BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. metode action research atau penelitian tindakan. Menurut Ebbut, seperti dikutip

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (class action research),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan &

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Dalam penelitian ini, metode penelitian dengan penggunaan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

Oleh : Burhanah Farida SD Negeri 4 Tanggung ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa.

BAB I I PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.2. Karakteristik Subjek Penelitian

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. Prambon kabupaten Sidoarjo pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Di dalam model penelitian ini. singkat dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

Penerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersama. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat refleksif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisikondisi dimana praktek-praktek pembelajaran itu dilakukan. Siklus dalam sebuah PTK digambarkan dengan sebuah desain putaran spiral yang diadaptasi dari Kemmis dan Mc. Taggart yang meliputi: Observasi awal Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999) 24

25 Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus tindakan, pada siklus I terdiri atas dua kali pertemuan selama 4 jam pelajaran dan siklus II terdiri atas dua kali pertemuan selama 4 jam pelajaran. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan pembelajaran Pemecahan Masalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pengukuran waktu, panjang dan berat kelas II MI Negeri Beji Kabupaten Pasuruan. B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - September di MI Negeri Beji Kabupaten Pasuruan. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MI Negeri Beji Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa dalam kelas II sebanyak 38 terdiri dari 20 putra dan 18 putri. Subyek penelitian adalah kelas II karena siswanya kurang aktif dalam bertanya ataupun menjawab serta berdasarkan nilai hasil belajar yang masih kurang dibandingkan dengan kelas lain. C. Variabel Yang diselidiki Data dan sumber data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

26 Tabel 3.1. Matrik Jenis Data, Deskriptor, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian Keberhasilan Tindakan Terhadap Pemahaman terhadap pengukuran waktu, panjang dan berat Jenis Data Deskriptor Sumber Data Instrumen Aktivitas belajar siswa Hasil diskusi siswa Hasil belajar siswa 1. Penguasaan materi. 2. Penyampaian materi. 3. Bertanya. 4. Berkomentar 5. Menjawab 6. Aktivitas lain 1. Identifikasi masalah 2. Merumuskan masalah 3. Mengumpulkan data 4. Membuat kesimpulan dan solusi jawaban 5. Menjawab pertanyaan Skor test pada tiap akhir siklus Siswa kelas II MI Negeri Beji Kabupaten Pasuruan Siswa kelas II MI Negeri Beji Kabupaten Pasuruan Lembar Observasi Catatan Lapangan Lembar hasil diskusi siswa Soal tes; bentuk soal pilihan ganda dan uraian singkat D. Rencana Tindakan Penelitian ini menggunakan dua siklus masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah dilakukan refleksi pada hasil pembelajaran siklus I maka akan disusun perencanaan baru untuk siklus berikutnya. Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini adalah (1) tahap pra tindakan dan (2) tahap pelaksanaan tindakan. Rincian kegiatan tahaptahap tersebut adalah sebagai berikut:

27 1. Tahap Pendahuluan (Pra Tindakan) Tahap pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung sebelumnya. b. Meminta pada guru mata pelajaran matematika nilai hasil belajar pada materi sebelumnya untuk mengetahui kemampuan awal siswa. c. Menyusun rancangan penelitian. 2. Tahap pelaksanaan tindakan Pada tahap ini pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Yakni melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Pemecahan Masalah. Tindakan pembelajaran dilakukan oleh peneliti berdasarkan perencanaan sebelumnya. Sedangkan pengamatan (observasi) dilakukan oleh rekan peneliti dan guru mata pelajaran matematika a. Siklus I 1) Perencanaan Tindakan I a) Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. b) Membuat lembar pengamatan. c) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) d) Membentuk kelompok belajar.

28 e) Menyusun soal tes hasil belajar siswa sesuai dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang disajikan. 2.) Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan pertama siklus I Guru membuka pelajaran kemudian memberikan pengantar materi pembelajaran dan memberi motivasi pada siswa. Guru memberikan gambaran tentang pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis pemecahan masalah (Problem Solving) metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi dan penugasan berupa LK. Guru memberi pertanyaan yang dapat menggali pengetahuan siswa. Guru menyuruh siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Guru memberikan LKS pada masing-masing kelompok dimana dalam LKS tersebut terdapat permasalahan. Guru menyuruh beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Guru memberikan tugas sebagai bahan diskusi pertemuan selanjutnya.

29 b) Pertemuan kedua siklus I Guru menyuruh siswa untuk berkumpul sesuai dengan anggota kelompok masing-masing. Guru melakukan apersepsi tentang pembelajaran yang lalu. Guru membacakan identitas kelompok yang belum tampil untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru memberikan LKS pada masing-masing kelompok dimana dalam LKS tersebut terdapat permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa bersama anggota kelompok dengan menggunakan pembelajaran berbasis pemecahan masalah (Problem Solving). Semua kelompok diberikan permasalahan yang sama dan perlakuan yang sama pula. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru menambahkan proses refleksi dengan mengarahkan pemahaman siswa untuk mencapai hasil belajar yang telah disepakati bersama oleh seluruh siswa. Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar. Guru memberikan tugas sebagai bahan diskusi pertemuan selanjutnya Tes siklus I

30 3.) Observasi I Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung perubahan tingkah laku siswa diamati, perubahan tingkah laku ini diduga sebagai reaksi atau tanggapan terhadap tindakan yang diberikan. Observer merekam segala aktivitas siswa serta situasi belajar selama proses pembelajaran berlangsung hasil observasi dicatat dalam lembar observasi atau catatan lapangan. 4.) Refleksi Hasil pengamatan kedua ini sudah berupa nilai tes yang menunjukkan hasil belajar siswa di mana ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil siklus I dan kelebihan serta kekurangan pada siklus II. Hasil pengamatan dari siklus II merupakan refleksi akhir penelitian ini. b. Siklus II 1.) Perencanaan Tindakan II Perencanaan tindakan pada siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I. Perangkat pembelajaran yang digunakan pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) dan kunci jawabannya, menyiapkan perangkat tes individual (kuis) yaitu tes di akhir siklus II serta kunci jawabannya.

31 2.) Pelaksanaan Tindakan II a. Pertemuan pertama siklus II Guru membuka pelajaran kemudian memberikan pengantar materi pembelajaran dan memberi motivasi pada siswa. Guru memberikan gambaran tentang pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis pemecahan masalah (Pemecahan Masalah) dengan metode diskusi dan penugasan yang berupa lembar kegiatan (LK) dilengkapi dengan penggunaan alat peraga berupa benda kongkrit. Guru memberi pertanyaan yang dapat menggali pengetahuan siswa. Guru menyuruh siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Guru memberikan LKS pada masing-masing kelompok dimana dalam LKS yang harus diselesaikan oleh siswa bersama anggota kelompok dengan menggunakan pembelajaran berbasis pemecahan masalah (Problem Solving). Guru menyuruh beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Guru memberikan tugas untuk pertemuan kedua pada siklus II.

32 b. Pertemuan kedua siklus II Guru menyuruh siswa untuk berkumpul sesuai dengan anggota kelompok masing-masing. Guru melakukan apersepsi tentang pembelajaran yang lalu. Guru membacakan identitas kelompok yang belum tampil untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru memberikan LKS pada masing-masing kelompok dimana dalam LKS tersebut terdapat permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa bersama anggota kelompok dengan menggunakan pembelajaran berbasis pemecahan masalah (Problem Solving) dengan metode diskusi dan penugasan yang berupa lembar kegiatan (LK) dilengkapi dengan penggunaan alat peraga berupa benda kongkrit. Semua kelompok diberikan permasalahan yang sama dan perlakuan yang sama pula. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru menambahkan proses refleksi dengan mengarahkan pemahaman siswa untuk mencapai hasil belajar yang telah disepakati bersama oleh seluruh siswa. Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar. Tes siklus II

33 3.) Observasi Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung perubahan tingkah laku siswa diamati, perubahan tingkah laku ini diduga sebagai reaksi atau tanggapan terhadap tindakan yang diberikan. Observer merekam segala aktivitas siswa serta situasi belajar selama proses pembelajaran berlangsung hasil observasi dicatat dalam lembar observasi. 4.) Refleksi Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan tindakan pada siklus II. Refleksi ini juga dapat digunakan sebagai bahan acuan atau pertimbangan untuk melanjutkan penelitian yang serupa dengan obyek penelitian tersebut. E. Data dan Cara Pengumpulannya Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes Hasil Belajar Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaan matematika digunakan tes secara tertulis. Tes dibuat atau disusun oleh peneliti bersama guru mata pelajaran. Sebelum tes digunakan untuk mengungkapkan data pada subjek yang sebenarnya, naskah tes tersebut diuji-cobakan terlebih dahulu pada kelas lain di luar kelas penelitian untuk mengetahui tingkat validitas.

34 2. Panduan Observasi Panduan observasi merupakan pedoman dalam melaksanakan pengamatan di kelas. Panduan observasi ini disusun berdasarkan literatur pembelajaran dengan Pemecahan Masalah. Panduan observasi ini digunakan untuk memperoleh data atau gambaran mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran matematika dengan pembelajaran Problem Solving berlangsung. 3. Dokumentasi Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skenario pembelajaran; Lembar Kerja Siswa (LKS); nilai hasil evaluasi siswa dan nilai hasil tiap evaluasi pada tiap siklus pembelajaran. 4. Catatan lapangan Catatan lapangan digunakan untuk menulis informasi dan kejadian yang ada pada tahap pelaksanaan yang tidak terangkum dalam lembar observasi. Data aktivitas belajar siswa dan hasil diskusi siswa diperoleh dari observasi dan catatan lapangan, sedangkan data hasil belajar siswa diperoleh dari dokumen-dokumen seperti biodata siswa, nilai rapot, dan skor uji kompetensi sebelum pelaksanaan tindakan. Data-data yang diperoleh dari penilaian pemahaman, perolehan belajar, observasi dan catatan lapangan dianalisis dan diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan 1. Hasil dari evaluasi

35 tindakan 1 digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan 2. pada siklus 2 indikator keberhasilan sudah tercapai semuanya. F. Indikator Kinerja Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Analisis dalam PTK bertujuan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan atau perubahan sebagaimana yang diharapkan, bukan untuk membuat generalisasi atau pengujian teori 10. Analisis data dalam penelitian ini meliputi kegiatan mengelola data mentah, menyajikan data, menarik kesimpulan dan melakukan refleksi. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa data kerja sama dan hasil belajar siswa. Selain itu juga diperoleh data pendukung tentang kegiatan guru dan catatan lapangan. Penilaian aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran yaitu penilaian yang dilakukan dengan menggunakan deskriptor yang dapat dijadikan sebagai penentu tingkat keberhasilan penelitian tindakan ditinjau dari sikap aktif siswa selama mengikuti pembelajaran. Pengukuran persentase keberhasilan siswa untuk lembar observasi pengukuran aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada rumus ini 11 10 Soedarsono. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas. Revisi II. (Jakarta: Rineka Cipta, 2001.) hal. 25 11 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002.) hal. 54

36 Persentase keberkasilan klasikal skorklasikal yang diperokleh skor klasikalmaksimal 100% Hasil persentase diubah menjadi sebuah predikat, menurut Maghfiroh aktivitas belajar siswa dapat diklasifikasikan sebagai mana yang terdapat dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.2 Persentase dan Taraf Keberhasilan Tindakan Persentase keberhasilan tindakan Taraf keberhasilan Nilai dengan huruf Nilai dengan angka 85-100 70-84 55-69 50-54 0-49 Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali A B C D E 5 4 3 2 1 Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilaksanakan pada tiap akhir siklus. Peningkatan pemahaman siswa selama kegiatan pembelajaran di analisis secara deskriptif kuantitatif yaitu dengan membandingkan rata-rata hasil tes yang telah diperoleh pada masing-masing siklus. Pencarian rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: x P n - P = rata-rata nilai - x = jumlah nilai keseluruhan. - N = banyaknya siswa Indikator keberhasilan tindakan juga dilihat dari pencapaian ketuntasan belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti seperti yang tertera pada tabel 3.2

37 Tabel 3.3 Keberhasilan Tindakan Terhadap Pemahaman terhadap Materi Kriteria Pencapaian dengan Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah (Problem Solving) Skor dan Kriteria Keberhasilan Tindakan Jenis Data Siklus I Siklus II Skor Kriteria Skor Kriteria Aktivitas belajar siswa 65 C 75 B Hasil diskusi siswa 65 C 70 B Hasil belajar siswa 65 C 70 B G. Tim Peneliti dan Tugasnya Sesuai dengan salah satu ciri atau karakteristik penelitian kualitatif, yaitu manusia sebagai alat atau instrumen 12, maka kehadiran peneliti sangat diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengamat dan pemberi tindakan. Sebagai pengamat, peneliti mengamati aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan dibantu oleh teman sejawat yakni rekan guru Kelas III. Sebagai pemberi tindakan, peneliti bertindak sebagai pengajar yang membuat rancangan pembelajaran sekaligus menyampaikan bahan ajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Di samping itu peneliti juga sebagai pengumpul data dan penganalisis data serta sebagai pelapor hasil penelitian. 12 Meleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.), 4