JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU METE (Anacardium occidentale L.) TERHADAP PERKEMBANGAN SEL SPERMATOGENIK MENCIT (Mus musculus L.

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). bulan November sampai dengan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya sebagai tempat

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica

EFEK PROTEKTIF JUS BUAH TOMAT UNGU

LAMA PEMULIHAN VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Population Data Sheet (2014), Indonesia merupakan

POTENSI EKSTRAK DAUN DAN TANGKAI DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) PADA PENURUNAN MOTILITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus muscullus)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

Tanaman sambiloto telah lama terkenal digunakan sebagai obat, menurut Widyawati (2007) sambil oto dapat memberikan efek hepatoprotektif, efek

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH Avicennia marina TERHADAP VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus musculus L.)

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

KUALITAS SPERMATOZOA DARI TANAMAN Polyscias guilfoylei

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang potensi beberapa bentuk sediaan Pegagan (Centella

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan empat kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia saat ini, banyak sekali pasangan suami istri yang kehidupan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi Universitas Airlangga sebagai tempat pemeliharaan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi (Sugiri, 2009), yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian berdasarkan kehadiran variabel adalah penelitian

Wijayanti, et al, Pengaruh Ekstrak Metanol Biji Pepaya Tua dan Ekstrak Metanol Biji Pepaya Muda...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak etanol daun widuri (Calotropis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). Pemeliharaan dan pemberian ekstrak cabe jawa dan zinc (Zn) pada tikus

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mencapai tata kehidupan yang selaras dan seimbang dengan

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB 4 METODE PENELITIAN

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam ( Nigella

Transkripsi:

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: 2407-1269 Halaman 212-218 Aktivitas Antispermatogenik Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete (Anacardium Occidentale L.) terhadap Mencit (Mus Musculus L.) sebagai Materi Pembelajaran Siswa SMA Kelas XI IPA untuk Mencapai KD 3.12 Kurikulum 2013, Irfan Yunianto Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta, 55164 Indonesia email: hariss_setiawan@ymail.com Abstrak Daun jambu mete (Anacardium occidentale L.) memiliki senyawa bioaktif berupa flavonoid, saponin dan tanin yang berpengaruh terhadap kualitas sperma pada hewan jantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daun jambu mete terhadap motilitas sperma, jumlah sperma mencit dan histologi testis sebagai agen antispematogenik alami. Penelitian ini juga untuk mengetahui potensi proses dan hasil penelitian sebagai materi pembelajaran biologi SMA kelas XI IPA untuk mencapai KD 3.12 Kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit jantan dewasa berumur 12 minggu di bagi ke dalam 4 kelompok yaitu kontrol, Perlakuan 1 (dosis 100 mg/kg BB), Perlakuan 2 (dosis 200 mg/kg BB) dan Perlakuan 3 (dosis 300 mg/kg BB). Semua kelompok perlakuan diberikan ekstrak etanol daun jambu mete dan kontrol diberikan aquadest secara oral selama 37 hari. Semua hewan percobaan dikorbankan pada hari ke-38. Pengamatan motilitas dan perhitungan jumlah sperma menggunakan alat Hemositometer Double Improved Neubeur di dalam larutan PBS (Phospat Buffer Saline). Hasil penelitian menunjukan motilitas dan jumlah sperma pada kauda epididimis berkurang secara signifikan dibandingkan antar kelompok. Hasil anava jumlah sperma menunjukan bahwa antar kelompok perlakuan memberikan pengaruh perbedaan nyata secara signifikan (p<0.05).dari segi histologi, testis pada kontrol menunjukan ciri-ciri sel spermatogenik yang normal, sementara pada seluruh perlakuan menunjukan adanya ciri-ciri kerusakan pada sel-sel spermatogenik dan sel leydig. Berdasarkan analisis potensi materi pembelajaran didapatkan pengetahuan mencangkup proses penelitian berupa metode ilmiah dan hasil penelitian berupa fakta, konsep serta prinsip yang memenuhi persyaratan sebagai materi biologi sistem reproduksi manusia pada jenjang SMA kelas XI IPA pada KD 3.12 Kurikulum 2013. Kata kunci :Antispermatogenik, Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), Motilitas Sperma, Jumlah Sperma, Histologi Testis Pendahuluan Tanaman jambu mete merupakan tanaman tropis yang mudah ditemukan di Indonesia. Tanaman jambu mete merupakan salah satu tanaman yang mengandung berbagai macam senyawa aktif biologi dan bermanfaat bagi kesehatan. Menurut Malik (2012) ekstrak daun jambu mete mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tanin yang dapat digunakan sebagai antifertilitas maupun antispermatogenik. Senyawa-senyawa tersebut memiliki kemiripan dengan senyawasenyawa bioaktif tumbuhan yang memberikan efek antifertilitas. Untuk mendapatkan senyawa bioaktif tersebut salah satunya dengan proses ekstrasi. Menurut Kustantinah (2008:36) pengekstrakan menggunakan etanol lebih efektif dalam mengambil senyawa-senyawa bioaktif pada daun jambu mete daripada menggunakan pelarut air. Senyawa bioaktif yang dapat memberikan efek antispermatogenik dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif program KB untuk mengatasi jumlah penduduk di Indonesia. Alat kontrasepsi sampai sekarang merupakan salah satu upaya penekan laju penduduk yang paling efektif dan aman. Namun penggunaan alat kontrasepsi yang kurang maksimal membuat program KB berjalan kurang lancar. Salah satu yang menghambat program KB adalah kurangnya partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi. Alternatif solusi dari permasalahan tersebut adalah perlu adanya penelitian untuk menguji 212

