BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Terutama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

Oleh : RIGI RAMDANI J

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotive),

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk hidup sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mewujudkan pembangunan nasional bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala

Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya dinamakan range of motion (ROM) Untuk mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CALCANEUS SPUR SINISTRA DENGAN MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN MASSAGE DI RSAL DR.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

Di susun oleh : ARFIAN EKA NUGRAHA J

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap mahluk hidup secara sosial dan ekonomi. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit baik fisik, mental dan sosial. Dari pengertian tersebut kita memerlukan suatu kesehatan yang optimal dengan upaya meningkatkan derajat kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Terutama pada saat melakukan aktivitas fungsional sehari-hari, untuk pengembangan status kesehatan akibat cedera atau kehilangan fungsi tubuh, agar dapat meningkatkan sumber daya manusian maka harus ada penyembuhan dan pemulihan kesehatan. TNI adalah aparatur Negara yang bertugas untuk mempertahankan dan melindungi Negara. Mereka memiliki resiko cedera cukup tinggi, baik cedera ringan maupun cedera berat, dan dapat juga menimbulkan suatu kecacatan atau kematian yang terjadi pada saat latihan atau pada saat di medan tempur. Cedera dapat berupa luka tembak atau fraktur, apabila tidak ditangani dengan benar dapat mengakibatkan amputasi. Amputasi adalah suatu tindakan pembedahan dengan jalan melakukan pemotongan sebagian atau salah satu anggota tubuh, setelah usaha pengobatan yang diberikan tidak bisa menolong untuk kesembuhan. Amputasi dapat diartikan Amputasi berasal dari kata Amputare yang kurang lebih dapat 1

2 diartikan pancung. Amputasi dapat diartikan tindakan memisahkan bagian tubuh atau seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh seperti sistem integumen, sistem persyarafan, sistem muskuloskeletal dan sisten cardiovaskuler. Labih lanjut ia dapat menimbulkan masalah psikologis bagi klien atau keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan produktifitas. ( Barbara,2004) Pada amputasi femur akan mengakibatkan adanya gangguan penurunan kekuatan otot, atropi, kontraktur otot sendi hip dan keseimbangan. Untuk pengembalikan aktivitas fungsionalnya maka harus melakukan latihan penguatan otot dan keseimbangan untuk meningkatkan kemampuan keseimbangan dalam pemakaian prothese dalam melakukan aktifitas fungsional. Oedema adalah penumpukan cairan yang berlebihan dalam jaringan diakibatkan adanya peningkatan perneabilitas kapiler, berkurangnya protein plasma, peningkatan tekanan hidrostatik dan obstruksi limpa, sehingga sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Oedema menunjukkan adanya cairan berlebihan pada jaringan tubuh. Pada banyak keadaan, edema terutama terjadi pada kompartemen cairan ekstraselular, tapi juga dapat melibatkan cairan intracellular. (Guyton, 2010)

3 Phantom sensation adalah suatu keadaan dimana penderita amputasi masih merasakan adanya bagian yang telah diamputasi. Perasaan ini akan hilang setelah penderita menjadi terbiasa mengunakan prothese. (Reksoprodjo,1995) Phantom pain adalah adanya neuropatik pain pada luka, rasa sakit, nyeri, gatal atau sensasi lainnya yang dirasakan pada bagian tubuh yang diamputasi dan seolah-olah bagian tubuh tersebut masih ada, khususnya dalam rasa nyeri yang timbul pada penderita amputasi merupakan perpaduan antara rasa cemas (anxiety) dengan rasa nyeri itu sendiri.(reksoprodjo, 1995) Atropi otot merupakan masalah yang disebabkan kurang atau tidak adanya aktifitas kerja yang dapat mengakibatkan penurunan tonus otot. Atrofi merupakan pengurangan ukuran yang disebabkan oleh mengecilnya ukuran sel atau mengecilnya/berkurangnya (k adang-kadang dan biasa disebut atrofi numerik) sel parenkim dalam organ tubuh. (Syhrin, 2008) Kontraktur atau kekakuan sendi, kontraktur hip dengan iliopsoas akan tertarik sehingga terjadi kontraktur spesifik, yang sering dijumpai adalah flexion kontraktur, karena adanya kelemaan otot adductor femur, guadriceps femur. Kontraktur sendi dapat terjadi kombinasi adanya atropi, penurunan kekuatan otot dan adanya keterbatasan gerak sendi. External rotasi adalah suatu rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar keluar. External rotasi juga merupakan suatu rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-putar kedalam ROM external rotasi biasanya lebih besar daripada internal rotasi Internal rotasi adalah gerak rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar kedalam. Internal rotasi juga merupakan gerak rotasi

