BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. strata pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit. Menurut WHO (World Health

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. A. Kinerja. Pengertian Kinerja Karyawan mempunyai arti Performance atau Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan jasa atau pelayanan di sektor kesehatan. merupakan sektor ekonomi terbesar dalam masyarakat maju (Heizer, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut permenkes no. 147 (2010), Rumah Sakit adalah institusi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat dalam bidang pelayanan terhadap pelanggan. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

0BAB I PENDAHULUAN. peran tersebut semakin menonjol mengingat munculnya perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. satu dengan yang lain dalam menyeimbangkan perekonomian masing-masing.

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi dari perkembangan media informasi. Berkenaan dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan Badan Usaha Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

Bab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perum dan terakhir ini telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatutujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Naderi, et al. (2014) Dalam dunia organisasi modern,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu aspek perilaku. manusia dalam penilaian kinerja menjadi dominan.

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. kemantapan, kemapanan, kesejahteraan, dan kepuasan. Bekerja bukan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, perubahan dan kemajuan di berbagai

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT MENURUT PERSEPSI KEPALA RUANG DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Muchlas, (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasional sebagai salah satu

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi penting bagi produktifitas suatu perusahaan terletak pada kinerja para

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. satu yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit yaitu sistem keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

BAB II RERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan riset-riset akuntansi yang ada di Indonesia telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan suatu institusi yang terintegrasi dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai pusat rujukan kesehatan masyarakat. Rumah sakit sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Kinerja (PMK) baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas, namun

PENDAHULUAN. Sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORITIS. keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuantujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan inti dari sifat biologis, kognitif, dan aturan-aturan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, LAMA MENJABAT, DAN MOTIVASI DIRI DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA KLIEN DENGAN PARALISIS DI RS. ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari strata pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumber daya, baik itu modal dan manusia yang berpengalaman dan profesional. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Menurut Potter & Perry, (2005) keberhasilan pelayanan kesehatan tergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien. Hal ini terkait dengan keberadaan perawat yang bertugas 24 jam melayani pasien, serta jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit yaitu berkisar 40 60 %. Suroso ( 2011) menyatakan bahwa rumah sakit harus memiliki

2 perawat yang berkinerja baik yang akan menunjang kinerja rumah sakit sehingga akan tercapai kepuasan pelanggan atau pasien. Salah satu kunci utama dalam strategi rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang optimal adalah pengelolaan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi suatu perusahaan/organisasi berdasar penelitian Hueryren Yeh & Dachuan Hong (2012). Mohsan Faizan, Moh. Nawaz, M. Sarfraz (2004) menyatakan bahwa karyawan adalah aset riil suatu organisasi. Membangun tenaga kerja yang tangguh dan termotivasi dianggap sebagai tujuan utama dan kunci keberhasilan dalam lingkungan organisasi yang kompetitif saat ini. Perusahaan perlu melakukan strategi-strategi yang tepat untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja karyawannya. Beberapa hal yang mempengaruhi kinerja akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain motivasi kerja, keterikatan kerja dan komitmen organisasi. Teori yang membahas mengenai motivasi kerja yang dikemukakan oleh Herzberg (1993). Motivasi adalah kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah dan tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Motivasi kerja adalah dorongan yang mendorong seseorang untuk melakukan beberapa aktivitas serta dorongan dalam diri untuk melakukan pekerjaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan menurut teori As ad (2002) motivasi kerja didefinisikan sebagai sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi biasa disebut sebagai pendorong atau semangat kerja. Herberg (1993) dalam teorinya menyatakan bahawa terdapat dua

3 faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan yaitu faktor instrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari masing-masing karyawan dan ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang datang dari luar diri seseorang terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Berdasar penelitian Grant (2008) menyatakan bahwa motivasi pada karyawan akan memaksa hasil seperti produktivitas, kinerja dan ketekunan Sedangkan menurut penelitian Shahzali Irum, Ayesha Javed, Syeh Shahzaid P, Shagufta N dan Farida K (2014) menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif pada kinerja. Meyer & Allen (1997) dalam teorinya merumuskan definisi komitmen dalam berorganisasi sebagai suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya, dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Komitmen organisasi didefinisikan sebagai kekuatan keseluruhan identifikasi karyawan dan keterlibatan dalam sebuah organisasi. Hal ini akan membuka jalan bagi karyawan terpuaskan dalam suatu organisasi, dimana mereka akan bekerja dapat dikatakan sepenting penyedia barang dan jasa menurut Col, (2004). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara komitmen organisasi dengan kinerja. Temuan study Uygur Akyay dan Gonca Kilic (2009) menyatakan bahwa komitmen organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan organisasi, dimana karyawan siap untuk menunjukkan upaya yang luar biasa untuk keberhasilan suatu organisasi dan mereka merasa bangga untuk mengatakan bahwa mereka bekerja untuk organisasi. Hasil

