HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

dokumen-dokumen yang mirip
60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI DESA SUKOMULYO ABSTRAK

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 KRETEK BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERILAKU SEKSUAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Rina Indah Agustina ABSTRAK

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DENGAN PENCEGAHAN HIV/AIDS DI SMA NEGERI 10 PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan International Conference on Population and

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA REMAJA PUTRI DI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi

HUBUNGAN UMUR PUBERTAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA SISWA KELAS XII SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikatakan masa yang paling menyenangkan dan

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Emilwida Yanti

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Remaja Kelas X Di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi

PERSEPSI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH DI SMA X

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

Hubungan Peran Orang Tua Menurut Persepsi Siswa Dengan Sikap Remaja Tentang Seks Bebas Pada Siswa Kelas X SMA

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

69 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU Riske Chandra Kartika, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar Belakang: Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik dan perubahan fisiologis. Perubahan ini menyebabkan daya tarik terhadap lawan jenis yang merupakan akibat timbulnya dorongan-dorongan seksual. Dalam rangka mencari pengetahuan mengenai seks, ada remaja yang melakukannya secara terbuka bahkan mulai mencoba mengadakan eksperimen dalam kehidupan seksualsejalan dengan minat terhadap seksual, remaja selalu berusaha mencari informasi obyektif tentang seks, hal yang membahayakan adalah apabila informasi yang didapat berasal dari sumber yang salah sehingga menimbulkan kekurangpahaman remaja. Ada sekitar 53% perempuan berumur 15-19 tahun melakukan hubungan seksual sedangkan jumlah lakilaki dua kali lipat dari jumlah perempuan. Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks pranikah. Metode: penelitan ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 67 responden dengan analisa data chi square. Hasil Penelitian: Didapatkan nilai X2hitung = 24.091 lebih besar dari X2tabel = 5.991 dan nilai p = 0,000 kurang dari 0,05. Simpulan: Terdapat hubungan positif antara pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks pranikah pada remaja. Kata Kunci: Kesehatan reproduksi remaja, perilaku sex pranikah. A. PENDAHULUAN Masa remaja di awali oleh masa pubertas yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik dan perubahan fisiologis. Perubahan ini menyebabkan daya tarik terhadap lawan jenis yang merupakan akibat timbulnya dorongandorongan seksual. Dalam rangka mencari pengetahuan mengenai seks, ada remaja yang melakukannya secara terbuka bahkan mulai mencoba mengadakan eksperimen dalam kehidupan seksual (Kusmiran, 2011, hal 30). Menurut Hurlock (1973, dalam Kusmiran, 2011, hal 32) mengemukakan bahwa dengan meningkatnya minat terhadap kehidupan seksual, remaja selalu berusaha mencari informasi obyektif mengenai seks. Oleh karena itu, hal yang paling membahayakan adalah bila informasi yang diterima remaja berasal dari sumber yang kurang tepat sehingga menimbulkan kekurangpahaman remaja terhadap masalah seputar seksual. Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja amat merugikan bagi 77

remaja sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual (Soetjiningtsih, 2004, hal 133). Laporan yang disampaikan oleh National Surveys of Family Growth pada tahun 1988 menunjukan bahwa 80% laki laki dan 70% perempuan melakukan hubungan seksual selama masa pubertas dan 20% dari mereka mempunyai empat atau lebih pasangan. Ada sekitar 53% perempuan berumur antara 15-19 tahun melakukan hubungan seksual pada masa remaja, sedangkan jumlah laki-laki melakukan hubungan seksual sebanyak dua kali lipat dari pada perempuan (Soetjiningsih, 2004, hal 133). Berdasarkan studi pendahuluan di SMA N Colomadu pada tanggal 4 Februari 2012 peneliti mendapat informasi dari bagian kesiswaan bahwa setiap tahun ada 1-2 siswa yang mengundurkan diri dari sekolah karena hamil. Berdasarkan wawancara dengan 24 orang siswa di dapatkan hasil siswa siswa yang berpacaran dan berpegangan tangan sebanyak 66,7%, siswa yang pernah berciuman bibir sebanyak 29,1%, siswa yang pernah berciuman di daerah leher sebanyak 20,8%. B. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi dilakukannya penelitian di SMA N Colomadu. Populasi yang diteliti adalah seluruh siswa kelas XI. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 67 siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer. Data primer diperoleh peneliti dari responden dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 22 pertanyaan mengenai kesehatan reproduksi dan 5 pernyataan mengenai perilaku seks pranikah. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat Analisis yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik dari responden. Adapun karateristik responden dapat dilihat dari diagram berikut: a. Umur Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas. No Umur Responden 1 16 35 Responden (52,2%) 2 17 31 Responden (46,3%) 3 18 1 Responden (1,5%) Umur responden adalah 16 tahun yaitu sebanyak 35 siswa (52,2%), sedangkan minoritas umur responden 18 tahun yaitu sebanyak 1 siswa (1,5%). 78

