BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu aktivitas yang selalu dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata akan tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Olahraga menurut Giriwijoyo (2007: 31), adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Masyarakat melakukan olahraga dengan berbagai tujuan di antaranya: untuk relasi sesama rekan kerja, untuk kesehatan, berkumpul dengan teman lama, menghabiskan waktu luang, pendidikan, sampai kepada aspek pembinaan prestasi. Cabang olahraga apapun, baik itu olahraga yang bersifat individu, tim maupun olahraga permainan sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang menentukan keberhasilan olahraga tersebut baik yang bersifat intrinsik (dari dalam tubuh) maupun bersifat ekstrinsik (dari lingkungan sekitar). Faktor-faktor tersebut di antaranya: faktor teknik, taktik, mental, biomotor (fisik), psikomotor, anthropometri, motivasi, gizi, genetika, dan lain-lain. Faktor biologis atau fisik yang berkaitan dengan struktur, postur dan kemampuan biomotor yang ditentukan secara genetik dan merupakan salah satu faktor penentu prestasi yang terdiri dari komponen dasar yaitu kekuatan, daya ledak, daya tahan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi, masih memungkinkan untuk dikembangkan sesuai batas kemampuan atlet. Sedangkan untuk faktor psikomotor merujuk pada kemampuan pergerakan tubuh. Faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan olahraga, termasuk olahraga yang bersifat permainan. Salah satu olahraga permainan adalah tenis lapangan. Tenis Lapangan merupakan olahraga permainan dari negara Yunani. Permainan tenis lapangan dikenal oleh bangsa Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia) didirikan, telah berdiri perkumpulan tenis dengan nama De Algemen Neederlansche Tenis Bound atau ANILTB yang didirikan orang Belanda. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman permainan tenis lapangan berkembang pesat di Indonesia. Menurut 1
2 Mulyono B. (1999:16) salah satu alasan permainan tenis lapangan meningkat peminatnya yaitu, dapat dimainkan oleh segala tingkat umur asal masih cukup kuat dan tidak memiliki jenis penyakit tertentu sehingga dilarang oleh dokter untuk berolahraga tenis. Banyaknya berbagai pembinaan-pembinaan tenis lapangan di berbagai daerah merupakan wujud perkembangan dan kemajuan tenis lapangan di Indonesia. Meningkatnya jumlah orang yang gemar bermain tenis dan banyaknya pembinaan di berbagai daerah belum menjamin tercapainya prestasi yang baik. Permasalahan tersebut diimbangi dengan pola pembinaan yang baik dan benar, sehingga akan memudahkan dalam menjaring bibit atlet berbakat. Pelatihan dan pembinaan tenis lapangan yang baik merupakan wujud upaya untuk menciptakan petenis-petenis berprestasi. Pembinaan prestasi tenis lapangan FKIP UNS yang berada kampus Manahan, merupakan salah satu pembinaan dalam rangka peningkatan prestasi olahraga pada umumnya dan tenis lapangan pada khususnya. Pembinaan tenis lapangan tersebut selama ini masih belum diimbangi dengan pencapaian prestasi secara optimal bagi mahasiswa. Faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi tenis lapangan perlu dilatih dan ditingkatkan lebih intensif dan optimal. Salah satu faktor yang harus dilatih untuk mencapai kemampuan bermain tenis lapangan adalah dengan menguasai teknik dan taktik di dalam permainan tenis. Salah satunya adalah penguasaan teknik dan taktik pukulan, adapun jenis-jenis pukulan tenis lapangan terdiri dari: Groundstroke, Servis, Volley, dan Overheadstroke atau Smash. Menurut Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 68) Pukulan forehand merupakan salah satu pukulan yang utama, di dalam permainan moderen masa kini pemain yang lanjut selalu menggunakan pukulan tersebut. Suatu forehand yang baik