ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR (FCD 60)

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Material Sprocket

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

PENGARUH TYPE PENGERASAN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, KEDALAMAN DIFUSI DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH (MILD STEEL) YANG TELAH DIKARBURISASI

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

STUDI PENINGKATAN SIFAT MEKANIS SPROKET IMITASI SUPRA 125 DENGAN SISTIM PACK KARBURISING

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

ANALISIS KETAHANAN SAMBUNGAN KELING PADA ALUMUNIUM 2024 DENGAN KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STUKTUR MIKRO MATERIAL S45C DAN SS400 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT POTONG KULIT SEPATU

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH WAKTU TAHAN HOT DIP GALVANIZED TERHADAP SIFAT MEKANIK, TEBAL LAPISAN, DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

PENGARUH HEAT TREATMENT

PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus sampai bulan Oktober 2012.

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena logam mempunyai kelebihan dari usur-unsur yang. mempunyai sifat-sifat khusus seprti ulet, dapat menghantarkan panas

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

PENYESUAIAN TOOL DIES EVO 023 W12 PADA MESIN BENDING UNTUK UKURAN 25 MM MENJADI 20 MM ABSTRAK

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

BAB IV HASIL PENELITIAN

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

Available online at Website

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

BAB IV HASIL PENELITIAN

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

MODIFIKASI MESIN FLAME HARDENING SISTEM PENCEKAMAN BENDA KERJA SECARA VERTIKAL PADA BAJA S45C

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

PENGARUH PROSENTASE KARBON PADA BAJA KARBON PROSES ELECTROPLATING TEMBAGA

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

III. METODOLOGI. ini dibentuk menjadi spesimen kekerasan, spesimen uji tarik dan struktur mikro.

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN

KIMIA FISIKA (Kode : F-06)

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

STUDI PENGARUH BESARNYA ARUS LISTRIK TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON RENDAH JENIS SB 46

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

Transkripsi:

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA Ir. H. Sulaeman S 1. M. Ali Kharakan 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University Muhammadiyah Jakarta, Jalan Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510, Tlp 021-4244016,4256024, email : SulaemanS@yahoo.com ABSTRAK Kehidupan modern tidak terlepas dari industri elektroplating. Berbagai barang perhiasan, komponen sepeda motor, mobil dan peralatan pabrik memerlukan sentuhan akhir melalui teknologi lapis listrik elektroplating. Pelapisan ditujukan untuk memperbaiki permukaan benda sehingga lebih cemerlang, mengkilap, tahan terhadap korosi dan permukaan benda menjadi lebih keras. Logam yang dilapisi adalah plat SPCC yang pada pengaplikasiannya digunakan untuk Link engine hanger pada motor Honda Vario. Sebelum dilakukannya proses pelapisan, material mengalami proses penyambungan logam (welding). Pengujian ini menggunakan spesimen berupa plat SPCC yang berrjumlah 3 buah. Dalam pelaksanaan pelapisan elektroplating menggunakan variasi perlakuan terhadap material, yaitu dengan Non Heat Treatment, Heat Treatment dengan Quenching Air, dan Heat Treatment dengan Annealing Udara. Heat Tretment ditujukan untuk memperoleh sifat-sifat yang sesuai dengan penggunaannya, khususnya untuk mendapatkan kekuatan, struktur mikro dan sifat liat yang diperlukan. Temperatur pemanasan yang diberikan adalah 800 o C dengan waktu tahan selama 5 menit setiap sampel yang di berikan perlakuan panas kemudian di dinginkan dengan media pendingin air dan pendingin udara. Benda uji dilakukan pengujian komposisi kimia, ketahanan korosi, struktur mikro dan pengujian ketebalan lapisan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan korosi baja karbon rendah, ketebalan lapisan lapisan Zinc Plating. Kata kunci : Heat Treatment, Zinc plating, korosi, Link Engine Hanger 1. PENDAHULUAN Berbagai barang logam dibuat, dibentuk, dicetak sehingga jadilah wujud akhir seperti yang dikehendaki, baik spare part, hasil produksi komponen sepeda motor, mobil, peralatan rumah tangga dan peralatan pabrik. Setelah itu diperlukan tahap perampungan, penyelesaian (finishing). Finishing bermacam-macam. Ada yang sekedar dipoles agar halus dan mengkilat, dapat pula dilapisi logam lain agar sifatnya berubah, dapat dicat atau dipernis, dilapisi keramik atau enamel, ada pula yang pelepisannya dari turunan substratnya sendiri misalnya dalam bentuk oksidanya, penghitaman baja, anodisasi dan sebagainya. Untuk itu diadakan penelitian pada permukaan Link Engine Hanger dimana sebelumnya pada benda uji diperlakukan heat treatment dan non heat treatment. Hasil pengujian ketebalan lapisan, ketahanan korosi dengan metode salt spray, hasil foto mikro dan makro setelah proses plating yang dengan perlakuan panas dan tanpa perlakuan panas yang diberikan sebelum proses elektroplating. Dari ketiga pengujian tersebut, maka akan didapat nilai ketebalan rata rata, dan juga hasil pengujian korosi SINTEK VOL 5 NO 2 Page 27

