FASILITAS TERAPI DAN PENDIDIKAN ANAK AUTIS DI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

Institut Seni Indonesia di Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.7 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

Redesain Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro 1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rusunawa Buruh di Kawasan Industri Mangkang Semarang

2. TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

REDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG. disusun oleh : KHOERUL UMAM L2B

FASILITAS REST AREA TIPE A PADA RUAS JALAN TOL CIPULARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT BALAWISTA Di Kabupaten Badung, Provinsi Bali

GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengembangan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah tepatnya Kementerian

PUSAT KREATIVITAS ANAK DI SEMARANG

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ENTERTAINMENT CENTER DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI Jawa Tengah

Apartemen untuk Wanita di Kota Semarang I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Lanjut Usia (lansia) semakin meningkat di dunia, termasuk juga di Negara Indonesia.

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SLEMAN Tugas Akhir 126 Arsitektur Undip BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan. Tabel 1.1. Tabel Hasil Penjualanan Sepeda Motor di Indonesia Tahun2013 Sumber: otonity.com (di unduh pada 1 Januari 2014)

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SHOWROOM HINO DI SEMARANG

SEMARANG ELECTRONIC CENTER

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA REKREASI WISATA ALAM CURUG SEWU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TOKO BUKU DENGAN RUANG PAMER DI KOTA CIREBON

TUGAS AKHIR PERIODE 114 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RSIA-CILACAP. Dengan Penekanan Desain Modern Arsitektur.

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

RELOKASI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PROPINSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RE- DESAIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BAHAGIA SEMARANG

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

REST AREA JALAN TOL SEMARANG - BATANG

PUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1 PAUD DAN SD ALAM DI SEMARANG TUGAS AKHIR 115 ALIZA MELINDA (L2B ) 1.1 Latar Belakang

RUMAH SAKIT HEWAN DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TA 29

PASAR BUKU KOTA SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. Redesain Pusat Kegiatan Budaya Melayu di Pekanbaru 1

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir Periode 135

PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

City Bike Center Velodrome & Area Komersial T.A.37 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ( 17/8/ % Spesies Primata Terancam Punah)

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

RUMAH SUSUN BURUH PABRIK DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1. Pusat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN SOBOKARTTI SEBAGAI JAVA HERITAGE CENTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Gedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN

PERUMAHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN DENGAN PENEKANAN DESAIN EKO-ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi Proporsi Penduduk di Indonesia (%) 0-14 Tahun Tahun > 65 Tahun

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG

FORD SUPERSTORE DI SEMARANG

PENDIDIKAN LUAR BIASA BAGI PENYANDANG CACAT DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Women and Child Center di Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Jawa Tengah in Figures 2010 (Jawa Tengah dalam Angka 2010)

Pusat Pengembangan Bahasa Internasional UNISSULA Tugas Akhir 37 BAB I PENDAHULUAN

TA 91. golf side town house. di Semarang. s a n t y l u s i a n i l2b BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SEMARANG CONVENTION CENTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bontang terletak 150 km di utara Samarinda. Dengan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TA 115

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN NAMA RS JENIS KELAS ALAMAT JUMLAH TEMPAT TIDUR. Belum ditetapkan TOTAL 596. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

REDESAIN KANTOR PENGADILAN TINGGI SEMARANG

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR FASILITAS TERAPI DAN PENDIDIKAN ANAK AUTIS DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN RESPON TERHADAP KARAKTER ANAK AUTIS Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: DIAH NUGRAHENI L2B 005 164 Periode 108 Agustus Desember 2009 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2009 1

