membuat siswa semakin malas dalam belajar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa. Sastra terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar. Faktor-faktor itu antara lain : a) Instrumen Input yaitu ;

KEMAMPUAN MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra ini dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kata yang sesuai yang terdapat pada KD menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung ataupun tidak tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1981:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model, pendekatan, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. serta pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kurikulum 2013 yang diberlakukan oleh pemerintah juga

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat di pisahkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa setelah menyimak,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Octantya Prameswari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. minatnya serta dapat menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia secara tepat,

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Dalam pengajaran, bahasa Indonesia merupakan pengajaran yang ada pada setiap jenjang pendidikan. Mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi, bahasa Indonesia tetap dipelajari. Ada empat keterampilan yang harus dikuasai dalam pelajaran bahasa Indonesia yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dari keempat keterampilan tersebut, keterampilan menulis adalah keterampilan yang harus dikuasai ketika akan menganalisis cerpen. Salah satu kompetensi dasar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di kelas VII SMP adalah menulis dan salah satu kompetensi dasar dalam menulis adalah mampu menganalisis sebuah karya sastra yaitu cerpen. Kegiatan belajar mengajar sastra yang menyenangkan sangat berpengaruh terhadap situasi pembelajaran yang baik. Sering ada anggapan bahwa pembelajaran mengenai cerita pendek (cerpen) hanya sekedar mendengarkan saja. Padahal banyak hal yang dapat dilakukan seperti menganalisis cerpen. Kesalahan pemahaman tersebut menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dalam belajar dan ditambah lagi dengan cara mengajar guru yang monoton membuat siswa semakin malas dalam belajar. Keterampilan memahami dan menganalisis cerpen perlu ditanamkan pada siswa di sekolah, sehingga mereka mampu mengapresiasikan cerpen dengan baik. Mengapresiasi sebuah karya sastra tidak hanya dituntut untuk 1

2 penghayatan dan pemahamann semata, tetapi berpengaruh untuk mempertajam kepekaan perasaan, penalaran serta kepekaan anak terhadap masalah-masalah kemanusian yang terjadi di sekolah atau di masyarakat. Kemamapuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran. Selain penerapan model, metode dan strategi yang tepat, guru sangat menentukan dalam proses pembelajaran terhadap siswa. Pembelajaran menganalisis cerpen bertujuan menstimulus kemampuan siswa dalam hal menulis. Pada kenyataannya, masih banyak siswa yang kurang mampu menganalisis sebuah karya sastra yaitu cerpen. Banyak faktor yang melatarbelakangi ketidakmampuan tersebut yaitu kurangnya kepercayaan diri siswa untuk menuangkan pendapatnya. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia disekolah tersebut yaitu Ibu Dra. Meidolina Lubis, S. Pd. Beliau mengatakan bahwa siswa kelas VII SMP Swasta Yapendak Pabatu kesulitan dalam menerapkan keterampilan menulis. Beliau mengatakan bahwa siswa disana masih kurang terutama dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen, hambatan-hambatan tersebut diantaranya (1) siswa mengalami kesulitan dalam menentukan unsur intrinsik cerpen karena selama ini siswa hanya diberikan pengertian dari tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, namun tidak dijelaskan bagaiman cara menentukan unsur-unsur tersebut, (2) beberapa siswa tidak membaca cerpen dengan serius, (3) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan (4) pemilihan metode yang kurang tepat dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen yaitu dengan metode ceramah sehingga pembelajaran menjadi monoton.