2. METODA EKSPERIMEN DAN FASILITAS YANG DIGUNAKAN 2.1. Uji Komposisi Kimia Plat SPCC Berdasarkan hasil pengujian Komposisi Kimia yang dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Plat SPCC JIS G3141 maka didapatkan hasil pengujian komposisi kimia yang dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Hasil uji komposisi kimia material SPCC Unsur Kadar Carbon (C) 0.010 Silikon (Si) <0.0001 Sulfur (S) 0.007 Phospor (P) 0.011 Mangan (Mn) 0.091 Sifat baja karbon sangat tergantung pada kadar karbon oleh karena itu baja karbon dikelompokan berdasarkan kadar karbonnya. Baja dengan kadar karbon kurang dari 0,3% disebut baja karbon rendah, baja dengan kadar karbon 0,3%-0,7% disebut dengan baja karbon sedang dan baja dengan kadar karon 0,7%-1,5% disebut dengan baja karbon tinggi. Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa material yang digunakan dalam penelitian ini termasuk klasifikasi baja karbon rendah, karena mengandung 0,010% karbon. 2.2. Hasil Pengujian Korosi Pengujian korosi menghasilkan data hasil uji korosi dari benda uji tersebut setelah melalui proses salt spray test selama 240 jam dengan variasi Heat Treatment dan Non Heat Treatment yang dilakukan pada material sebelum proses electroplating. Tabel 2.2 Hasil Uji korosi lapisan elektroplating pada material Non Heat Treatment. No 1 STANDART 72 H White rust max 5% 240 H Red rust max 5% CORROSION / HOURS (%) 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tabel 2.3 Hasil Uji Korosi lapisan elektroplating pada material dengan Heat Treatment pada suhu rekristalisasi 800 0 C, holding time 5 menit, Quenching dengan Air. No STANDART 72 H White rust max 5% 1 CORROSION / HOURS (%) 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 240 H Red rust max 5% 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tabel 2.4 Hasil Uji Korosi lapisan electroplating pada material dengan Heat Treatment pada suhu rekristalisasi 800 0 C, holding time 5 menit, Anealing dgn Udara. No STANDART 72 H White rust max 5% 1 CORROSION / HOURS (%) 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 240 H Red rust max 5% 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SINTEK VOL 5 NO 2 Page 28

