Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

dokumen-dokumen yang mirip
Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

SNI Standar Nasional Indonesia

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

SNI. Baja tulangan beton SNI Standar Nasional Indonesia ICS ~ Stanzfardisasi. w $$: '" Nasioi:al. -..

Cara uji daktilitas aspal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

SPESIFIKASI PIPA BAJA BERGELOMBANG DENGAN LAPIS PELINDUNG LOGAM UNTUK PEMBUANGAN AIR DAN DRAINASE BAWAH TANAH

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam)

Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tarik Pertemuan - 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Semen portland campur

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

METODE PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA BETON

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI PRETENSION SAMBUNGAN BAUT BAJA TIPE SLIP CRITICAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

12. LAS DAN PAKU KELING

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan beton semen adalah perkerasan

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Tata Cara Pengujian Beton 1. Pengujian Desak

Spesifikasi bantalan elastomer tipe polos dan tipe berlapis untuk perletakan jembatan

Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur. bangunan berbasis kayu

Jenis las Jenis las yang ditentukan dalam peraturan ini adalah las tumpul, sudut, pengisi, atau tersusun.

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

METODE PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN BETON INTI

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Tata cara perencanaan dan pelaksanaan bangunan gedung menggunakan panel jaring kawat baja tiga dimensi (PJKB-3D) las pabrikan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Komponen Struktur Tarik

BAHAN KULIAH STRUKTUR BAJA 1. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Informatika Undiknas University

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

P ndahuluan alat sambung

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

MACAM MACAM SAMBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)

Proses Lengkung (Bend Process)

Batang uji tarik untuk bahan logam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

METODE UJI UJI KUAT TEKAN BETON UJI MODULUS ELASTISITAS BETON UJI KUAT TARIK BAJA

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

Spesifikasi bukaan pemisah jalur

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Transkripsi:

SNI 03-6812-2002 Standar Nasional Indonesia Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton ICS 77.140.65; 91.100.01 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1. Ruang Lingkup... 1 2. Istilah dan definisi... 1 3. Persyaratan teknik... 1 3.1 Bahan... 1 3.2 Pembuatan... 1 3.3 Persyaratan mekanis... 1 3.4 Alat dan metoda pengujian geser las... 2 3.5 Dimensi dan variasi yang diijinkan... 3 3.6 Pengerjaan, penyelesaian dan penampilan... 4 3.7 Contoh uji... 4 3.8 Jumlah pengujian... 4 3.9 Pemeriksaan... 4 3.10 Penolakan dan pemeriksaan ulang... 5 3.11 Sertifikat... 5 3.12 Pengepakan dan penandaan... 6 LAMPIRAN A... 7 LAMPIRAN B... 8 i

Prakata SNI 6812:2002 merupakan tindak lanjut hasil kaji ulang yang direkomendasikan tetap. Spesifikasi ini meliputi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk digunakan sebagai tulangan beton. Standar ini masuk ruang lingkup Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi dan Rekayasa Sipil pada SPT 91-01-S2 Jalan dan Jembatan dan penulisannya telah disesuaikan dengan PSN 08:2007, serta telah mengalami perubahan penomoran dari SNI 03-6812-2002 menjadi SNI 6812:2002. Acuan yang digunakan dalam standar ini adalah: Pd S-04-1998-03 yang telah berubah menjadi SNI.. (bila ada) ASTM A700 AASHTO M.32-90 ii

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton 1. Ruang Lingkup Spesifikasi ini meliputi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk digunakan sebagai tulangan beton. 2. Istilah dan definisi 2.1 Anyaman kawat baja Anyaman yang digunakan dalam lingkup spesifikasi ini mempunyai bahan yang dirakit dari kawat baja yang ditarik dingin. Selama proses penarikan dan galvanisasi, disusun menjadi bentuk lembaran atau gulungan dengan proses tarikan las listrik. Bahan anyaman yang dihasilkan tersusun arah memanjang dan melintang, membentuk sudut antar satu dan lainnya diikat setiap titik pertemuan dengan las. 3. Persyaratan teknik 3.1 Bahan a) Kawat baja polos yang digunakan dalam pembuatan anyaman harus memenuhi persyaratan sesuai AASHTO M. 32-90 Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement ; b) Anyaman harus dipersiapkan dalam bentuk lembaran atau gulungan. 3.2 Pembuatan a) Kawat baja polos harus dirakit menggunakan mesin otomatis atau cara mekanis lain yang menjamin ketepatan jarak dan alinyemen dari semua komponen anyaman; b) Komponen memanjang dan melintang, harus diletakkan kuat pada setiap titik pertemuan dengan pengelasan tahanan listrik, yang menggunakan prinsip lelehan dengan tekanan. c) Apabila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ini maka akan menghasilkan produk anyaman yang kuat dengan bukan berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Hasil pabrikasi harus bebas dari cacat dan memenuhi spesifikasi ini. 3.3 Persyaratan mekanis a) Kuat tarik Kawat baja polos yang digunakan untuk produksi anyaman harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M.32-90 Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement. Kuat tarik dapat dibuat pada potongan baja polos dari anyaman baja polos yang dilas dan diuji melintang antar las-las atau yang ada lasnya. Jumlah pengujian tidak boleh kurang dari 50% jumlah benda uji. 1 dari 8

Pengujian kuat tarik pada sambungan las harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) Sambungan harus terletak di tengah- tengah benda uji; 2) Lengan tarik pada tiap sisi tidak boleh kurang dari 25 mm. b) Dalam pemesan anyaman baja polos, kekuatan geser las secara memanjang dan melintang cukup dilakukan dengan pengamatan, sebab pada pembuatannya anyaman memanjang dan melintang baja polos berhubungan satu sama lain saling mengunci di setiap bagian yang ditahan oleh proses pengelasan listrik, dimana prinsip kerjanya kombinasi lelehan dengan tekanan. Namun nilai rata-rata geser minimum dalam pounds gaya tidak boleh kurang dari 35.000 x luas penampang baja polos terbesar dalam satuan inci kuadrat. Dilain pihak baja polos yang lebih kecil tidak boleh kurang dari ukuran baja no. W.1.2 dengan luas penampang 40% dari luas penampang baja polos terbesar atau lebih. Contoh tipe baja polos dengan luas penampang 40% atau lebih dibedakan sebagai berikut: Terbesar Ukuran No. W 20 Ukuran No. W 15 Ukuran No. W 10 Terkecil Ukuran No. W 8 Ukuran No. W 6 Ukuran No. W 4 c) Empat belas yang dipilih secara acak dari benda uji sesuai dengan pasal 2.7 b, harus diuji terhadap kuat geser las. Baja polos melintang dari tiap benda uji harus diperpanjang kurang lebih 25 mm pada tiap sisi baja polos memanjang. Baja polos memanjang dari setiap benda uji harus mempunyai panjang sedemikian rupa di bawah baja polos melintang, sehingga dapat dipegang oleh alat penguji. Benda uji ini harus mempunyai panjang sedemikian rupa di atas baja polos melintang, sehingga ujungnya berada di atas sumbu pusat dari landasan atas alat uji. d) Bahan memenuhi persyaratan kuat geser las bila rata-rata dari 4 benda uji memenuhi nilai dalam pasal 2.3 b. Bila nilai rata-rata tidak memenuhi nilai persyaratan, semua las melintang benda uji harus diuji. Anyaman akan diterima bila rata-rata dari semua nilai geser las melintang benda uji memenuhi nilai persyaratan minimum. 3.4 Alat dan metoda pengujian geser las a) Mengingat penjelasan dari anyaman baja polos yang dilas mendukung nilai ikat dan jangkar baja polos di dalam beton, maka penting sekali bahwa pengujian las dibuat dalam alt yang akan menekan las sedemikian rupa seperti penekanan di dalam beton. Untuk mencapai ini maka baja polos memanjang di dalam alat harus ditekan pada sumbu berdekatan dengan sumbu pesatnya, demikian juga baja polos melintang harus dipegang berdekatan pada baja polos memanjang dan pada posisi relatif sama, sehingga mencegah perputaran dari baja polos melintang. b) Pada Gambar 1 ditunjukkan detail dari alat uji tipikal bersama dengan dua landasan yang memungkinkan pengujian las untuk baja polos sampai dengan diameter 15,88 mm. alat uji ini dapat digunakan pada hampir semua mesin uji tarik dan harus digantung pada susunan bola dan soket di pusat mesin. Cara ini atau sesuatu desain efektif serupa dapat diterima. 2 dari 8

