BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

Analisis Peranan Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Prestasi Olahraga di Kabupaten Maros

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal tersebut mendorong Indonesia secara umum dan Kota Medan secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. ANALISIS PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

KINERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM PEMBINAAN ATLET TINJU BERPRESTASI. Oleh : MICHAEL PANDAI NRI :

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAH RAGA

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

b. penyelenggaraan pembinaan dan pelatihan olahraga bagi olahragawan; c. penyelenggaraan pembinaan prestasi olahraga bagi olahragawan; d. penerapan me

BAB I PENDAHULUAN. ataupun temuan-temuan yang dihasilkan oleh para ilmuan olahraga yang

KATA PENGANTAR. Ratahan, Januari 2017 KEPALA DINAS, BOYKE A. AKAY, S.E., M.E. Pembina Tingkat I NIP

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBERADAAN PPLP OLAHRAGA DAYUNG PROVINSI ACEH TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahraga Provinsi Jawa Timur. Pengajaran dan kebudayaan Kepada provinsi Pelaksanaan urusan :

PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN OLAHRAGA KONI KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEKAN OLAHRAGA NASIONAL (PON) XVIII DI PROVINSI RIAU TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencari fakta-fakta terkait dengan objek penelitian, dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bulutangkis yang dilakukan. Olahraga bulu tangkis dapat dimainkan mulai dari

LAPORAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) SEMESTER II TAHUN 2015 DINAS PARIWISATA, SENI BUDAYA, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUASIN

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

I P S I KABUPATEN SLEMAN

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 81 TAHUN 2016

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET ATLETIK JAWA BARAT TAHUN 2009 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

Pengurus Organisasi Kepemudaan Pengurus Kabupaten Cabang Olahraga

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR DAERAH TINGKAT EKS-KARESIDENAN SEMARANG TAHUN 2015 TANGGAL 23 MARET 2015

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

Program KONI Kabupaten Tuban pada periode adalah sebagai berikut :

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

(RANCANGAN PROGRAM ) PEMBINAAN PRESTASI ATLETIK PENGDA PASI JAWA BARAT TAHUN 2009 S/D 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN Dl KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

Analisis Strategi Pembinaan Atlet oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati ABSTRAK

SEPAK BOLA PUTRI ANTAR KECAMATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

PERJANJIAN KINERJA DINAS PARIWISATA, KEBUDAYAAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan. futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 8 TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPPA SKPD )

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG ANGGARAN KAS

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

Siaran Pers Kemenpora: Wakil Presiden Pimpin Rapat Asian Games 2018 di Kemenpora Rabu, 15 Maret 2017

LAMONGAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN

Transkripsi:

153 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan mengenai peran pemerintah daerah dalam peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sebagai berikut: 5.1 Kesimpulan 1. Pembinaan olahraga di Kabupaten Maros dilaksanakan dengan membagi tugas kepada pihak pemerintah Kabupaten dalam hal ini dinas pemuda olahraga dan seni yang melaksanakan perannya dalam bentuk pembinaan dengan mengadakan event olahraga serta pengadaan sarana dan prasarana dan untuk pembinaan fisik lebih diberikan tanggungjawab kepada pihak KONI. Koordinasi diantara keduanya tidak semuanya berjalan dengan baik akibat kesalahan komunikasi yang berbuntut pada beberapa kinerja yang tidak optimal. Namun Kedua pihak telah berupaya sehingga Pemerintah Kabupaten Maros memberikan dana kepada pihak Dispori melalui APBD dan dana hibah kepada pihak KONI untuk biaya pelaksanaan pembinaan olahraga. Dana tersebut masih minim dan belum cukup untuk membangun sarana dan prasarana olahraga yang representatif di Kabupaten Maros, akibatnya atlet akan kesulitan menggali potensinya. Pengawasan hanya dirasakan ketika persiapan event olahraga besar

154 seperti Porda dilaksanakan. Selain itu dalam hal penghargaan di bidang olahraga, pemerintah telah memberikan penghargaan berupa dana kepada atlet berprestasi yang telah mewakili Kabupaten Maros pada ajang Porda dengan jumlah yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan beberapa kabupaten berprestasi di Sulawesi selatan. Namun penghargaan peraihan prestasi olahraga untuk event olahraga selain Porda, dirasa belum mendapatkan penghargaan yang sesuai dengan pengorbanan atlet. 2. Dalam upaya peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Maros, muncul berbagai faktor yang berpengaruh, baik yang mendukung atau menghambat. Faktor yang sifatnya mendukung yakni pelatih yang konsisten, kualitas atlet yang berkualitas, bantuan dari pihak swasta, dan pelaksanaan event olahraga. Sedangkan faktor penghambat adalah sarana dan prasarana yang terbatas, regenerasi atlet yang terhambat, dana yang terbatas, dan kecurangan dalam pertandingan. 5.2 Saran 1. Peran pemerintah dalam peningkatan prestasi olahraga dalam hal ini bekerja sama dengan KONI seharusnya lebih mengoptimalkan komunikasi timbal balik diantara kedua pihak, agar hubungan kerjasama dapat berjalan dengan baik sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. Lebih lanjut pemerintah sebaiknya meningkatkan dana pembinaan, dana pembinaan yang minim amat sangat berpengaruh.

