perubahan hasil, perubahan itu dapat dikatakan tidak berarti (Arikunto, 2005). Perhitungan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment Pearson, yaitu sebagai berikut: ( ( ( ( )( ( ) (Suherman, 2003) Keterangan : = reliabilitas instrumen N = banyaknya butir soal X 1 X 2 = total skor ganjil = total skor genap Untuk mencari realibilitas seluruh tes, digunakan rumus Spearman-Brown yang pada prinsipnya adalah menghitung koefisien korelasi diantara kedua belah koefisien yaitu sebagai berikut: ( ) (Arikunto, 2005) Keterangan : = reliabilitas seluruh instrumen

59 = koefisien validitas butir item soal Untuk mengetahui interpretasi mengenai besarnya reliabilitas suatu tes maka digunakan rentang sebagai berikut : Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Uraian Koefisien Reliabilitas Interpretasi 0,80 < r11 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r11 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < r11 0,60 Reliabilitas cukup 0,20 < r11 0,40 Reliabilitas rendah 0,00 < r11 0,20 Reliabilitas sangat rendah (Arikunto,2005) 3.7.3 Tingkat Kesukaran Soal tes yang baik harus memiliki kriteria tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Berikut merupakan rumus untuk mencari nilai dari indeks kesukaran : Di mana : (Suherman, 2003) IK SMI = indeks kesukaran = rata-rata skor tiap butir soal = skor maksimal ideal Kriteria indeks kesukaran yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh dari soal tersebut semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks kesukaran semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran yang dipakai sebagai berikut :

60 3.7.4 Daya Pembeda Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kesukaran Uraian Koefisien Indeks Kesukaran Kriteria P = 0,00 Terlalu Sukar 0,00 < P 0,30 Sukar 0,30 < P 0,70 Sedang 0,70 < P 1,00 Mudah P = 1,00 Terlalu Mudah (Suherman, 2003 : 213) Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2005). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal terbalik menunjukkan kualitas testee. Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: (Suherman,2003) Di mana : DP = Daya Pembeda = Rata-Rata Kelompok Atas = Rata-Rata Kelompok Bawah SMI = Skor Maksimal Ideal Setelah indeks daya pembeda didapatkan, maka harga terebut diinterpretasikan pada kriteria indeks daya pembeda (Suherman, 2003) :

61 Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Uraian Koefisien Daya Pembeda Kriteria 0,70 < D 1,00 Sangat Baik 0,40 < D 0,70 Baik 0,20 < D 0,40 Cukup 0,00 < D 0,20 Jelek D 0,00 Sangat Jelek 3.8 TEKNIK ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analis data pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan posttest kemampuan komunikasi dan psikomotor siswa dari dua kelas, sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi dan hasil angket siswa. Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan pengolahan dan analisis data-data tersebut untuk kemudian menguji kebenaran hipotesis. 3.8.1 Pengolahan Data Tes Data yang diolah merupakan data yang berupa nilai tes kemampuan komunikasi dan tes kemampuan psikomotor. Yaitu merupakan nilai tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) setelah pembelajaran. Kemudian diukur peningkatannya (gain). a. Penyekoran Soal Uraian Skor untuk soal uraian / essay diadaptasu dari Generic Mathematics Scaring Rubric-Special Review High School Proficiency Assesment New Jersey Department of Education.

