Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Juli 2016

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedung

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Penggolongan Makhluk Hidup Hewan Melalui Media Gambar di SDN Inpres Saiyong

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 TALAGA RAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI DINAMIKA LITOSFER TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Asriani¹, Ramli² 1 Alumni Pendidikan Geografi FKIP UHO 2 Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan peningkatan hasil belajar geografi siswa melalui model pembelajaran problem solving pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Talaga Raya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Talaga Raya yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 0 orang, Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa: 1) aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran problem solving pada setiap siklus ditunjukkan dengan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,5 yang termasuk kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi,4 yang termasuk pada katergori baik; 2) Aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran problem solving, ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivitas guru adalah 2,8 yang termasuk kategori baik dan meningkat pada siklus II menjadi,4 yang berkategori baik; ). Ada peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Talaga Raya dengan menerapkan model pembelajaran problem solving. Peningkatan sebesar 20,% yang di peroleh dari selisih antara presentase ketuntasan siklus II dan siklus I. Dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar sebesar 68,5 dengan presentase ketuntasan sebesar 6,% dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar sebesar 79,7 dengan presentase ketuntasan 8,%. Kata Kunci: Problem Solving, Proses, Hasil Belajar. PENDAHULUAN Permasalahan yang sering dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini tidak lepas dari rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar terjadi karena kurangnya pemahaman siswa pada setiap materi yang diberikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran, pemahaman siswa merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajran yang tentunya mempengaruhi hasil-hasil belajar siswa. Faktor lain yang menyebabkan kurangnya pemahaman siswa yaitu rendahnya minat dan motivasi siswa saat menerima materi yang diberikan. Berdasarkan uraian di atas menggambarkan bahwa peran guru sangat penting dalam kegiatan pembelajaran untuk memberikan dorongan ataupun motivasi kepada siswa dalam belajar agar tercipta suatu interaksi antara siswa dengan guru. Dalam keadaan ini siswa akan lebih terdorong dalam belajar yang tentunya akan memberikan implikasi secara positif pada hasil-hasil belajar yang dimiliki oleh siswa. Masalah rendahnya hasil belajar ini ditemukan di SMA Negeri 2 Talaga Raya kelas X. Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan guru geografi kelas X, diperoleh gambaran rendahnya hasil belajar siswa pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 di tandai dengan rendahnya rata-rata hasil belajar geografi pada materi pokok dinamika litosfer Asriani¹, Ramli²

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 2 dari jumlah 0 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan hanya 14 orang siswa atau 46% yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70 sedangkan 16 siswa atau 54% siswa lainya belum mencapai KKM. Dengan kata lain model pembelajaran yang diterapkan yang masih bersifat umum dan dianggap gagal dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara memperbaiki model atau cara pembelajaran di kelas. Salah satu model yang dapat mengembangkan dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran problem solving yang mampu mengubah cara belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau berkelompok. Model pembelajaran problem solving juga mengharuskan siswa secara aktif untuk menemukan dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Menurut Slameto, (2010:2) pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah, tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakan pembelajaran disekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa terkumpul dalam himpunan hasil belajar keas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhir dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siwa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: ). Menurut Hamalik (2011: 179-180) aktivitas belajar dapat didefinikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan pada pembelajar dalam situasi belajar-mengajar. Aktivitas belajar ini didesain agar memungkinkan siswa memperoleh muatan yang ditentukan, sehingga berbagai tujuan ditetapkan, terutama maksud dan tujuan kurikulum, dapat tercapai Wena (2009; 52) mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu aktifitas kognitif dimana siswa tidak saja harus dapat mengerjakan tetapi juga harus yakin bisa memecahkannya. Berikut adalah beberapa pengertian model pembelajaran problem solving menurut para ahli: (1) Nurhadi (2004: 102) menyatakan bahwa model pembelajaran problem solving adalah suatu model pembelajaran yang merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba menyelesaikannya. (2) Arends dalam Asikin (200: 10) menyatakan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun sendiri, menumbuh serta mengembangkan keterampilan yang lebih tinggi, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

