BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah mempengaruhi perkembangan ilmu ekonomi, pengaruh pemanfaatan jaringan teknologi berupa jaringan komputer dan internet diseluruh dunia, serta jaringan fisik antar negara dalam era keterbukaan dan globalisasi memicu pengetahuan para pelaku ekonomi untuk terus berinovasi secara berkesinambungan. Semakin baik suatu perusahaan dalam memanfaatkan pengetahuan dan informasi yang dimilikinya, maka semakin baik pula kemampuan perusahaan tersebut untuk memenangkan persaingan. Persaingan antar perusahaan merupakan hal yang wajar terjadi, karena suatu produk yang ditawarkan oleh satu perusahaan sangat dimungkinkan ditawarkan pula oleh perusahaan lain, dengan tipe dan karakteristik yang relatif sama. Apalagi masing-masing perusahaan tersebut tak henti-hentinya berupaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya. Namun perlu kita ingat, bahwa sumberdaya dan kapabilitas perusahaan sangat dimungkinkan berbeda, satu dengan yang lainnya. (http://kemajuanteknologi sisteminformasi.blogspot.co.id/2009/12/persaingan-bisnis-danpengaruh.html?m=1 diakses pada 21 Oktober 2016) Dengan semakin besarnya bisnis suatu perusahaan maka semakin kompleks pula aktivitas bisnisnya. Jika bisnis suatu perusahaan semakin besar dan aktivitas bisnisnya semakin kompleks maka dana yang diperlukan pun akan semakin besar. Ada beragam cara bagi perusahaan dalam mendanai bisnisnya, 1
2 misalnya dari laba yang dia hasilkan. Namun tidak mungkin bagi suatu perusahaan hanya mengandalkan dana dari laba yang diperoleh saja, tetapi perusahaan memerlukan dana dari sumber lain juga untuk menunjang aktivitasnya. Salah satu sumber dana yang bisa diambil adalah melalui pasar modal. (Yaredeta, 2014:1) Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun (Samsul, 2006:43). Pasar modal merupakan bagian dari pasar financial, yaitu yang berhubungan dengan supply dan demand akan dana jangka panjang. Dengan demikian pasar modal juga menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Fungsi ekonomi berarti mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang mempunyai dana ke pihak yang memerlukan dana. Fungsi keuangan ditunjukkan dari kemungkinan memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang mereka pilih. Bagi perusahaan, pasar modal akan berfungsi sebagai alternatif sistem perbankan untuk memeperoleh dana eksternal jangka panjang. Dalam hal ini instrument yang diperjualbelikan di pasar modal adalah instrument jangka panjang yaitu saham. (Tandelilin, 2010: 26) Di Indonesia yang berperan sebagai pasar modal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI merupakan lembaga yang mengelola pasar modal di Indonesia. BEI menyediakan infrastruktur bagi terselenggaranya transaksi di pasar modal. Pasar modal yang diselenggarakan oleh BEI meliputi transaksi saham dan transaksi surat hutang (obligasi). Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat cepat sehingga menjadi alternatif bagi perusahaan untuk mencari tambahan dana. Perkembangan bursa efek selain dilihat dari semakin banyaknya anggota
3 bursa dapat dilihat juga dari perubahan harga saham yang diperdagangkan. Perubahan harga saham dapat memberikan petunjuk tentang aktivitas yang terjadi dipasar modal serta pemodal dalam melakukan transaksi jual beli. (www.sahamok.com) Sepanjang tahun 2015 perkembangan IHSG tercatat tidak begitu baik. Pada akhir tahun 2015 IHSG menutup perdagangan dengan penguatan 23,647 poin (+0,52%) ke level 4.593,008, dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp. 60 Milyar di pasar reguler. Dalam sepekan yang hanya berlangsung 3 hari perdagangan, IHSG berhasil menguat +1,56% dan investor asing tercatat membukukan net sell sekitar Rp. 298 milyar. Sedangkan untuk sepanjang tahun 2015 lalu, IHSG membukukan penurunan sebesar -12,13%, dengan dana asing yang keluar dari bursa hampir sekitar Rp. 25 Triliun. Menurut Sunariyah (2004:142) Indeks Harga Saham Gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat disuatu bursa efek. Sepanjang tahun 2015 IHSG bergerak dalam 4 fase, yaitu: 1. Bergerak naik di awal tahun dari Januari-Maret 2015. IHSG sempat mencatatkan level tertinggi sepanjang sejarahnya di 5.524,036. 2. Sepanjang April-September 2015, IHSG terus turun dan memasuki trend bearish. IHSG sempat menyentuh level terendahnya tahun lalu di 4.033,587 pada akhir september 2015. 3. IHSG mengalami rebound di bulan Oktober 2015. 4. IHSG mengalami konsolidasi di 2 bulan terakhir tahun lalu. Penyebab turunnya IHSG tidak luput dari perkembangan ekonomi global yang berpengaruh pada kondisi perekonomian dalam negeri. Drama kenaikan
4 suku bunga The Fed yang membuat nilai USD menguat terhadap mayoritas mata uang dunia dan memicu keluarnya dana asing dari bursa saham Indonesia, serta anjloknya harga komoditas khususnya minyak dunia akibat kelebihan pasokan dan melambatnya ekonomi dunia terutama China, membuat Sektor Mining turun -40,75% sepanjang tahun lalu dan menjadikannya sebagai sektor dengan kinerja tahunan terburuk sejak resesi global tahun 2008. Masalah lain dari dalam negeri adalah kegaduhan politik dan masalah-masalah korupsi, serta kurang mulusnya penyerapan anggaran, rendahnya penerimaan pajak dan pelemahan nilai tukar rupiah. (http://step-trader.com/2016/01/03/outlook-ihsg-tahun-2016/ diakses pada 1 Juni 2016) Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham atau dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS). Padaumumnya, DPS disajikan beberapa hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan dan setiap pihak dapat melihat DPS tersebut. Bukti bahwa seseorang adalah pemegang saham juga dilihat pada halaman belakang lembar saham apakah namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten)atau belum. (Samsul,2006: 45) Investor yang menginvestasikan dananya ke dalam saham tentu memiliki harapan untuk memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukannya, keuntungan yang mereka peroleh dapat berupa capital gain atau dividend. Sehingga sebelum memutuskan untuk menginvestasikan dananya,
5 investor harus melakukan beberapa penilaian dengan cermat terhadap emiten.investor harus yakin bahwa informasi yang diterimanya adalah benar, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi informasi tersebut. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, para investor memerlukan informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui laporan keuangan perusahaan.laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. (Harahap, 2007: 105) Laporan keuangan merupakan faktor internal yang mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi. Selain faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi pasar modal. Beberapa faktor diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi pasar modal yaitu kebijakan pemerintah, tingkat inflasi, volume dan transaksi di pasar modal, kondisi bursa, kebijakan moneter, kondisi ekonomi, dan kondisi pasar. Kondisi perusahaan dapat dilihat dari informasi akuntansi. Informasi akuntansi digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan dengan melihat laporan keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 1,2015) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan dari suatu perusahaan pada umumnya dimaksudkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan bersifat ekonomis. Laporan keuangan dianalisis untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan.
6 Kinerja keuangan perusahaan menentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kinerja keuangan dapat diketahui dengan melakukan analisis terhadap laporan. Ukuran yang sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah Analisis rasio. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. (Suad Husnan, 2005) Ukuran yang sangat lazim dipakai dalam penelitian suatu perusahaan untuk menilai kinerjanya dinyatakan dalam rasio financial. Menurut Agus Sartono (2008:114) rasio financial dibagi ke dalam 4 kategori utama,yaitu: 1. Rasio likuiditas, yang menunjukan kemampuan perusahaan untu memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. 2. Rasio aktivitas, menunjukan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. 3. Financial laverage ratio, menunjukan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
7 4. Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset maupun laba bagi modal sendiri. Salah satu indikator pencapaian kinerja suatu perusahaan adalah laba (profit). Menurut Munawir (2004:33) profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut Sawir (2005:17) profitabilitas adalah hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan Antara laba dan modal yang digunakan dalam operasi. Pemodal yang menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan dalam bentuk saham mengharapkan hasil dari pembelian saham tersebut. Pemodal dapat mengunakan profitabilitas suatu perusahaan sebagai alat untuk mengukur modal yang ditanamkan diperusahaan tersebut. Hal itu dapat dilakukan karena setiap perusahaan diwajibkan mempublikasikan laporan keuangannya. Dengan melakukanan alisis laporan keuangan, maka masyarakat yang berkepentingan dapat menilai tentang kinerja perusahaan. Rasio keuangan dapat digunakan oleh investor sebagai alat untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Nilai saham perusahaan tercermin dalam kinerja perusahaan, apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik maka sahamnya akan diminati oleh investor dan harganya
8 meningkat. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kinerja keuangan perusahaan dengan harga sahamnya. Rasio yang dapat digunakan oleh para investor antara lain Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning per Share (EPS). (Raharjo dan Dul, 2013: 1) Return on Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Kasmir, 2012: 201). Semakin tinggi ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan. ROA perlu dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi saham, karena ROA berperan sebagai indikator efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh laba. (Husaini, 2012) Menurut Lestari dan Toto (2007: 196) Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi dan harga saham pun cenderung akan tinggi. Sementara Earning per Share (EPS) merupakan rasio yang banyak diperhatikan oleh investor karena informasi EPS merupakan yang dianggap paling mendasar dan dapat menggambarkan prospek earning perusahaan masa
9 depan. Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegam saham tertarik akan EPS karena halini menggambarkan jumlah pendapatan yang akan dia dapatkan dari setiap lembar saham. Seperti yang dikatan Irham Fahmi dalam bukunya yang berjudul Pengantar Pasar Modal bahwa Earning Per Share adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. (Irham, 2012:96). Berdasarkan penelitian terdahulu faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain, faktor pertama yaitu Return on Asset (ROA) menurut hasil penelitian yang telah dilakukan Husaini (2012) dan Rinati (2008) ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Faktor yang kedua yaitu Return on Equity (ROE) menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dini (2012) ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Faktor yang ketiga yaitu yaitu Earning per Share (EPS) menurut hasil penelitian yang telah dilakukan Husaini (2012), Idawati (2015), dan Darnita (2012) EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kelompok perusahaan yang dipilih untuk dijadikan penenelitian adalah perusahan yang tergabung dalam LQ45 yang terdaftar di BEI. Pemilihan ini sangat cocok karena indeks LQ45 terdiridari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa criteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Bursa Efek Indonesia (BEI) secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45 ini. Penggantian
10 saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ45 maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria, Sunariyah (2004:142). Dengan alasan itulah maka penulis menjadikan LQ45 sebagai objek penelitian. Dari latar belakang, penelitian terdahulu, dan fenomena yang dipaparkan diatas maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana return on asset, return on equity dan earning per share pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015? 2. Bagaimana harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode2013-2015? 3. Seberapa besar pengaruh return on asset, return on equity dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial maupun secara simultan periode2013-2015?
11 1.3 Tujuan Penelitian berikut: Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai 1. Untuk mengetahui return on asset, return on equity dan earning per share pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. 2. Untuk mengetahui harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. 3. Untuk mengetahui pengaruh return on asset, return on equity dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan periode 2013-2015. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015 dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan bagi: 1. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan penulis berkenaan dengan ada atau tidakny apengaruh return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.
12 2. Bagi Perusahaan Dapat bermanfaat untuk bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengetahui rasio-rasio yang mempengaruhi harga saham misalnya rasio profitabilitas yang terdiri dari return on asset, return on equity, dan earning per share. 3. Bagi Investor dan Calon Investor Dapat bermanfaat untuk bahan pertimbangan dalam menetapkan pilihan investasi yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko atas investasi dananya. Dan juga dapat memberikan gambaran tentang saham-saham dalam pengambilan keputusan investasi saham di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Lokasi dan waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti, penulis mengadakan penelitian dengan mengambil data melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (w ww.idx.co.id) dan berbagai berbagai situs informasi yang menunjang penelitian. Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari bulan September 2016 sampai dengan penelitian ini selesai.
13