4 penelitian Hettiararchchi & Jayarathna (2014) menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif pada kinerja. Penelitian Trang Irvan, Armanu, Achmad Sudiro dan Noermijati (2013). menyatakan bahwa Motivasi kerja mempengaruhi kinerja karyawan dengan dimediasi komitmen organisasi. Keterlibatan kerja menurut teori Lodahl dan Kejner (2003) adalah internalisasi nilai-nilai tentang kebaikan pekerjaan atau pentingnya pekerjaan bagi keberhargaan seseorang. Sedangkan Brown (2003) mengatakan bahwa keterlibatan kerja merujuk pada tingkat dimana seseorang secara psikologis memihak kepada organisasinya dan pentingnya pekerjaan bagi gambaran dirinya. Ia menegaskan bahwa seseorang yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi dapat terstimulasi oleh pekerjaannya dan tenggelam dalam pekerjaannya. Studi terbaru menemukan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi karyawan, komitmen karyawan dan keterlibatan kerja. Temuan ini menunjukkan bahwa jika perangkat manajer Human Resource menerapkan strategi untuk meningkatkan kinerja karyawan tersebut terkait perilaku, maka perilaku lain secara otomatis akan meningkat. Dalam penelitian yang dilakukan Tayo & Adeyemi (2012) serta Hettiararchchi & Jayarathna (2014) menyatakan bahwa keterlibatan kerja berpengaruh positif pada kinerja. Motivasi kerja, keterlibatan kerja dan komitmen organisasi pada perawat di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso sampai saat ini belum terukur dan tergambar secara jelas, mampu meningkatkan kinerja perawat. Fenomena yang muncul selama ini kurang tercapainya kinerja karyawan disebabkan karena tingkat keterlambatan karyawan yang masih ada, yang berarti mengindikasikan bahwa

5 tingkat komitmen karyawan terhadap organisasi masih rendah. Tingkat komitmen organisasi yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah. Mangkunegara, (2002) menyatakan bahwa motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengann lingkungan kerja. Dalam bekerja, biasanyan karyawan membawa serta keinginan, kebutuhan, pengalaman masa lalu yang membentuk harapan kerja mereka. Adanya motivasi terutama motivasi untuk berprestasi akan mendorong seseorang mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya demi mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Biasanya seseorang yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan prestasi yang lebih baik. Porter dan Steers (1992 ) menyatakan bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya tingkat performansi. Selain itu seseorang yang mempunyai tingkat komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung untuk bertahan sebagai anggota dalam waktu yang relatif panjang. Karyawan yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi sangat memihak dan benar-benar peduli dengan bidang pekerjaan yang nereka lakukan. Penelitian ini sangat menarik untuk diteliti pengaruh motivasi kerja dalam kaitannya dengan komitmen organisasi dan keterlibatan kerja dalam meningkatkan kinerja perawat. Penelitian ini menggunakan empat variabel seperti motivasi kerja (job motivation), komitmen organisasi (organizational commitment), keterlibatan kerja (job involvement) dan kinerja (job performance). Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Hueryern Yeh & Dachuan Hong (2012), Uygur Akyay & Gonca Kilic (2009), Mohsan Faizan, Moh. Nawaz, M.

6 Sarfraz (2011), Tiwari Vivian & S.K Singh (2014), Shaheen Abnas & Yasir Aftab Farooqi (2014), Shahzadi Irum, Ayesha Javed, Syeh Shahzaib P, Shagufta N dan Farida K (2014), Hettiararchchi & Jayarathna (2014) serta Trang Irvan, Armanu, Achmad Sudiro dan Noermijati (2013). B. Perumusan Masalah Hubungan antar variabel pada model yang dikembangkan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : Temuan Shahzadi Irum, Ayesha Javed, Syeh Shahzaib P, Shagufta N dan farida K (2014) menyatakan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh positif terhadap. Motivasi yang diberikan oleh suatu perusahaan akan memberikan harapan bagi karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan menurut Hueryren Yeh & Dachuan Hong (2012). Kajian teori As ad (2002) mengindentifikasikan bahwa motivasi kerja akan menimbulkan semangat atau dorongan untuk kerja, sehingga pernyataan permasalahan pertama dirumuskan : 1. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja pada kinerja perawat? Motivasi kerja yang diberikan oleh perusahaan akan berpengaruh pada komitmen organisasi berdasar penelitian Mohsan Faizan, Moh. Nawaz, M. Sarfraz (2011) dan Shaheen Abnas & Yasir Aftab Farooqi (2014). Kajian literatur menyatakan bahwa motivasi kerja yang tinggi maka karyawan akan menunjukkan kesetiaan yang mereka dan komitmen terhadap organisasi yang mempekerjakannya Herrzberg (1993), sehingga pernyataan permasalahan kedua dirumuskan :