Aktivitas Antispermatogenik Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete (Anacardium Occidentale L.) terhadap Mencit efektivitas ekstrak etanol daun jambu mete sebagai agen antispermatogenik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian untuk menguji efek antifertilitas atau antispermatogenik pada daun jambu mete tersebut. Selanjutnya, proses dan hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai materi pembelajaran bagi para peserta didik. Perlu adanya perbaikan materi pembelajaran untuk mengurangi tingkat kesulitan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang dipelajari. Salah satu kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 mata pelajaran biologi kelas XI IPA adalah Kompetensi Dasar 3.12 yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam proses reproduksi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pengamatan dan percobaan dalam membantu siswa untuk memahami materi serta memberikan beberapa gambaran pada proses sistem reproduksi sesuai aslinya. Metode Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit umur 10-12 minggu dengan berat kurang lebih 30 gram sebanyak 24 ekor yang diambil dari LPPT IV UGM, daun jambu mete yang diperoleh di pesisir pantai Depok, etanol 96%, NaCl 0,9%, asam pikrat, air suling, kloroform, larutan Phospat Buffer Saline (PBS), paraffin murni, Buffer formalin, bouin, aquadest, kertas saring, alkohol (70%, 80%, 90%, 96%, absolute), xylol, canada balsam, mayers albumin dan HE. Alat pembuat ekstrak antara lain adalah timbangan analitik, blender, Rotary Evaporator, corong Buchner, soxhlet dan oven. Alat pada perlakuan hewan uji adalah kandang pemeliharan mencit berupa bak dengan alas berupa sekam, mikroskop, timbangan analitik, mikropipet 10 µl, Hand counter,disposable syringe 1 ml, Hemositometer Double Improved Neubeur, gelas obyek, kaca preparat, botol flakon, hot plate, tissue prosessor, embedding cassete, waterbath, staining otomatis (Shandon varistain), Paraffin Embedding Centre, inkubator, kamera OptiLab, komputer, cawan petri kecil, rotary microtome dan perangkat alat bedah. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete Daun jambu mete dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 45 C. Setelah daun mengering, kemudian dihaluskan/digiling menggunakan mesin penyerbuk. Serbuk ditimbang menggunakan timbangan analitik dan diperoleh sebesar 494,00 gram. Kemudian disokhletasi dengan etanol 96% pada suhu 55 C-60 C selama 36 jam (Yunianto, 2010:39). Ekstrak kemudian disaring dengan corong Buchner.Hasil saringan yang didapat dari proses tersebut merupakan ekstrak cair. Ekstrak cair kemudian diuapkan sampai bebas dari pelarut etanol dengan menggunakan vakum evaporator (Rotary evaporator) pada suhu 60 C selama 3 jam hingga ekstrak menjadi kental. Aklimatisasi mencit Sebelum diberikan perlakuan, mencit jantan diaklimasi selama 3 hari. Mencit kemudian ditimbang untuk mendapatkan rata-rata berat badan yang digunakan dalam menghitung dosis pemberian ekstrak pada masing-masing perlakuan. Pemeliharaan dan Pemilihan Hewan Uji Jumlah kandang disesuaikan dengan jumlah kelompok pada perlakuan, yaitu 4 kelompok. Mencit jantan yang digunakan berumur 10-12 minggu. Untuk membedakan hewan uji, digunakan asam pikrat sebagai penanda. Makanan berupa pelet mencit dan air minum diberikan secara ad libitum (Hayati, 2012:35). Perlakuan Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete Perlakuan pemberian ekstrak daun jambu mete menggunakan disposable syringe 1 ml dengan ujung yang diganti dengan kanul. Perlakuan berupa kelompok pertama sebagai kontrol (diberikan aquadest sebanyak 0,5 ml), kelompok Perlakuan 1 diberikan ekstrak sebesar 100 mg/kg BB/hari, sedangkan kelompok Perlakuan 2 diberikan 200 mg/kg BB/hari dan Perlakuan 3 diberikan sebesar 300 mg/kg BB/hari (Siswanti, 2003:38; Yunianto, 2010:40). Pembuatan Suspensi Sperma Setelah pemberian ekstrak etanol daun jambu mete selama 37 hari, mencit kemudian dikorbankan pada hari ke-38. Mencit dibius dengan kloroform dan kemudian dibedah untuk diambil organ testis menggunakan gunting bedah. Sebelum proses pembedahan, disiapkan larutan Phospate Buffer Saline (PBS) di dalam inkubator pada suhu 37 C. Setelah organ testis dikeluarkan, kemudian bagian kauda epididimisnya dipisahkan dari testis tersebut. Kauda epididmis ditaruh pada cawan petri kecil, kemudian dipotong berulang kali menggunakan gunting bedah. Hasil potongan kaudal epididimis kemudian dicampur dengan 1 ml larutan Phospate Buffer Saline di dalam cawan petri dengan suhu 37 C. Suspensi ini digunakan untuk mengamati motilitas dan jumlah sperma Pengamatan Motilitas Sperma Diambil 10 µl suspensi sperma dari 1 ml PBS dengan menggunakan mikropipet 10 µl. Kemudian mikropipet diteteskan pada kamar Hemositometer Improved Neubeur, diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x dan dihitung pada bagian kotak 4x4 ukuran 0.04 mm (Wiryawan, 2009:71-76; Parhizkar, 2013:345-352). 213

