IDEOLOGI PANCASILA DALAM PENYUSUNAN GBHN Oleh : Made Emy Andayani Citra, S.H.,M.H. Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati

dokumen-dokumen yang mirip
RANGKUMAN / KESIMPULAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI NASIONAL

HALUAN NEGARA SEBAGAI PENGAMALAN PANCASILA. Oleh: Dewi Bunga, S.H.,M.H. Fakultas Hukum Dharma Duta IHDN Denpasar

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PEMBERLAKUAN KEMBALI GARIS BESAR HALUAN NEGARA (GBHN) DALAM UNDANG-UNDANG DASAR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum artinya meniscayakan


BAB I PENDAHULUAN. era orde baru, dimana pada era orde lama dibawah pemerintahan Presiden

Nama : Yogi Alfayed. Kelas : X ips 1. Tugas : Kaidah yang fundamental (PPKn) JAWABAN :

Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H.

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

PROBLEMATIKA KETETAPAN MPR PASCA REFORMASI DAN SETELAH TERBITNYA UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2011

Problematic MPR Decree Post Reform and After The Issuance of Law No. 12 of 2011

Pokok Bahasan. Sistem Norma Hukum Hierarki Peraturan dalam Sistem Norma Hukum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

MENGGAPAI KEDAULATAN RAKYAT YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT 1

Kewenangan pembatalan peraturan daerah

Riki Yuniagara: Jenis dan Hirarki Peraturan...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MENGUJI PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG DALAM SISTEM HUKUM DI INDONESIA. Oleh : DJOKO PURWANTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Sebelum Amandemen Undang-Undang Dasar 1954, MPR merupakan

ETIKA POLITIK PANCASILA

PERENCANAAN PENDIDIKAN SEBAGAI WUJUD PEMBANGUNAN NASIONAL BERLANDASKAN PANCASILA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagaimana penegasannya dalam penjelasan umum Undang-Undang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB III KONSEKUENSI YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI. Nomor 52/PUU-IX/2011 TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

BAB I PENDAHULUAN. Norma hukum yang berlaku di Indonesia berada dalam sistem berlapis dan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pembahasan masalah pada bab sebelumnya,

Kewenangan MPR Dalam Pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kepastian hukum bagi jalannya kehidupan organisasi pemerintahan di Indonesia,

KEDUDUKAN KETETAPAN MPR DALAM SISTEM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA Oleh: Muchamad Ali Safa at

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) telah melahirkan sebuah

DAFTAR REFERENSI. . Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia; Pasca Reformasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2007.

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

MPR dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan ( People s Consultative Assembly in Constitutional System)

BAB V PENUTUP. kualitatif penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Implementasi Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam Perundang-Undangan Dan Kebijaksanaan Negara Fakultas TEKNIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKONSTRUKSI KEDUDUKAN KETETAPAN MPR DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

R. Herlambang P. Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2014

PERKEMBANGAN PENGATURAN SUMBER HUKUM DAN TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA Oleh: RETNO SARASWATI 1

BAB I PENDAHULUAN. Produk hukum, terutama undang-undang, keberadaannya dituntut. untuk dinamis terhadap kebutuhan hukum yang diperlukan oleh

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan.

MEMBANGUN KUALITAS PRODUK LEGISLASI NASIONAL DAN DAERAH * ) Oleh : Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H, M.Si**)

KEDUDUKAN PANCASILA DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Ni Komang Ratih Kumala Dewi, S.H.,M.H. Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar

BAB III KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PENGAJUAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PP TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai dasar negara dan hubungannya dalam Pasal UUD 45. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Norma Hukum dan Hierarki Norma Hukum dalam Masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat ada banyak macam-macam norma baik

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem norma hukum di Indonesia, norma-norma hukum yang

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Oleh: Totok Soeprijanto Widyaiswara Utama pada Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PANCASILA. Pancasila sebagai Dasar Negara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB SATU PENDAHULUAN

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

TELISIK Peran Prof. Notonagoro dalam Pengembangan Pancasila Isti Maryatun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

PANCASILA DALAM PERSPEKTIF HUKUM KONSTITUSI INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

DELEGASI REGULASI DAN SIMPLIFIKASI REGULASI DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA DAERAH

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 104/PUU-XIV/2016 Keterwakilan Anggota DPD Pada Provinsi Baru Yang Dibentuk Setelah Pemilu 2014

Transkripsi:

