BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan pasal 1 UU No.20 tahun 2003. Menurut UU No 20 tahun 2003 pasal 3 tentang pendidikan nasional: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Menurut J. Drost sebagaimana dikutip Nazarudin (2007:162), pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan untuk menjadikan orang lain belajar. Menurut Nazarudin (2007:163), pembelajaran merupakan suatu peristiwa atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa. Menurut Barizi (2009:87), pembelajaran merupakan proses atau cara untuk menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Hamalik (2007:25), pembelajaran adalah kolaborasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi terhadap pencapaian 1

2 tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian usaha atau aktivitas yang sengaja dirancang dalam mempermudah proses belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Berdasarkan paparan di atas, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan pendidikan untuk mempersiapkan masyarakat yang bernilai luhur dan bermoral yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sangatlah penting bagi seorang guru guna membekali pengetahuan dan kemampuan dasar, serta membimbing siswa dalam hubungan antar warga negara dengan negara. Proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat melatih siswa berfikir kritis dan bertindak demokratis sesuai dengan moral etika ketimuran yang baik. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa sebagai calon pemimpin bangsa, memberikan bekal pengetahuan kepada siswa berkenaan pendidikan bela negara agar nantinya dapat menjadi warga negara, dapat diandalkan oleh bangsa dan negara yang mampu mengembangkan dan melestarikan nilai luhur budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari.

3 Samani dan Hariyanto (2011:41) mengatakan bahwa karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang khas dari masing-masing individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Maksudin (2013:3), karakter adalah jati diri (daya qalbu) yang merupakan saripati kualitas batiniah/rohaniah manusia yang penampakannya berupa budi pekerti (sikap dan perbuatan lahiriah). Berdasarkan teori-teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian karakter adalah ciri khas individu yang dapat membedakan seseorang dengan orang lain atau bisa disebut dengan watak. Menurut Hidayatullah (2010:84), karakter kreatif merupakan sebuah kualitas pemikiran seseorang yang orasional, mendekati sebuah kebutuhan, tugas, atau ide dari suatu perspektif yang baru, menghasilkan; menyebabkan ada, imajinasi; kemampuan untuk membayangkan sesuatu. Menurut Murniati (2012:11), kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif dengan apa yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah suatu aktivitas kemampuan individu yang melahirkan gagasan atau produk baru yang efektif dan bersifat imajinatif. Menurut Gunawan (2012:241) bahwa disiplin merupakan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan peraturan. Samani dan Hariyanto (2011:121) mengatakan bahwa pengertian disiplin adalah sikap dan perilaku yang mucul sebagai akibat dari pelatih atau kebiasaan menaati aturan, hukum atau perintah.

4 Karakter bangsa merupakan anugerah yang harus ditanamkan, diterapkan, serta dikembangkan kepada peserta didik karena menjadi pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama karakter kreatif dan disiplin. Perhatian terhadap pembangunan karakter bangsa merupakan salah satu amanat pendiri bangsa dan telah dimulai sejak kemerdekaan (Sulhan.2011:1-2). Penanaman serta pengembangan karakter kreatif dan disiplin tidak hanya diterapkan dalam keluarga namun sekolah serta masyarakat harus turut serta agar terwujud watak yang sesuai dengan kepribadian bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Perkembangan zaman berjalan begitu pesat, berbagai teknologi yang semakin maju dan canggih mulai dipertontonkan bahkan dipersaingkan. Hal ini mengakibatkan manusia makin menginginkan segala sesuatu yang serba mudah dan instan, baik dalam aspek teknologi, ekonomi, politik bahkan pendidikan yang berdampak pada kehidupan bermasyarakat maupun individu. Munculnya kecanggihan teknologi berpengaruh pada mental serta moral anak bangsa. Pengaruh negatif begitu besar dan mudah menjerumuskan generasi muda di tanah air. Berbagai kerusuhan, pertikaian serta perkelahian antar siswa, maupun antar golongan saat ini bukan hal yang asing didengar. Hampir setiap hari berita di televisi maupun sosial media menggambarkan peristiwa tersebut yang tidak hanya mengganggu keamanan serta kenyamanan masyarakat bahkan tak jarang jatuh korban jiwa pada peristiwa kericuhan yang ada, baik itu masa yang terlibat atau masyarakat bahkan para aparat keamanan pun menjadi sasaran.

