BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebisingan menurutpermenakertrans No. 13 Tahun 2011Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika yaitu Intensitas bising adalah Suara yang tidak diinginkan akan memberikan efek yang kurang baik terhadap kesehatan. Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 85 dba dan waktu bekerja maksimum adalah 8 jam per hari. Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan yang durasi, intensitas dan kualitasnya menyebabkan berbagai dampak terhadap fisiologi atau psikologis manusia serta makhluk lainnya (Hediyono, 2003). Kebisingan di tempat kerja seringkali merupakan masalah tersendiri bagi tenaga kerja, umumnya berasal dari mesin kerja. Sayangnya, banyak tenaga kerja yang telah terbiasa dengan kebisingan tersebut, meskipun tidak mengeluh gangguan kesehatan tetap terjadi, sedangkan efek kebisingan terhadap kesehatan tergantung pada intensitasnya (Anies, 2005). Lingkungan kerja bising perlu mendapat perhatian yang lebih karena tenaga kerja yang terpapar bising akibat proses produksi dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyaman kerja. Bising yang berlebihan sekitar 80 db(a) yang berulangkali didengar, untuk jangka waktu yang lama, dapat menimbulkan stress. Dalam keadaan stress otot-otot kepala dan leher menjadi tegang yang menyebabkan sakit kepala, susah tidur, hipertensi, ginjal, serangan jantung, maag, dan menurunnya daya tahan tubuh (Novitasari, 2008). Perusahaan yang menjadi obyek yaitu PT. Dirgantara Indonesia, perusahaan ini bergerak dalam industri manufaktur pembuatan pesawat terbang yang cukup besar di Indonesia membutuhkan aplikasi Sistem Manajemen K3 dengan tepat, yang berguna untuk mengurangi pekerja dari bahaya dan kecelakaan kerja. Menurut informasi dari Departemen K3LH PT. Dirgantara Indonesia tahun 2015 Departement produksi Metal Formingsangat berpotensi terjadi kecelakaan kerja. Hal tersebut dikarenakan lingkungan fisik kerja di area Metal I-1
I-2 Formingcenderung kurang baik karena terdapat mesin produksi di area Metal Formingyang langsung berhubungan dengan operator/pekerja. Banyaknya keluhan fisik kerja yang diterima Departement K3LH dari karyawan yang bekerja di Metal Formingdiantaranya yaitu bising. Proses yang ada di Metal Forming meliputi pelubangan, pemotongan dan sending.berdasarkan pengukuran kebisingan di bagian Metal Formingdiantaranya fitter finish Formingsebesar 96,7 db, profile Press Formingsebesar 95,5dB, sheet press Forming82,6 db. Maka hal ini menunjukkan bahwa kebisingan di areametal Forming melebihi NAB yaitu 85 db dengan suara mesin yang gaduh dan waktu kerja 8jam/hari secara terus-menerus dapat menyebabkan adanya gangguan pekerjaan (kebisingan). Sebagian pekerja yang tidak memakai alat pelindung telingaearplug, karena mereka merasa tidak nyaman jika memakai alat pelindung telinga tersebut dan mereka kurang paham dengan akibat yang ditimbulkan dari kebisingan yang melebihi NAB. Tingkat kebisingan yang diatas NAB dapat menimbulkan efek seperti gangguan fisiologis, psikologis dan gangguan patologis organis, salah satu contoh gangguan psikologis yang diakibatkan oleh kebisingan adalah stres kerja (Depkes RI, 2003). Stress kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan menganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 2001). Adapun gejala stress meliputi tanda seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, nyeri punggung dan leher, keluar keringat berlebihan, merasa lelah, sulit tidur, cemas dan tegang saat menghadapi masalah, meningkatnya konsumsi rokok dan kopi, sulit berkonsentrasi, kehilangan kepercayaan terhadap orang lain mudah marah dan tersinggung (Nuzulia, 2010). Bagi perusahaan, stress dilihat dalam konteks makna kehilangan produktivitas, kinerja yang buruk, kecelakaan, penurunan kreatifitas, dan kurang inovasi (Loocker dan Gregson, 2005). Berdasarkan survei awal yang dilakukan bahwa pada intensitas kebisingan yang lebih dari nilai ambang batas terdapat pada gejala emosional (93%) pekerja merasa Letih/Lelah, Gejala Fisik (73%) pekerja merasa sakit kepala, pusing, dan Gejala intelektual (73%) pekerja sulit berkonsentrasi, sedangkan untuk intensitas