2.2.1.Pembahasan Hasil Uji Korosi Dalam hasil uji ketahanan korosi pada plat SPCC dengan metode Salt Spray selama 240 jam yang dilaksanakan di PT. WIJAYAMAJU ELECTRINDO menunjukkan bahwa ketahanan korosi pada lapisan elektroplating plat tersebut dikatagorikan dalam keadaan sangat baik, karena pada tiap masing-masing variasi hasil pengujiannya tidak mengalami korosi atau No rust (0%). Dari hasil pengujian tersebut menandakan bahwa tidak ada pengaruhnya Heat Treatment dan Non Heat Treatment terhadap material tersebut sebelum dilakukannya elektroplating dalam pembahasan ketahanan korosinya keduanya sama-sama baik untuk ketahan korosi. 2.3.Foto Hasil Pengujian Korosi Pada gambar di bawah ini adalah foto setiap material sebelum dan sesudah melalui proses Salt Spray Test (SST) selama 240 jam, sehingga dapat diketahui perbedaannya. Gambar 2.1 Plat A : plat sebelum uji korosi, Plat B : plat setelah Salt Spray dengan variasi Non Heat Traetment Gambar 2.2 Plat C : plat sebelum uji korosi, Plat D : plat setelah Salt Spray dengan variasi Heat Treatment dengan Quenching Air SINTEK VOL 5 NO 2 Page 29

Gambar 2.3 Plat E : plat sebelum uji korosi, Plat F : plat setelah Salt Spray dengan variasi Heat Treatment dengan Annealing Udara 2.3.1.Pembahasan Foto Hasil Uji Korosi Pada foto hasil uji korosi dengan metode Salt Spray Test (SST) dalam jangka waktu 240 jam dan dengan tiga variasi dari masing-masing plat tersebut dapat dilihat dari sisi sifat dekoratif ataupun dilihat secara fisik menunjukkan bahwa kondisi pada tiap-tiap plat sebelum dan sesudah dilakukannya uji korosi dengan metode Salt Spray Test (SST) masih dalam keadaan normal atau masih dalam keadaan baik tidak menunjukkan adanya korosi yang terjadi. Secara Fisik memang tidak terlihat adanya perbandingan dari tiap-tiap variasi, namun apabila dilakukan foto mikro akan terlihat hasil perbedaan dan juga tebal lapisan zinc plating dari tiap-tiap plat sesudah melewati Salt spray Test.. 2.4.Hasil Uji Foto Struktur Micro Proses pengerjaan benda uji untuk proses pengujian ini dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Metalurgi (LIPI). Alat yg digunakan adalah mikroskop optic dengan pembesaran 500X. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui struktur dari tiap-tiap plat tersebut yang diberikan 3 varian perlakuan yang berbeda pada masing-masing plat tersebut setelah melalui Salt Spray Test. Perlit Ferit Gambar 2.5 Foto Struktur Micro dengan Etsa Nital 2% pada material 1 Non Heat Treatment, Pembesaran 500X SINTEK VOL 5 NO 2 Page 30

Ferit Bainit Martensit Gambar 2.6 Foto Struktur Micro dengan Etsa Nital 2% pada material 2 dengan Heat Treatment Quenching Air, Pembesaran 500X Ferit Bainit Perlit Gambar 2.7 Foto Struktur Micro dengan Etsa Nital 2% pada material 3 dengan Heat Treatment Annealing Udara, Pembesaran 500X 2.4.1.Pembahasan Hasil Pengujian Struktur Micro Pada foto struktur mikro material 1 yaitu tanpa perlakuan panas setelah dilakukan Salt Spray Test selama 240 Jam seperti dilihat pada gambar 4.5 terlihat bahwa struktur yang terbentuk adalah ferrite (berwarna terang), pearlit (Gelap atau hitam). Struktur ferrite tampak lebih dominan dibanding Pearlit.Pada foto struktur mikro material 2 yaitu dengan suhu pemanasan 800 C waktu tahan 5 menit media pendinginan air setelah dilakukan Salt Spray Test selama 240 jam seperti dilihat pada gambar 4.6 terlihat bahwa struktur yang terbentuk adalah ferrite (berwarna terang), martensit dan bainit (terang kehitaman). Struktur ferrite dan bainit tampak sama dominan. Martensit terjadi karena pendinginan cepat seperti dengan pendinginan air.pada foto struktur mikro material 3 yaitu dengan suhu pemanasan 800 C waktu tahan 5 menit media pendinginan udara setelah dilakukan Salt Spray Test selama 240 jam seperti dilihat pada gambar 4.7 terlihat bahwa struktur yang terbentuk adalah ferrite (berwarna terang), pearlite (berwarna gelap atau hitam) dan bainit SINTEK VOL 5 NO 2 Page 31