Motilitas JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: 2407-1269 Halaman 212-218 Kemudian dihitung motilitias sperma mencit dengan menggunakan kategori motilitas sperma dari Parhazikar (2013:347), yaitu meliputi : I. Sperma immotil dan tidak dapat bergerak. II. Motilitas sperma tidak progresif. Sperma tidak dapat berpindah dari tempatnya dan hanya bisa menggerakan ekornya (vibrating-like movement). III. Pergerakan sperma tidak linear (non-linear motility). Sperma bergerak lambat dan hanya bergerak memutar atau tidak lurus. IV. Motilitas sperma progresif, sperma berenang sangat kuat dan cepat serta pergerakannya lurus. Perhitungan menggunakan alat Hand Counter. Setelah dihitung motilitas mencit, kemudian hasil perhitungan dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut : Presentasi kriteria motilitas = (Parhizkar, 2013:345-352). Perhitungan Jumlah Sperma Setelah pengamatan motilitas sperma selesai, kemudian ditunggu selama 10-15 menit sampai seluruh sperma pada bilik hitung tidak bergerak. Kemudian dihitung jumlah sperma pada kotak kecil ukuran 0.04 mm. Kemudian diambil rata-rata dan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Jumlah sperma = total jumlah sperma pada 5 kotak x 50.000 x100 (sel/ml) (Parhizkar, 2013: 345-352). Langkah Analisis Potensi Proses dan Hasil Penelitian Langkah kerja analisis potensi proses dan hasil penelitian sebagai materi pembelajaran Biologi SMA kelas XI IPA Kurikulum 2013 terdiri dari analisis proses penelitian dan analisis hasil penelitian. Cara kerja pada analisis proses penelitian adalah sebagai berikut : a. Perumusan masalah b. Perumusan tujuan c. Penyusunan prosedur kerja d. Pelaksanaan penelitian e. Analisis data f. Pembahasan hasil penelitian g. Penarikan kesimpulan Cara kerja pada analisis hasil penelitian adalah menganalisis hasil berupa fakta, konsep dan prinsip yang terdapat di dalam penelitian. Setelah dilakukan analisis proses dan hasil penelitian, kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui potensi hasil penelitian berdasarkan prinsip relevansi, konsistensi dan adequacy. Hasil dan Pembahasan Motilitas Sperma Mencit Perlakuan ekstrak etanol daun jambu mete terhadap motilitas mencit menunjukan bahwa daun jambu mete memberikan pengaruh terhadap penurunan kualitas dan kriteria pergerakan sperma. Pada kelompok kontrol dijumpai kriteria yang masih baik, ditandai dengan peringkat kriteria yang tertinggi adalah IV sebesar 63.835348%. IV menunjukan motilitas pada kontrol masih progresif dan baik, kemudian diikuti dengan kriteria III, II dan I yaitu masing-masing 43.224723%, 37.644385% dan 26.724116%. 70 60 50 40 30 20 10 0 Perlakuan I II III IV Gambar 1. Diagram Perbedaan Motilitas Sperma Mencit akibat Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete Pada Perlakuan 1 dijumpai peringkat motilitas yang paling dominan yaitu pada III (34.928995%) diikuti dengan kriteria I, IV dab II yaitu masing-masing 28.438415%, 23.018671% dan 14%.Pada Perlakuan 2 memperlihatkan penurunan motilitas dengan peringkat I paling dominan sebesar 30.64717%, diikuti dengan kriteria II, III dan IV yaitu masing-masing 26.146815%, 22.525384% dan 20.68063%. Motilitas sperma semakin menurun pada Perlakuan 3 dengan kriteria paling dominan pada I sebesar 43.82891%, kemudian diikuti dengan kriteria III, II dan IV yaitu masing-masing 22.026212%, 18.232669 % dan 15.912208 %. Jumlah Sperma Mencit Data Kuantitatif berupa jumlah sperma yang dianalisis menggunakan menggunakan uji normalitas (Kolmogorov-smirnov) dan dihasilkan sig>0.05 yang berarti data terdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji Anava untuk 214