I-3 kebisingan yang kurang dari nilai ambang batas terdapat (20%) sering tegang pada otot leher, dan (46%) pekerja kehilangan kepercayaan terhadap orang lain pada gejala interpersonal. Dari hal tersebut mengindikasikan bahwa dari lingkungan kerja fisik ternyata kebisingan dapat menimbulkan stress kerja. Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan di lapangan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Hubungan Intensitas Kebisingan terhadap Stress Kerja pada Pekerja Bagian Metal Formingselama 8 jam kerja PT. Dirgantara Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah PT. Dirgantara Indonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), salah satu produksi yang dihasilkan adalah pembuatan pesawat terbang.berdasarkan survey awal dan observasi lapangan khususnya di bagian produksi, dimana pada area tersebut proses kerja dengan menggunakan mesin yang menghasilkan suara bising dengan frekuensi tinggi. Banyak pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri untuk kebisingan, adapun alat pelindung diri yang digunakan pekerja itu sendiri hanya menggunakan masker dan sarung tangan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentangadakah Hubungan Antara Kebisingan terhadap Stress Kerja pada pekerja bagianmetal Formingselama 8 jam kerja PT. Dirgantara Indonesia (Persero). 1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Antara Kebisingan terhadap Stress Kerja pada pekerja bagian Metal Forming selama 8 jam kerja PT. Dirgantara Indonesia (Persero). 2. Tujuan Khusus a) Mengetahuiintensitas kebisingan di ruang kerja pada bagian Metal Formingselama 8 jam kerja PT. Dirgantara Indonesia Bandung(Persero). b) Mengetahui stress kerja pada pekerja bagian Metal Formingselama 8 jam kerja PT. Dirgantara Indonesia Bandung(Persero).
I-4 c) Menganalisishubungan antara kebisingan dengan stress kerja pada pekerja bagian Metal Formingselama 8 jam kerja PT. Dirgantara Indonesia Bandung(Persero). 1.4 Ruang Lingkup Penelitian a. Lingkup Masalah Mengetahuiadanya intensitas kebisingan dengan stress kerja pada pekerja bagian Metal Formingselama 8 jam kerja PT. Dirgantara Indonesia (Persero). b. Lingkup Metode Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Cross Sectional. c. Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di bagian produksimetal FormingPT. Dirgantara Indonesia (Persero). d. Lingkup Sasaran Sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang diwakili sample bagian produksimetal FormingPT. Dirgantara Indonesia(Persero). e. Lingkup Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 1.5 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian terhadap masalah-masalah di atas diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Bagi Peneliti Sebagai pengalaman peneliti dan untuk media belajar dilapangan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Pasundan. 2. Manfaat Bagi Teknik Lingkungan Memberikan masukkan dan informasi yang diperlukan sebagai bahan pustaka atau referensi penelitian bagi Teknik Lingkungan Universitas
I-5 Pasundan khususnya bagi peminatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). 3. Manfaat Bagi Perusahaan a. Sebagai masukan dalam menentukan kebijakan dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja khususnya pada aspek kebisingan dan stress kerja. b. Sebagai masukan bagi para pekerja itu sendiri untuk mengetahui potensi bahaya dan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Adapun sistematika penulisan pada laporan Tugas Akhir ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, lokasi penelitian,manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan. BAB II GAMBARAN UMUM Berisi tentang informasi umum wilayah penelitian yang dijadikan objek penelitian. BAB III TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang teori-teori Kebisingan dan Stress kerja ditempat kerja. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan untuk penelitian ini dilapangan. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang hasil penelitian yang didapat dari penelitian ini serta pembahasannya. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang pemberian kesimpulan terhadap hasil penelitian yang dilakukan dan pengajuan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.