BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DAN PESANTREN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 35A TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH AWALIYAH

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PAMEKASAN, Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9),

BUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR AN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH KABUPATEN SUMEDANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL QUR'AN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI BANGKALAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 33

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENAG. Sekolah Menengah Agama. Katolik. Perubahan.

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM BANYUWANGI MENGAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

dari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G GERAKAN BEBAS BUTA AKSARA DAN PANDAI BACA ALQURAN DALAM WILAYAH KABUPATEN MAROS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya

Analisis Deskriptif Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Tahun Akademik

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM BANYUWANGI CERDAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH OLEH WARGA MASYARAKAT

DRAFT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROGRAM KURSUS BAHASA ASING BERBASIS DESA/KELURAHAN KABUPATEN BANYUWANGI.

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PAKET C KEJURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

:a'. Islami (GERBANGSALAM) sangat mendorong. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 11 TAHUN 2016

Transkripsi:

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, maka perlu adanya pengaturan lebih lanjut tentang Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Islam Non Formal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Islam Non Formal. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 476); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 9. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1983 tentang Kurikulum Madrasah Diniyah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 27); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 37) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 6 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 6);

3 12. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 38) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 7); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2011 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Garut Nomor 1). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 2. Kantor Kementerian Agama adalah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut. 3. Dinas adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. 4. Kepala Kantor Kementerian Agama adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. 6. Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. 7. Pendidikan diniyah adalah pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan pada semua jalur dan jenjang pendidikan. 8. Pendidikan diniyah non formal adalah pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan pada jalur non formal dalam bentuk pengajian kitab, Majelis Taklim, Pendidikan Al Qur'an, Diniyah Takmiliyah, atau bentuk lain yang sejenis. 9. Pengajian Kitab adalah bentuk pendidikan diniyah non formal yang diselenggarakan dalam rangka mendalami ajaran Islam dan/atau menjadi ahli ilmu agama Islam. 10. Majelis Taklim atau nama lain yang sejenis adalah satuan pendidikan non formal untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia peserta didik serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta.

4 11. Pendidikan Al-Qur an adalah bentuk pendidikan diniyah non formal yang terdiri dari Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an (TKQ), Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ), Ta'limul Qur'an lil Aulad (TQA), dan bentuk lain yang sejenis. 12. Diniyah Takmiliyah adalah bentuk satuan pendidikan diniyah non formal yang menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam sebagai pelengkap pengajaran pada setiap jenjang pendidikan. 13. Pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam berbasis masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan diniyah atau secara terpadu dengan jenis pendidikan lainnya. 14. Penyelenggara Diniyah Takmiliyah yang selanjutnya disebut penyelenggara adalah Organisasi, Lembaga Masyarakat atau Pemerintah Daerah. 15. Wajib Belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. 16. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 17. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisifasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 18. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. 19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. 20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Pendidikan keagamaan Islam non formal berbentuk : a. Pendidikan diniyah non formal diselenggarakan dalam bentuk : 1. Pengajian kitab; 2. Majelis Taklim; 3. Pendidikan Al-Qur an; dan 4. Diniyah Takmiliyah. b. Pesantren

5 BAB III PENGAJIAN KITAB Pasal 3 (1) Pengajian kitab diselenggarakan dalam rangka mendalami ajaran Islam dan/atau menjadi ahli ilmu agama Islam. (2) Penyelenggaraan pengajian kitab dapat dilaksanakan secara berjenjang atau tidak berjenjang. (3) Pengajian kitab dilaksanakan di pondok pesantren, masjid, musholla, atau tempat lain yang memenuhi syarat. (4) Pengajian kitab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang memiliki peserta didik minimal 15 (lima belas) orang wajib mendaftarkan diri ke Kantor Kementerian Agama. (5) Pengajian kitab yang telah terdaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berhak mendapatkan pembinaan dari Kantor Kementerian Agama. BAB IV MAJELIS TAKLIM Pasal 4 (1) Majelis Taklim atau nama lain yang sejenis bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia peserta didik serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta. (2) Kurikulum Majelis Taklim bersifat terbuka dengan mengacu pada pemahaman terhadap Al-Qur'an dan Hadist sebagai dasar untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta akhlak mulia. (3) Majelis Taklim dilaksanakan di masjid, musholla, atau tempat lain yang memenuhi syarat. (4) Majelis Taklim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang memiliki peserta didik minimal 15 (lima belas) orang wajib mendaftarkan diri ke Kantor Kementerian Agama. (5) Majelis Taklim yang telah terdaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berhak mendapatkan pembinaan dari Kantor Kementerian Agama. BAB V PENDIDIKAN AL-QUR AN Pasal 5 (1) Pendidikan Al-Qur'an bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan kandungan Al Qur'an. (2) Pendidikan Al-Qur'an terdiri dari Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an (TKQ), Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ), Ta'limul Qur'an lil Aulad (TQA), dan bentuk lain yang sejenis. (3) Pendidikan Al-Qur'an dapat dilaksanakan secara berjenjang dan tidak berjenjang. (4) Penyelenggaraan pendidikan Al-Qur'an dipusatkan di masjid, musholla, atau di tempat lain yang memenuhi syarat.

6 (5) Kurikulum pendidikan Al-Qur'an adalah membaca, menulis dan menghafal ayat-ayat Al Qur'an, tajwid, serta menghafal doa-doa utama. (6) Pendidik pada pendidikan Al-Qur'an minimal lulusan pendidikan diniyah menengah atas atau yang sederajat, dapat membaca Al-Qur'an dengan tartil dan menguasai teknik pengajaran Al-Qur'an. BAB VI DINIYAH TAKMILIYAH Bagian Kesatu Umum Pasal 6 Diniyah takmiliyah bertujuan untuk melengkapi pendidikan agama Islam yang diperoleh di SD/MI/SLB/sederajat, SMP/MTs/SLB/sederajat, SMA/MA/SMK/ SLB/sederajat dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT. Bagian Kedua Diniyah Takmiliyah Awaliyah Paragraf 1 Pengertian Diniyah Takmiliyah Awaliyah Pasal 7 (1) Diniyah Takmiliyah Awaliyah adalah suatu pendidikan keagamaan Islam non formal yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam sebagai pelengkap bagi siswa Sekolah Dasar/sederajat yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat dasar. (2) Penyelenggaraan Diniyah Takmiliyah Awaliyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selama 4 (empat) tahun dan jumlah belajar minimal 18 jam pelajaran seminggu. Paragraf 2 Tujuan dan fungsi Diniyah Takmiliyah Awaliyah Pasal 8 (1) Tujuan Diniyah Takmiliyah adalah untuk : a. memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai : 1. pribadi muslim yang beriman, bertaqwa dan beramal shaleh serta berakhlak mulia; 2. Warga Negara Indonesia yang berkepribadian, percaya diri serta sehat jasmani dan rohani.

7 b. membina peserta didik agar memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan beribadah dan sikap terpuji yang berguna bagi pengembangan pribadinya. c. mempersiapkan peserta didik untuk dapat mengikuti pendidikan agama Islam pada Diniyah Takmiliyah Wustha. (2) Diniyah Takmiliyah Awaliyah mempunyai fungsi : a. menyelenggarakan pendidikan agama Islam yang meliputi Al-Qur an- Hadist, Tajwid, Aqidah, Akhlak, Fiqih Ibadah, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab dan Praktek Ibadah; b. memenuhi kebutuhan masyarakat akan tambahan pendidikan agama Islam terutama bagi siswa yang belajar di Sekolah Dasar/SD/sederajat; c. memberikan bimbingan dalam pelaksanaan pengalaman ajaran Islam; d. membina hubungan kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat; e. melaksanakan tata usaha dan rumah tangga pendidikan serta perpustakaan. Bagian Ketiga Diniyah Takmiliyah Wustha Paragraf 1 Pengertian Diniyah Takmiliyah Wustha Pasal 9 (1) Diniyah Takmiliyah Wustha adalah suatu pendidikan keagamaan Islam non formal yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam sebagai pelengkap bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP/Sederajat), yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat menengah pertama sebagai pengembangan pengetahuan yang diperoleh pada Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah. (2) Penyelenggaraan Diniyah Takmiliyah Wustha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selama 2 (dua) tahun dengan jumlah jam pelajaran minimal 18 jam pelajaran seminggu. Paragraf 2 Tujuan dan Fungsi Diniyah Takmiliyah Wustha Pasal 10 (1) Tujuan Diniyah Takmiliyah Wustha adalah untuk : a. melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar agama Islam yang diperoleh pada Diniyah Takmiliyah Awaliyah kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai : 1. Pribadi muslim yang beriman, bertaqwa dan beramal saleh serta berakhlak mulia; 2. Warga Negara Indonesia yang berkepribadian, percaya pada diri sendiri, serta sehat jasmani dan rohaninya;