118 IDEOLOGI PANCASILA DALAM PENYUSUNAN GBHN Oleh : Made Emy Andayani Citra, S.H.,M.H. Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Abstract The direction of the state is a guideline for state officials to implement the government consistently and based on Pancasila and the 1945 Constitution of the State of the Republic of Indonesia. After the amendment of the Constitution, the MPR's authority to make GBHN is abolished. This causes the national development to be not directed. Preparation of the state bow is a mandate of Pancasila, that is by realizing a fair and equitable development. Based on scientific studies conducted by the MPR, some legal experts recommend to revitalize GBHN. The later GBHN must have a clear legal form, structured decomposition and systematics and animate the values of Pancasila. Key Note : Guidenline, Pancasila, MPR Abstrak Haluan negara merupakan pedoman bagi penyelenggara negara untuk melaksanakan pemerintahan secara konsisten dan berdasarkan Pancasila serta Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasca amandemen Konstitusi, kewenangan MPR untuk membuat GBHN ditiadakan. Hal ini menyebabkan pembangunan nasional menjadi tidak terarah. Penyusunan haluan negara merupakan amanah dari Pancasila, yakni dengan mewujudkan pembangunan yang adil dan merata. Berdasarkan kajian ilmiah yang dilakukan oleh MPR, sebagian ahli hukum merekomendasikan untuk merevitalisasi GBHN. GBHN yang nantinya dibuat harus memiliki bentuk hukum yang jelas, penguraian dan sistematika yang terstruktur dan menjiwai nilai-nilai Pancasila. Kata kunci: GBHN, Pancasila, MPR. PENDAHULUAN Akhir-akhir ini, Bangsa Indonesia harus berhadapan dengan fakta-fakta yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Berbagai sikap fanatisme terhadap agama menjadi konsumsi sehari-hari, apalagi dengan ditunjang kecanggihan teknologi internet yang memungkinkan berita beredar secara cepat dengan menembus ruang dan waktu. Berita yang belum tentu benar menjadi media untuk melakukan provokasi. Akibatnya, tindakan radikal pun tidak dapat dihindari. Konflik sosial berbasis agama menimbulkan dampak yang sangat besar dan berpotensi menjadi

119 penyebab disintegrasi bangsa. Salah satu solusi yang ditawarkan dalam mengatasi permasalahan ini adalah dengan merevitalisasikan kembali penyusunan Garis-garis Besar Haluan Negara (selanjutnya disingkat GBHN) dengan Pengamalan Pancasila. GBHN adalah produk Majelis Permusyawaratan Rakyat pada masa lalu sebelum amademen UUD Negara Republik Indonesia 1945. Majelis Permusyawaratan Rakyat sendiri merupakan lembaga yang dilontarkan oleh Ir. Soekarno pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945, sebuah keinginan untuk menjelmakan aspirasi rakyat di dalam bentuk yang berupa perwakilan yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat. 1 Pasca amandemen UUD Negara Republik Indonesia 1945 MPR memiliki tugas dan wewenang sebagaimana yang diatur dalam Pasal 3 UUD Negara Republik Indonesia 1945 yakni sebagai berikut: (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang 1 Samsul Wahidin, 1986, MPR RI dari Masa ke Masa, Bina Aksara, Jakarta, h. 69. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar. (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden. (3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar. Amandemen UUD Negara Republik Indonesia 1945 mencabut kewenangan MPR untuk menyusun GBHN, akibatnya pembangunan di Indonesia menjadi tanpa arah. Pembangunan tersebut tidak hanya mengacu pada pembangunan fisik saja, namun juga pembangunan mental dan spiritual masyarakat yang tidak lagi berjiwa Pancasila. Oleh sebab itu diperlukan penyusunan GBHN yang berlandaskan pada Pancasila. Kedudukan Pancasila Sebagai Norma Dasar Substansi teori penjenjangan norma adalah peraturan hukum keseluruhannya diturunkan dari

120 norma yang berada di puncak piramid, dan semakin ke bawah semakin ragam dan menyebar. 2 Seluruh sistem perundang-undangan mempunyai suatu struktur peramidal (mulai dari abstrak yakni grundnorm sampai yang konkret seperti undangundang, peraturan pemerintah, dan lain sebagainya. Menurut Kelsen hal ini sangat penting untuk menjadi cara mengenal suatu aturan yang legal dan tidak legal adalah mengeceknya melalui logika stufenbau itu dan grundnorm menjadi batu uji utama. 3 Hans Kelsen sebagai seorang ahli hukum terkemuka melontarkan pemikiran mengenai norma dasar (Grundnorm) dalam penjenjangan norma (Stufenbau). Grundnorm menyerupai sebuah pengandaian tatanan yang hendak diwujudkan dalam hidup bersama (dalam hal ini, negara). Kelsen sendiri tidak menyebut isi dari grundnorm tersebut. Ia hanya 2 Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (JudicialPrudence) Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h. 62. 3 Maria Farida Indrati Soeprapto, 1998, Imu Perundang-undangan Dasardasar dan Pembentukannya, Kanisius, Yogyakarta, h. 127-128. katakan, grundnorm merupakan syarat transedental-logis bagi berlakuya seluruh tata hukum. Seluruh tata hukum positif harus berpedoman secara hierarkis pada grundnorm. Dengan demikian, secara tidak langsung, Kelsen juga sebenarnya membuat teori tentang tertib yuridis. 4 Dalam hukum positif, Pancasila merupakan grundnorm atau norma dasar yang menjadi pedoman dalam hukum nasional. Pasal 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menyatakan Pancasila merupakan sumber negara. segala sumber hukum Grundnorm ibarat bahan bakar yang menggerakkan seluruh sistem hukum. Grundnorm memiliki fungsi sebagai dasar mengapa hukum itu ditaati dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan hukum. 5 Dengan demikian, Pancasila menjadi energi penggerak dalam melaksanakan 4 Bernard L. Tanya, Yoan N. Simanjuntak, Markus Yage, 2010, Teori Hukum strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi, Genta Publishing, Yogyakarta, h. 127. 5 Achmad Ali, op.cit., h. 62.

121 penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan Permusyawaratan/Perwakilan, dalam dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Haluan Negara Sebagai Pengamalan Pancasila Kaidah dasar tersebut menurut Kelsen merupakan dasar dari segenap penilaian yang bersifat yuridis yang dimungkinkan di dalam suatu tertib hukum dari negaranegara tertentu. Jadi perumusan kaidah dasar dari suatu negara dapat berbeda dari negara lainnya, karena itu tergantung dari sifat negara masing-masing. 6 Ajaran 6 Soerjono Soekanto, 2009, Pokokpokok Sosiologi Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 36-37. stufenbauheorie berpendapat bahwa suatu sistem hukum adalah suatu hierarkis dari hukum dimana suatu ketentuan hukum tertentu bersumber pada ketentuan hukum lainnya yang lebih tinggi sebagai ketentuan yang lebih tinggi adalah grundnorm atau norma dasar yang bersifat hipotesis. Ketentuan yang lebih rendah adalah lebih konkret daripada ketentuan yang lebih tinggi. 7 Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan Peraturan Perundangundangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Suatu haluan negara yang dibuat oleh MPR diformulasikan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat sendiri merupakan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. 7 Lili Rasjidi dan Ia Thania Rasjidi, 2007, Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 60-61.

122 Dengan demikian maka penyusunan haluan negara tidak boleh bertentangan dengan Pancasila sebagai norma dasar. Dalam penyusunan GBHN, maka MPR melalui Badan Kajian MPR RI perlu mengadakan berbagai kegiatan untuk menyerap aspirasi masyarakat, mengingat GBHN yang akan disusun akan berlaku di Indonesia dengan wilayah yang luas dan diwarnai dengan berbagai keragaman. Sebagai norma dasar dalam sistem hukum nasional maka Pancasila yang terdiri dari berbagai sila harus diserap dalam substansi GBHN. Pedoman dan arah pembangunan nasional sebagaimana yang tertuang dalam haluan negara dijabarkan per sila dalam Pancasila. GBHN disusun secara abstrak, sehingga dapat diperas dalam bentuk yang konkrit dalam visi dan misi presiden. Dalam Pasal 7A Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan: Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil Presiden. Apabila nantinya presiden dan wakil presiden tidak melaksanakan GBHN atau menyelenggarakan negara namun menyimpang dari GBHN, maka tindakan tersebut dapat menjadi dasar pemberhentian terhadap presiden dan/ atau wakil presiden. PENUTUP Pancasila merupakan norma dasar dalam sistem hukum nasional. Sebagai norma dasar maka Pancasila harus menjadi pedoman dalam penyusunan aturan hukum di Indonesia. GBHN yang akan dibuat oleh MPR nantinya harus berpedoman pada Pancasila. GBHN disusun sesuai dengan sila-sila dalam Pancasila. Bentuk hukum dari GBHN dituangkan dalam TAP MPR. GBHN menjadi arah dalam penyelenggaraan pemerintahan, oleh sebab itu apabila presiden dan/ atau wakil presiden melakukan penyimpangan terhadap GBHN, maka tindakan tindakan tersebut dapat menjadi dasar pemberhentian

123 terhadap presiden dan/ atau wakil presiden. DAFTAR PUSTAKA BUKU : Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (JudicialPrudence) Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Bernard L. Tanya, Yoan N. Simanjuntak, Markus Yage, 2010, Teori Hukum strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi, Genta Publishing, Yogyakarta. Samsul Wahidin, 1986, MPR RI dari Masa ke Masa, Bina Aksara, Jakarta. Soerjono Soekanto, 2009, Pokokpokok Sosiologi Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan. Lili Rasjidi dan Ia Thania Rasjidi, 2007, Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung. Maria Farida Indrati Soeprapto, 1998, Imu Perundangundangan Dasar-dasar dan Pembentukannya, Kanisius, Yogyakarta.