c) Benda uji harus dimasukkan melalui taktik pada landasan, dengan penggunaan takik landasan paling kecil dalam mana baja polos memanjang akan terpegang bebas. Baja polos memanjang harus bersentuhan dengan permukaan rol yang berputar bebas, sedangkan baja polos melintang harus didukung oleh landasan pada tiap sisi dari celah. Gigi bawah dari alat penguji harus memegang ujung bawah dari baja polos memanjang dan beban harus diberikan pada laju tegangan yang tidak lebih dari 689 Mpa/menit. 3.5 Dimensi dan variasi yang diijinkan a) Lebar Lebar dari anyaman harus ditetapkan sebagai jarak sumbu ke sumbu antar baja polos memanjang terluar. Variasi yang diijinkan tidak lebih dari 13 mm lebih besar atau kurang terhadap lebar yang ditetapkan. Dalam hal lebar lembaran pelat atau gulungan ditetapkan sebagai lebar keseluruhan dari ujung ke ujung baja polos melintang, toleransi lebar yang diijinkan adalah ± 25 mm terhadap lebar yang ditetapkan. b) Panjang Panjang keseluruhan dari lembaran, diukur pada setiap baja polos dapat bervariasi antara ± 25 mm atau 1% dipilih mana lebih besar. Baja polos melintang tidak boleh terproyeksi melewati sumbu pusat sari setiap ujung baja polos memanjang melebihi jarak 25 mm, kecuali ditentukan lain. Bila baja polos melintang ditetapkan untuk suatu panjang spesifik melewati sumbu pusat baja polos memanjang tepi, variasi yang diijinkan tidak boleh lebih dari 13 mm lebih besar atau kurang dari panjang yang ditetapkan. c) Variasi Variasi yang diijinkan pada diameter setiap baja polos dalam anyaman hasil produksi, harus memenuhi toleransi yang ditetapkan untuk variasi tidak lebih dari 6,35 mm terhadap jarak ditetapkan. Dapat dimengerti bahwa lembaran anyaman dari panjang tertentu tidak selalu mempunyai jumlah baja polos melintang identik dan karena itu boleh mempunyai variasi panjang dari baja polos memanjang yang bebas menggantung. Baja polos sebelum di anyam sesuai dengan AASHTO M-32-90 Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement Merupakan pengecualian sebagai berikut: 1) Sehubungan dengan sifat mekanis dari anyaman yang dilas, persyaratan di luar ketentuan ini tidak dapat digunakan; 2) Kecuali ditentukan lain oleh pembeli, produsen akan diijinkan untuk memakai baja polos berukuran lebih. Perbedaan ukuran tidak boleh melebihi satu W ukuran tambahan pada ukuran W 8 atau lebih kecil, dan dua W ukuran tambahan pada ukuran lebih besar dari W 8. Dalam hal, dimana ukuran baja lebih besar digunakan, produsen harus memberi tanda pada anyaman sesuai dengan pesanan aslinya. d) Jarak rata-rata dari baja polos harus sedemikian rupa sehingga jumlah baja polos pada lembaran atau gulungan adalah sama atau lebih besar dari jumlah yang ditentukan. 3 dari 8

3.6 Pengerjaan, penyelesaian dan penampilan Baja polos dengan kelas dan mutu bila dibuat sesuai dengan ketentuan ini, akan menghasilkan produk anyaman baja polos yang mempunyai bukaan bujur sangkar atau persegi yang kuat serta berdaya guna. Produk ini harus dibuat dan diselesaikan oleh tenaga terampil, diperiksa secara visual dan harus sesuai spesfikasi ini. 3.7 Contoh uji a) Benda uji untuk pengujian sifat mekanis, dapat diperoleh dengan pemotongan dari anyaman baja polos yang sudah selesai dengan lebar penuh, dengan panjang yang cukup, untuk memenuhi ketentuan pengujian sesuai dengan pasal 4 a dan 4 b. b) Benda uji untuk menentukan sifat geser las harus diperoleh dengan pemotongan dari anyaman baja polos yang sudah selesai dengan bagian lebar penuh, panjang yang cukup, untuk memenuhi ketentuan pengujian sesuai dengan pasal 5 a dan 5 b. c) Pengukuran untuk konfirmasi karakteristik dimensi harus dibuat pada lembaran atau gulungan penuh. d) Bila beberapa benda uji menunjukkan ketidaksempurnaan yang nyata, benda uji lain digunakan sebagai gantinya. 3.8 Jumlah pengujian a) Suatu pengujian untuk mengkonfirmasikan kuat tarik dan persyaratan lentur, harus dibuat untuk setiap 6,969 m 2 anyaman baja polos atau bagian anyaman baja polos yang tersisa. b) Satu pengujian untuk mengkonfirmasikan persyaratan kuat geser las, dapat dibuat untuk setiap 27,87 m 2 anyaman baja polos atau bagian anyaman baja polos yang tersisa. 3.9 Pemeriksaan a) Pemeriksa yang mewakili pembeli harus bebas masuk pada setiap waktu, selama pekerjaan sesuai dengan kontrak pembelian, yang dilakukan pada semua bagian pekerjaan, yang menitikberatkan pada pembuatan bahan yang dipesan. Produsen harus memberikan fasilitas yang layak pada pemeriksa untuk menjamin bahwa bahan dibuat sesuai dengan spesifikasi ini. b) Kecuali untuk kuat leleh, semua pengujian dan pemeriksaan harus dibuat di pabrik sebelum pengiriman, kecuali ditentukan lain. Pengujian seperti ini harus dilakukan tanpa mengganggu pelaksanaan pekerjaan. c) Bila pembeli mempertimbangkan keinginannya untuk menentukan kuat leleh dengan AASHTO M 32-90, pengujian kuat leleh dapat dibuat di laboratorium yang telah diakreditasi, atau wakilnya dapat membuat pengujian di pabrik, bila pengujian ini tidak mengganggu operasional pabrik. Pembeli harus mempunyai hak untuk melakukan pemeriksaan atau pengujian pada frekuensi sama seperti ditekankan dalam spesifikasi bila pemeriksaan serupa dianggap perlu untuk meyakinkan bahwa bahan memenuhi persyaratan yang diberikan. 4 dari 8