berwarna (terang kehitaman). Struktur ferrit dan Bainit tampak lebih dominan dari pada struktur Pearlit.Struktur Bainit dan Pearlit terjadi karena pendinginan sedang seperti dengan pendingin udara. 2.5.Hasil Pengujian Ketebalan Proses pengujian ketebalan ini di laksanakan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Metalurgi (LIPI), proses pengujian ini di lakukan untuk mengetahui tingkat ketebalan plat tersebut setelah melalui proses pelapisan dengan metode elektroplating dengan bahan pelapis zinc dan mengetahui ketebalan plat setelah melalui proses uji korosi dengan metode SST. Untuk mengetahui hasil uji ketebalan plat tersebut dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Lapisan Elektroplating Gambar. 2.8 Lapisan Zinc Plating pada Sample 1 Lapisan Elektroplating Gambar. 2.9 Lapisan Zinc Plating pada Sample 2 Lapisan Elektroplating Gambar. 2.10 Lapisan Zinc Plating pada Sample 3 SINTEK VOL 5 NO 2 Page 32

µm Tabel 2.5 Data Hasil Uji Ketebalan Lapisan Plat Sesudah Proses Salt Spray Test (SST) Kode Sampel Ketebalan Lapisan Ketebalan Lapisan Sesunguhnya Keterangan Dari Foto (mm) Mikron ( µm) Rata rata 6,7 15,24 13,19 mm = 30µm Sampel 1 7,11 16,17 15,7 Ketebalan Lapisan 6,9 15,69 Sesunguhnya = 6,3 14,33 Ketebalan dari Sampel 2 5,89 13,40 13,64 foto(mm) / paanjang 5,8 13,19 nonius (13,19 mm) X 8,31 18,9 poin Nonius (30µm) Sampel 3 8,31 18,9 18,9 8,31 18,9 Keterangan perhitungan uji ketebalan lapisan : 13,19 = 30 (µm) mikron Ketebalan Sesungguhnya = Ketebalan Dari Foto / Panjang Garis Pada Nonius 13,19 X Point Pada Nonius 30 (µm) mikron. Keterangan Tabel 2 : Sampel 1 adalah plat yang tidak melewati proses Heat Treatment sebelum proses Salt Spray Test. Sampel 2 adalah plat yang melalui proses Heat Treatment Quenching Air sebelum proses Salt Spray Test. Sampel 3 adalah plat yang melalui proses Heat Treatment Annealing Udara sebelum proses Salt Spray Test. 20 15 15.7 13.64 18.9 10 5 0 Sampel 1 Non Heat Treatment Sampel 2 Quenching Air Sampel 3 Annealing Udara Variasi Perlakuan Nilai Rata - Rata Hasil Uji Ketebalan Lapisan Gambar 2.11 Nilai Rata Rata hasil uji ketebalan lapisan 2.5.1.Pembahasan Hasil Uji Ketebalan Pada hasil uji ketebalan lapisan sesuai pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada sample ke-3 lah yaitu dengan variasi Heat Treatment dengan udara yang memiliki ketebalan paling besar dibandingkan dengan sample 1 yaitu Non Heat Treatment dan sampel 2 yaitu Heat Treatment dengan air. Dari hasil pengujian ketahan korosi dengan metode Salt Spray Test (SST) memang hasil dari variasi ke tiganya sama bagusnya, namun SINTEK VOL 5 NO 2 Page 33

dalam uji ketebalan menunjukkan bahwa masing-masing sample memiliki ketebalan yang berbeda. Itu dipengaruhi oleh adanya perlakuan sebelum dilakukannya zinc plating yaitu dengan melakukan Heat Treatment dan Non Heat Treatment. Dan ketebalan yang paling bagus ditunjukkan oleh sample 3 yaitu dengan dilakukannya Heat Treatment dengan Annealing udara sebelum dilakukan proses pelapisan pada material tersebut. Bila dikaitkan dengan pengerjaan standar operasional hal ini membuktikan bahwa setelah melakukan pengelasan (penyambungan plat) pada Link Engine Hanger, plat tersebut tidak boleh menerima pendinginan yang tiba-tiba yang disini menggunakan air, tetapi haruslah dengan pendinginan udara agar menghasilkan ketebalan lapisan yang baik. 3.SKEMA NUMERIK Start Persiapan Bahan Pelat SPCC Uji komposisi kimia Tanpa Proses Heat Treatment Dengan Proses Heat Treatment T = 800ºC, Holding Time = 5 menit Quenching Air Pendinginan Udara Elektroplating Temperatur: 26 C, Ampere: 4±2A/dm 2, Time: 25 menit Pengujian : 1. Pengujian Korosi 2. Pengujian Struktur Mikro 3. Pengujian Ketebalan Analisa dan Pembahasan Kesimpulan Selesai SINTEK VOL 5 NO 2 Page 34

4.1.KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: 1. Pada hasil uji korosi dengan metode Salt Spray Test selama 240 jam dengan variasi perlakuan pada material sebelum proses elektroplatingnya didapat hasil sebagai berikut : Untuk Non Heat Treatment = 0% Corrosion Untuk Media pendingin air = 0% Corrosion Untuk Media pendingin udara = 0% Corrosion Dari hasil diatas ketiga plat tidak terjadi korosi setelah memalui Salt Spray Test (SST) maka dikatagorikan sangat baik karena tidak terjadi korosi (0%) atau No Rust sampai pada jam ke 240. dalam pengujian tersebut Standar max white rust pada 72 jam adalah 5 %, dan pada 240 jam standar besar Red rustnya adalah 5%. 2. Pada hasil uji ketebalan lapisan setelah dilakukannya Salt Spray Test selama 240 jam terlihat perbedaan hasil ketebalan dari tiap-tiap plat yg dipengaruhi oleh perlakuan yg diberikan sebelum dilakukannya proses Elektroplating. Dari pengujian ketebalan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Non Heat Treatment Pendinginan Air Pendinginan Udara 15,7 µm 13,64 µm 18,9 µm Dari hasil pengujian ketebalan diatas menunjukan bahwa ketebalan lapisan masing masing plat berbeda, ini disebabkan karena sebelum proses ektroplatingnya diberikan perlakuan yang berbeda pada tiap-tiap plat tersebut. Plat yang dengan pendinginan Udaralah yg mempunyai ketebalan yang paling besar setelah mangalami Salt Spray Test. 4.2 SARAN 1. Pada saat proses penyambungan plat (Pengelasan) pada Link Engine Hanger sebelum dilakukannya plating, maka setelah pengelasan lakukanlah pendinginan sesuai dengan standar operasional pekerjaan agar hasil yang didapat sesuai dengan standar yag ditentukan. REFERENSI 1. Frederick J. Bueche seri Buku Schaum fisika, 1989, Jakarta, penerbit Erlangga 6. 2. Hartomo J. A. Kaneko Tomijiro, 1992 Mengenal Pelapisan Logam (Elektroplating). Yogyakarta. 3. http;//www.elektroplating.co.id 4. http;//www.link engine hanger.co.id 5. http;//www.korosi.co.id 6. http;//www.alat ukur ketebalan.co.id 7. H. H. Uhlig, 1971, Corrosion and Corrosion Control, 2 nd ed, Wiley, New York. 8. Japanesse Standard association, JIS HANDBOOK, Ferrous Materials and Metallurgy, Japan, 1988. 9. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dokumentasi, 2012. Tangerang 10. PT. Pamindo Tiga Dokumentasi, 2011. Tangerang SINTEK VOL 5 NO 2 Page 35

SINTEK VOL 5 NO 2 Page 36