publik dapat menunda untuk mempublikasikan laporan audit atau laporan keuangan auditannya. Kondisi ini sering disebut dengan audit delay. Audit Delay

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. data sampel perusahaan real estate dan properti pada tahun Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. modal ataupun reksadana. Kondisi industri keuangan khususnya perbankan di

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB V PENUTUP. pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menghasilkan beberapa. kesimpulan secara ringkas disajikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, KEPEMILIKAN, LABA RUGI, PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT REPORT LAG

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) atau perusahaan go public, laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di pasar modal untuk lebih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB V PENUTUP. sampel perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index) tahun 2009-

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

Disusun Oleh: Suryawan Aji Permana NIM: Dosen Pembimbing Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak., CA.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. penundaan pengumuman laba dan penerbitan laporan keuangan.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mis-management) dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan. Hal inilah yang membuat perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. atas laporan keuangan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai laporan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas audit laporan keuangan juga meningkat pesat karena hal itu UKDW

BAB I PENDAHULUAN. telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia keuangan di Indonesia kini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

BAB V PENUTUP. dan umur perusahaan terhadap audit delay. Penelitian ini menggunakan sampel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT REPORT LAG

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

ANALISIS DISKRIMINAN AUDIT DELAY PADA INDUSTRI KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Oleh : Rochimawati ( 21207415 ) Mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Salah satu karakteristik kualitatif dalam penyampaian laporan keuangan adalah relevan, yang perwujudannya dapat dilihat dari ketepatwaktuan pelaporan. Ketepatwaktuan ini dapat ditilik dari audit delay, yaitu jangka waktu antara tanggal tutup buku hingga tanggal laporan auditor. Penelitian ini bertujuan untuk menguji menguji faktor faktor yang mempengaruhi audit delay dan mengetahui variabel mana yang dapat membedakan kategori audit delay (cepat, sedang, dan lama). Data yang dipakai merupakan data sekunder, yakni laporan keuangan 84 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2009. Metode yang dipakai dalam penelitian ini penulis menggunakan uji normalitas, statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis diskriminan. Dari hasil penelitian ini variabel yang mempengaruhi dan dapat membedakan kategori audit delay adalah ROA. Sedangkan varibel ukuran perusahaan, Total Debt to Total Asset (TDTA), dan opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Selain itu fungsi diskriminan yang terbentuk layak untuk membedakan kategori audit delay. Kata Kunci : Audit Delay, Ukuran Perusahaan, ROA, TDTA, dan Opini Auditor PENDAHULUAN Industri keuangan Indonesia tampaknya berhasil melewati dampak krisis global yang sudah menghancurkan perekonomian negara-negara besar. Industri keuangan Indonesia memberikan peranan tersendiri sebagai salah satu alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi selain berinvestasi di pasar modal ataupun reksadana. Kondisi industri keuangan khususnya perbankan di Indonesia semakin baik pasca krisis ekonomi global pada tahun 2008. Bahkan posisi perbankan Indonesia saat ini lebih baik dibandingkan dengan industri perbankan di kawasan Asia dan dunia. Sejalan dengan perkembangan industri keuangan memberikan pengaruh pula terhadap perkembangan profesi akuntansi publik di Indonesia. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan yang semakin meningkat. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, manajemen perusahaan wajib untuk membuat laporan keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan juga harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Salah satu kriteria pendukung dari sifat kerelevanan yaitu ketepatwaktuan (Wirakusuma, 2008). Proses dalam mencapai ketepatan waktu juga mempunyai kendala yaitu dalam penyajian laporan auditor independen. Menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), khususnya standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Selain itu, dalam standar pekerja lapangan menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Kartika, 2009). Dengan adanya standar ini, proses pengauditan membutuhkan waktu yang relatif lama, akibatnya akuntan

publik dapat menunda untuk mempublikasikan laporan audit atau laporan keuangan auditannya. Kondisi ini sering disebut dengan audit delay. Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Utami, 2006). Audit Delay yang melewati batas waktu ketentuan BAPEPAM, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Berdasarkan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP 36/PM/2003 tanggal 30 September 2003, setiap perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yanng disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik kepada Badan Pengawas Pasar Modal selambat lambatnya 90 hari terhitung sejak berakhirnya tanggal tahun buku. Apabila ketetapan ini dilanggar, maka BAPEPAM akan mengenakan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhinya. Tujuan dari penulisan ini antara lain: Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, Return On Asset, Total Debt to Total Asset, dan opini auditor terhadap audit delay. Untuk mengetahui variabel mana yang dapat membedakan ketiga kategori audit delay (cepat, sedang, lama). Untuk mengetahui apakah fungsi diskriminan yang terbentuk mempunyai tingkat ketepatan yang cukup tinggi untuk menggolongkan ketiga kategori tersebut. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) karena industri keuangan merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi selain berinvestasi di pasar modal ataupun danareksa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah metoda purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang representatif berdasarkan kriteria yang ditentukan. Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari timbulnya kesalahan dalam penentuan sampel penelitian, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil analisis. Adapun kriteriakriteria yang dipilih dalam penentuan sampel adalah: Industri keuangan yang listed selama dua tahun berturut-turut. Menyampaikan laporan keuangan tahun 2008, 2009, yang dipublikasikan serta tanggal laporan manajemen (direksi) dan penan-datanganan oleh auditor. 2. Data yang digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang di dapat dari situs www.idx.co.id berupa laporan keuangan. 3. Variabel yang digunakan a. Variabel Dependen Penelitian ini menggunakan varibel dependen audit delay yang diukur dengan satuan hari. Pengertian audit delay itu sendiri adalah jumlah hari antara tanggal pelaporan keuangan dan tanggal laporan audit. Selain yang tersebut di atas, audit delay dapat juga diartikan sebagai lamanya waktu penyelesaian yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Variabel audit delay diukur secara kuantitatif dari tanggal penutupan buku perusahaan hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Adapun audit delay yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data kategori yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Kategori Audit Delay Kategori 0 (Cepat) Kategori 1 (Sedang) Kategori 2 (lama) 46-75 0-45 hari hari > 75 hari Sumber : Penulis Kategori di atas di peroleh dengan mempertimbangkan penelitian yang dilakukan (Halim, 2000) dalam penelitian utami (2006) yang mengatakan rata-rata audit delay di Indonesia ini tergolong lebih panjang yaitu sebesar 85 hari, bila dibandingkan dengan di luar negeri, misalnya audit delay di Kanada lebih pendek yaitu lebih cepat 21,95 hari. Dengan demikian saya terinspirasi untuk menggolongkan atau mengkategorikan audit delay. b. Variabel Independen Penelitian ini menggunakan varibel independen sebagai berikut : b.1. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah suatu ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan ditandai dengan beberapa ukuran antara lain total penjualan, total asset, log size, jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai buku perusahaan. Penelitian ini menggunakan log total aset yang dimiliki perusahaan sebagai ukuran perusahaan. b.2. Return On Asset (ROA) Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan assets. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Bersih ROA = X100% Total Aktiva b.3. Total Debt to Total Asset (TDTA) Total Debt to Total Asset adalah salah satu bentuk dari rasio solvabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk membayar hutangnya. Dengan demikian rasio membandingkan jumlah aktiva (total asset) dengan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang). Perhitungan solvabilitas dengan rasio total debt to total asset (TDTA) sendiri di hitung dengan rumus:. Total Hutang TDTA = X100% Total Aset b.4. Opini Auditor Pendapat auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan. Opini auditor pada penelitian ini menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang memeperoleh jenis pendapat WTP (Wajar Tanpa Syarat) diberi kode 1, selain itu diberi kode 0.

4. Metode Pengumpulan Data 4.1. Analisis Statistik Deskriptif Metode analisis data dengan analisis statistik deskriptif ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS ver 18.0.0. Dengan metode ini semua variabel penelitian yang digunakan dihitung dengan nilai minimum, maksimum, dan mean. Berdasarkan hasil tersebut kemudian dilakukan deskripsi untuk minimum, maksimum, mean dan standar deviasi tiap variabel. 4.2. Analisis Diskriminan Analisis diskriminan adalah teknik multivariat yang termasuk pada Dependence Method, dengan ciri adanya variabel dependen dan independen. Ciri khusus analisis diskriminan adalah data variabel dependen harus berupa data kategori, sedangkan data untuk variabel independen justru berupa data rasio (Santoso, 2010). Pengujian ini dilakukan setelah uji asumsi klasik dengan menggunakan model analisis diskriminan sebagai berikut : Y 1 Non-Metrik = X 1 + X 2 +...+ X n Metrik HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Diskriminan Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan faktor-faktor yang memengaruhi audit delay. 1) Test of quality of group means Berdasarkan tabel ini didapat hasil sebagai berikut : a. Hipotesis 1 (Ha1) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Tabel ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 (Ha1) awalnya mendukung penelitian ini. Hal ini disebabkan memiliki signifikansi yang lebih besar dari 5% (0,042). Namun, ketika di uji kembali untuk membentuk fungsi diskriminan ternyata variabel ini tidak dapat dimasukkan dalam persamaan. Dengan kata lain, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Dengan demikian hipotesis 1 (Ha1) ditolak. b. Hipotesis 2 (Ha2) menyatakan bahwa Return On Asset berpengaruh terhadap audit delay. Tabel ini menunjukkan bahwa hipotesis 2 (Ha2) terbukti didukung oleh penelitian ini. Hal ini disebabkan menunjukkan angka signifikansi yang lebih kecil dari 5% (0,029). Dengan kata lain, Return On Asset memiliki pengaruh terhadap audit delay secara signifikan. Dengan demikian hipotesis 2 (Ha2) diterima c. Hipotesis 3 (Ha3) menyatakan bahwa Total Debt to Total Asset berpengaruh terhadap audit delay. Tabel ini menunjukkan bahwa hipotesis 3 (Ha3) terbukti tidak didukung oleh penelitian ini. Hal ini disebabkan memiliki signifikansi yang lebih besar dari 5% (0,334). Dengan kata lain, Total Debt to Total Asset tidak berpengraruh signifikan terhadap audit delay. Dengan demikian hipotesis 3 (Ha3) ditolak. d. Hipotesis 4 (Ha4) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay. Tabel ini menunjukkan bahwa hipotesis 4 (Ha4) terbukti tidak didukung oleh penelitian ini. Hal ini disebabkan memiliki signifikansi yang lebih besar dari 5% (0,319). Dengan kata lain, opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Dengan demikian hipotesis 4 (Ha4) ditolak. 2) Wilk s Lambda Dari tabel ini, ternyata hanya satu variabel yang akan digunakan untuk membentuk fungsi diskriminan, yakni varibel ROA. Sedangkan variabel ukuran perusahaan ternyata tidak masuk dalam fungsi diskriminan. Dengan kata lain, hanya variabel ROA yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan jenis kategori audit delay cepat, sedang, dan lama. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, TDTA, dan opini tidak dapat mengidentifikasi perbedaan jenis kategori audit delay cepat, sedang, dan lama.