155 Fasilitas, pembinaan, penghargaan, sampai dengan kinerja pelatih dan atlet dangat dipengaruhi oleh dana. Oleh sebab itu apabila pemerintah mengharapkan atau mau melihat Kabupaten Maros mempunyai atlet yang berprestasi maka harus ada target peningkatan dana pembinaan. 2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Maros adalah sebuah tugas tersendiri untuk pemerintah Kabupaten Maros. Eksistensi olahraga di kabupaten Maros tidak lepas dari pengaruh pelatih yang konsisten, atlet yang berkualitas, kerjasama dengan pihak swasta, serta event-event olahraga yang dibuat di Kabupaten Maros. Pemerintah sudah seharusnya menjaga dan memperhatikan agar kekuatan ini tidak melemah dan justru menjadi faktor penghambat. Selanjutnya beberapa saran terkait faktor yang menghambat dalam peningkatan prestasi olahraga di kabupaten Maros: - Mewujudkan Sarana dan prasarana yang representative, sudah seharusnya pemerintah memperhitungan nilai-nilai strategis sebuah olahraga bagi upaya perbaikan kehidupan sosial dan lingkungan daerah. Pembangunan sarana dan prasarana olahraga sebaiknya telah masuk ke dalam perencanaan pembangunan daerah kabupaten, walaupun kita tau bersama bahwa pembangunan infrastruktur itu adalah proses yang bertahap.

156 - Pemerintah juga seharusnya lebih memperluas ruang kompetisi yang dimulai dari tingkat usia dini, Upaya penyeleksian atlet berbakat menjadi atlet berprestasi tidak jarang didapatkan melalui pertandingan olahraga. Upaya peningkatan prestasi dapat dimulai dengan pemerintah mengadakan pembibitan atlet dengan mengadakan pembinaan di usia dini sehingga regenerasi atlet dapat terus berjalan, dengan harapan bahwa 5-10 tahun kemudian ada harapan bahwa prestasi olahraga di Kabupaten Maros dapat meningkat. - Peningkatan dana pembinaan seharusnya terus diupayakan oleh pemerintah daerah, dana pembinaan yang minim amat sangat berpengaruh, fasilitas, pembinaan, penghargaan, sampai dengan kinerja pelatih dan atlet dangat dipengaruhi oleh dana. Oleh sebab itu apabila pemerintah mengharapkan Kabupaten Maros mempunyai atlet yang berprestasi maka harus ada target peningkatan dana pembinaan. Selain itu penggunaan dana harus diperhatikan, dana yang digelontorkan oleh pemerintah diharapkan dapat dikelola dan dikontrol dengan baik, sehingga dana yang dikelola dapat sampai kepada pihak yang betul-betul membutuhan tidak kemudian terpakai untuk sesuatu yang mubazir. Pemerintah Kabupaten Maros dalam hal ini Dispori dan KONI seharusnya telah menetapkan standar pengelolaan dana yang akan diberikan kepada setiap cabang

157 olahraga yang ada di Kabupaten Maros, sehingga jelas berapa dana untuk setiap cabang olahraga dan digunakan untuk apa dana-dana tersebut. - Pelatihan terhadap pelatih lebih ditingkatkan, kualitas suatu atlet akan tercermin melalui cara pelatihan yang diterimanya.melalui pelatihan-pelatihan diharapkan menimbulkan inovasi-inovasi terkini, yang dapat meningkatkan prestasi olahraga di Kabupaten Maros. - Perhatian, pengawasan, dan penghargaan, lepas dari masalah kekurangan fasilitas dan dana yang minim, pemerintah kabupaten Maros maupun pihak KONI sudah sepantasnya memberikan perhatian dalam bentuk pengawasan ataupun pemberian penghargaan, pemerintah juga tidak hanya memberikan penghargaan lewat peraihan prestasi Porda saja, tetapi juga memperhatikan prestasi yang diraih atlet kabupaten Maros pada ajang olahraga yang lainnya. - Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan kesejahteraan atlet maupun pelaith, atlet dan pelatih membutuhkan jaminan masa depan yang jelas, misalnya dengan menjanjikan jaminan lowongan kerja untuk atlet yang berprestasi seperti yang telah dilaksanakan pada tingkatan provinsi yaitu pemerintah provinsi Sulawesi-selatan memberikan jaminan kerja terhadap atlet yang berprestasi, bahkan sudah banyak atlet berprestasi Sulawesi selatan yang diangkat

158 menjadi pegawai negeri sipil. Pemerintah kabupaten Maros sebaiknya memberikan jaminan depan seperti ini, menjanjikan masa depan dengan mengangkat peraih medali emas menjadi pns. Hal ini memacu atlet kabupaten Maros untuk berlatih lebih baik lagi dan tidak akan meninggalkan atau membela daerah lain, hal ini juga akan merangsang semangat dan rasa cinta terhadap daerahnya sendiri.