Aktivitas Antispermatogenik Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete (Anacardium Occidentale L.) terhadap Mencit mengetahui pengaruh berbagai perlakuan terhadap rerata sperma pada mencit. Berdasarkan hasil Anava diketahui bahwa nilai signifikan p<0.05 sehingga terdapat perbedaan rerata jumlah sperma mencit dari berbagai perlakuan..hasil uji LSD sel/ml) jumlah sperma (x 10 6 1200 1000 800 600 400 200 0 102 757.5 d Kontrol 100 mg/kg BB 487 a 200 mg/kg BB 381.25 ab 300 mg/kg BB Gambar 2. Diagram Perbedaan Rerata Jumlah Sperma Mencit akibat Perlakuan Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete pada Berbagai Dosis Perlakuan 2 dan Perlakuan 3 (p<0.05). Perlakuan 1 menujukan perbedaan nyata dibandingkan Perlakuan 3 (p<0.05). Perlakuan 2 menunjukan perbedaan nyata dibandingkan kontrol (p<0.05). Perlakuan 3 menunjukan perbedaan nyata dibandingkan kontrol dan Perlakuan 1 (p<0.05). Hasil uji LSD menunjukan adanya perbedaan signifikan antara berbagai macam perlakuan dibandingkan dengan kontrol. Dari data tersebut, membuktikan bahwa perlakuan ekstrak etanol daun jambu mete memberikan pengaruh negatif terhadap jumlah sperma sesuai dengan tingkatan dosis yang diberikan. jumlah sperma mencit dapat pada Kontrol menunjukan perbedaan yang nyata dibandingkan Tabel 1. Tingkat Motilitas dan Jumlah Sperma Mencit akibat Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete No Perlakuan I II III IV 1 Kontrol 26.724116 37.644385 43.224723 63.835348 2 P 1 28.438415 14 34.928995 23.018671 3 P 2 30.64717 26.146815 22.525384 20.680631 4 P 3 43.82891 18.232669 22.026212 15.912208 Keterangan: P1 : Perlakuan 1 dosis 100 mg/kg BB ekstrak etanol daun jambu mete P2 : Perlakuan 2 dosis 200 mg/kg BB ekstrak etanol daun jambu mete P2 : Perlakuan 3 dosis 300 mg/kg BB ekstrak etanol daun jambu mete a Berbeda secara signifikan dibandingkan dengan Kontrol (P<0.05) b Berbeda secara signifikan dibandingkan dengan Perlakuan 1 (P<0.05) c Berbeda secara signifikan dibandingkan dengan Perlakuan 2 (P<0.05) d Berbeda secara signifikan dibandingkan dengan Perlakuan 3 (P<0.05) Dominan Motilitas IV III I I Jumlah Sperma (x 10 6 sel/ml)± SE 1029.583333 ± 151.945 cd 757.5 ± 73.912 d 487 ± 24.838 a 381.25 ± 71.510 ab (a) (b) 215