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Anak merupakan aset penting untuk keberlangsungan suatu bangsa karena mereka adalah tonggak pembangunan masa depan. Dalam kenyataannya terdapat dua jenis anak, yaitu anak normal dan anak berkebutuhan khusus yang keduanya memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Anak berkebutuhan khusus misalnya juga memiliki hak dalam mengembangkan diri dan memperoleh pendidikan. Hal ini tentunya diperlukan penanganan khusus mengingat keadaan yang ada pada anak tersebut. Salah satu kategori seseorang yang berkebutuhan khusus adalah autis. Belum ada data akurat mengenai jumlah yang mengalami gangguan perkembangan semacam itu di Indonesia. Autisme terjadi 5 dari 10.000 kelahiran (Mirza Maulana, 2007). Bahkan tiga tahun belakangan meningkat menjadi 1 dari 500 kelahiran (Abdul Hadis, 2006) dan menurut data dari www.autis.info perbandingan di Indonesia telah mendekati 1 : 160 per kelahiran. Berdasar wawancara kepada Ir. Nurini, MT (Sekretaris Yayasan Autisma Semarang) bahwa jumlah penderita autis di Semarang cenderung meningkat. Saat ini tercatat 200 orang yang terdata oleh yayasan. Namun, beliau mengatakan jumlahnya bisa lebih banyak dari itu. Penyebab seseorang menjadi autis adalah ketunaan pada sel otak mereka saat masih dalam kandungan. Hal ini bisa diakibatkan oleh virus, polusi seperti dari kendaraan bermotor maupun gangguan lain yang menyebabkan rusaknya sel otak pada anak. Meski sudah berkembang pemberitaan tentang autisme, kebelumpahaman masyarakat membuat mereka menyamakan autisme dengan orang berkebutuhan khusus lainnya sehingga terjadi kesalahan penanganan yang biasanya hanya terfokus pada gejala penyerta dari anak autis tersebut. Penanganan autis yang selama ini dilakukan adalah dengan didirikannya tempat-tempat terapi bagi pribadi berkebutuhan khusus. Namun tempat terapi tersebut umumnya merupakan alih fungsi dari rumah hunian dari seseorang dan masih memiliki distraksi (gangguan) bagi penanganan autis. Penanganan yang lain adalah SLB bagi yang memiliki kecerdasan kurang. 2

Semarang sebagai salah satu kota industri manufaktur dengan beberapa pabrik terbangun dan makin berkembangnya kepadatan kendaraan bermotor ikut menjadi penyumbang potensi gangguan polusi pada masyarakat, termasuk bayi dalam kandungan. Meski belakangan Semarang memprogramkan sebagai Kota Ramah Anak (Suara Merdeka, 24 Juli 2009), penanganan penyandang autis belum maksimal. Keberadaan penyandang autis di Semarang masih mengandalkan program terapi yang belum sepenuhnya lepas dari distraksi dan menempati tempat yang berasal dari pengalihfungsian sebuah hunian serta melalui program pelayanan pendidikan di SLB. Namun di SLB pun program yang diterapkan untuk penyandang autis masih disamakan dengan retardasi mental (metode klasikal) padahal seseorang dengan kecenderungan autis memerlukan pendampingan one on one agar materi dapat dimengerti. Dengan demikian dirasa perlu untuk merencanakan dan merancang suatu tempat yang mengakomodasi kegiatan terapi dan pendidikan yang sesuai dengan karakter penyandang autis. Tujuan dari fasilitas ini adalah membuat anak autis menjadi lebih baik melalui kegiatan terapi dan pendidikan. Skala pelayanan adalah tingkat Semarang. Fasilitas ini direncanakan menggunakan konsep arsitektur yang merespon karakter anak autis. I. 2. Tujuan dan Sasaran Tujuan pembahasan LP3A ini adalah mengungkapkan semua hal yang berhubungan dengan Fasilitas Terapi dan Pendidikan Anak Autis yang digunakan sebagai wadah aktifitas terapi dan pendidikan anak autis beserta fasilitas penunjangnya. Hal tersebut selanjutnya digunakan sebagai panduan dalam perancangan fisik Fasilitas Terapi dan Pendidikan Anak Autis di Semarang. Sasaran pembahasannya adalah mengungkapkan dan merumuskan konsep dasar perencanaan dan perancangan Fasilitas Terapi dan Pendidikan Anak Autis di Semarang serta program dan kapasitas ruangnya. I. 3. Manfaat Subjektif Sebagai salah satu persyaratan untuk melanjutkan ke tahap studio grafis dan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai jenjang strata satu. 3

Objektif Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bagi pembaca, maupun mahasiswa yang akan menempuh Tugas Akhir. I.4. Lingkup Pembahasan Substansial Perencanaan dan perancangan Fasilitas Terapi dan Pendidikan Anak Autis di Semarang sebagai suatu bangunan massa banyak yang memiliki keterpaduan dengan konteks sekitarnya dan memenuhi kebutuhan fasilitas, sarana, dan prasarana bagi anak autis, pengelola, maupun pengunjung fasilitas ini. Spasial Secara administratif daerah perencanaan terletak di Semarang sebagai acuan bagi daerah-daerah.karena konteksnya sebagai ibukota pemeritahan Jawa Tengah. I. 5. Metodologi Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif dan dokumentatif, yaitu dengan mengumpulkan data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data diperoleh dengan cara : Studi kepustakaan Studi kepustakaan yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan. Wawancara Wawancara yaitu dialog langsung dengan pelaku aktifitas. Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik. Observasi lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung di lokasi. I. 6. Kerangka Bahasan Kerangka pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Berisikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metodologi, dan kerangka pembahasan. 4

BAB II BAB III BAB IV Bab V Kajian Pustaka Berisikan tentang pengertian serta aspek perencananaan dan perancangan Fasilitas Terapi dan Pendidikan Anak Autis di Semarang. Data Berisikan tentang data yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Fasilitas Terapi dan Pendidikan Anak Autis di Semarang termasuk menguraikan hasil studi banding, serta kesimpulan studi banding. Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Berisikan dasar-dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan aspek kontekstual, aspek fungsional, aspek kinerja, aspek teknis dan aspek arsitektural. Semua dasar-dasar pendekatan ini disesuaikan dengan karakter anak autis. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Beriskan tentang program dasar perencanaan dan perancangan Fasilitas Terapi dan Pendidikan Anak Autis di Semarang, penekanan desain serta penentuan lokasi tapak. 5

Alur Pikir Latar Belakang AKTUALITA Jumlah penyandang autis di Semarang yang bertambah jumlahnya Pelayanan terapi bagi penyandang autis di Semarang yang masih berupa alihfungsi hunian dan kebanyakan masih berdistraksi (kurang representatif untuk penyandang autis) Pelayanan pendidikan bagi penyandang autis di Semarang yang masih disamakan dengan penanganan untuk anak retardasi mental (metode klasikal) URGENSI Di butuhkan tempat untuk mewadahi kegiatan terapi dan pendidikan penyandang autis yang disesuaikan dengan karakteristik mereka di Semarang. ORIGINALITAS Merencanakan dan Merancang sebuah bangunan yaitu Fasilitas Terapi dan Pendidikan Anak Autis di Semarang, yang merupakan tempat untuk menampung kegiatan terapi dan pendidikan (transisi menuju kelas SLB atau sekolah biasa), kelas keterampilan serta disesuaikan dengan kebutuhan penyandang autis. Fasilitas ini menggunakan konsep respon terhadap karakter anak autis Tinjauan Pustaka (survey lapangan, surfing internet, studi literature, wawancara) 1. Tinjauan anak autis 2. Tinjauan terapi autis 3. Tinjauan pendidikan bagi anak autis 4. Tinjauan tentang ruang (Standar kebutuhan ruang) Data (survey lapangan, surfing internet studi literature, wawancara) 1. Tinjauan Umum Kota Semarang 2. Tinjauan Tapak 3. Studi Komparasi Analisa Kebutuhan ruang Penyediaan fasilitas serta sarana dan prasarana Persyaratan-persyaratan Aspek Kontekstual Aspek Fungsional Aspek Arsitektural Aspek Teknis Aspek Kinerja Pendekatan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Feed Back 6