62 Tabel 3.5 Pedoman Penyekoran Soal Uraian Respon Siswa Terhadap Soal - Siswa melaksanakan prosedur sebagaimana seharusnya dan memberikan semua respon pada semua hal yang menjadi bagian dari persoalan - Respon dan penjelasan yang diberikan jelas dan efektif (sesuai dengan apa yang ditanyakan), sehingga tidak perlu diadakan pengujian kembali terhadap jawaban yang diberikan - Kalaupun ada kesalahan, hal tersebut hanyalah kesalahan sederhana yang tidak mengubah esensi dari jawaban yang seharusnya atau tidak melingkupi konsep-konsep yang esensial. - Siswa melaksanakan hampir semua prosedur yang dianjurkan dan memberikan respon yang relevan pada beberapa bagian pertanyaan. - Kurang jelas dalam merespon pertanyaan dan memberikan jawaban. - Terdapat kesalahan kecil pada konsep yang esensial - Respon terhadap prosedur yang diberikan tidak sempurna, bahkan terdapat kesalahan yang fatal dalam jawabannya. - Penjelasan tidak sempurna dan tidak jelas sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai jawaban yang diberikan - Respon menunjukkan ketidakpahaman siswa terhadap konsep yang diberikan - Ditemukan banyak kesalahan dalam pengerjaan soal. - Tidak ada penjelasan terhadap jawaban atau respon yang diberikan - Siswa tidak memberikan jawaban Nilai 3 2 1 0 b. Analisis Indeks Gain Analisis gain dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi dan psikomotor siswa setelah dilakukan pembelajaran TIK dengan menggunakan metode Multimedia Pembelajaran Model Quantum Teaching dan kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Analisis data gain dilihat dari pretest dan posttest kedua

63 kelompok tersebut. Meltzer (2002) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut indeks gain yang dirumuskan sebagai berikut : Hasil perhitungan tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan gain ternormalisasi menurut klasifikasi Meltzer (2002) sebagai berikut : Tabel 3.6 Kriteria Indeks Gain Nilai Interpretasi 0,7< 1 Tinggi 0,3 0,7 Sedang 0 < 0,3 Rendah c. Uji Anova Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Anova (analysis of variance). Anova merupakan suatu cara untuk melihat perbedaan rerata melalui pengetasan variansinya. Adapun yang dibandingkan dalam uji hipotesis ini adalah gain ternormalisasi. Sebelum melakukan perhitungan Anova, data yang ada dibagi kedalam 3 kelompok, kelompok A (atas), kelompok B (tengah), kelompok C (bawah) berdasarkan analisis nilai murni mata pelajaran TIK pada semester sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut : a. Kelompok A (atas) merupakan kelompok siswa yang memiliki nilai murni lebih dari rata-rata ( ditambah simpangan baku (s).

64 b. Kelompok B (tengah) merupakan kelompok siswa yang memiliki nilai murni diantara rata-rata ( ditambah simpangan baku (s) dan rata-rata ( dikurangi simpangan baku (s). c. Kelompok C (tengah) merupakan kelompok siswa yang memiliki nilai murni dibawah rata-rata ( dikurangi simpangan baku (s). Untuk melakukan uji Anova tidak perlu dilakukan perhitungan normalitas terlebih dahulu. Russefendi (1993:369) menyatakan bahwa pengujian normalitas merupakan uji prasyarat bagi uji-t dalam melihat perbedaan rerata, untuk skripsi biasanya tidak dilakukan. Jenis Anova yang digunakan dalam penelitian ini adalah Anova satu jalur, karena hanya mempertimbangkan satu varians saja, yakni peningkatan kemampuan komunikasi dan psikomotor siswa. Perbedaan rerata dengan Anova dapat ditulis sebagai berikut : (Russefendi, 1993 : 412) Keterangan : RJK : variansi antar kelompok (rerata jumlah kuadrat antar) RJK : variansi kekeliruan pemilihan sampel (rerata jumlah kuadrat inter) Dimana :

65 Keterangan : J : jumlah seluruh data N : banyak data K : banyak kelompok n j : banyak anggota kelompok-j J i : jumlah data dalam kelompok-j Tabel 3.7 Rancangan Anova Kemampuan Awal Metode Atas QT A Tengah QT T Bawah QT B Hipotesis uji Anova : H 0 : tidak terjadi peningkatan kemampuan komunikasi dan psikomotor yang signifikan pada siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diterapkan Multimedia Pembelajaran Model Quantum Teaching H 1 : terjadi peningkatan kemampuan komunikasi dan psikomotor yang signifikan pada siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diterapkan Multimedia Pembelajaran Model Quantum Teaching Pengujian hipotesa dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05 (dengan harapan kebenaran data mencapai 95%) dengan kriteria : F hitung F tabel, maka H 0 diterima H 1 ditolak F hitung F tabel, maka H 1 diterima H 0 ditolak