Jurnal Penelitian Pen ndidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelajaran problem solving sebagai alternatif tindakan untuk meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Talaga Raya. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Talaga Raya Kabupaten Buton Tengah pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Adapun subyek pada penelitian ini adalah siswa SMA kelas X yang terdaftar tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 0 orang. Kelas ini dipilih sebagai subyek penelitian karena nilai rata-rata hasil belajar geografi yang dicapai siswa pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 hanya 14 orang dari 0 siswa secara keseluruhan. Dilakukan penelitian satu kelas karena kelas ini di anggap bermasalah dalam pencapaian ketuntasan minimal (KKM) yang di tetapkan oleh sekolah yakni 70 HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Data Siklus I Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Data mengenai aktivitas belajar siswa siklus I kelas X SMA Negeri 2 Talaga Raya selama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving pada materi dinamika litosfer yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan cara memberikan skor keterlaksanaan pada setiap aspek aktivitas dapat dilihat pada grafik berikut: Gambaran rata-rataa aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran problem solving pada siklus I untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada gambar berikut: 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2.8 2.6 2.2 2.4 2. 2.4 2. 2.7 2.6 2.4 2.5 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 Gambar 1 grafik skor rata-rata setiap satuan aktivitas belajar siswa pada siklus I Keterangan gambar: (1) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang di sampaikan oleh guru (2) Siswa mendengarkan motivasi dan terlibat aktif dalam pemecahan masalah mengenai materi yang akan di pelajari () Siswa mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru (4) Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi bersama dalam kelompok (5) Siswa mendengarkan penyampaian dari guru mengenai masalah yang boleh di kaji dalam materi yang di pelajari (6) Siswa mencari informasi yang sesuai yang terdapat dalam masalah tersebut secara teliti (7) Siswa berdiskusi untuk menemukan penyelesaian permasalahan yang ada dalam LKS (8) Siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah secara individu dan mengajukan pertanyaan mengenai hal- terkait hal yang belum dipahami masalah yang disajikan. (9) siswa Asriani¹, Ramli²

Jurnal Penelitian Pen ndidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 4 menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis (10) siswa dalam setiap kelompok untuk saling berbagi tugas dengan temannya dalam menjawab dan menyiapkan laporan hasil diskusi (11) Siswa dari kelompok lain menanggapi dengan sopan hasil diskusi i kelompok yang maju presentasi di depan kelas Untuk mendapatkan gambaran rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada gambar berikut: 2.4 2.6 2.5 Pertemuan I Pertemuan II 2 Gambar 2 grafik skor rata-rata setiap satuan aktivitas belajar siswa pada siklus I Berdasarkan gambar 2 di atas kelompok dan berdiskusii bersama tentang hasil observasi aktivitas belajar dalam kelompok () Siswa siswa dapat diperoleh gambaran bahwa, hasil aktivitas belajar siswa tersebut mendengarkan penyampaiann dari guru mengenai masalah yang boleh di kaji masih belum memenuhi kriteria dalam materi yang di pelajari (4) Siswa ketuntasan minimal yaitu,0 karena rata-rata aktivitas siswa masih mencapai mencari informasi yang sesuai yang terdapat dalam masalah tersebut secara rata-rata 2,5 yang berkategorikan cukup. teliti (5) Siswa berdiskusi untuk Dimana pada siklus I aktivitas siswa menemukanpenyelesaian permasalahan yang mendapatkan skor terendah yang ada dalam LKS (6) Siswa dalam dengan nilai rata-rata sebesar 2,2 adalah setiap kelompok untuk saling berbagi aktivitas nomor yaitu siswa tugas dengan temannya dalammenjawab mendengarkan materi yang di dan menyiapkan laporan hasil diskusi sampaikan oleh guru, sedangkan Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar 2,8 adalah aktivitas siswa nomor 1 yaitu pada siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas siswa yang belum terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, dilakukan siswa mendengarkan tujuan perbaikan pada siklus selanjutnya. pembelajaran yang di sampikan oleh guru. Data aktivitas guru siklus I Berdasarkan aktivitas belajar siswa pada siklus I, masih ada kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana Hal-hal yang diobservasi pada tindakan siklus I adalah cara guru dalam menyajikan materi pembelajaran dengan dengan baik dimana siswa belum menyesuaikan dengan RPP. Kesesuaian terbiasa dengan model pembelajaran problem solving diantaranyaa adalah; (1) aktivitas mengajar guru dengan RPP menjadi indikator keberhasilan aktivitas Siswa mendengarkann dan mengajar guru. untuk lebih jelasnya memperhatikan materi yang sampaikan dapat di lihat pada gambar berikut: oleh guru (2) Siswa membentuk

Jurnal Penelitian Pen ndidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 5 4 2.5.1 2.8 2 1 Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata 0 Gambar Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Guru setiap pertemuan Siklus I Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa, aktivitas guru langkah- langkah model pembelajaran yang belum terlaksana sesuai yang di masih belum memenuhi kriteria harapkan, penyebabnya karena guru ketuntasan minimal yaitu,0 karena aktivitas guru masih mencapai rata-rata 2,8 yang berkategorikan cukup. Dimana belum sepenuhnya menguasai model pembelajaran problem solving dalam proses belajar-mengajar sehingga dalam Pada siklus I aktivitas guru yang penerapanya masih ada langkah-langkah mendapatkan skor terendah dengan nilai yang belum terlaksana dengan baik. sebesar 2 adalah aktivitas nomor 6,7 dan Dengan mengetahui kekurangan- 1 yaitu guru kurang menjelaskan kekurangan pada siklus I, guru peralatan yang dibutuhkan dalam memperbaiki dan meninjau kembali pembelajaran dengan model problem solving, guru kurang memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pemecahan masalah mengenai materi yang akan desain pembelajaran terutama skenario pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran problem solving, sehingga diharapkan pada pertemuan selanjutnya dipelajari, guru kurang mendorong diperoleh peningkatan aktivitas siswa untuk dapat menuliskan informasi mengajar guru pada siklus selanjutnya. yang sesuai yang terdapat dalam masalah tersebut secara teliti. Data hasil belajar siklus I Sedangkan yang mendapatkan skor Data hasil belajar geografi tertinggi dengan nilai sebesar,5 siswa kelas X pada materi dinamika terdapat pada aktivitas nomor 10 yaitu litosfer diperoleh dengan menggunakan guru membagi siswa ke dalam lembar tes hasil belajar berupa soal kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 orang dan mengorganisasi siswa untuk belajar dan berdiskusi bersama dalam kelompok belajarnya masing-masing. uraian yang diberikan pada akhir siklus I. Berdasarkan hasil analisiss deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklus tersebut, diperoleh data seperti Berdasarkan hasil refleksi tertera pada tabel berikut: terhadap aktivitas guru, masih ada Tabel 1 Data Analis Hasil Belajar siswa siklus I

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 6 Siklus I No Nama siswa Keterangan Nilai ST BT 1 AD 50 2 AN 56 AA 72 4 AH 56 5 AR 72 6 DA 56 7 DA 72 8 DR 67 9 FI 72 10 FI 78 11 HA 72 12 IN 72 1 LI 8 14 MA 72 15 MAF 61 16 NA 72 17 NA 78 18 RA 67 19 RI 78 20 RH 61 21 RI 72 22 SA 50 2 SU 67 24 UA 61 25 WFA 72 26 WL 78 27 YU 72 28 YU 72 29 ZA 72 0 ZA 72 Keterangan: ST : Sudah Tuntas BT : Belum Tuntas Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel berikut: Tabel 2 Data analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I

Jurnal Penelitian Pen ndidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 7 Skor Jumlah siswa Presentase Ketuntasan belajar 0-69 70-100 Jumlah 11 orang 19 orang 0 orang 6,67% 6,% 100% Belum tuntas Sudah tuntas Keterangan : Tuntas : 19 orang Belum tuntas : 11 orang Nilai rata-rata : 68,5 Nilai maksimum : 8 Nilai minimum : 50 Presentase ketuntasan : 6,,% Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar yang sudah tuntas dan yang belum tuntas siklus I data hasil dapat dilihat pada gambar berikut: 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 6.% 6.67% Sudah Tuntas Belum Tuntas 0.00% SIKLUS I Gambar 4 Grafik presentase hasil belajar siswa pada siklus I. Berdasarkan gambar 4 di atas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus I yang memperoleh skor antara 0-69 berjumlah 11 orang dengan presentase 6,67%, sedangkan siswa yang telah memperoleh skor antara 70-100 berjumlah 19 orang dengan presentase ketuntasan mencapai 6,%, namun belum mencapai indikator ketuntasan keberhasilan dimana 80% siswa mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil refleksi pada hasil belajar siswa siklus I diantaranya adalah;1) Dalam pembelajaran ini tampak bahwa siswa kurang membaca buku teks yang terkait dengan materi yang dipelajari; 2) Siswa kurang aktif dan kurang kompak dalam mengerjakan LKS; dan ) Siswa kurang memperhatikan pada saat presentasi teman-teman kelompoknya. Setelah melakukan analisis dan refleksi hasil belajar siswa pada siklus I, peneliti mencoba melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pada siklus selanjutnya siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dapat meningkat lagi seperti yang diharapkan. Hasil Analisis Data Siklus III Data aktivitas siswa siklus III Gambaran rata-rata aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran problem solving pada siklus II untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada gambar berikut:

Jurnal Penelitian Pen ndidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 8 4...5...4..2.2.7 2 1 0 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 Gambar 5 Grafik skor rata-rata aktivitas belajar siswa siklus II Keterangan gambar: (1) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang di sampaikan oleh guru (2) Siswa mendengarkan motivasi dan terlibat aktif dalam pemecahan masalah mengenai materi yang akan di pelajari () Siswa mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru (4) Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi bersama dalam kelompok (5) Siswa mendengarkan penyampaian dari guru mengenai masalah yang boleh di kaji dalam materi yang di pelajari (6) Siswa mencari informasi yang sesuai yang terdapat dalam masalah tersebut secara teliti (7) Siswa berdiskusi untuk menemukan penyelesaian permasalahan yang ada dalam LKS (8) Siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah secara individu dan mengajukan pertanyaan mengenai hal- terkait hal yang belum dipahami masalah yang disajikan. (9) siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis (10) siswa dalam setiap kelompok untuk saling berbagi tugas dengan temannya dalam menjawab dan menyiapkan laporan hasil diskusi (11) Siswa dari kelompok lain menanggapi dengan sopan hasil diskusi i kelompok yang maju presentasi di depan kelas Untuk mendapatkan gambaran rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat pada gambar berikut: 4.1.6.4 2 1 Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata 0 Gambar 6 Grafik rata-rata aktivitas siswa setiap pertemuan pada sikluss II. Berdasarkan gambar 6 diatas menunjukkan bahwa, aktivitas siswa bahwa setiap aktivitas yang dinilai telah mengalami peningkatan. Padaa siklus ini, telah memenuhi kriteria ketuntasan aktivitas siswa yang mendapatkan skor minimal yaitu,0. Dimana aktivitas siswa telah mencapai rata-rata,4 yang berkategorikan baik. Siklus II terlihat terendah disiklus I yaitu 2,2 meningkat disiklus II menjadi,5 adalah aktivitas nomor yaitu siswa mendengarkan dan

Jurnal Penelitian Pen ndidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 9 memperhatikan materi yang di sampaikan oleh guru, sedangkan aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi disiklus I dengan nilai rata-rata sebesar 2,8 meningkat disiklus II menjadi,5 adalah aktivitas siswa nomor 1 yaitu siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang di sampaikan oleh guru. Siklus II dari 11 aspek aktivitas siswa yang diobservasi telah memperoleh nilai rata-ratterkategori baik. Secara keseluruhan yang rata-rata aktivitas siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Data aktivitas guru siklus II Selanjutnya, gambaran aktivitas guru siklus II dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem solving pada materi dinamika litosfer yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru pada setiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut: Gambaran rata-rataa aktivitas guru dengan menerapkan model pembelajaran problem solving pada siklus II untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada gambar berikut: 5 4 2 1 0 4 4 4 4 4 4 4 4.5.5.5 2.5 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15 16 17 18 19 20 21 22 2 Gambar 7 Grafik Skor Rata-rata Satuan Aktivitas Guru Siklus I Keterangan gambar: (1) Guru memberi salam dan menyapa siswa (2) Guru menunjuk perwakilan siswa untuk memimpin doa bersamaa sebelum memulai proses pembelajaran () Mengecek kehadiran siswa (4) Guru menanyakan apakah peserta didik sudah siap belajar materi yang akan dipelajari bersama. (5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (6) Guru menjelaskan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan model problem solving (7) Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pemecahan masalah mengenai materi yang akan dipelajari (8) Apersepsi (9) Guru menyajikan materi yang akan dipelajari (10) Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 orang dan mengorganisasi siswa untuk belajar dan berdiskusi bersama dalam kelompok belajarnya masing-masing (11) Guru menyampaikan beberapa masalah yang boleh dikaji dalam materi yang dipelajari. (12) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisikan masalah (1) Guru mendorong siswa untuk dapat menuliskann informasi yang sesuai yang terdapat dalam masalah tersebut secara teliti (14) Guru mendorong siswa dalam setiap kelompok berdiskusi untuk menemukan penyelesaian dari permasalahan yang disajikan di LKS. (15) Guru membimbing diskusi dengan mendatangi setiap kelompok, dan menanyakan apakah ada kesulitan dalam mengisi LKS. (16) Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum

Jurnal Penelitian Pen ndidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 10 dipahami terkait masalah yang disajikan. (17) Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis (18) Guru meminta siswa dalam setiap kelompok untuk saling berbagi tugas dengan temannya dalam menjawab dan menyiapkan laporan hasil diskusi (19) Guru mengevaluasi hasil diskusi kelompok dengan meminta perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan laporan hasil diskusi kelompok di depan kelas. (20) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan dengan sopan terhadap hasil diskusi kelompok yang maju presentasi (21) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran (22) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya. (2) Guru menyampaikan bahwa pembelajaran selanjutnya masih menggunakan model pembelajaran yang sama serta menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam salam. Untuk mendapatkan gambaran rata-rata aktivitas guruu selama pembelajaran pada siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat pada gambar berikut: 4.8.4 2 1 Pertemuan I Pertemuan II 0 Gambar 8 grafik rata-rata aktivitas guru setiap pertemuan pada siklus II. Berdasarkan gambar 8 diatas menunjukkan bahwa, aktivitas guru telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu,0. Dimana aktivitas guru telah mencapai rata-rata,4 yang berkategorikan baik. Padaa siklus II aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah dengan nilai sebesar 2,5 adalah aktivitas nomor 7 yaitu guru kurang memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pemecahan masalah mengenai materi yang akan di pelajari. Sedangkan yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai sebesar 4 terdapat pada aktivitas nomor 10, 12, 1, 15, 16, 18, 19, 20 yaitu guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 orang dan mengorganisasi siswa untuk belajar dan bersama dalam kelompok berdiskusi belajarnya masing-masing, guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisikan masalah, guru mendorong siswa untuk dapat menuliskann informasi yang sesuai yang terdapat dalam masalah tersebut secara teliti, guru membimbing diskusi dengan mendatangi setiap kelompok dan menanyakan apakah ada kesulitan dalam mengisi LKS, guruu meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum dipahami terkait masalah yang disajikan, guru meminta siswa dalam setiap kelompok untuk saling berbagi