menembak dapat dikembangkan sebagai suatu senjata yang besar, menembak sering digunakan untuk mendominasi agar lawan berada di bawah tekanan. Teknik dasar pukulan forehand tenis lapangan tersebut dapat dikuasai melalui latihan secara sistematis dan kontinyu. Forehand merupakan pukulan yang paling sering digunakan di dalam suatu permainan dan yang paling sering menghasilkan point. Adapun sedikitnya setengah dari seluruh pukulan tenis adalah forehand. Karena anda akan melakukan ribuan pukulan forehand dan karena pukulan ini dapat menjadi senjata simpanan yang bermanfaat bagi petenis, maka pukulan ini sangat penting (Jim Brown, 1996: 31). Tidak semua pemain
3 tenis mampu melakukan pukulan forehand dengan tepat sekaligus mendapatkan poin, untuk itu pukulan forehand bagi pemain yang lebih lanjut sebaiknya harus tepat, harus efektif, dan efisien. Memperhatikan pentingnya pukulan forehand dalam permainan tenis lapangan tersebut, setiap pemain dalam melatih pukulan forehand diperlukan pendekatan latihan yang benar. Menurut Miguel Crespo dan Machar Reid (2003:15) bahwa dalam meningkatkan teknik pukulan forehand dapat dilakukan dengan latihan secara Traditional Approach dan Game Based Approach. Peningkatan kemampuan pukulan groundstroke forehand pada tenis lapangan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor penerapan pendekatan latihan yang tepat saja, namun juga dari faktor individu (kemampuan pemain) sangat dominan berpengaruh terhadap penguasaan kemampuan keterampilan yang dipelajari. Seperti dikemukakan Rusli Lutan (1988: 336) bahwa, Penguasaan keterampilan motorik dalam olahraga dipengaruhi oleh atribut yang melekat pada seseorang, baik yang bersifat psikis dan maupun fisikal. Upaya meningkatkan kemampuan pukulan groundstroke forehand pada tenis lapangan dengan penerapan pendekatan latihan yang tepat, benar serta didukung kemampuan fisik yang baik merupakan faktor yang saling berkaitan. Sebaik apapun pendekatan latihan yang digunakan dalam pelatihan, jika atlet tersebut tidak memiliki kemampuan fisik yang mendukung dalam penguasaan pukulan groundstroke forehand pada tenis lapangan, maka akan sulit pula di dalam pencapaian kemampuan pukulan groundstroke forehand secara tepat dan optimal. Usaha dalam memenangkan permainan tenis, pada saat memukul bola diusahakan agar mempersulit lawan dalam mengembalikannya memerlukan kekuatan dan kecepatan ayunan raket serta kemampuan mengontrol bola. Agar bola jatuh pada sasaran yang diinginkan, maka faktor biomotor dan psikomotor sangat mempengaruhi. Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa dalam domain faktor penunjang keterampilan suatu olahraga yaitu: faktor kognitif, afektif, psikomotor, dan fisik (biomotor). Domain kognitif berhubungan dengan aktivitas berpikir yang meliputi: ingatan, pengenalan pengetahuan dan kemampuan atau kecakapan intelektual. Domain afektif berkenaan dengan perilaku perasaan (feeling), emosi atau derajat penerimaan
4 atau penolakan. Domain psikomotor berkenaan dengan perilaku gerak atau kontrol tubuh. Sedangkan domain fisik atau biomotor berkenaan dengan kapasitas kerja fisik. Antara domain biomotor dan psikomotor sebenarnya hampir sama, keduanya tidak dapat dipisahkan melainkan hanya dapat dibedakan karena keduanya selalu berfungsi secara bersama-sama. Secara konseptual keduanya saling berbeda. Domain biomotor berkenaan dengan kapasitas kerja fisik. Pada dasarnya kemampuan biomotor adalah kemampuan gerak pada manusia yang dipengaruhi oleh sistem organ dalam manusia yaitu sistem neuromuskuler (syaraf), pencernaan, pernapasan, peredaran darah, tulang, dan persendian. Semua kualitas biomotor tersebut sangat diperlukan untuk mendukung atau memberi kemudahan dalam proses belajar gerak yang nantinya akan diterapkan pada berbagai cabang olahraga. Aktivitas