66 3.8.2 Pengolahan Data Non Tes a. Lembar Observasi Data hasil observasi dianalisis seperti hal hal apa saja yang tidak dilakukan dan saran yang diberikan oleh observer. Untuk menghitung lembar observasi digunakan penilaian menggunakan skala Gutman. Skala pengukuran tipe ini, terdapat jawaban Ya atau Tidak, Benar atau Salah, Pernah atau Tidak Pernah, Negatif atau Positif dan lain- lain (Sugiyono 2011). Data diperoleh dapat berupa data dua alternatif. Skala ini digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tergas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Jawaban dibuat dengan skor tertinggi 1 (satu) dan terendah 0 (nol). Untuk mengubahnya ke dalam taksiran presentase digunakan rumus sebagai berikut : Hasil perhitungan tersebut dapat diinterprestasikan menggunakan tabel berikut : Tabel 3.8 Skala Kategori Hasil Observasi Presentase Kategori 80% < S 100% Sangat Baik 60% < S 80% Baik 40% < S 60% Cukup 20% < S 40% Kurang S 20% Sangat Kurang

67 b. Angket Hasil data angket diolah untuk mengetahui respon siswa mengenai pembelajaran metode quantum teaching. Data yang diperoleh dari angket menggunakan skala Likert.Derajat penilaian siswa terbagi dalam lima kategori, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS),Sangat Tidak Setuju Sekalai (STSS). Kemudian, skala kualitatif tersebut diterjemahkan ke dalam skala kuantitatif (Suherman,2003): a. Untuk jawaban yang pernyataan yang bersifat positif. Jawaban SS diberi skor 5, S diberi skor 4, TS diberi skor 3, STS diberi skor 2, dan STSS diberi skor 1. b. Untuk jawaban yang pernyataan yang bersifat negatif. Jawaban SS diberi skor 1, S diberi skor 2, TS diberi skor 3, STS diberi skor 4, dan STSS diberi skor 5. Kemudian, untuk mengukur data yang telah diperoleh menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : P : presentase jawaban f : frekuensi jawaban n : banyaknya responden Setelah dianalisis dilakukan, jawaban kemudian diinterprestasikan ke dalam kategori presentase. Kemudian di deskripsikan sesuai hasil

68 yang didapat sehingga diketahui apakah siswa merespon pembelajaran TIK menggunakan Quantum Teaching dengan baik atau sebaliknya. Tabel 3.9 Kategori Prosentase Hasil Jawaban Angket 3.9 PROSEDUR PENELITIAN (Hartati, 2010) Prosedur penelitian yang akan dibahas pada sub bab ini adalah tahapan - tahapan dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Mulai dari tahap persiapan,tahap pelaksanaan, dan tahap akhir dari penelitian yang akan dilaksanakan. 3.9.1 Tahap Persiapan Prosentase Kategori P = 0 Tak seorang pun 0 < P < 25 Sebagian Kecil 25 P < 50 Hampir Setengahnya P = 50 Setengahnya 50 < P < 75 Sebagian Besar 75 P < 100 Hampir Seluruhnya P = 100 Seluruhnya Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini antara lain : 1. Studi literature berarti kegiatan yang pencarian informasi informasi penting tentang model pembelajaran Quantum Teaching. Dan mempelajari model pembelajaran tersebut agar nantinya dapat digunakan sebagai sarana untuk dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan psikomotor siswa dalam diskusi.