3.10 Penolakan dan pemeriksaan ulang a) Bahan yang tidak memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini dapat ditolak, kecuali ditentukan lain. Setiap penolakan harus dilaporkan kepada pabrik dalam waktu lima hari semenjak pemilihan benda uji. b) Dalam hal benda uji tidak memenuhi uji tarik dan uji lentur, bahan tidak dapat ditolak sampai dua benda uji tambahan dan baja polos lain pada anyaman atau gulungan yang sama telah diuji. Bahan dapat dianggap memenuhi spesifikasi bila sesuai dengan persyaratan tarik yang diperoleh dari pengujian rata-rata untuk tiga benda uji, termasuk benda uji yang diuji semula, sama atau melebihi persyaratan dan tidak satupun dari tiga benda uji tersebut memberikan kurang dari 80% persyaratan minimum untuk sifat kuat tarik yang dipertanyakan. Bahan harus dianggap memenuhi spesifikasi uji lentur, bila kedua benda uji tambahan memenuhi uji lentur dengan memuaskan. c) Tiap bahan yang memperlihatkan ketidaksempurnaan setelah diterima di tempat pekerjaan pembuatan, dapat ditolak dan produsen hams diberikan teguran. d) Sambungan las hams tahan terhadap pengiriman dan pengangkatan biasa tanpa mengalami kerusakan, tetapi kerusakan las yang terjadi tanpa memperhatikan penyebabnya tidak harus ditolak, kecuali jumlah kerusakan las per lembar melebihi 1% dari jumlah sambungan las total path satu lembar, atau bila bahan dalam bentuk gulungan, 1% dari jumlah sambungan dalam 14 m 2 dari anyaman dan selanjutnya, tidak lebih dari satu setengah jumlah kerusakan sambungan las maximum yang diijinkan, terdapat dalam satu baja polos. e) Dalam hal penolakan karena kegagalan memenuhi persyaratan geser las, empat benda uji tambahan harus diambil dari 4 lembar atau gulungan berbeda dan diuji sesuai dengan ketentuan pasal 2.4. Bila rata-rata dad hasil pengujian geser las tidak memenuhi persyaratan, bahan dapat ditolak. f) Dalam hal penolakan karena kegagalan memenuhi persyaratan ukuran, jumlah bahan yang ditolak harus dibatasi pada lembaran atau gulungan tidak memenuhi spesifikasi in. g) Karat, sambungan permukaan atau ketidakrataan permukaan bukan merupakan alasan penolakan, bila ukuran minimum luas penampang melintang dan sifat tank dari benda uji yang dibersihkan dengan sikat tangan tidak kurang dari persyaratan dalam spesifikasi ini. h) Pemeriksaan ulang. Bahan yang ditolak harus disimpan paling sedikit dua minggu sejak tanggal pemeriksaan, dalam waktu mana produsen dapat mengajukan permintaan untuk pertimbangan dan pengujian kembali. 3.11 Sertifikat a) Bila diinginkan pemeriksaan, dapat dilakukan di luar, asalkan bahan yang telah diuji sesuai dengan sertifikat pembuatannya, dan memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini, yang dapat dijadikan dasar untuk penerimaan bahan. b) Persetujuan ini diperkirakan atas dasar pengujian clan penerimaan baja polos sebelum pembuatan, bersamaan dengan sejumlah pengujian geser acak selama produksi. Karena masalah penyimpanan dan penyediaan, tidak ada tindakan yang biasa dilakukan untuk memberikan data pengujian aktual dari bahan yang dikirim. Bila hal ini dianggap penting, pengawasan luar harus dilengkapi. 5 dari 8

3.12 Pengepakan dan penandaan a) Bila tidak ada ketentuan lain, pengepakan, penandaan dan pemuatan dalam pengiriman, harus sesuai tata cara dalam ASTM A700. b) Bila anyaman dibuat dalam lembaran datar, harus dikemas dalam ukuran yang sesuai, yang tidak lebih dan 150 lembaran dan terikat bersama dengan baik. c) Bila anyaman dibuat dalam gulungan, tiap gulungan harus aman, untuk mencegah terbukanya gulungan selama pengiriman dan pengangkatan. d) Tiap ikatan dari lembaran rata, dan tiap gulungan harus diberikan yang menunjukkan tanda nama produsen dan keterangan bahan, keterangan lain atau Pd S-04-1998-03, dapat disebutkan oleh pembeli. 6 dari 8

Lampiran A (Informatif) Daftar Istilah kawat baja polos : Wire plain anyaman baja polos yang dilas : Welded wire fabric plain anyaman lembaran : fabric in sheets anyaman gulungan : fabric in rolls ukuran no. baja polos : size No. W... 7 dari 8

Lampiran B (Informatif) Alat uji kawat anyaman Gambar 1. Alat uji kawat anyaman 8 dari 8