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 11 tugas dengan temannya dalam menjawab dan menyiapkan laporan hasil diskusi, guru mengevaluasi hasil diskusi kelompok dengan meminta perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan laporan hasil diskusi kelompok di depan kelas, guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan dengan sopan terhadap hasil diskusi kelompok yang maju presentasi. Data hasil belajar siswa siklus II Data hasil belajar geografi siswa siklus II kelas X pada materi dinamika litosfer diperoleh dengan menggunakan lembar tes hasil belajar berupa soal uraian yang diberikan pada akhir siklus II. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklus tersebut, diperoleh data seperti tertera pada tabel berikut: Tabel Data Analis Hasil Belajar siswa siklus II Siklus II No Nama siswa Keterangan Nilai ST BT 1 AD 67 2 AN 72 AA 72 4 AH 89 5 AR 67 6 DA 72 7 DA 89 8 DR 61 9 FI 78 10 FI 89 11 HA 89 12 IN 89 1 LI 78 14 MA 89 15 MAF 78 16 NA 67 17 NA 72 18 RA 78 19 RI 92 20 RH 8 21 RI 78 22 SA 64 2 SU 8 24 UA 8 25 WFA 8 26 WL 89 27 YU 8 28 YU 89 29 ZA 75 0 ZA 8 Keterangan: ST : sudah tuntas BT : belum tuntas

Jurnal Penelitian Pen ndidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 12 Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel berikut: Tabel 4 Data analisiss ketuntasan hasil belajar siswa pada evaluasi siklus II Skor Jumlah siswa Presentase Ketuntasan belajar 0-69 70-100 Jumlah 5 orang 25 orang 0 orang 16.66% 8.% 100% Belum tuntas Sudah tuntas Keterangan : Tuntas : 25 orang Tidak tuntas : 5 orang Nilai rata-rata : 79.7% Nilai maksimum : 92 Nilai minimum : 61 Presentase ketuntasan : 8.% Untuk mendapatkann gambaran hasil belajar yang sudah tuntas dan yang belum tuntas siklus II data hasil dapat dilihat pada gambar berikut: 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 0.00% 20.00% 10.00% 0.00% 8.% SIKLUS II 16.66% Sudah Tuntas Belum Tuntas Gambar 9 grafik presentase hasil belajar siswa pada siklus II. Dari gambar 9 diatas baik jika dibandingkan dengan skor menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus II yang memperoleh skor antara 0-69 berjumlah 5 dengan presentase 16.66%. Sedangkan siswa yang memperoleh skor antara 70-100 berjumlah 25 orang dengann presentase perolehan siswa pada sikluss I. Dalam hal ini indikator ketuntasan belajar siswa telah tercapai atau berhasil, dimana secara klasikal, jika nilai siswa adalah 80%, maka dikatakan hasil penelitian telah tercapai dan berhasi. mencapai 8.%. Hasil inii sudah lebih

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 1 Pembahasan Aktivitas Belajar Siswa Selama KBM Berlangsug Siklus I berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap aktivitas belajar siswa menunjukan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,5 yang berkategori cukup. Pada siklus I ada beberapa aktivitas siswa yang masih tergolong kurang dimana siswa belum terbiasa dengan model Pembelajaran problem solving diantaranya adalah siswa kurang mendengarkan dan memperhatikan materi yang sampaikan oleh guru, siswa kurang membentuk kelompok dan berdiskusi bersama dalam kelompok, siswa kurang mendengarkan penyampaian dari guru mengenai masalah yang boleh di kaji dalam materi yang di pelajari, siswa kurang mencari informasi yang sesuai yang terdapat dalam masalah tersebut secara teliti, siswa kurang berdiskusi untuk menemukan penyelesaian permasalahan yang ada dalam lks, siswa kurang dalam setiap kelompok untuk saling berbagi tugas dengan temannya dalammenjawab dan menyiapkan laporan hasil diskusi. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas siswa yang masih belum terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Siklus II dari hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dari aktivitas siswa siklus I. dimana skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II sebesar,4 dengan kategori baik. Aktivitas Mengajar Guru Siklus I berdasarkan analisa deskriptif aktivitas guru menunjukan skor rata-rata aktivitas guru sebesar 2,8 yang berkategori cukup dimana aktivitas guru pada siklus I yang masih rendah berdasarkan hasil refleksi diantaranya adalah : guru kurang menjelaskan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan model problem solving, guru kurang memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pemecahan masalah mengenai materi yang akan dipelajari, guru kurang mendorong siswa untuk dapat menuliskan informasi yang sesuai yang terdapat dalam masalah tersebut secara teliti. Berdasarkan hasil refleksi terhadap aktivitas guru, masih ada langkah- langkah model pembelajaran yang belum terlaksana sesuai yang di harapkan, penyebabnya karena guru belum sepenuhnya menguasai model pembelajaran problem solving dalam proses belajar-mengajar. Dengan mengetahui kekurangan-kekurangan pada siklus I, guru memperbaiki dan meninjau kembali desain pembelajaran terutama skenario pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran problem solving, sehingga diharapkan pada pertemuan selanjutnya agar diperoleh peningkatan aktivitas guru pada siklus selanjutnya. Siklus II aktivitas mengajar guru menunjukkan peningkatan yang signifikan, dimana skor rata-rata aktivitas guru memperoleh nilai sebesar,4 yang berkategori baik. Hasil analisis dan pengamatan pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru dengan menerapkan model pembelajaran problem solving. Hasil Belajar Siswa Siklus I Berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa diperoleh nilai minimum sebesar 50; nilai maksimum 8; rata-rata hasil belajar siswa sebesar 68,5. secara klasikal dari 0 siswa yang mencapai persentase ketuntasan hasil belajar yaitu 19 siswa atau 6,% yang mencapai nilai 70 sesuai dengan nilai KKM geografi yang ditentukan oleh sekolah dan terdapat 11 orang siswa

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 14 dengan presentase sebesar 6,67% siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Presentase ketuntasan pada siklus I ini belum mencapai target peneliti yaitu mencapai ketuntasan belajar secara klasikal minimal 80%. Data tersebut terlihat bahwa dalam pembelajaran ini tampak bahwa siswa kurang membaca buku teks yang terkait dengan materi yang dipelajari dan juga siswa kurang aktif dan kurang kompak dalam mengerjakan LKS. Setelah melakukan analisis dan refleksi hasil belajar siswa pada siklus I, guru mata pelajaran dan peneliti mencoba melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pada siklus selanjutnya siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dapat meningkat lagi seperti yang diharapkan. Siklus II Berdasarkan hasil tes belajar siswa, terlihat bahwa hasil belajar siswa memperoleh nilai minimum 61; nilai maksimum 92; nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 79.7%. Terdapat sebanyak 25 siswa yang memperoleh nilai 70 atau ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 8.% sedangkan jumlah siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM atau yang memperoleh nilai 70 sebanyak 5 orang atau 16.67% yang belum tuntas. Dari hasil tersebut, menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan dari siklus I ke siklus II, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Pada siklus II target ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai yaitu 8.% siswa telah tuntas dalam hasil belajarnya. Hal ini penelitian dianggap telah berhasil mencapai targetnya. Dalam penelitian ini keberhasilan siswa dalam tes hasil belajar siklus II memberikan gambaran bahwa penerapan model pembelajaran problem solving mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, jawaban atas permasalahan penilitian telah terungkap yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem solving berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Talaga Raya khususnya pada materi dinamika litosfer. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : (1) Gambaran aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Pembelajaran problem solving pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,5 yang termasuk kategori cukup mengarah ke baik meningkat pada siklus II menjadi,4 yang termasuk pada kategori baik mengarah ke sangat baik. (2) Gambaran aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran problem solving pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivits guru adalah 2,8 yang termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi,4 yang berkategori baik. () Ada peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Talaga Raya dengan menerapkan model pembelajaran problem solving. Peningkatan sebesar 20,% yang di peroleh dari selisih antara presentase ketuntasan siklus II dan siklus I. Dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar sebesar 68,5 dengan presentase ketuntasan sebesar 6,% dan Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar sebesar 79,7 dengan presentase ketuntasan 8,%

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 15 DAFTAR PUSTAKA Asikin.200. Model Pembelajaran Matematika. Semarang: Jurusan Matematika. Hamalik Oemar, 2011. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurhadi.2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasama Indonesia. Slameto.2010. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta : Rieneka Cipta. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kotemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 16