Hubungan Karakteristik dan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Senam Hamil pada Ibu Hamil di Wilayah Banten Girang Kota Serang.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

Analisis Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Ibu Hamil Dalam Melakukan Senam Hamil Pada Kelas Ibu Hamil

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

SENAM HAMIL MEMPERCEPAT PROSES PERSALINAN KALA II

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Susi Irianti *

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

MOTIVASI MENDORONG PELAKSANAAN SENAM HAMIL PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA PROMOTING MOTIVATION OF PREGNANT EXERCIZE WOMEN PRIMIGRAVIDA ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

Relationship of Age, Parity And Maternal Education With Intra Uterin Fetal Death In Maternity RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin In 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

PERSEPSI IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG DUKUNGAN SUAMI MENJELANG PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS KRETEK

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL TAHUN

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLI KIA PUSKESMAS TUMINTING

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

Dini Dwi Jayani dan Bambang Kuntarto/ Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Preeklamsi/1-11

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PALIYAN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Persiapan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kedawung I Kabupaten Sragen

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN SENAM HAMIL (Studi Di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun.sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Kartini, et al, Hubungan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga dengan Kunjungan Antenatal...

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. emosi ibu hamil. Melalui senam hamil ibu hamil akan diajarkan cara

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DETEKSI DINI TANDA GEJALA PERSALINAN PADA GRAVIDA TRIMESTER III DENGAN KESIAPAN PERSALINAN

A ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA G MEMPE GARUHI KECEMASA IBU DALAM ME GHADAPI PERSALI A KALA I DI RUMAH BERSALI MARDI RAHAYU SEMARA G

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEYER I KABUPATEN GROBOGAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANTA TAHUN 2016 ABSTRAK

Hubungan antara Usia Ibu Hamil dengan Kesiapan Mental Menghadapi Persalinan di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat

PENGARUH GRAVIDA, PEKERJAAN, DUKUNGAN SUAMI, DUKUNGAN BIDAN/TENAGA KESEHATAN TERHADAP PARTISIPASI IBU DALAM KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

Transkripsi:

Hubungan Karakteristik dan Dukungan Keluarga dengan pada Ibu Hamil di Wilayah Banten Girang Kota Serang Nani Yunarsih * Abstrak Senam hamil merupakan salah satu terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil secara fisik ataupun mental untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan karakteristik ibu dan dukungan keluarga dengan perilaku senam hamil pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Banten Girang Kota Serang. Penelitianinimerupakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional.Sejumlah 65orang ibuhamil trimester III dilibatkan sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil yang tidak teratur melakukan senam hamil sebanyak 58,5%, sedangkan ibu hamil yang teratur melakukan senam hamil sebanyak 41,5%.Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang bermakna antara umur(p=0,004), pendidikan(nilai p=0,003) dan dukungan keluarga(p=0,020)dengan perilaku senam hamil. Tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan perilaku senam hamil.disarankan agar puskesmas dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya senam hamil kepada ibu baik di Posyandu, Puskesmas, Poskesdes, maupun Polindes. Kata Kunci: Senam hamil, dukungan keluarga Abstract Pregnancy exercise is a therapeutic movement exercise to prepare pregnant women physically or mentally to face the fast, safe and spontaneous delivery. This study aims to investigate the relationship the characteristic of the pregnant woman and family support with pregnancy exercise behaviors in PuskesmasBantenGirang Kota Serang. This research is an analytic study with cross sectional approach. A number of 65 third trimester pregnant women were included as research samples. The results show that pregnant women who do not regularly do pregnancy exercise as much as 58.5%, while pregnant women who regularly do pregnancy exercise as much as 41.5%. The result of statistical test showed there was a significant relationship between age (p=0.004), maternal education (p=0.003), and family support (p=0.020) with pregnancy exercise behavior. There was no significant relationship between maternal parity with pregnancy exercise behavior. It is recommended that health centers can provide health education on the importance of the mother's pregnancy exercise both in Posyandu, Puskesmas, Poskesdes, and Polindes. Keywords: Family support, Pregnancy exercise. * Prodi D-III Kebidanan STIKes Faletehan, Jl. Raya Cilegon KM 06, Serang, Indonesia (yunarsih.nani54@gmail.com) 194

Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 3, Maret 2017 Latar Belakang Salah satu sebab tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negara-negara berkembanglainnya adalah akibat lamanya persalinan. Ada 5faktor penyebab lamanya persalinanyaitu tenaga (power),jalan lahir (passage), janin(passanger), psikologis respon,dan penolong 1.Lamanya persalinan yang terjadi pada kala II merupakan fase terakhir dari suatu persalinan yang berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala gejala seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan /Intra Uterin Fetal Death 2. Kelainan pada faktor tenaga bisa disebabkan karena terjadinya inersia (his yang tidak sesuai dengan fasenya), inkoordinit (his tidak teratur, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya) dan tetanik (his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim). Hal tersebut di atas dapat menyebabkan kemacetan persalinan, jika tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan gawat janin dan rahim ibu pecah. Upaya yang bisa dilakukan ibu hamil agar persalinan berjalan lancar dapat dikendalikan dengan melakukan senam hamil 3. Senam hamil merupakansuatu program latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam prosespersalinan, serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi persalinan.senam merupakan olahraga terbaik yang dapat dilakukan oleh ibu hamil menjelang persalinannya. Salah satu jenis senam yang ditujukan bagi ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman, dan spontan 5. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan. Sehingga membentuk suatu siklus umpan balik yang dapat meningkatkan intensitas emosional secara keseluruhan. Untuk meningkatkan intensitaas emosional secara keseluruhan, maka senam hamil sebagai salah satu pelayanan prenatal, merupakan suatu alternatif terapi yang dapat diberikan pada ibu hamil 5. Senam merupakan olahraga terbaik yang dapat dilakukan oleh ibu hamil menjelang persalinannya. Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang disertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 sampai 28 minggu 5. Pergerakan dan latihan senam kehamilan tidak saja menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang di kandungan. Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri, maka oksigen akan mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitudari aliran darah ibunya ke dalam aliran darah bayi yang di kandung. Senam kehamilan akan menambah jumlah oksigen dalam darah di seluruh tubuh sang ibu dan arena itu aliran oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi lebih lancar 6. Pemanfaatan ibu terhadap senam hamil dinilai masih rendah meskipun telah banyak digalakkan program senam hamil di wilayah Indonesia. Di wilayah Kota Serang, belum semua Puskesmas melaksanakan kegiatan senam hamil dengan optimal, data khusus yang menyebutkan tentang pemanfaatan senam hamil memang belum tersedia, karena program senam hamil masih dalam tahap perkembangan. Namun demikian di Puskesmas Banten Girang Kota Serang, kegiatan senam hamil dilakukan dengan teratur, yaitu 1 bulan sekali, namun tidak semua ibu hamil ikut serta dalam kegiatan ini dengan aktif, dari 875 sasaran ibu hamil, hanya sekitar 175 orang (20%) yang senantiasa aktif mengikuti senam hamil dengan teratur. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih jauh mengenai hubungan dukungan keluarga dengan perilaku senam hamil pada ibu di wilayah Puskesmas Banten Girang Kota Serang. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Puskesmas Banten Girang Kota Serang. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III yang ada di wilayah kerja Puskesmas 195

Banten Girang Kota Serang, periode April-Mei 2016 sebanyak 178 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 orang. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan variable dengan cara membuat table distribusi frekuensi, dan dihitung dengan persentase. Analisi bivariat menggunakan uji chi square untuk menguji perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok sampel. Hasil Dan Pembahasan Analisis univariat pada hasil penelitian ditunjukkan pada tabel 1. Diketahui sebagian besar ibu hamil tidak teratur dalam melakukan senam hamil (58,5%). Sebagian besar ibu hamil berumur tua (58,5%). Sebagian besar Ibu hamil pendidikannya rendah (56,7%). Sebagian besar ibu hamil merupakan multigravida (53,8%). Sebagian besar ibu hamil mendapatkan dukungan dari keluarga (63,1%). Senam hamil merupakan suatu program latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses persalinan, serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi persalinan. Senam merupakan olahraga terbaik yang dapat dilakukan oleh ibu hamil menjelang persalinannya 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengikuti senam hamil secara teratur. Kondisi demikian menggambarkan masih rendahnya perilaku ibu hamil untuk mengikuti kegiatan yang sebenarnya mengandung manfaat cukup baik baginya. Hal tersebut dipengaurhi oleh berbagai faktor, seperti halnya umur ibu, pendidikan ibu, pemahaman ibu yang kurang, maupun dukungan keluarga yang relatif rendah. Oleh sebab itu untuk lebih meningkatkan perilaku senam hamil pada ibu, diperlukan beberapa upaya, seperti halnya pemberian pendidikan kesehatan tentang manfaat senam hamil, pemasangan pesan kesehatan tentang senam hamil, pendekatan kepada kader, tokoh masyarakat maupun keluarga untuk memberikan dukungan kepada para ibu hamil agar ikut serta dalam kegiatan senam hamil. Analisis bivariat pada penelitian ini menghubungkan antara variabel independen yaitu umur, pendidikan, paritas dan dukungan keluarga dari ibu hamil dengan perilaku senam hamil. Hubungan antara umur ibu hamil dengan perilaku senam hamil ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 1: Distribusi Frekuensi Perilaku Senam Hamil, Karakteristik dan Dukungan Keluarga Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Banten Girang Kota Serang Variabel N Persentase (%) Tidak teratur 38 58,5 Teratur 27 41,5 UmurIbuHamil Dewasa 27 41,5 Tua 38 58,5 PendidikanIbuHamil Rendah 37 56,9 Tinggi 28 43,1 ParitasIbuHamil Primigravida 30 46,2 Multigravida 35 53,8 DukunganKeluarga Kurang 24 36,9 Baik 41 63,1 Total 65 100,0 Tabel 2: Hubungan Umur Ibu Dengan di Wilayah KerjaPuskesmas Banten Girang Kota Serang Total Umur Tidak teratur Teratur Nilai OR n % n % N % p Dewasa 22 81,5 5 18,5 27 100 0,004 6,050 Tua 16 42,1 22 57,9 38 100 196

Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 3, Maret 2017 Hasil analisis hubungan umur dengan perilaku senam hamil (tabel 2), diketahui dari 27 orang ibu hamil yang umurnya dewasa, ada 22 orang (81,5%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur, sedangkan dari 38 orang ibu hamil yang berumur tua, ada 16 orang (42,1%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur.hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004 artinya p < alpha (0,05), sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan perilaku senam hamil.hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 6,050 artinya ibu hamil yang berumur tua akan berpeluang untuk melakukan senam hamil sebesar 6,050 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang berumur dewasa. Umur adalah usia yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun 7. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya 8. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Puspitosari tentang Hubungan Beberapa Faktor Ibu Dengan Keikutsertaan Senam Hamil(Studi Pada Ibu Hamil Primigravida Yang Berkunjung Di RSBKusuma Semarang Bulan Maret-April 2005, Dengan uji chi-square Alfa=0,5) menunjukkan bahwa yangmempunyai hubungan dengan keikutsertaan senam hamil salah satunya adalah umur ibu (p=0,008, Cl=1,519-33.430) 9. Dengan demikian semakin dewasa umur ibu, akan semakin matang secara fisik maupun psikologis, sehingga kondisi ini akan mempengaruhinya tindakan ibu untuk ikut serta dalam kegiatan senam hamil secara rutin dan teratur. Pendidikan formal seseorang juga diketahui akan mempengaruhi pengetahuan dan perilakunya. Orang dengan pendidikan formal lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dibanding orang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu dan mudah mengalami arti dan pentingnya kesehatan serta pemanfaatan pelayanan kesehatan 10. Bagaimana hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan perilaku senam hamil dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3: Hubungan Pendidikan Ibu Dengan di Wilayah Kerja Puskesmas Banten Girang Kota Serang Pendidikan Ibu Total Tidak teratur Teratur Nilai p OR n % N % N % Rendah 28 75,7 9 24,3 37 100 0,003 5,600 Tinggi 10 35,7 18 64,3 28 100 Tabel 4: Hubungan Paritas Dengan di Wilayah Kerja Puskesmas Banten Girang Kota Serang ParitasIbu Total Tidak teratur Teratur Nilai OR n % N % N % p Primigravida 19 63,3 11 36,7 30 100 0,627 1,455 Multigravida 19 54,3 16 45,7 35 100 197

Hasil analisis hubungan pendidikan ibu dengan perilaku senam hamil (tabel 3), diketahui dari 37 orang ibu hamil yang pendidikannya rendah, ada 28 orang (75,7%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur, sedangkan dari 28 orang ibu hamil yang pendidikannya tinggi, ada 10 orang (35,7%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur.hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,003 artinya p < alpha (0,05), sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan perilaku senam hamil.hasil analisis juga diperoleh nilai OR=5,600 artinya ibu hamil yang pendidikannya tinggi akan berpeluang untuk melakukan senam hamil sebesar 5,600 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan rendah. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-citatertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal 8. Semakin tinggi pendidikan ibu hamil, maka kemungkinan wawasan berpikirnya juga akan semakin baik, sehingga kondisi ini akan mempengaruhi pula terhadap pola pikir dan tindakan ibu untuk ikut serta dalam pelaksanaan senam hamil. Paritas menggambarkan banyaknya anak yang pernah dilahirkan ibu. Paritas juga menggambarkan pengalaman ibu dalam mengasuh anak sebelumnya. Orang yang memiliki pengalaman akan mempunyai pengetahuan yang baik bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pengalaman dalam segi apapun 11. Hubungan antara paritas dengan perilaku senam hamil pada ibu hamil dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4. Analisis terhadap hubungan antara paritas dengan perilaku senam hamil ditunjukkan pada tabel 4. Diketahui dari 30 orang ibu hamil yang primigravida,terdapat 19 orang (63,3%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur, sedangkan dari 35 orang ibu hamil yang multigravida,terdapat 19 orang (54,3%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,627 artinya p > alpha (0,05), sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan perilaku senam hamil.hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 1,455 artinya ibu hamil yang multigravida akan berpeluang untuk melakukan senam hamil sebesar 1,455 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang primigravida.tidak adanya hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan perilaku senam hamil, dapat terjadi karena adanya faktor lain yang pengaruhnya lebih dominan, misalnya pendidikan, umur, pengetahuan, dukungan keluarga, maupun faktor lainnya. Hasil analisis hubungan dukungan keluarga dengan perilaku senam hamil (tabel 5), diketahui dari 24 orang ibu hamil yang kurang dalam mendapatkan dukungan dari keluarga, ada 19 orang (79,2%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur, sedangkan dari 41 orang ibu hamil yang baik dalam mendapatkan dukungan dari keluarga, ada 19 orang (46,3%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur.hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,020 artinya p < alpha (0,05), sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku senam hamil.hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 4,400 artinya ibu hamil yang mendapatkan dukungan keluarga yang baik akan berpeluang untuk melakukan senam hamil sebesar 4,400 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang kurang baik dalam mendapatkan dukungan dari keluarga. Tabel 5: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan di Wilayah Kerja Puskesmas Banten Girang Kota Serang Dukungan Total Tidak teratur Teratur Nilai Keluarga OR N % n % N % p Kurang 19 79,2 5 20,8 24 100 0,020 4,400 Baik 19 46,3 22 53,7 41 100 198

Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 3, Maret 2017 Dukungan keluarga dapat berupa dukungan sosial internal, seperti dukungan dari suami, isteri, atau dukungan dari saudara kandung, dan dapat juga berupa dukungan keluarga eksternal bagi keluarga inti. Dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga 12. Sebagai satu diantara fungsi pertalian/ikatan sosial segi fungsionalnya mencakup dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, member nasihat atau informasi, pemberian bantuan material. Sebagai fakta sosial yang sebenarnya sebagai/kognisi individual atau dukungan yang dirasakan melawan dukungan yang diterima. Dukungan social terdiri atas informasi atau nasihat verbal dan atau non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban social atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima 13. Dukungan adalah sesuatu yang didukung atau bantuan 7. Anggota keluarga yang dalam hal ini adalah orangtua atau pun saudara, merupakan kelompok referensi bagi terbentuknya perilaku pada seseorang. Dukungan dan anjuran serta informasi tentang senam hamil, akan memberikan kontribusi bagi ibu hamil terhadap perilakunya dalam mengikuti senam hamil secara teratur 13. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Puspitosari 8 tentang Hubungan Beberapa Faktor Ibu Dengan Keikutsertaan Senam Hamil (Studi Pada Ibu Hamil Primigravida Yang Berkinjung Di RSBKusuma Semarang Bulan Maret-April 2005, dengan uji chi-square Alfa =0,5) menunjukkan bahwa yang mempunyai hubungan dengan keikutsertaan senam hamil salah satunya adalah dukungan dukungan suami/ keluarga (p=0,004, Cl=2,140-51,528). Dengan adanya anjuran dan dorongan dari keluarga ibu seperti halnya suami, maka akan menambah semangat ibu untuk aktif mengikuti senam hamil, apalagi dukungan tersebut tidak hanya dalam bentuk anjuran, tetapi bentuk nyata seperti bersedia mengantarkan ibu ke tempat senam hamil, menyediakan uang untuk transportasi atau lainnya, dan sebagainya. Simpulan dan Saran Sebagian besar Ibu hamil tidak teratur melakukan senam hamil, berumur tua, berpendidikan rendah, mutigravida dan mendapat dukungan keluarga yang baik. Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan ibu, dan dukungan keluarga dengan perilaku senam hamil. Tidak ada hubungan antara paritas dengan senam hamil. Diharapkan bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya senam hamil kepada ibu baik di posyandu, puskesmas, poskesdes, maupun polindes. Bidan di desa agar memberikan dukungan dan anjuran kepada ibu hamil untuk mengikuti senam hamil secara teratur. Koordinasi bersama kader kesehatan untuk membantu memberikan dukungan kepada para ibu hamil di wilayahnya untuk mengikuti senam hamil. Referensi 1. Supriatmaja, IPG. Swardewa, TGA. Pengaruh senam hamil terhadap persalinan Kala I dan II. Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan FK UNUD Sanglah Denpasar. 2008. 2. Saifuddin A B.Buku acuan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. edisi ke -1, Cetakan kesepuluh. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono. 2002. 3. Ahmad. Senam hamil (Relaxation and exercise for childbirt ). Jakarta : Arcan. 2008. 4. Larasati., Inka Puty., Wibowo, Arief. Pengaruh keikutsertaan senam hamil terhadap kecemasan primigravida trimester ketiga dalam menghadapi persalinan. 2012.Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 1 No. 1, Agustus 2012 : 26-32 5. Manuaba, Ida Bagus Gde. Konsep obstetri dan ginekologi sosial Indonesia. Jakarta : EGC. 2003. 6. Sani.Menuju kelahiran yang alami. Jakarta: Raja Grajindo Persada. 2002. 7. KBBI. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Deppenas. 2005. 8. Puspitosari, DP. Hubungan beberapa faktor ibu dengan keikutsertaan senam hamil (Studi pada ibu hamil primigravida yang berkunjung di RSB Kusuma Semarang Bulan Maret-April 2005). 9. Notoatmodjo, Soekidjo. Pengantar pendidikan dan ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Andi Offset. 2007. 199

10. Wahid Iqbal Mubarak. Promosi kesehatan : sebagai pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan.yogyakarta : Graha Ilmu. 2007. 11. Friedman, M.M, Bowden, O & Jones, M.. Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori, & praktik.alih bahasa, Achir Yani S. Hamid [et al.]; editor edisi Bahasa Indonesia, Estu Tiar, Ed. 5.Jakarta: EGC. 2010. 12. Kurniawati, Ninuk Dian. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi hivaids. Jakarta: SalembaMedika. 2007. 13. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 2008. 200