69 2. Studi lapangan yaitu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data yang menggambarkan tentang suatu masalah keadaan dan gejala di lapangan. 3. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian 4. Menyusun instrumen pembelajaran, berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), media pembelajaran (multimedia interaktif), angket, lembar observasi, soal pretest dan posttest. 5. Sebelum tes diadakan, kelayakan instrumen diteliti dan divalidasi terlebih dahulu oleh satu dosen selain dosen pembimbing dan kepada guru pengajar TIK. 6. Melakukan perbaikan instrumen jika ada instrumen yang dinilai kurang layak. 7. Melakukan uji coba instrumen, berupa soal uraian, soal praktikum, uji coba istrumen dilakukan di SMP Negeri 10 Bandung kelas IX C, dengan jumlah siswa 41 orang. 8. Menganalisa hasil uji instrumen, berupa validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 9. Menentukan sekolah yang dijadikan tempat penelitian 10. Mengurus perizinan untuk melaksanakan penelitian di sekolah. 11. Menentukan waktu penelitian dan penyesuaian materi ajar, serta mengetahui kondisi kelas dengan menghubungi kepala sekolah, pembantu kepala sekolah, bagian kurikulum, dan guru mata pelajaran TIK.

70 12. Pemilihan sampel kelas. 3.9.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian dilakukan di SMP Negeri 10 Bandung, kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian terbagi menjadi beberapa kegiatan : 1. Melakukan pretest di awal pembelajaran, bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan. 2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pembelajaran dilakukan di laboratorium komputer. 3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran model Quantum Teaching disesuaikan dengan indikator-indikator kemampuan komunikasi dan psikomotornya. Keenam tahapan tersebut secara umum dapat dipaparkan sebagai berikut : a. Tumbuhkan, Pada tahapan ini siswa diberikan sebuah rangsangan minat awal untuk mempelajari materi yang akan diberikan. Pemberian rangsangan ini dilakukan dengan cara meberitahukan apa manfaat yang akan didapatkan setelah mempelajari materi ini. b. Alami Pada tahapan ini siswa diberikan sebuah sugesti positif bahwa tidak ada materi yang sulit. Pemberian sugesti ini dilakukan dengan cara memberikan kaitan materi yang diajarkan dengan contoh yang dapat dilakukan pada kegiatan sehari-hari.

71 c. Namai Pada tahapan ini siswa dibimbing untuk dapat mengingat materi yang diberikan, caranya dengan menamai materi dengan nama yang mudah diingat. Hal ini bertujuan agar siswa mampu mengingat lebih lama, dan menghindari penghafalan materi, melainkan pemahaman terhadap materi. d. Demonstrasikan Merupakan tahapan dimana siswa diberikan sebuah demonstrasi melalui tayangan pada media. e. Ulangi Siswa diminta melakukan pengulangan, dengan cara memberikan soal dan menjawabnya di komputer mereka masing-masing. f. Rayakan Jika sebuah materi layak untuk dipelajari, maka setiap pencapaian layak pula untuk dirayakan. Perayaan ini dilakukan dengan cara tepuk tangan dan berteriak aku berhasil di dalam kelas bersamasama. 4. Melakukan evaluasi pembelajaran (posttest) untuk mengetahui peningkatan kemamampuan komunikasi dan psikomotor siswa. 3.9.3 Tahap Akhir Langkah langkah yang dilakukan pada tahap akhir penelitian :

72 1. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaan multimedia pembelajaran model Quantum Teaching. 2. Tahap analisis hasil data hasil dilakukan untuk membandingkan data hasil pretest sebelum diberikan perlakuan dengan data hasil posttest setelah dilakukan perlakuan. 3. Uji hipotesis dilakukan untuk penarikan kesimpulan, menolak atau menerima hasil hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. 4. Menyimpulkan hasil kesimpulan penelitian berdasarkan hasil uji hipotesis, apakah H 0 diterima atau ditolak.