3) Canonical Discriminant Function Coefficients Dari tabel ini dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Audit Delay = -0,433 + (0,134 ROA) Dari persamaan tersebut, dapat diuji seberapa besar hubungan antara variabel Profitabilitas (ROA) terhadap audit delay. Angka sebesar 0,134 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1.00 atau 100%, mengakibatkan penurunan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian audit bertambah sebesar 0,134. Nilai konstanta sebesar 0,433 menunjukkan jika tidak ada pengaruh dari profitabilitas (ROA) atau dengan kata lain nilai variabel independen sama dengan nol, maka audit delay (Y) diprediksikan akan tetap mengalami penurunan secara konstan ( karena nilai konstanta bernilai negatif). 4) Classification Results(b,c) Tulisan Original menunjukkan bahwa kelompok 0 adalah audit delay cepat, kelompok 1 adalah audit delay sedang dan kelompok 2 adalah audit delay lama. Hasil klasifikasi menunjukkan bahwa dari kelompok 0 (Cepat),2 diantaranya tetap pada kelompok ini, 3 sampel masuk ke dalam klasifikasi kelompok 1 (Sedang), dan 8 diantaranya masuk ke dalam klasifikasi kelompok 2 (Lama). Demikian juga kelompok 1 (Cepat) dan kelompok 2 (Lama). Jika dilihat dari validasi silang (cross validated) yang ada pada kode c yang menyatakan bahwa 41,7% dari data telah terklasifikasi dengan benar. Karena angka tersebut mendekati angka 50%, maka fungsi diskriminan yang telah terbentuk sudah layak untuk membedakan kategori audit delay. Pembahasan 1. Ukuran Perusahaan Hasil pengujian analisis diskriminan diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Kesimpulan ini senada dengan penelitian Ratnawaty dan Sugiharto (2005), Ubaidillah (2005), dan Wenny (2007). Sementara penelitian Siti Atiqah dan Baiq (2007) serta Utami (2006), menunjukkan hasil sebaliknya; menurut mereka, perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Prabandari dan Rustiana (2007) mengemukakan bahwa perusahaan keuangan dengan total revenue kategori sedang memiliki audit delay paling cepat dibandingkan dengan perusahaanperusahaan keuangan dengan total revenue tinggi maupun rendah. Rachmawati (2008) juga menyatakan bahwa total aset berpengaruh terhadap audit delay. Diperkirakan, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay lantaran sampel merupakan perusahaan terdaftar di BEI yang diawasi investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Atas dasar itu, perusahaan dengan asset besar maupun kecil mempunyai kemungkinan yang sama dalam menghadapi tekanan atas penyampaian laporan keuangan. Kemungkinan kedua, auditor menganggap bahwa dalam proses pengauditan berapapun jumlah aset yang dimiliki tiap-tiap perusahaan akan diperiksa dengan cara yang sama, sesuai dengan prosedur dalam standar profesional akuntan publik. 2. Profitabilitas Hasil pengujian analisis diskriminan menunjukkan bahwa variabel profitabilitas yaitu ROA perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika P. Simbolon (2009) dan Catrinasari (2006) yang menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Ditengarai, perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas rendah cenderung terjadi kemunduran publikasi laporan keuangan. Hasil ini disebabkan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas rendah cenderung akan meminta auditornya menjadwalkan pengauditan dari biasanya sehinnga menunda untuk mengumumkan bad news kepada publik. Auditor akan bertindak lebih berhati-hati dan cermat selama proses audit dalam memberikan jawaban apakah peningkatan kerugian yang dialami oleh perusahaan diakibatkan oleh kegagalan atau

disebabkan oleh kecurangan manajemen. Sehingga membutuhkan waktu yang lama auditor dalam mengaudit laporan keuangan. 3. Solvabilitas Variabel solvabilitas (rasio total hutang terhadap total aset) tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal tersebut dipaparkan dalam uraian analisis diskriminan yang telah disebutkan sebelumnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penemuan Wenny (2007), Rustiana (2007) dan Rachmawati (2008) namun bertentangan dengan penelitian Utami (2006). 4. Opini Auditor Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, variabel opini auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay, sama seperti yang diungkapkan oleh Ratnawaty dan Toto S. (2005). Sementara Utami (2006) menyatakan bahwa opini auditor mempengaruhi audit delay. Hasil penelitian Wirakusuma (2004) juga menunjukkan bahwa opini auditor mempengaruhi rentang waktu pengumumam laporan keuangan tahunan auditan. Opini auditor tidak mempengaruhi audit delay karena semua itu tergantung pada waktu yang dibutuhkan di dalam penyelesaian audit terhadap laporan keuangan itu sendiri. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a) Variabel yang berpengaruh terhadap audit delay adalah ROA. Hasil ini disebabkan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas rendah cenderung akan meminta auditornya menjadwalkan pengauditan dari biasanya sehinnga menunda untuk mengumumkan bad news kepada publik. Auditor akan bertindak lebih berhati-hati dan cermat selama proses audit dalam memberikan jawaban apakah peningkatan kerugian yang dialami oleh perusahaan diakibatkan oleh kegagalan atau disebabkan oleh kecurangan manajemen. Sehingga membutuhkan waktu yang lama auditor dalam mengaudit laporan keuangan. b) Hanya variabel ROA yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan jenis kategori audit delay cepat, sedang, dan lama. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, TDTA, dan opini tidak dapat mengidentifikasi perbedaan jenis kategori audit delay cepat, sedang, dan lama. c) Karena hasil validasi mendekati angka 50%, maka fungsi diskriminan yang terbentuk dianggap tepat untuk menggolongkan kategori audit delay berdasar ROE, ke dalam grup cepat, sedang, ataukah lama. 2. Saran Bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk melakukan penelitian pada sektor yang lebih beragam serta menggunakan periode waktu penelitian yang lebih panjang. Selain itu peneliti selanjutnya juga dapat mempertimbangkan variabel lainnya yang diduga dapat mempengaruhi audit delay seperti ada atau tidaknya internal audit dalam perusahaan, jenis industri, ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) maupun variabel lain yang belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu. DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin.A, Ronald J. Elder dan Mark S. Beasley. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Edisi 9. Jakarta : Indeks. Catrinasari, Renny. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Perbankan Go Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi. Universitas Islam Indonesia : Yogyakarta. Dewi Lestari. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Kartika P Simbolon. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Munawir S. 2004. Analisis Laporan Keuangan ( Edisi 4). Yogyakarta : Liberty. Prabandari, Jeane Deart Meity., dan Rustiana. 2007. Beberapa Faktor Yang Berdampak Pada Perbedaan Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan_perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di BEJ). Kinerja. Vol. 11, No. 1 ; 27-39. Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10, No. 1 ; 1-10. Ratnawaty, dan Toto Sugiharto. 2005. Audit Delay pada Industri Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Faktor yang Mempengaruhinya.Proceeding Seminar Nasional PESAT. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Multivariat. Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Siti Atikah dan Baiq Riffa Fathini. 2007. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Opini Akuntan Terhadap Ketepatan Waktu Penyajian Laporan Keuangan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Aksioma. Vol.6, No. 1. Ubaidillah. 2008. Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur Studi Kasus : BAPEPAM Tahun 2005.Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi. Vol.2. No.2. Utami, Wiwik. 2006. Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris Di Bursa Efek Jakarta. Bulletin Penelitian. No.09. Venny, M.G. 2008. Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Studi Kasus : BAPEPEM Tahun 2005. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi. Vol. 2, No. 2. Widyawati Lekok dan Johan. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Informasi Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.8, No.1 ; 70-91. Wirakusuma, Made Gede. 2004. Pengaruh Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Kandungan Kualitas Informasi Laba Akuntansi di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.11, No.3, 2008 ; 286-311.