7 2. Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap komitmen organisasi? Ada hubungan yang positif antara motivasi terhadap keterlibatan kerja berdasar temuan Mohsan Faizan, Moh. Nawaz, M. Sarfraz (2011) dan Shaheen Abnas & Yasir Aftab Farooqi (2014). Kajian literatur menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai keterlibatan kerja yang tinggi akan menunjukkan solidaritas yang tinggi terhadap perusahaan dan mempunyai motivasi kerja yang tinggi menurut Patchen (2005), sehingga pernyataan perumusan masalah yang ketiga adalah : 3. Apakah motivasi kerja mempengaruhi keterlibatan kerja? Ada hubungan yang positif anatara komitmen organisasi dengan kinerja menurut Hettiararchchi & Jayarathna ( 2014). Sedang penelitian Hueryren Yeh & Dachuan Hong (2012) menyatakan bahwa komitmen organisasi mempengaruhi kinerja. Kajian teori menyatakan bahwa karyawan yang memiliki momitmen organisasi yang tinggi adalah karyawan yang stabil dan lebih produktif Greenberg & Baron (1993), sehingga perumusan masalah yang keempat adalah : 4. Apakah komitmen organisasi mempengaruhi kinerja perawat? Keterlibatan kerja karyawan berpengaruh positif pada kinerja berdasar temuan Hettiararchchi & Jayarathna (2014). Kajian literatur Brown (2003) menegaskan bahwa seseorang yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi dapat terstimulasi oleh pekerjaannya dan tenggelam dalam pekerjaannya, sehingga pernyataan permasalahan kelima adalah : 5. Apakah ada pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja perawat?

8 Motivasi kerja yang diberikan oleh perusahaan dimediasi komitmen organisasi akan meningkatkan kinerja karyawan menurut Trang Irvan, Armanu, Achmad Sudiro dan Noermijati (2013). Kajian teori menyatakan bahwa karyawan dengan motivasi kerja tinggi akan bekerja keras dan bertahan dalam organisasi untuk mencapai kinerja yang tinggi, sehingga pernyataan permasalahan keenam : 6. Apakah Komitmen Organisasi memediasi pengaruh motivasi kerja pada kinerja Menurut Shaheen Abnas & Yasir Aftab Farooqi (2014) motivasi kerja berpengaruh positif pada keterlibatan kerja. Sedangkan menurut Omoniyi, Toya & Adeyemi (2012) keterlibatan kerja berpengaruh pada kinerja. Motivasi kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi dengan dimediasi oleh keterlibatan kerja berdasar temuan Mohsan Faizan, Moh. Nawaz, M. Sarfraz (2011). Kajian toeri menyatakan bahwa karyawan yang mempunyai motivasi kerja tinggi akan memiliki keterlibatan kerja yang tinggi yang akan menunjukkan perasaan solidaritas yang tinggi pada perusahaan, sehingga pernyataan permasalahan yang ketujuh : 7. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja dengan dimediasi keterlibatan kerja

9 C. Tujuan Penelitian Penelitian dini dilakukan penulis untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan yang menjadi pokok permasalahan yang diangkat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh antara motivasi kerja pada kinerja perawat dengan pemediasi komitmen organisasi dan kerterlibatan kerja. 2. Tujuan Khusus a. Menguji dan menganalisa pengaruh motivasi kerja pada kinerja perawat b. Menguji dan menganalisa pengaruh motivasi kerja terhadap komitmen organisasi c. Menguji dan menganalisa pengaruh komitmen organisasi pada kinerja perawat d. Menguji ada pengaruh motivasi kerja terhadap keterlibatan kerja perawat e. Menguji dan menganalisa pengaruh keterlibatan kerja pada kinerja perawat f. Menguji pengaruh motivasi kerja pada kinerja dengan mediasi komitmen organisasi. g. Menguji motivasi kerja pada kinerja dengan mediasi keterlibatan kerja.

10 D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri, rumah sakit tempat penulis melakukan penelitian, serta bagi pembaca yang memperkaya wawasan khasanah pengetahuan. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis a. Memberikan manfaat dalam pengembangan Ilmu Manajemen pada umumnya dan Manajemen Sumber Daya Manusia pada khususnya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi, masukan data maupun literatur bagi penelitian selanjutnya serta dapat memberikan sumbangan pemecahan permasalahan yang akan diteliti. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan gambaran dan pemahaman atas pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perawat dengan komitmen organisasi dan keterlibatan kerja sebagai variabel mediasi. b. Memberikan gambaran dan informasi tentang motivasi kerja, komitmen organisasi, keterlibatan kerja dan kinerja perawat yang ada di Rumah sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi manajemen khususnya manajemen SDM Rumah sakit Ortopedi.