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: 2407-1269 Halaman 212-218 (c) (d) Keterangan : Gambar sperma pada Hemositometer (a)sperma pada Kontrol, terlihat jumlah sperma cukup banyak (Perbesaran 100x) (b)sperma pada dosis 100 mg/kg BB, terlihat jumlah sperma banyak dan menyebar (Perbesaran 100x) (c)sperma pada dosis 200 mg/kg BB, terlihat jumlah sedikit dengan jarak yang luas (Perbesaran 100x) (d)sperma pada dosis 300 mg/kg BB, terlihat jumlah sperma sedikit (Perbesaran 100x) Motilitas dan Jumlah Sperma Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap motilitas sperma menunjukan adanya perbedaan secara signifikan antara kontrol dengan perlakuan. Perbedaan tersebut sudah terlihat pada Perlakuan 1 dibandingkan dengan kontrol. Pada kontrol, motilitas sperma dominan pada kriteria IV, kemudian menurun pada Perlakuan 1 menjadi kriteria III. Motilitas semakin menurun pada Perlakuan 2 dan 3 dengan kriteria dominan pada 1. Data tersebut menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol daun jambu mete berpengaruh terhadap motilitas sperma. Hasil pengamatan jumlah sperma yang diperoleh menunjukan bahwa perlakuan ekstrak etanol daun jambu mete memberikan pengaruh penurunan jumlah sperma yang signifikan pada setiap kelompok. Pemberian ekstrak etanol daun jambu mete dosis 300 mg/kg BB menunjukan penurunan jumlah sperma yang paling tinggi dibandingkan dengan dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan Kontrol. Ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak etanol daun jambu mete menurunkan jumlah sperma sesuai dengan dosis yang diberikan. Analisis LSD juga menunjukan bahwa perlakuan dosis 200 mg/kg BB memberikan perbedaan secara signifikan (p<0.05) dibandingkan kontrol. Ini membuktikan dosis 200 mg/kg BB sudah memberikan pengaruh negatif terhadap jumlah sperma mencit. Pada dosis 300 mg/kg BB juga memberikan perbedaan yang nyata secara signifikan (p<0.05) dibandingkan dengan kontrol. Menurut Herdiningrat (Nurliani, 2005:77-79) bahwa senyawa antifertilitas pada prinsipnya bekerja dengan 2 cara, yaitu melalui efek sitotoksik dan melalui efek hormonal yang menghambat laju metabolisme sel spermatogenik dengan cara menganggu keseimbangan sistem hormon. Menurut penelitian Elya (2010:55) pada ekstrak Polyscas guilfoylei terhadap kualitas sperma mencityang mengandung saponin dapat meningkatkan kadar testoteron dalam darah. Meningkatknya kadar testoteron menyebabkan terjadinya umpan balik terhadap hipotalamus dan hipofisis. Testosteron akan menghambat hipotalamus untuk menghasilkan GnRH dan menghambat hipofisis anterior untuk menghasilkan LH, dan penurunan LH dikuti dengan menurunkannya kadar testosteron dan penurunan testosteron dapat menyebabkan atropi epididimis. Pematangan tersebut berupa perubahan spermatozoa imotil yang dihasilkan tubulus seminiferus menjadi spermatozoa motil. Pada ekstrak daun jambu mete, saponin diduga menghambat perubahan spermatozoa imotil menjadi motil pada mencit. Menurut penelitian Ashfahani (2010:20-23) flavonoid merupakan suatu senyawa yang bersifat estrogenik, karena mampu merangsang pembentukan estrogen di dalam tubuh. Peningkatan kadar estrogen akan memberikan umpan balik negatif ke hipofisis anterior, yaitu tidak melepaskan FSH dan LH. Penurunan kadar LH menyebabkan gangguan terhadap sekresi testosteron oleh sel leydig. Hormon testosteron juga berperan dalam maturasi spermatozoa di epididimis. Dengan adanya gangguan sekresi hormon testosteron, maka motilitas dan jumlah sperma akan terganggu. Kandungan flavonoid pada ekstrak etanol daun jambu mete diduga mempengaruhi motilitas dan jumlah sperma mencit. Menurut Elya (2010:56) kadar testosteron yang tinggi menyebabkan terjadinya mekanisme umpan balik negatif terhadap hipotalamus dan hipofisis. Testosteron akan menghambat hipotalamus untuk menghasilkan GnRH sehingga kadar GnRH turun dan menghambat hipofisis anterior untuk menghasilkan FSH dan LH. Bila FSH turun maka terjadi gangguan pada sel sertoli yang 216

Aktivitas Antispermatogenik Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete (Anacardium Occidentale L.) terhadap Mencit menyebabkan berukurangnya zat-zat makanan yang diperlukan untuk diferensiasi dan memelihara selsel spermatogenik. Apabila kadar LH turun maka testosteron yang dihasilkan berkurang. Kadar FSH dan testosteron yang rendah menyebabkan proses spermatogenesis terganggu, akibatnya jumlah spermatozoa menurun. Menurut penelitian Kusrini (2003) bahwa asam anakardat yang terkandung pada tanaman jambu mete bersifat sitotoksik. Sifat sitotoksik tersebut diduga berperan dalam mempengaruhi kualitas sperma dan kerusakan histologi tubulus seminiferus mencit. Analisis Potensi Proses dan Hasil Penelitian sebagai Materi Pembelajaran Biologi SMA Kelas XI IPA Kurikulum 2013 Berdasarkan hasil penelitian Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) terhadap Mencit (Mus musculus L.) dapat menjadi materi pembelajaran biologi SMA kelas XI IPA, disebabkan mencangkup prinsip relevan dengan Kompetensi Dasar 3.12. Pada penelitian ini tidak membahas tentang sistem reproduksi pada wanita. Penelitian difokuskan terhadap kualitas sperma dan histologi testis pada sistem reproduksi pria. Hewan uji pada penelitian ini adalah mencit, disebabkan mamalia tersebut memiliki kondisi fisiologi yang hampir mirip dengan manusia.sehingga salah satu indikator dalam KD 3.12 tidak tercapai.pada indikator 3.12 menjelaskan struktur jaringan penyusunan organ organ reproduksi dengan fungsinya pada sistem reproduksi laki- laki dan perempuan, sedangkan pada penelitian ini tidak menjelaskan fungsi dan struktur sistem reproduksi wanita. Berdasarkan hasil penelitian, maka penelitian aktivitas antispermatogenik ekstrak etanol daun jambu mete terhadap mencit berpotensi sebagai materi pembelajaran biologi SMA kelas XI IPA disebabkan telah memenuhi prinsip konsistensi. Prinsip konsistensi yang dimaksud adalah pada penelitian tersebut memiliki parameter yang terdiri motilitas sperma, jumlah sperma dan histologi testis dalam menyelesaikan rumusan masalah penelitian. Penelitian tersebut juga konsisten dengan materi-materi yang wajib dipelajari para peserta didik mulai dari sel penyusun jaringan sampai dengan tahapan dalam perkembangan spermatogenesis. Sehingga penelitian tersebut sesuai dengan tuntutan KD 3.12 pada kurikulum 2013. Berdasarkan hasil penelitian, penelitian aktivitas antispermatogenik ekstrak etanol daun jambu mete terhadap mencit berpotensi sebagai materi pembelajaran biologi SMA kelas XI IPA disebabkan memenuhi prinsip Adequacy pada KD 3.12. Pada penelitian ini membahas tentang materi yang terdapat di dalam Kompetensi Dasar 3.12 yaitu tentang menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam proses reproduksi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Materi yang dipelajari mulai dari pergerakan sperma, jumlah sperma, organ testis dan perkembangan sel spermatogenesis di dalam tubulus seminiferus. Seluruh materi tersebut sudah sesuai dengan kecukupan para peserta didik dalam mempelajarinya. Oleh sebab itu hasil penelitian ini dapat menjadi materi pembelajaran biologi SMA kelas XI IPA pada KD 3.12 kurikulum 2013. Simpulan Dari uraian hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian ekstrak etanol daun jambu mete (Anacardium occcidentale L.) berpengaruh terhadap motilitas sperma dan jumlah sperma mencit (Mus musculus L.). Semakin tinggi dosis yang diberikan maka semakin menurunkan motilitas sperma dan jumlah sperma. 2. Dosis yang paling efektif untuk mengurangi motilitas sperma dan jumlah sperma mencit adalah dosis 200 mg/kg BB. 3. Proses dan hasil penelitian aktivitas antispermatogenik ekstrak etanol daun jambu mete terhadap mencit berpotensi sebagai materi pembelajaran biologi SMA kelas XI IPA untuk mencapai KD 3.12 pada kurikulum 2013. Ucapan Terimakasih Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Irfan Yunianto, M.Sc 2. H. Muhammad Joko Susilo, M.Pd 3. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Daftar Pustaka Ashfahani, Elfira Dzikri. Nugraha Intan Wiratmini. A.A.S.A Sukmaningsih. 2010. Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) setelah Pemberian Ekstrak Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg,) Roscoe.). Jurnal Biologi XIV(1):20-23. Elya, Berna. Dadang Kusmana. Nevy Krinalawaty. 2010. Kualitas Spermatozoa dari Tanaman Polyscias guilfoylei. Makara, Sains. Vol 14. No1, April 2010. Hal 51-56. Hayati, Alfiah. Nina Puspita. I.B Rai Pidada. 2012. Pemanfaatan Biji labu Kuning (Cucurbita moschata) untuk Pemulihan Morfologi dan Motilitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus) yang Terpapar 2-Metoksietanol. Berk.Pend. Hayati:18 (35-38). Kusrini, Dewi. Mahendra Ismardiyanto. 2003. Asam Anakardat Kulit Biji Jambu Mete (Anacardium 217

