BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat 2 Undang Undang Nomor 32 tahun 2004

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

Izin Mendirikan Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memperkenalkan kebijakan otonomi daerah. Keseriusan pemerintah Indonesia

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya (UUD 1945 alinea ke-empat). Dari amanat

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 NOMOR: 24 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR: 24 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No.

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor, baik itu berupa sepeda motor ataupun mobil. Masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. b) Mengatur dan mengawasi menggunakan dan pemanfaatan,

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

Ruang dengan menetapkan batasan istilah yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia diwujudkan dengan dihasilkannya Undang- Undang No 22

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

RINGKASAN UU 25/2009 tentang PELAYANAN PUBLIK

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sumber PAD adalah Pajak dan Retribusi. Undang-undang dasar 1945, pasal 23A

PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2010

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, pemerintah daerah harus dapat melakukan optimalisasi sumbersumber. pemasukan yang potensial bagi kas daerah.

BAB I PENDAHULUAN. ras, etnis, bahasa dan juga agama yang beragam, karena itulah Indonesia disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dituntut kerjasama dari semua pihak khususnya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diikuti, sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. (Bratahkusuma dan Solihin, 2001:1). Menurut Undang-Undang Nomor 32

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. menggali sumber-sumber dana yang ada didaerah tersebut. Pada saat ini sektor

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMUTIHAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG BANGUNAN GEDUNG BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BP2T) KOTA MALANG 2014

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Otonomi Daerah. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, setiap daerah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

JURNAL LOGIKA, Volume XII, No 3 Tahun 2014 ISSN : ASPEK HUKUM PERIZINAN DI BIDANG BANGUNAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun Kebijkan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang

pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. berbagai prosedur untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan di sebuah

CATATAN : - Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 16 April 2015; - Penjelasan sebanyak 39 halaman

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN AGAM TAHUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU BUPATI MADIUN,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengamanatkan Pemerintah Daerah sebagai pelayan masyarakat untuk

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Negara Indonesia sedang berada dalam sistem pemerintahan yang

APA ITU DAERAH OTONOM?

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM. Pada penelitian ini dilakukan di daerah Kota Bandar Lampung, dimana. wilayah km² dengan batas wilayah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BITUNG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian sudah diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan. 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan informasi yang terekam dalam berbagai bentuk atau media

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bergulirnya gelombang reformasi, otonomi daerah menjadi salah

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Hampir semua pendapatan Negara saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan majunya perkembangan yang sedang dilakukan oleh pemerintah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PEMERINTAH BUPATI MUSI RAWAS,

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal bukan konsep baru di Indonesia.

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Penyelenggaraan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri melalui otonomi daerah, sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat 2 Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah, menyebutkan bahwa kewenangan daerah adalah menjalankan otonomi daerah seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas bantuan kecuali kewenangan dalam politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal, agama dan kewenangan di bidang lainnya. Sesuai dengan Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah disebutkan bahwa Pemerintah daerah merupakan bagian dari sistem pemerintahan negara yang tentunya lebih banyak berhubungan langsung dengan masyarakat dan memiliki kewajiban untuk melaksanakan pembangunan untuk daerah masing-masing, pembangunan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Agam khususnya. Setiap daerah mensejahterakan masyarakat juga nerupakan salah satu tugas pokok pemerintahan secara umum, yakni memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan publik telah diatur dalam Undang Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dalam pasal 2 UU Nomor 25 tahun 2009 dijelaskan bahwa UU Pelayanan Publik dibuat untuk

memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik. Semakin banyak sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah maka diharapkan akan semakin maju daerah dan masyarakat tersebut. Salah satu yang memerlukan pelayanan publik dengan baik adalah pelayanan dalam izin mendirikan bangunan yang selanjutnya disingkat dengan IMB. Salah satu dasar pertimbangan penetapan peraturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah agar setiap bangunan memenuhi teknik konstruksi, estetika serta persyaratan lainnya sehingga tercipta suatu rangkaian bangunan yang layak dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keindahan dan interaksi sosial. Tujuan dari penerbitan IMB sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Bangunan Nomor : 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan adalah untuk mengarahkan pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat, swasta maupun bangunan pemerintah dengan pengendalian melalui prosedur perizinan, kelayakan lokasi mendirikan, peruntukan dan penggunaan bangunan yang sehat, kuat, indah, aman dan nyaman. Pemberian izin meliputi untuk mengubah, memperluas, mengurangi dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku seperti yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 3 tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu. IMB berlaku pula untuk bangunan rumah tinggal lama yaitu bangunan rumah yang keberadaannya secara fisik telah lama berdiri tanpa atau belum ber-imb.

Jenis jenis IMB secara garis besar yaitu: 1. IMB untuk bangunan tempat tinggal atau bangunan bertingkat 2. IMB untuk Bangunan Pemerintah 3. IMB untuk Bangunan Khusus IMB sangat berkaitan erat dengan pertahanan. Setiap warga negara Indonesia berhak memanfaatkan tanah baik untuk bangunan maupun untuk tempat tinggal demi kemakmuran rakyat sesuai dengan yang terkandung pada UUD 1945 pasal 33 ayat (3). Segala bentuk izin mendirikan bangunan terutama yang berhubungan dengan pengajuan permohonan dan juga penerbitannya wajib disertai syarat-syarat dan juga pertimbangan. Pesyaratan persyaratan yang harus dipenuhi diatur dalam Undang Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung. Syarat syarat tersebut terdiri dari : 1. Persyaratan Teknis, meliputi : a. Persyaratan Tata Bangunan b. Persyaratan Keandalan Bangunan 2. Persyaratan Administratif, meliputi : a. Status hak atas tanah b. Status kepemilikan bangunan gedung c. Izin Mendirikan Bangunan Dalam hal pengaturan proses perizinan mengalami prosedur yang berbedabeda dari jenis perizinan yang satu dengan lainnya, termasuk prosedur IMB. Pada umumnya pelayanan IMB berada pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu ( KPMPT ). Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (KPMPT) merupakan lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas pokok di bidang pelayanan penanaman modal, perizinan, dan non perizinan. Setiap daerah daerah Indonesia mempunyai Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu sebagai penunjang efektivitas penanaman modal. Secara umum Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu ini melayani pengurusan izin izin seperti : Izin Mendirikan Bangunan, Izin Reklame, Izin Gangguan, Izin Usaha Jasa Konstruksi, Izin Mendirikan Sekolah, Izin Racun Api, Izin Penelitian, Tanda Daftar Gudang, Tanda Daftar Perusahaan. Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Modal dan Pelayanan Terpadu di Kabupaten agam dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 5 Tahun 2011 Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Lembaga Teknis Daerah. Pada tahun 2011, tugas pokok dan fungsi institusi ini diperluas dengan bergabungnya pelayanan penanaman modal. Masyarakat umumnya belum pengetahui prosedur prosedur yang harus dilalui dalam pengurusan izin mendirikan bangunan ini. Oleh sebab itu untuk meningkatkan keefektifan layanan yang diberikan kepada masyarakat, penulis tertarik untuk membuat tugas akhir dengan judul Prosedur Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Pada Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Agam 1.2 Rumusan masalah Dari uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apa saja jenis jenis retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)?

2. Bagaimana prosedur pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)? 3. Bagaimana perhitungan retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB)? 4. Apa saja kendala yang dirasakan masyarakat dalam pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)? 1.3 Tujuan Magang Dengan adanya kegiatan magang ini penulis mempunyai tujuan, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui jenis jenis Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 2. Untuk mengetahui sistem dan prosedur Izin Mendirikan Bangunan (IMB). 3. Untuk mengetahui tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB). 4. Untuk mengetahui kendala yang yang dirasakan masyarakat dalam pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). 1.4 Manfaat Magang Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan magang, sebagai berikut : 1. Akademisi Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pekerjaan di lapangan kerja dan Penulis dapat menerapkan ilmu dan teori-teori yang telah dipelajari selama kuliah dan mengimplementasikan pada kegiatan yang sesungguhnya, kemudian bermanfaat juga bagi penulis untuk mempunyai peluang dalam mendapatkan pengetahuan baru dibidang izin mendirikan bangunan.

2. Praktisi Dengan adanya karyawan magang pada instansi tersebut dapat membantu pekerjaan pekerjaan yang belum dikerjakan. 1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang ini ditempatkan di Kantor Penanaman Modan dan Pelayanan Terpadu yang berlokasi di Jl. Veteran No. 1 Padang Baru Lubuk Basung Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Disini penulis melaksanakan kegiatan magang di Sub Bagian Perizinan Indagkop, Reklame, Kepariwisataan dan Ke Puan. Kegiatan magang ini dilakukan selama dua bulan berturut-turut mulai 11 Januari 2016 hingga 4 Maret 2016 atau selama 40 hari kerja. 1.6 Sistematika Penulisan Agar lebih mudah dan terarah dalam membahas permasalahan maka penulis memberikan sistematika penulisan yang terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan magang, manfaat magang, tempat dan waktu magang, rencana kegiatan magang, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas mengenai pengertian retribusi, jenis jenis dan kriteria retribusi, pengertian izin mendirikan bangunan, pengertian bangunan gedung, fungsi bangunan gedung, syarat-syarat bangunan gedung, dan peran masyarakat dalam mendirikan gedung.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya perusahaan, visi, misi dan struktur organisasi, serta kegiatan utama perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang siten dan prosedur pengurusan izin mendirikan bangunan, tarif retribusi izin mendirikan bangunan di Kabupaten Agam, dan kendala kendala yang dihadapi Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Agam dalam melayani pengurusan IMB. BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari Penulis.