5 Kasus dalam kehidupan bermasyarakat dapat dipengaruhi oleh implementasi pendidikan yang kurang optimal, maupun lemahnya penanaman serta pengembangan kepribadian para generasi bangsa. Penanaman serta pengembangan karakter kreatif dan displin dapat dilaksanakan melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengembangankan karakter kreatif dan disiplin dengan cara memberikan kesempatan pada siswa agar dapat mengekpresikan imajinasinya, mengefektifkan, menegakkan peraturan serta hukuman yang tegas bagi siswa yang melanggar tata tertib. Hal ini dapat dikembangkan melalui pembiasaan serta contoh langsung yang diberikan guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas X Seni Lukis maupun instansi Sekolah SMK Negeri 9 Surakarta. Alasan memilih kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta sebagai tempat penelitian ini karena berdasarkan informasi belum ada yang melakukan kajian mengenai pengembangan karakter kreatif dan disiplin di sekolah ini. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas cukup beralasan dilakukan penelitian mengenai Pengembangan Karakter Kreatif dan Disiplin pada Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah digunakan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, serta agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Berdasarkan latar

6 belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengembangan karakter kreatif dan disiplin pada siswa kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015? 2. Apakah kendala dalam pengembangan karakter kreatif dan disiplin pada siswa kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015? 3. Bagaimanakah alternatif solusi untuk mengatasi kendala dalam pengembangan karakter kreatif dan disiplin pada siswa kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan salah satu arah dari kegiatan penelitian, maka tujuan harus ditentukan terkait dengan permasalahan tersebut. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menggambarkan pengembangan karakter kreatif dan disiplin pada siswa kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. 2. Mendeskripsikan kendala dalam pengembangan karakter kreatif dan disiplin pada siswa kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. 3. Mengidentifikasi alternatif solusi dalam mengatasi kendala dalam pengembangan karakter kreatif dan disiplin pada siswa kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015.

7 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu sosial, khususnya pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMK Negeri 9 Surakarta yang mengkaji pengembangan karekter kreatif dan disiplin. b. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan bagi guru dalam upaya meningkatkan kompetensi sosial yang dimilikinya. b. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah sebagai panduan untuk meningkatkan kualitas pendidik khususnya guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. E. Daftar Istilah 1. Pengembangan. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725). Pengembangan adalah mengembangkan; pembangunan secara bertahap dan teratur, dan yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. 2. Karakter. Menurut Maksudin (2013:3), karakter adalah jati diri (daya qalbu) yang merupakan saripati kualitas batiniah/rohaniah manusia yang penampakannya berupa budi pekerti (sikap dan perbuatan lahiriah).

8 3. Kreatif. Menurut Komite Penasehat bidang Pendidikan Kreatif dan Pendidikan Budaya (1999:29) sebagaimana dikutip oleh Craft (2003:1), kreatif atau kreativitas sebagai bentuk aktivitas imajinatif yang menghasilkan sesuatu yang bersifat original, murni, asli dan bermakna 4. Disiplin. Menurut Gunawan (2012:33) disiplin merupakan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan peraturan. Samani dan Hariyanto (2011:121) mengatakan bahwa pengertian disiplin adalah sikap dan perilaku yang mucul sebagai akibat dari pelatih atau kebiasaan menaati aturan, hukum atau perintah. 5. Pembelajaran. Menurut Nazarudin (2007:163), pembelajaran merupakan suatu peristiwa atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa. 6. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Menurut Darmadi (2013), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dimaknai sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik baik sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.