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: 2407-1269 Halaman 212-218 occidentale L.) yang Mempunyai Aktivitas Sitotoksik. JSKA: Vol.No.1 Tahun 2003. Kustantinah.2008. Farmakope Herbal Indonesia.Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Malik, Abd. 2012. Efek Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) pada Organ Aorta Tikus Terisolasi dan Penetapan Kadar Fenolik serta Flavonoid Totalnya. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Nurliani, Anni. Rusmiati. Heri Budi Santoso. 2005. Perkembangan Sel Spermatogenik Mencit (Mus musculus L) setelah Pemberian Ekstrak Kulit Kayu Durian (Durio zibethinus Murr.). Berk.Penel.Hayati.Vol 11. (77-79). Parhizkar, Saadat. Maryam Jamielah Yusoff. Mohammad Aziz Dollah. 2013. Effect of Phaleria macrocarpa on Sperm Characteristics in Adult Rats. Advanced Pharmaceutical Bulletin.3(2).345-352. Wiryawan, I Gusti Nyoman Sri. Ida Ayu Ika Wahyuniari. 2009. Ekstrak Biji Klabet Menurunkan Jumlah Sel Spermatozoa pada Kelinci. Jurnal Veteriner Juni2009.Vol 10. No2 :71-76. Yunianto, Irfan. 2010. Aktivitas Antispermatogenik dan Antikesuburan Ekstrak Etanol Pegaga (Centella asiatica L.) Ke Atas Tikus Jantan. Bangi : Universitas Kebangsaan Malaysia. 218