psikomotor berorientasi pada gerakan tubuh dan menekankan pada stimulus fisik yang tampak atau dengan mudah dapat dilihat. Domain ini meliputi berbagai macam perilaku gerak tubuh contohnya: gerakan reflek, gerakan dasar fundamental (lokomotor, non-lokomotor, manipulatif), dan lain-lain. Menurut Anita J. Harrow (1977) psikomotor adalah semua gerakan manusia yang dilakukan secara sadar dan dapat diamati. Ketika seorang atlet melakukan pergerakan tubuh ia selalu memerlukan dukungan kemampuan biomotor, begitu juga sebaliknya ketika seorang atlet menggunakan kemampuan biomotor memerlukan pergerakan tubuh untuk menunjang gerakan tersebut karena kedua faktor tersebut saling berkaitan erat. Faktorfaktor tersebut akan berguna untuk melakukan berbagai gerakan dalam tenis lapangan salah satunya untuk melakukan gerakan teknik dasar. Berbagai macam teknik dasar tenis lapangan di butuhkan beberapa faktor yang mempengaruhi agar gerakan yang terjadi efektif, efisien dan sempurna, di antara faktor tersebut adalah kognitif atau dapat diartikan dengan pengetahuan gerakan dalam tenis lapangan, biomekanika atau yang mempelajari tentang hukum gerakan, biomotor atau biasa disebut dengan fisik, psikomotor, konseptual, dan lain-lain. Faktor tersebut menjadi kesatuan yang akan menunjang kemampuan tenis lapangan yang optimal sehingga akan terjadi prestasi yang diharapkan. Gerakan efisien juga merupakan satu gerakan yang terampil. Gerakan efisien di dalamnya terdapat aspek fisik, mental, dan emosional yang merupakan komponen penting penunjang gerakan efisien. Aspek fisik terdapat ketahanan, fleksibilitas, kekuatan, power otot, waktu reaksi, dan ketajaman
5 indera. Pada aspek mental terdapat kesadaran dalam hakikat keterampilan dan di dalam aspek emosional terdapat kontrol diri. Ketiganya akan terhubung dengan sistem syaraf yang nantinya berpengaruh terhadap kontrol tubuh untuk pengkombinasian terhadap gerakan yang efisien. Gerakan yang efisien dipengaruhi oleh berbagai faktor analisis terhadap gerakan efisien diperlukan dari berbagai pendekatan dengan tujuan untuk menghasilkan kemampuan yang baik. Analisis tersebut bisa dilakukan melalui sifat fisiologis dan aspek biomekanik dari cabang olahraga tersebut, misalkan pada penggunaan sistem energi, baik yang bersifat aerobik (membutuhkan oksigen dalam gerakannya) atau anaerobik (tidak membutuhkan oksigen dalam gerakannya) termasuk dari aspek biomotor dan psikomotor yaitu daya tahan, kekuatan, kelincahan, gerakan refleks, dan lain-lain. Biomotor dan psikomotor memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani (physical fitness). Derajat kebugaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisik dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Semakin tinggi derajat kebugaran jasmani, semakin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Dengan kata lain, hasil kerjanya makin produktif jika kebugaran jasmaninya makin meningkat. Latihan biomotor dan psikomotor merupakan program pokok dalam pembinaan atlet untuk berprestasi dalam cabang olahraga. Atlet memilki tingkat biomotor dan psikomotor yang baik akan terhindar dari cedera. Program latihan kondisi fisik perlu direncanakan secara sistematis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan biomotor dan psikomotor. Proses latihan kondisi fisik yang dilakukan secara cermat dan berulang-ulang akan meningkatkan biomotor dan psikomotor. Hal ini yang menyebabkan seseorang kian terampil, kuat dan efisien dalam melakukan gerakannya. Seorang atlet yang mengikuti program latihan kondisi fisik secara intensif selama 6-8 minggu sebelum musim pertandingan akan memiliki kekuatan, kelentukan, dan daya tahan yang jauh lebih baik selama musim pertandingan. Perkembangan kondisi fisik yang terbaik juga membantu seorang atlet untuk mampu mengikuti latihan selanjutnya dalam usaha mencapai prestasi setinggi-tingginya. Groundstroke forehand adalah salah satu jenis teknik dasar pukulan yang mempunyai peranan penting di dalam permainan tenis lapangan. Hal ini karena,