3 Proses belajar mengajar disekolah tersebut masih sederhana yaitu dengan metode ceramah dan dengan media papan tulis. Siswa disekolah tersebut kurang tertarik dengan menggunakan media tersebut sehingga pembelajaranpun tidak efektif. Banyak siswa yang hanya duduk, diam, dan bahkan ada beberapa siswa yang duduk dibelakang sambil tertidur. Pada saat ditanya apakah mereka mengerti atau tidak, mereka hanya diam saja. Guru disana juga tidak dapat berbuat hal yang lebih. Apabila guru sedikit keras dalam belajar, siswa akan semakin keras dan malas untuk belajar. Ini juga dikarenakan minat belajar siswa yang kurang, media pembelajaran yang membosankan, dan juga cara mengajar guru yang monoton. Dari beberapa permasalahan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menganalisis cerpen pada siswa SMP kelas VII masih tergolong rendah. Untuk itu peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tentang kemampuan menganalisis cerpen disekolah tersebut. Peneliti ingin menggunakan sebuah media yaitu audio-visual. Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan apabila pembelajaran menganalisis cerpen ini dilakukan dengan media audio-visual disekolah tersebut. Berdasarkan masalah tersebut, perlu adanya pembaharuan dalam pengajaran menganalisis cerpen yaitu dengan menggunakan media audiovisual. Penggunaan media ini didasarkan atas pemikiran bahwa siswa akan lebih mudah menganalisis jika pembelajaran disajikan dengan cara yang menarik. Selain itu media audio-visual juga dapat mengurangi tingkat kebosanan siswa.

4 Djamarah (1995: 122) menyatakan bahwa, Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Trianto ( 2009: 234) Media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga bentuk sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjungan ke luar kelas. Media pembelajaran menurut Trianto (2009: 234) diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat verbalistik 2. metode pembelajaran lebih bervariasi 3. siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktifitas 4. pembelajaran lebih menarik 5. mengatasi keterbatasan ruang. Asyhar (2011: 8) menyatakan bahwa Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif. Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Astri Monika tahun 2014 yang berjudul Kemampuan Menanggapi Pembacaan Cerpen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Menggunakan Media Audio-Visual, beliau menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang cukup baik apabila pembelajaran mengenai cerpen ini dilakukan dengan media

5 audio-visual. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 77,77 dengan kualifikasi Baik (B). Dengan demikian, peneliti ingin melakukan hal yang sama di SMP Swasta Yapendak Pabatu dengan harapan bahwa penelitian ini dapat memberikan dampak yang positif kepada pihak siswa, guru, maupun sekolah untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan cara belajar mengajar disekolah tersebut. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalahmasalah yang timbul antara lain: (1) pembelajaran menulis belum terlaksana dengan baik di SMP Swasta Yapendak Pabatu, (2) kurangnya motivasi belajar siswa, (3) rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis cerpen, (4) beberapa siswa tidak membaca cerpen dengan serius, (5) penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariasi, C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup masalah dan demi tercapainya pembahasan masalah yang terarah dan mendalam, maka peneliti melakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini terbatas pada penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariasi dan rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis sebuah cerpen. Alasan pembatasan masalah ini adalah untuk melihat kemampuan

6 siswa SMP Swasta Yapendak Pabatu dalam menganalisis cerpen dengan menggunakan media audio-visual. D. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus masalah yang telah dinyatakan dalam pembatasan masalah, masalah yang harus dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah kemampuan menganalisis cerpen siswa kelas VII SMP Swasta Yapendak Pabatu tahun pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan media audio-visual? (2) Bagaimanakah kemampuan menganalisis cerpen siswa kelas VII SMP Swasta Yapendak Pabatu tahun pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan media audio-visual? (3) Bagaimanakah pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap kemampuan menganalisis cerpen siswa kelas VII SMP Swasta Yapendak Pabatu tahun pembelajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini, yaitu: (1) untuk mengetahui kemampuan menganalisis cerpen siswa kelas VII SMP Swasta Yapendak Pabatu tahun pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan media audio-visual.

7 (2) untuk mengetahui kemampuan menganalisis cerpen siswa kelas VII SMP Swasta Yapendak Pabatu tahun pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan media audio-visual. (3) untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap kemampuan menganalisis cerpen siswa kelas VII SMP Swasta Yapendak Pabatu tahun pelajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktik bagi siswa, guru, dan pihak sekolah. 1. Manfaat bagi siswa, setelah menggunakan media audio-visual diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis khususnya menganalisis cerpen. 2. Manfaat bagi guru, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan solusi dan masukan bagi guru dalam menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran menganalisis cerpen, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan menarik. 3. Manfaat bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas belajar mengajar disekolah serta dapat mengembangkan siswa yang berkualitas. 4. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian