HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN POST DATE DI RSUD BANGKINANG TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN EKSTRAKSI VAKUM DI CAMAR II RSUD ARIFIN AHMAD PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN INERSIA UTERI KALA I DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2016

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka. Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 923 per

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Analisa Faktor Ibu Bersalin Dengan Kejadian Seksio Sesarea (Di RSUD Kota Salatiga Tahun 2011) Margareta Rinjani Dosen Tetap Akbid Adila Bandar Lampung

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN POST DATE DI RSUD BANGKINANG TAHUN 2012 Fitri Apriyanti 1, Yunila Fiska 2 1 Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia 2 Alumni Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia Tahun 2013 ABSTRAK Data statistik menunjukkan angka kematian dalam kehamilan post date lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka kematian kehamilan post date mencapai 5-7%. Variasi insiden post date berkisar antara 2-31,37%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian kehamilan post date di RSUD Bangkinang tahun 2012. Kehamilan dan persalinan post date dengan anak pertama risiko meningkat terutama disebabkan karena ibu belum pernah mengalami kehamilan dan persalinan, dan pada grandemultipara kehamilan post date lebih meningkat, karena terlalu sering mengalami kehamilan dan persalinan sehingga mempengaruhi kontraksi ibu. Desain penelitian adalah Analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasinya adalah keseluruhan ibu bersalin di RSUD Bangkinang tahun 2012 sebanyak 583 orangdengan teknik pengambilan sampel Simple Random Samplingyaitu mengambil data ibu bersalin secara acak dari 583 orang populasi dan didapatkan sampel sebanyak 237 orang. Analisis yang digunakan adalah Univariat dan Bivariat. Hasil penelitian diperoleh mayoritas tidak berisiko sebanyak 157 (33,8%), dan hasil uji Chi Square dengan SPSS P value < α dengan derajat kemaknaan 95% (0,039<0,05), hal ini menunjukkan adanya hubungan antara paritas dengan kejadian kehamilan post date di RSUD Bangkinang tahun2012. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah sumber keilmuan bagi institusi pendidikan dan juga sebagai dokumentasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang kehamilan post date. Daftar bacaan : 23 referensi(2002-2012) Kata kunci : Paritas, Kehamilan Post Date Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 59

PENDAHULUAN Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain rendahnya kualitas kesehatan penduduk yang terlihat dari masih tinggi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, menegaskan setiap tahun diseluruh dunia 358.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin dimana 355.000 ibu (99%) berasal dari negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan peringkat tertinggi dengan 290 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di negara maju, yaitu 14 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sekitar 4 juta per tahun bayi meninggal pada bulan pertama kehidupan, seperempat dari mereka meninggal dalam 24 jam kehidupan dan 75% pada minggu pertama kehidupan (Depkes RI, 2011). AKI di Indonesia masih tergolong tinggi di Association of southeast Asian Nations(ASEAN) jika dibanding dengan AKI di Negara tetangga seperti Malaysia yaitu 31 per 100.000 kelahiran hidup, Brunai yaitu 21 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam yaitu 56 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand yaitu 48 per 100.000 kelahiran hidup, Singapura 9 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 94 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2011). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Riau tercatat AKI pada tahun 2010 sebesar 109,9 per 100.000 kelahiran hidup dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 122,1 per kelahiran hidup (Profil Dinkes Riau, 2011). Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan 25%, partus lama 17%, infeksi 13%, aborsi tidak aman 13%, eklamsia 12%, dan lain-lainnya 20% (Supatini, 2011). Perdarahan terbagi dua yaitu perdarahan antepartum dan perdarahan post partum. Ibu yang beresiko mengalami perdarahan post partum, salah satunya adalah ibu dengan kehamilan post date (Sarwono, 2009). Kehamilan post date (kehamilan lewat waktu) adalah kehamilan yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur ratarata 28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti (Nugroho, 2010). Penyebab dari kehamilan post date tidak diketahui, tetapi ada faktor risiko yang berupa paritas, kehamilan post date sebelumnya, janin yang dikandung laki-laki, faktor genetik dan faktor hormonal (Manuaba, 2007). Kehamilan dan persalinan post date dengan anak pertama resiko meningkat terutama disebabkan karena ibu belum pernah mengalami kehamilan dan persalinan. Pada multipara resiko kehamilan dan persalinan post datesemakin meningkat dikarenakan wanita yang terlalu sering melahirkan mengalami penurunan sensitifitas kontraksi uterus sehingga menyebabkan inersia uteri yang merupakan salah Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 60

satu faktor pencetus kehamilan post date (Kusmarjadi, D. 2010). Pada ibu dengan kehamilan pertama 95%, otot polos miometriumnya dibuat tidak responsif dengan rangsangan alami. Hal ini menyebabkan tidak terjadinya kontraksi untuk mulainya persalinan sehingga persalinan menjadi mundur, yang disebut dengan kehamilan post date. Pada kehamilan ini terjadi penundaan penurunan reseptor oksitosin di miometrium (Cunningham, 2005). Pada ibu primipara maka kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan lahir (passage), dan kondisi janin (passager) yang bisa menyebabkan terjadinya kehamilan post date. Menurut sebuah penelitian Dewi dan Margareta di RS WS Makassar Tahun 2004-2005, persentase tertinggi karakteristik ibu dengan persalinan poss date adalah dengan paritas primipara yaitu sebanyak 44,9%. Data statistik menunjukkan angka kematian dalam kehamilan post date lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka kematian kehamilan post date mencapai 5-7%. Variasi insiden post date berkisar antara 2-31,37% (Hanafiah, 2006). Pada tahun 2007 di Negara Asia Tenggara seperti India, Bangladesh, Nepal dan Myanmar telah ditemukan insiden kehamilan post date bertambah dari 10% menjadi 27% jika kehamilan pertama post date akan menjadi 39% jika mengalami kehamilan post date berturut-turut, artinya jika seorang wanita pada kehamilan pertama mengalami kehamilan post date, maka kemungkinan ibu tersebut untuk hamil lewat waktu No lagi semakin besar dan meningkat (Komang, 2008). Di Indonesia tercatat (3,5-14 %) kelahiran dengan kehamilan post date dari total kehamilan pertama. Dalam hal ini, terjadi peningkatan mortalitas pada kehamilan lanjut. Berdasarkan data dari RSUD Bangkinang pada Tahun 2011-2012 angka kejadian kehamilan post date adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Kasus Obstetri di RSUD Bangkinang Tahun 2012 Jenis penyakit Tahun 2012 Jumlah % 1 Post date 85 17,13 2 Preeklamsia 82 16,53 3 CPD 70 14,11 4 KPD 55 11,08 5 Partus tak 49 9,87 maju 6 Letak 39 7,86 sunsang 7 KJDK 27 5,44 8 Retensio 22 4,43 plasenta 9 Prematur 21 4,23 10 Fetal distres 13 2,62 11 HPP 13 2,62 12 Letak lintang 7 1,61 13 gameli 7 1,61 14 Plasenta previa 15 Ruptur perineum 4 0,80 2 0,40 Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 kejadian kehamilan post date sebanyak 15 kasus (4,87%) dan pada tahun 2012 kejadian kehamilan post date terjadi peningkatan sebanyak 85 kasus (17,13%). Dari latar belakang diatas penulis tertarik meneliti tentang Hubungan Paritas dengan Kehamilan Post Date di RSUD Bangkinang tahun 2012. Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 61

RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut Apakah ada Hubungan Paritas dengan Kejadian Kehamilan Post Date di RSUD Bangkinang Tahun 2012?. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian kehamilan post date di RSUD Bangkinang tahun 2012. TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengertian Kehamilan post date adalah kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti (Nugroho 2010). Kehamilan post date adalah suatu kehamilan yang melewati 42 minggu (294 hari), diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan usia kehamilan seperti rumus Naegele atau dengan Tinggi Fundus Uteri (TFU) serial (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 edisi III. 2008). Hubungan paritas dengan kehamilan post date Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu termasuk yang meninggal (Wiknjosastro, 2007). Sedangkan menurut BKKBN tahun 2006 paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita dan menurut Manuaba tahun 2008 paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm. Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. Klassifikasi paritas antara lain : a. Primipara Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak satu kali. b. Multipara Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali. c. Grandemultipara Wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2006). Kehamilan dan persalinan post date dengan anak pertama resiko meningkat terutama disebabkan karena ibu belum pernah mengalami kehamilan dan persalinan. Pada multipara risiko kehamilan dan persalinan post date semakin meningkat dikarenakan wanita yang sering melahirkan mengalami penurunan sensitifitas kontraksi uterus sehingga menyebabkan inersia uteri yang merupakan salah satu faktor pencetus kehamilan post date (Kusmarjadi, D. 2010), dan pada grandemultipara kehamilan post date lebih meningkat, karena terlalu seringnya mengalami kehamilan dan persalinan sehingga kontraksi menjadi lemah (Manuaba, 2007). Pada ibu dengan kehamilan pertama 95%, otot polos miometriumnya dibuat tidak responsif dengan rangsangan alami. Hal ini menyebabkan tidak terjadinya kontraksi untuk mulainya persalinan sehingga persalinan menjadi mundur, yang disebut dengan kehamilan post date. Pada kehamilan ini terjadi penundaan penurunan reseptor oksitosin di miometrium (Cunningham, 2005). Pada ibu primipara yaitu wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali, maka kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan lahir (passage), dan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 62

kondisi janin (passager). Menurut sebuah penelitian Dewi dan Margareta di RS WS Makassar Tahun 2004-2005, persentase tertinggi karakteristik ibu dengan persalinan poss date adalah dengan paritas primipara yaitu sebanyak 44,9% METODE Desain: Jenis desain penelitian ini adalah metode Analitik Kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional. Dalam penelitian ini variabel independentnya adalah paritas dan variabel dependentnya adalah kehamilan post date. Populasi: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Rekam Medik ibu bersalin di RSUD Bangkinang Tahun 2012 yaitu sebanyak 583 orang. Sampel: Sampel pada penelitian ini yaitu 237 rekam medic ibu bersalin di RSUD Bangkinang Instrument: Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar Checklist, yaitu suatu daftar pengecek berisi nama subjek dan beberapa gejala serta identitas lainnya dari sasaran pengamatan (Notoatmojo, 2010). HASIL Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 s/d 20juli 2013, dibagian Rekam Medik RSUD Bangkinang tahun 2012 dengan jumlah sampel 237 orang. Data yang diambil pada penelitian ini meliputi paritas (variabel independent) dan kejadian kehamilan post date (variabel dependent). Dari data sekunder didapatkan hasil sebagai berikut : A. Analisis Univariat 1. Paritas Ibu Bersalin Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin yang Mengalami Kehamilan Post Date Berdasarkan Paritas di RSUD Bangkinang Tahun 2012 No Paritas Frekuensi Persentase (%) 1. Berisiko 80 33,75 2. Tidak berisiko 157 66,24 Total 237 99,99 Sumber : Data Rekam Medik RSUD Bangkinang Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi ibu bersalin yang mengalami kehamilan post datemayoritas adalah paritas tidak berisiko sebanyak 157 (66,24%). 2. Berdasarkan Kejadian Kehamilan Post Date Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Kehamilan Post Date pada Ibu Bersalin di RSUD Bangkinang Tahun 2012 No. Post Date Frekuensi Persentase (%) 1. Ya 50 21,09 2. Tidak 187 78,90 Total 237 99,99 Sumber : Data Rekam Medik RSUD Bangkinang Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi kejadian kehamilan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 63

post date mayoritas adalah yang tidak mengalami kehamilan post datesebanyak 187 (78,90%). B. Analisis Bivariat Setelah selesai melakukan Analisis Univariat, dilanjutkan dengan Analisis Bivariatantara variabel independent dengan variabel dependent, untuk melihat hubungan paritas dengan kejadian kehamilan post date di RSUD Bangkinang tahun 2012. Hasil analisis ini disajikan dengan memakai uji hubungan statistik yaitu metode uji Chi Squaredengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hubungan Paritas dengan Kejadian Kehamilan Post Date di RSUD Bangkinang Tahun 2012 Kehamilan Post Date Total N Paritas Ya Tidak o n % n % n % 1 Berisiko 23 28,75 57 71,25 80 100 2 Tidak 27 17,19 130 82,80 157 100 berisiko Jumlah 50 21,09 187 78,90 237 100 Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa paritas berisiko mengalami kehamilan post date ada sebanyak 23 (28,75%), sedangkanparitas berisiko yang tidak mengalami kehamilan postdatesebanyak 57 (71,25%), dan paritas tidak berisiko mengalami kehamilan post date ada sebanyak 27 (17,19%), sedangkan paritas tidak berisiko yang tidak mengalami kehamilan post datesebanyak 130 (82,80%). Hasil uji Chi Square dengan SPSS diperoleh nilai p value(0,039<0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan paritas dengan kejadian kehamilan post date di RSUD Bangkinang tahun 2012. (pvalue) 0,03 9 PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Distribusi frekuensi paritas di RSUD Bangkinang tahun 2012 Dari hasil penelitian diperoleh frekuensi paritas yang mayoritas adalah tidak berisiko yaitu sebanyak 157 orang (66,24%). Dari hasil penelitian juga didapatkan nilai p value (0,039<0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian kehamilan post date. Kehamilan post date juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, menurut Buttler (2006) faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan post dateantara lain ada faktor risiko yang berupa paritas, faktor genetik, riwayat kehamilan post date sebelumnya, status sosial ekonomi dan herediter, sedangkan menurut Prawirohardjo (2005) kehamilan post datejuga bisa disebabkan oleh stres yang merupakan faktor tidak timbulnya his. Paritas menggambarkan jumlah persalinan yang telah dialami oleh ibu, paritas juga menggambarkan pengalaman ibu dalam kehamilan dan persalinan. Dari pencatatan statistik diperoleh hubungan antara jumlah paritas dengan derajat kesehatan bayi yang dilahirkan, dinyatakan bahwa semakin besar angka gravida semakin besar kemungkinannya melahirkan anak yang lemah. Makin tinggi paritas, resiko kematian perinatal makin tinggi sebab pada waktu melahirkan pembuluh darah pada dinding rahim yang rusak tidak dapat pulih sepenuhnya seperti sebelum melahirkan. Karena itu kehamilan dan persalinan yang Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 64

berulang-ulang menyebabkan kerusakan pada dinding rahim. Dan makin banyak yang akan mempengaruhi sirkulasi makanan ke janin dan dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin didalam kandungan (http:// urs-babel.blogspot.com). Menurut Wiknjosastro (2007) paritas 2 dan 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian ibu, dan paritas 1 dan lebih dari 3 mempunyai risiko kematian ibu lebih tinggi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Alin 2008 dengan judul Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Kehamilan Post Date Di Puskesmas Sukadamai, Lampung Selatan menyatakan paritas primipara sebanyak 59 orang (49,6%) (ParlinAlin.blogspot.com). 2. Distribusi frekuensi kehamilan post date di RSUD Bangkinang tahun 2012 Hasil penelitian didapatkan ibu yang mengalami kehamilan post date adalah sebanyak 50 kasus (21,09%), dan yang tidak mengalami kehamilan post date 187 kasus (78,90%). Kehamilan post date adalah kehamilan yang melewati perkiraan kelahiran (280 hari), dimana pada bayinya bisa dijumpai tanda-tanda seperti kuku panjang, kulit keriput, dan terdapatnya mekonium (Chrisdiono, 2004). Penyebab dari kehamilan post date adalah tidak timbulnya his yang disebabkan oleh kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta dan kerentanan akan stres(mansjoer, 2003). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ratih Anggara di RS Magelang tahun 2007 yang menyatakan bahwa jumlah kehamilan post date meningkat dari tahun 2008 sebanyak 70 kasus, dan penyebab dari kehamilan post date ini adalah faktor genetik, paritas, faktor stres, herediter dan insufisiensi plasenta (Ratihanggara.blogspot.com). Menurut Manuaba (2007) frekuensi kejadian kehamilan post date berkisar 5-12% dengan dugaan bahwa sekitar 3-5% dengan janin besar. Kehamilan post datemerupakan salah satu kehamilan yang berisiko tinggi dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin (Depertemen Kesehatan RI, 2007), dan angka kematian perinatal dengan kehamilan post date2-3 kali lebih besar bila dibandingkan dengan kehamilan cukup bulan (Sastrawinata, 2004). Menurut Cunningham (2005) kehamilan post datedapat mengakibatkan terjadinya sindrom post matur pada bayi baru lahir. Pada bayi dengan sindrom post matur dapat terjadi hambatan pertumbuhan yang berat. Beberapa bayi yang bertahan hidup mengalami kerusakan pada otak, pada kehamilan post datejuga dapat mengakibatkan disfungsi plasenta sehingga dapat terjadi penurunan oksigenasi janin. Terjadinya gawat janin merupakan konsekuensi kompresi tali pusat yang menyertai oligohidramnion. Peningkatan risiko terkait dengan kehamilan post Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 65

date diperkirakan berhubungan dengan insufisiensi uteroplasental,yang pada akhirnya menyebabkan hipoksia janin. Perlu diketahui bahwa volume cairan amnion menurun drastis pada beberapa minggu terakhir kehamilan.hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kasus cairan bercampur mekonium kental (karena lebih sedikit cairan untuk melarutkan mekonium yang dikeluarkan), yang pada neonatus menimbulkan masalah pneumonia akibat aspirasi mekonium (Varney, 2006). Menurut Prof. Dr. I Gde Bagus Manuaba, SpOG (2003) kehamilan post datejuga dapat membahayakan janin karena sensitif terhadap rangsangan kontraksi, yang bisa menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim (Manuaba, 2003). Analisa Bivariat Hubungan paritas dengan kejadian kehamilan post date di RSUD Bangkinang tahun 2012 Berdasarkan hasil penelitian dari 237 orang ibu bersalin di RekamMedikRSUD Bangkinang tahun 2012, ibu yang berisiko mengalami kehamilan post dateadalah sebanyak 23kasus (28,75%), dan yang tidak berisiko mengalami kehamilan post date 27 kasus (17,19%). Berdasarkan uji Chi Squaredengan perhitungan SPSS didapatkan nilai P value (0,039<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka ada hubungan paritas dengan kejadian kehamilan post date di RSUD Bangkinang tahun 2012. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sastrawinata (2004) bahwa mayoritas ibu bersalin dengan kehamilan post date adalah faktor paritas karena kehamilan post date ini lebih sering terjadi pada paritas primipara atau grandemultipara. Kehamilan dan persalinan post date dengan anak pertama resiko meningkat terutama disebabkan karena ibu belum pernah mengalami kehamilan dan persalinan. Sedangkan pada grandemultipara kehamilan post date lebih meningkat, karena terlalu seringnya mengalami kehamilan dan persalinan sehingga kontraksi ibu menjadi lemah (Manuaba, 2007).Ibu dengan kehamilan pertama 95%, otot polos miometriumnya dibuat tidak responsif dengan rangsangan alami. Hal ini menyebabkan tidak terjadinya kontraksi untuk mulainya persalinan sehingga persalinan menjadi mundur, yang disebut dengan kehamilan post date. Pada kehamilan ini terjadi penundaan penurunan reseptor oksitosin di miometrium (Cunningham, 2005). Menjelang persalinan ibu hamil aterm mengalami penurunan hormon progesteron, peningkatan oksitosin,dan reseptor oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap ransangan. Pada kehamilan post date terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensitif terhadap ransangan karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim (Manuaba, 2006). Pada ibu primipara yaitu wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali, maka kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan lahir (passage), dan kondisi janin (passager). Menurut sebuah penelitian Dewi dan Margareta di RS WS Makassar Tahun 2004- Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 66

2005, persentase tertinggi karakteristik ibu dengan persalinan post date adalah dengan paritas primipara yaitu sebanyak 44,9% (http://spmbnusantara.kehamilanpost date.blogspot.com). Menurut asumsi penulis yang berisiko meningkat terjadinya kehamilan post dateadalah pada paritas primipara dan grandemultipara, pada primipara disebabkan karena ibu belum pernah mengalami kehamilan dan persalian, sedangkan pada grandemultipara disebabkan karena ibu terlalu sering mengalami kehamilan dan persalinan sehingga mempengaruhi kontraksi ibu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian kehamilan post date di RSUD Bangkinang, hal ini dibuktikan dengan uji chi squaredengan SPSS didapatkan p value (0,039<0,05). DAFTAR PUSTAKA Budiarto, E. 2002. Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Chrisdiono. 2004. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. jakarta Dinkes Riau. 2011. Profil Kesehatan Provinsi Riau, Pekanbaru Dinkes riau. 2005. Profil Data Kesehatan Indonesia. http://www. Depkes. Go. id Fadlun. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta : Salemba Medika Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Hidayat, A, A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Kusmarjadi, D. 2010. Kehamilan postterm. http://sharinghelping.com. Kehamilan postpostterm. Diperoleh 15 juni 2013 Manuaba. 2007. Buku Ajar Patologi Obstetrik untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC Manuaba. I. A. I. B. G. 2008. Gawat- Obstetri Darurat- Ginekologi & Obstetri- Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta : ECG Mansjoer, A.2008. Kehamilan Post Date Dalam Kapita Selekta Kedokteran Media Aesculapius : Jakarta Mansjoer, A.2003. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta Notoadmojo, S. 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :RinekaCipta Nugroho. 2010.Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetrik untuk Keperawatan dan Kebidanan.Yogyakarta :Nuha Medika Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nisa. 2009. Karakteristik Ibu Dengan Kehamilan Post Date.http://spmb. Nusantara. Kehamilan post date. Blogspot.com. diperoleh tanggal 20 juli 2013 P, Alin 2008. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Kehamilan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 67

Lewat Waktu (Post Date) Dipuskesmas Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan Pada Tahun 2008.http://www.pendidikankesehatan.co.cc karakteristikibu-bersalin-dengan _28.html. diperoleh tanggal 15 juni 2013 Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta :BinaPustaka Anggara Ratih. 2007. Karakteristik Ibu Dengankehamilaan Post Date Di Magelang Tahun 2007. http:// ratih anggara.blogspot.com. diperoleh tanggal 24 juli 2013 STIKes Tuanku Tambusai. 2011. Panduan Penulisan Laporan Tugas Akhir. Bangkinang Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Varney, H.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta :EGC Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 68