4 femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-putar keluar ROM internal dan external rotasi dipengaruhi oleh derajat torsi femoral (terputarnya femur pada axis longitudinal sehingga salah satu ujungnya berotasi kedalam terhadap ujung lainnya. Prothese adalah suatu alat yang terbuat dari titanium atau kayu yang dibuat meyerupai anggota tubuh yang diamputasi, atau dapat diartikan Prothese adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sejauh mungkin fungsi anggota tubuh atau bagian ektrimitas yang hilang. (Leong and Jupiter, 2007). Strengthening adalah latihan yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot, ketahanan otot stump atau putung dalam pemakaian prothese. Strengthening adalah kemampuan manusia untuk mengerahkan kekuatan fisik dan diukur sebagai kekuatan maksimum satu dapat mengerahkan dalam kontraksi sukarela tunggal maksimal. (Kumar,2004) Standing balannce adalah kemamapuan untuk mempertahankan tubuh dalam keseimbangan dengan gravitasi ( atau kemampuan mempertahankan pusat masa tubuh / the center of body mass pada bidang tumpu ) baik secara static ( saat stasionary ) maupun dynamic ( ketika bergerak ). Kemamapuan mempertahankan posisi tertentu seperti duduk ke berdiri, berdiri dengan kaki satu dan bergerak tanpa terjatuh akan mengikutkan, gerakan seluruh otot tubuh secara merata untuk mensuppot masa tubuh melawan gravitasi sehingga tidak jatuh ( tetap seimbang ), k ontrol segmen tubuh yang berhubungan antar segmen, control body aligament yang berhubungan dengan lingkungan

5 dimana COG ( central of gravity) harus terjaga dan dipertahankan antar limit stabilitas. (Kisner dan Colby, 2007). Fisioterapi berperan penting untuk mengatasi permasalahan keseimbangan dengan cara penambahan latihan strengthening pada pelatihan standing balance dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan dalam pemakaian prothese kasus paska amputasi 1/3 distal femur. Sesuai dengan peran Fisioterapi menurut KEPMENKES NO 517/MENKES/SK/VI/2008 tentang standar pelayanan fisioterapi bahwa, Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditunjukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatkan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutik, mekanik), pelatihan fungsi komunikasi. Fisioterapi dalam melaksanakan praktek fisioterapi berwenang untuk melakukan proses terapi yang terdiri dari anamnesa fisioterapi, diagnosa fisioterapi, perencanaan fisioterapi, intervensi fisioterapi, evaluasi/re-evaluasi yang semuanya itu merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Dari pernyataan diatas maka peran fisioterapi sangat besar dalam penanganan keseimbangan pada paska amputasi 1/3 distal femur. Untuk menangani keseimbangan akibat paska amputasi 1/3 distal femur bisa memberikan intervensi berupa terapi latihan standing balance dan latihan stengthening.

6 Bentuk penanganan fisioterapi yang bisa diberikan pada kondisi paska amputasi 1/3 distal femur dengan penambahan latihan strengthening dan latihan standing balance. Target utama pada latihan standing balance adalah kemampuan mempertahankan posisi tertentu seperti duduk ke berdiri dan bergerak tanpa terjatuh. Standing balance akan mengikutkan gerak seluruh otot tubuh secara merata untuk mensupport masa tubuh melawan gavitasi sehingga tidak jatuh (tetap seimbang). Kontrol segmen tu buh yang berhubungan antar segmen. Kontrol body alignment yang berhubungan dengan lingkungan dimana COG (central of grafity) harus terjaga dan dipertahankan antara limit stabilitas. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin meneliti dan mengetahui serta membandingkan apakah dengan penambahan terapi latihan strengthening pada pelatihan standing balance yang umumnya dilakukan dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan dalam pemakaian prothese paska amputasi 1/3 distal femur. B. Identifikasi masalah Amputasi 1/3 distal femur merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai, salah satu penyebabnya adalah trauma karena cedera, baik cedera akibat luka tembak, gangguan pembuluh darah, tumor dan kelainan kongenital yang tidak bisa disembuhkan lagi kecuali dengan melakukan pemotongan sebagian tubuh. Adapun dengan dilakukannya amputasi 1/3 distal femur, maka akan timbul masalah kelemahan otot, atropi, keterbatasan ROM, kontraktur hip, internal rotasi hip, eksternal rotasi hip dan keseimbangan, yang mengganggu aktivitas fungsional sehari-hari untuk berjalan.

7 Untuk menentukan diagnosa yang tepat pada kasus ini, maka diperlukan suatu anamnese yang tepat sehingga didapat diagnosa yang tepat. Pemeriksaan lain dilakukan tes propokasi berdiri dengan tungkai sebelah, maka akan terlihat keseimbangannya tidak sempurna. Hal ini penting untuk menentukan jenis intervensi yang akan diberikan supaya hasil yang diharapkan bisa maksimal. Selain itu melakukan evaluasi ulang sangat penting serta melakukan pencacatan sebagai bahan dokumentasi yang dibutuhkan untuk tindakan selanjutnya. Setelah diagnosa yang didapat adalah paska amputasi 1/3 distal femur, maka fisioterapi melakukan perencanaan terapi sesuai dengan permasalahan yang didapat. Untuk menangani keseimbangan perlu diberikan terapi latihan standing balance dan latihan strengthening. C. Rumusan masalah Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang akan diteliti yaitu: 1. Apakah latihan standing balance dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan dalam pemakaian protese paska amputasi 1/3 distal femur? 2. Apakah penambahan latihan strengthening pada latihan standing balance dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan dalam pemakaian prothese paska amputasi 1/3 distal femur? 3. Apakah penambahan latihan strengthening lebih baik dari pada latihan standing balance dalam meningkatkan kemampuan keseimbangan dalam pemakaian prothese paska amputasi 1/3 distal femur

8 D. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui penambahan latihan strengthening pada pelatihan standing balance dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan lebih baik dalam pemakaian prothese kasus paska amputasi 1/3 distal femur. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui latihan standing balance dalam meningkatkan kemampuan keseimbangan dalam pemakaian prothese kasus paska amputasi 1/3 distal femur. b. Untuk mengetahui kombinasi latihan strengthening pada latihan standing balance dalam meningkatkan kemampuan keseimbangan lebih baik dalam pemakaian prothese kasus paska amputasi 1/3 distal femur. E. Manfaat penelitian 1. Bagi institusi pendidikan Sebagai referensi tambahan untuk mengetahui penambahan latihan strengthening pada standing balance pelatihan dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan lebih baik dalam pemakaian prothese kasus paska amputasi 1/3 distal femur. 2. Bagi insitusi pelayanan fisioterapi Untuk dapat memberikan wawasan bagi fisoterapi akan intervensi yang sama, efisien dan efektif pada pemberian intervensi pasien yang diterapkan dalam praktek klinis. Penelitian ini menjadi bahan masukan bagi fisioterapi dalam menagani paska amputasi 1/3 distal femur

9 3. Bagi peneliti Untuk membuktikan apakah ada perbedaan penambahan latihan strengthening terhadap peningkatan kemampuan keseimbangan dalam pemakaian prothese kasus paska amputasi 1/3 distal femur.