8 b. membina peserta didik agar memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan beribadah dan sikap terpuji yang berguna bagi pengembangan pribadinya. c. membina peserta didik agar memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas hidupnya dalam masyarakat dan berbakti kepada Allah SWT guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. d. mempersiapkan peserta didik untuk dapat mengikuti pendidikan agama Islam pada Diniyah Takmiliyah Ulya. (2) Diniyah Takmiliyah Wustha mempunyai fungsi : a. menyelenggarakan pendidikan agama Islam lanjutan yang terdiri dari Hadits, Tafsir, Terjemahan, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab dan Praktek Ibadah; b. memenuhi kebutuhan masyarakat akan tambahan pendidikan agama Islam terutama bagi siswa yang belajar pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)/pendidikan sederajat; c. memberikan bimbingan dalam pelaksanaan pengalaman ajaran Islam; d. membina hubungan kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat; e. melaksanakan tata usaha dan rumah tangga pendidikan serta perpustakaan. Bagian Keempat Diniyah Takmiliyah Ulya Paragraf 1 Pengertian Diniyah Takmiliyah Ulya Pasal 11 (1) Diniyah Takmiliyah Ulya adalah suatu pendidikan keagamaan Islam non formal yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam sebagai pelengkap bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA/Sederajat), yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat menengah atas dengan melanjutkan dan mengembangankan pendidikan agama Islam yang diperoleh pada jenjang Diniyah Takmiliyah Wustha. (2) Penyelenggaraan Diniyah Takmiliyah Ulya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selama 2 (dua) tahun dengan jumlah jam belajar minimal 18 jam pelajaran seminggu. Paragraf 2 Tujuan dan Fungsi Diniyah Takmiliyah Ulya Pasal 12 (1) Tujuan Diniyah Takmiliyah Ulya adalah untuk : a. meningkatkan pengetahuan peserta didik, secara lebih luas dan mendalam, untuk mengembangkan kehidupannya sebagai : 1. pribadi muslim yang beriman, bertaqwa dan beramal saleh serta berakhlak mulia;

9 2. Warga Negara Indonesia yang berkepribadian, percaya pada diri sendiri, serta sehat jasmani dan rohaninya. b. membina peserta didik agar memiliki pengalaman, pengetahuan yang berguna bagi pengembangan pribadinya. c. memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas hidupnya dalam masyarakat dan berbakti kepada Allah SWT guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. d. mempersiapkan peserta didik untuk dapat mengikuti pendidikan agama Islam pada jenjang selanjutnya. (2) Diniyah Takmiliyah Ulya mempunyai fungsi : a. menyelenggarakan pendidikan agama Islam sebagai lanjutan perluasan dan pendalaman materi-materi yang diperoleh pada Diniyah Takmiliyah Wustha dari Al-Qur an dan Hadist, Tafsir dan Ilmu Tafsir, Ilmu Hadist, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Ushul Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab dan Praktek Ibadah; b. memenuhi kebutuhan masyarakat akan tambahan pendidikan agama Islam terutama bagi siswa yang belajar pada Sekolah Menengah Atas (SMA)/pendidikan yang sederajat; c. memberikan bimbingan dan pembinaan dalam pelaksanaan pengalaman dan pendalaman ajaran agama Islam; d. membina hubungan kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat; e. melaksanakan tata usaha dan rumah tangga pendidikan serta perpustakaan. BAB VII PESANTREN Pasal 13 (1) Pesantren menyelenggarakan pendidikan dengan tujuan menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, akhlak mulia serta tradisi pesantren untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama Islam (mutafaqqih fiddin) dan/atau menjadi muslim yang memiliki keterampilan/keahlian untuk membangun kehidupan yang islami di masyarakat. (2) Pesantren menyelenggarakan pendidikan diniyah atau secara terpadu dengan jenis pendidikan lainnya pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah, dan/atau pendidikan tinggi. Pesantren wajib memiliki : Pasal 14 a. Kyai, ustad atau sebutan lain yang sejenis; b. Santri; c. Pondok atau asrama; dan d. Masjid atau musholla.

10 Pasal 15 (1) Pondok atau asrama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c harus memperhatikan aspek perlindungan, keamanan dan kesehatan dan mampu memenuhi kebutuhan santri untuk bertempat tinggal selama masa belajar. (2) Dalam hal pondok atau asrama tidak menampung santri atau berdomisili di sekitar pesantren, santri dapat bermukim di luar pesantren atas izin pengasuh pesantren. Pasal 16 Masjid atau musholla sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf d harus memadai bagi kebutuhan para santri dan dapat digunakan sebagai tempat pelaksanaan proses belajar santri dan pelaksanaan ibadah masyarakat di sekitar pesantren. Pasal 17 (1) Pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, yang memiliki minimal 15 (lima belas) santri atau lebih wajib mendaftarkan diri ke Kantor Kementerian Agama. (2) Pesantren yang telah mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan tanda daftar pesantren oleh Kantor Kementerian Agama. (3) Pesantren yang telah terdaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhak mendapatkan pembinaan dari Kantor Kementerian Agama. BAB VIII PENILAIAN DAN KELULUSAN Pasal 18 (1) Penilaian pada Pendidikan Al-Qur an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan pendidikan diniyah takmiliyah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan lembaga yang berkompeten. (2) Penilaian oleh pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan peserta didik. (3) Penilaian oleh satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. (4) Penilaian oleh lembaga yang berkompeten adalah lembaga yang menaungi dan membina Diniyah Takmiliyah dan Pendidikan Al-Qur an. (5) Lulusan Diniyah Takmiliyah dan Pendidikan Al-Qur an tidak memberikan gelar akademik dan tidak dapat disetarakan dengan lulusan pendidikan formal. (6) Lulusan Diniyah Takmiliyah dan Pendidikan Al-Qur an dibuktikan dengan Ijazah/Sertifikat. (7) Ijazah/Sertifikat Diniyah Takmiliyah dan Pendidkan Al-Qur an merupakan persyaratan yang wajib dilampirkan untuk masuk satuan pendidikan formal jenjang sekolah tingkat dasar dan menengah.

11 BAB IX IZIN DAN PERSYARATAN PENDIRIAN PENDIDIKAN AL-QUR AN DAN DINIYAH TAKMILIYAH Pasal 19 (1) Pendidikan Al-Qur an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan pendidikan diniyah takmiliyah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 wajib mendapatkan izin dari kantor Kementerian Agama setelah memenuhi ketentuan tentang persyaratan pendirian satuan pendidikan. (2) Syarat-syarat pendirian Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : a. Tersedia Tenaga Kependidikan, meliputi : 1. Kepala Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah; 2. Guru mata pelajaran, minimal 2 (dua) orang; 3. Tenaga Administrasi, minimal 1 (satu) orang. b. Tersedia tempat kegiatan belajar dan kelengkapannya. c. Tersedia calon peserta didik sekurang-kurangnya 10 orang. d. Bersedia dan sanggup melaksanakan Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah dibuktikan dengan surat pernyataan Kepala Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah. BAB X MEKANISME PENYELENGGARAAN DAN KURIKULUM PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL Pasal 20 Mekanisme penyelenggaraan dan kurikulum keagamaan Islam non formal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB XI SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN PENDIDIKAN AL-QUR AN DAN DINIYAH TAKMILIYAH Bagian Kesatu Supervisi Pasal 21 (1) Supervisi Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah adalah suatu usaha meningkatkan mutu pengajaran dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, prasarana, sarana, kurikulum, sistem pengajaran dan penilaian. (2) Supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Supervisor, yaitu : a. Kepala Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah; b. Pengawas.

12 (3) Hasil kegiatan yang dilakukan oleh supervisor, seperti pertemuan individual dengan guru atau siswa, rapat-rapat kelompok, kunjungan-kunjungan, cara menggunakan alat pelajaran, dan pertukaran pendapat digunakan untuk membimbing guru dalam pengembangan proses belajar mengajar. (4) Pusat perhatian supervisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah perkembangan dan kemajuan siswa yang berpusat pada peningkatan kemampuan profesional guru dengan segala aspeknya, seperti perbaikan metode dan teknik mengajar, perbaikan cara dan prosedur penilaian, penciptaan kondisi yang layak bagi perkembangan kemampuan guru. (5) Supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk membina dan mengembangkan program pendidikan agar situasi pendidikan dan pengajaran di Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah berjalan secara efektif dan efisien khususnya peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar di kelas. Bagian Kedua Monitoring Pasal 22 (1) Kepala Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah dalam melaksanakan fungsinya sebagai supervisor harus melakukan monitoring atas segala pelaksanaan tugas setiap guru. (2) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan terhadap : a. pencapaian target kurikulum; b.pencapaian target kegiatan Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah; c. kehadiran guru, tenaga administrasi, siswa; d. penggunaan alat peraga pendidikan. (3) Tujuan monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah untuk : a. mengetahui sejauh mana setiap tugas/instruksi dilaksanakan; b. mengetahui tahap-tahap pencapaian target, apakah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam jadwal serta hambatan-hambatan yang timbul sehingga tahapan target tidak tercapai. Bagian Ketiga Evaluasi Pasal 23 (1) Pengelola/Kepala Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah harus mengevaluasi semua kegiatan semesteran dan kegiatan tahunan Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah yang dikelolanya. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : a. evaluasi pencapaian target kurikulum; b. evaluasi pencapaian target kegiatan Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah; c. evaluasi kehadiran guru, karyawan dan siswa.

13 Pasal 24 (1) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf a, meliputi : a. pada akhir semester atau akhir tahun ajaran, Kepala Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah harus mengevaluasi pencapaian target kurikulum setiap mata pelajaran, untuk dapat menentukan kebijakan untuk semester atau tahun ajaran yang akan datang. b. Kepala Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah dapat mengadakan studi banding dengan Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah lainnya tentang pencapaian target kurikulum ini untuk bahan perbaikan dimasa yang akan datang. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c, dilakukan untuk : a. mengetahui seberapa jauh dampak ketidakhadiran guru, karyawan dan siswa terhadap kesuksesan pelaksanaan suatu kegiatan atau program Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah. b. untuk mengetahui sifat/rasa tanggung jawab/disiplin serta keteladanan pribadi seorang guru, karyawan atau tugas yang dibebankan kepadanya. Bagian Keempat Pelaporan Pasal 25 (1) Kepala Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah harus menyusun laporan untuk disampaikan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama. (2) Laporan yang harus disampaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi laporan semesteran dan laporan tahunan. (3) Laporan semesteran dan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari : a. Laporan kegiatan yang berisi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi : 1. kegiatan pembukaan awal tahun ajaran/awal semester; 2. pelaksanaan proses belajar mengajar; 3. pelaksanaan peringatan hari-hari besar Islam/Nasional dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler; 4. pelaksanaan evaluasi sumatif dan ujian akhir; 5. kenaikan kelas dan kelulusan b. Laporan data yang berisi data-data Pendidikan Al-Qur an dan Diniyah Takmiliyah bersangkutan, meliputi: 1. Data jumlah guru dan karyawan menurut kualifikasi ijazah; 2. Data jumlah siswa perkelas menurut jenis kelamin; 3. Data jumlah siswa yang naik/tidak naik kelas; 4. Data jumlah lulusan (siswa yang tamat); 5. Data mutasi siswa; 6. Data inventaris barang; 7. Data pencapaian target kurikulum tiap mata pelajaran; 8. Data nilai-nilai siswa dalam tiap mata pelajaran.

14 BAB XII PENDANAAN PENDIDIKAN Pasal 26 (1) Pemerintah Daerah atau Yayasan/Badan/Perkumpulan penyelenggara satuan pendidikan keagamaan Islam non formal bersama masyarakat bertanggung jawab atas pendanaan pendidikan yang diperlukan bagi penyelenggaraan pendidikan keagamaan Islam non formal. (2) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan atau bantuan lainnya kepada satuan pendidikan keagamaan Islam non formal. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas. Pasal 28 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Garut. Ditetapkan di Garut pada tanggal 3-6 - 2013 B U P A T I G A R U T, t t d Diundangkan di Garut pada tanggal 3-6 - 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT, AGUS HAMDANI GS t t d H. IMAN ALIRAHMAN, SH, M.Si PEMBINA UTAMA MADYA NIP. 19590613 198503 1 008 BERITA DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2013 NOMOR 12

15

16