6 groundstoke forehand, merupakan satu-satunya pukulan yang sedikitnya setengah dari seluruh pukulan yang ada, dan dapat digunakan untuk menyerang dan bertahan pada permainan tenis lapangan. Honm dkk (1987: 146) menyebutkan bahwa groundstroke merupakan jenis pukulan yang mempunyai presentasi cukup tinggi untuk mendapatkan angka dalam permainan tenis, bahkan 47% teknik groundstroke dilakukan selama permainan. Dari pendapat tersebut jelas bahwa teknik pukulan dapat memberikan sumbangan terbesar dalam setiap tenis dibandingkan dengan teknik pukulan yang lain. Kurangnya informasi dan pengembangan penelitian tentang hubungan antara komponen biomotor dan psikomotor yang berkaitan dengan kemampuan olahraga tenis lapangan menyebabkan minimnya temuan-temuan teori dalam pembinaan olahraga tenis lapangan, sehingga kurang tepat apabila orang hanya beranggapan bahwa di dalam bertanding olahraga tenis lapangan yang harus dikuasai hanya keterampilan dasar tanpa disertai unsur komponen biomotor dan psikomotor. Oleh karena itu, untuk membuktikan pernyataan tersebut perlu dilakukan analisis yang mendalam di dalam suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan di atas, penulis ingin melakukan suatu penelitian, dengan judul Analisis Faktor Biomotor dan Psikomotor Dominan Penentu Terhadap Kemampuan Groundstroke Forehand Tenis Lapangan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah Analisis Faktor Biomotor dan Psikomotor Dominan Penentu Terhadap Kemampuan Groundstroke Forehand Tenis Lapangan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti adalah: 1. Faktor biomotor dan psikomotor yang menentukan kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan.
7 2. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa pembinaan prestasi tenis lapangan FKIP UNS. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah variabel biomotor (kekuatan genggaman, fleksibiltas, power otot tungkai, kecepatan, dan daya tahan kardiovaskular) yang dominan menentukan kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan? 2. Apakah variabel psikomotor (keseimbangan, kordinasi mata tangan, dan kelincahan) yang dominan menentukan kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah. 1. Untuk mengetahui apakah variabel biomotor (kekuatan genggaman, fleksibiltas, power otot tungkai, kecepatan, dan daya tahan kardiovaskular) yang dominan menentukan kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan. 2. Untuk mengetahui apakah variabel variabel psikomotor (keseimbangan, kordinasi mata tangan, dan kelincahan) yang dominan menentukan kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan.. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat: 1. Secara teoritis mendukung dan memperkaya ilmu pengetahuan pada faktor biomotor dan psikomotor dominan penentu terhadap kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan. 2. Memberikan masukan dan acuan bagi atlet dengan faktor biomotor dan psikomotor dominan penentu terhadap kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan.
8 3. Hasil penelitian ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi lembaga atau intuisi terkait, lembaga penelitian di bidang ilmu keolahragaan dalam pengembangan prestasi cabang olahraga tenis lapangan. 4. Hasil penelitian menjadi masukan untuk mengembangkan diri di bidang tenis lapangan agar dapat berprestasi. 5. Bagi peneliti secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan apabila peneliti selanjutnya akan mengadakan penelitian tentang faktor biomotor dan psikomotor dominan penentu kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan.