BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dikembangkan berlandaskan Al-qur an dan hadist Nabi Muhammad SAW untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Aktiva bank terdiri dari aktiva produktif (earning assets) dan aktiva

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengaruh CAMEL tehadap Penyaluran Dana seperti halnya penelitian Wahyudi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang no 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Productive Theory of Credit (Commercial Loan Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perbankan Syariah Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

55,049 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

TOTAL ASET ,708,580

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang didasarkan pada prinsip syariah yang

TOTAL ASET ,901,863

TOTAL ASET ,610,946

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

96,876 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

42,611 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

TOTAL ASET ,099,545

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

65,104 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

: BANK JTRUST INDONESIA, Tbk. (dalam jutaan rupiah) BANK Posisi Tgl. Laporan. POS - POS Sandi

85,243 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

TOTAL ASET ,799,495

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

106,620 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 7,590 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 23,230 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi. Menurut (Kasmir, 2008) pembiayaan adalah: Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.. Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pendanaan atau penyediaan uang dimana didasari oleh kesepakatan atau persetujuan antara bank dan pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan oleh pihak lain yang memerlukan dana dengan jangka waktu yang telah disepakati. 2. Pembiayaan Bank Syariah Pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif dan aktiva tidak produktif, namun dalam praktiknya pembiayaan lebih banyak diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif. Pengertian aktiva produktif menurut (Mahmoeddin, 2010) 9

10 adalah: Semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 25 Tentang Perbankan Syariah yang dimaksud dengan pembiayaan adalah: Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya biltamlik; c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna ; d. transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ijarah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembiayaan bank syariah adalah semua pendanaan yang dilakukan oleh bank syariah kepada nasabahnya untuk mendukung investasi dan memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.

11 3. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah Sesuai dengan akad pengembangan produk, maka bank syariah memiliki banyak jenis pembiayaan. Jenis-jenis pembiayaan menurut (Rivai dan Arviyan, 2010) pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek, di antaranya: a. Pembiayaan Menurut Tujuan Pembiayaan menurut tujuannya dibedakan menjadi: 1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha. 2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif. b. Pembiayaan Menurut Jangka Waktu Pembiayaan menurut jangka waktunya dibedakan menjadi: 1) Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktusatu bulan sampai dengan satu tahun. 2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu satu tahun sampai dengan lima tahun. 3) Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu lebih dari lima tahun. Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif dan aktiva tidak produktif, yaitu:

12 1) Jenis aktiva produktif pada bank syariah, dialokasikan dalam bentuk pembiayaan sebagai berikut: a) Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil (1) Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. (2) Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah adalah perjanjian di antara para pemilik dana atau modal untuk mencampurkan dana atau modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik dana atau modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. b) Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli (1) Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dan nasabah di mana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan

13 ditambah dengan margin atau keuntungan yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah. (2) Pembiayaan Salam Pembiayaan Salam adalah perjanjian jual-beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga terlebih dulu. (3) Pembiayaan Istishna Pembiayaan Istishna adalah perjanjian jual-beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual. c) Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (1) Pembiayaan Ijarah Pembiayaan Ijarah adalah perjanjian sewa-menyewa suatu barang antara bank dengan penyewa dalam waktu tertentu, setelah masa sewa berakhir maka barang sewaan dikembalikan kepada pihak bank. Ijarah sama dengan prinsip jual-beli hanya saja yang menjadi objek adalah dalam bentuk manfaat. (2) Pembiayaan Ijarah Muntahiya Biltamlik/Wa Iqtina Pembiayaan Ijarah Muntahiya Biltamlik/Wa Iqtina adalah perjanjian sewa-menyewa suatu barang yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan barang dari pihak yang memberikan sewa (bank) kepada pihak penyewa.

14 d) Surat Berharga Islam Surat berharga Islam adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip Islam yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal, antara lain wesel, obligasi Islam, sertifikat dana Islam, dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip Islam. e) Penempatan Penempatan adalah penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya antara lain dalam bentuk giro, dan/atau tabungan wadiah, dan bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip Islam. f) Penyertaan Modal Penyertaan modal adalah penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah, termasuk penanaman dana dalam bentuk surat utang konversi dengan opsi saham atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip Islam yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah. g) Penyertaan Modal Sementara Penyertaan modal sementara adalah penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan/atau piutang sebagaimana dimaksud dalam ketentuan bank Indonesia yang berlaku, termasuk

15 dalam surat utang konversi dengan opsi saham atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah. h) Transaksi Rekening Administratif Transaksi rekening administratif adalah komitmen dan kontinjensi berdasarkan prinsip Islam yang terdiri atas bank garansi, akseptasi/endosemen, Irrevocable Letter of Credit (L/C) yang masih berjalan, dan garansi lain berdasarkan prinsip Islam. i) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah. 2) Jenis aktiva tidak produktif (a) Pinjaman Qardh Pinjaman Qardh atau talangan adalah penyediaan dana dan/atau tagihan antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus ataupun secara berangsur. 4. Pembiayaan Jual beli Pembiayaan jual beli yang dimaksud di sini adalah pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dengan prinsip murabahah, salam dan istishna. Total pembiayaan jual beli diukur dengan logaritma natural dari nilai pembiayaan jual beli pada akhir tiap tahun. Penggunaan

16 logaritma natural bertujuan agar hasilnya tidak menimbulkan bias, mengingat besarnya nilai pembiayaan jual beli antar bank syariah yang berbeda-beda. Selain itu, dimaksudkan agar data total pembiayaan jual beli dapat terdistribusi normal dan memiliki standar eror koefisien regresi minimal. Menurut (Rahman dan Ridha, 2012) dalam Total Pembiayaan Jual Beli dirumuskan sebagai berikut : Total Pembiayaan jual beli = Ln (Pembiayaan Prinsip Murabahah + Pembiayaan Prinsip Salam + Pembiayaan Prinsip Istishna ). 5. Non Performing Financing (NPF) Non Performing Financing (NPF) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya NPF yang baik adalah dibawah 5%, jika nilai NPF diatas 5% maka dapat dikatakan tidak sehat karena semakin tinggi rasio NPF maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar dan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Pembiayaan yang dimaksud dalam hal ini adalah pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain. NPF = Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomer 17/19/DPUM tanggal 8 Juli 2015

17 6. Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan pembiayaan dan perdagangan surat-surat berharga. Bank yang memiliki kecukupan modal yang tinggi maka akan meningkatkan kepercayaan diri dalam menyalurkan pembiayaan atau pendanaan. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, nilai batas minimum CAR yang baik adalah 8%. Jika nilai CAR suatu perusahaan berada dibawah 8% maka perusahaan tersebut tidak sehat. Rasio CAR dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut resiko. Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri diperoleh dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasi. Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasa dan pinjaman subordinasi. CAR = Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001.

18 7. Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing To Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. Kebutuhan likuiditas suatu bank berbedabeda tergantung pada bank itu sendiri seperti usaha bank, dan besarnya bank. Dengan kata lain Financing To Deposit Ratio (FDR) adalah rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan bank tersebut dalam membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali pada deposannya, serta dapat memenuhi permintaan pembiayaan yang diajukan. FDR = Sumber: Rivai dan Arviyan, 2010. 8. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Efisiensi operasional sangat penting bagi bank untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang dicapai. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan. Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001.

19 9. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan, untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva, atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (profit) setinggi-tingginya. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin tingginya profitabilitas (Ummah, 2015). Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat kinerja keungan adalah Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar Return on Assets (ROA), semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik. Sesuai dengan Bank Indonesia, nilai batal minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada dibawah 1% maka perusahaan tersebut berada pada zona tidak aman atau tidak sehat. ROA Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001.

20 B. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank di Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Nomer Peneliti Judul Hasil 1 Rahman, Aulia Fuad dan Ridha Rochmatika (2012) 2 Haq, Nadia Arin (2015) 3 Tritiningtyas, Vita dan Osmad, Mutaher (2013) 4 Sabir, dkk (2012) Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Rasio NPF terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Pengaruh Pembiayaan dan Efesiensi terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Anlisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia. Pembiayaan Jual Beli berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Pembiayaan Murabahah berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. FDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.

21 C. Kerangka Pemikiran 1. Hubungan Pembiayaan Jual Beli, NPF, CAR, FDR dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Penelitian Riyadi dan Agung (2014) mengungkapkan bahwa hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara bersama antara Pembiayaan Jual Beli, FDR dan NPF berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA). Hal ini menunjukan adanya pengaruh secara bersama-sama antar Pembiayaan Jual Beli, FDR dan NPF berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA). 2. Hubungan Pembiayaan Jual Beli terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Pengelolaan pembiayaan jual beli yang merupakan salah satu penyusunana aset terbesar pada perbankan syariah akan menghasilkan pendapatan berupa margin/markup. Dengan diperolehnya pendapatan mark up tersebut, maka akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank syariah. Serta pada akhirnya mampu mempengaruhi peningkatan profitablitas yang tercermin dari ROA (Return On Asset). Semakin besar pembiayaan jual beli maka profitabilitas semakin tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan Ridha (2012) menyatakan bahwa Pembiayaan Jual Beli berpengaruh Positif signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).

22 3. Hubungan NPF terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. NPF merupakan perbandingan antara total pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada debitur. Semakin tinggi nilai NPF maka kinerja bank semakin buruk dan profitabilitasnya rendah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tritiningtyas dan Oesmad (2013) menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). 4. Hubungan CAR terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. CAR (Capital Adequacy Ratio) digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko. Apabila nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8% berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, maka keadaan yang menguntungkan tersebut mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tritiningtyas dan Oesmad (2013) menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). 5. Hubungan FDR terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.

23 FDR (Financing To Deposit Ratio) yaitu perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank. Semakin rendah FDR menunjukan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Sebaliknya semakin tinggi FDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan bank yang bersangkutan, karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayaan menjadi semakin besar. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sabir, dkk (2012) menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). 6. Hubungan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Jika rasio ini rendah maka kinerja bank yang bersangkutan menunjukan tingkat efisiensi yang tinggi. Sedangkan semakin tinggi biaya pendapatan bank berarti kegiatan operasionalnya semakin tidak efisien sehingga pendapatannya juga semakin kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Sabir, dkk (2012), menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).

24 Gambar 1: Kerangka Pemikiran H1 PJB (X1) H2 (+) NPF (X3) CAR (X4) FDR (X5) H3 (-) H4 (+) H5 (+) Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (ROA) BOPO (X6) H6 (-) D. HIPOTESIS Hipotesis studi ini dibagungun dari latar belakang masalah, dan tinjauan pustaka sebagaimana dikemukakan terdahulu. Untuk itu hipotesis diajukan studi ini adalah : H1 : Pembiayaan jual beli, NPF, CAR, FDR, BOPO berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). H2 : Pembiayaan jual beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). H3 : NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

25 H4 : H5 : H6 : CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).