b. Belum atau Sudahnya Menerima Informasi Kesehatan Reproduksi Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Belum atau sudahnya menerima informasi. No Keterangan Responden 1 Sudah 64 Responden (95,5%) 2 Belum 3 Responden (4,5%) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden pernah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 64 siswa (95,5%), sedangkan responden yang belum pernah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 3 (4,5%). c. Sumber Informasi No Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Kesehatan Reproduksi. Sumber informasi yang didapatkan 1 Teman Responden 16 Responden (23,9%) 2 Pacar 2 Responden (3%) 3 Orang tua 2 Responden (3%) 4 Sekolah 5 Telivisi 24 Responden (35,8%) 10 Responden (14,9%) 6 Koran 4 Responden (6%) 7 Tenaga Kesehatan 8 Internet 1 Responden (1,5%) 5 Responden (7,5%) No Sesuai dengan tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas sumber informasi tentang seksual pranikah dan kesehatan reproduksi oleh responden diperoleh melalui sekolah yaitu sebanyak 24 responden (35,8%), dan minoritas melalui tenaga kesehatan yaitu sebanyak 1 reponden (1,5%). d. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi. Tabel 4 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi. Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi. 1 Tinggi 2 Sedang 3 Rendah Responden 31 Responden (46,3%) 33 Responden (49,3%) 3 Responden (4,5%) Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden yang diteliti mayoritas pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi adalah sedang yaitu sebanyak 33 siswa (49,3%) dan minoritas yang berpengetahuan rendah sebanyak 3 siswa (4,5%). 79

e. Perilaku Seks Pranikah Tabel 5 Distribusi Perilaku Seks Pranikah Responden. No Perilaku seks Pranikah Responden 1 Positif 21 Responden (31,3%) 2 Negatif 46 Responden (68,7%) Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 67 responden mayoritas perilaku responden adalah negatif yaitu sebanyak 46 siswa (68,7%) sedangkan responden yang berperilaku positif sebanyak 21 siswa (31,3%). 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat yaitu analisis yang digunakan untuk melihat hubungan kedua varibel antara variabel bebas dan variabel terikat, yaitu pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seks pranikah pada remaja. Uji yang digunakan adalah chi square, dari hasil analisa diperoleh hasil: Tabel 6 Cross Tabulation Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seks Pranikah Pengetahuan Perilaku Positif Negatif Total Rendah 0 3 3 (0%) (4,5%) (5,7%) dilanjutkan Lanjutan tabel 6 Pengetahuan Perilaku Positif Negatif Total Sedang 2 31 33 (3%) (46,1%) (49,3%) Tinggi 19 12 31 (28,4%) (17,9%) (46,3%) Total 21 46 67 (31,3%) (68,7%) (100,0%) Berdasarkan hasil perhitungan melalui program software diperoleh nilai pvalue (0,000) < 0,05 dan X2hitung (24.091) > X2tabel (5.991). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan prilaku remaja tentang seks pra nikah. umur responden menunjukkan responden mayoritas berumur 16 tahun yaitu 35 siswa (52,2%) dan minoritas berumur 18 tahun sebanyak 1 siswa (1,5%). Umur merupakan ciri kedewasaan fisik dan kematangan kepribadian seseorang yang berkaitan erat dengan pengambilan keputusan. Umumnya responden adalah remaja menengah, dimana remaja ini mengalami perubahan fisik disertai perubahan endokrin dan hormonal sehingga muncul dorongan seksual yang menyebabkan remaja rawan untuk melakukan hubungan seks pranikah 80

yang dapat menyebabkan dampak buruk bagi remaja dan keluarganya (Pinem, 2009, hal 320). yang sudah atau belum pernah menerima informasi, menunjukkan bahwa mayoritas responden pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi atau pendidikan seks yaitu sebanyak 64 siswa (95,5%) dan minoritas belum pernah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 3 siswa (4,5%). Dengan adanya informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan. Informasi yang diberikan tentang kesehatan reproduksi yang memadai mengenai perubahan fisik, mental, dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seks pada remaja, sehingga remaja mengetahui tentang kesalahan dan penyimpangan seksual dan untuk memberikan dasar yang rasional dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah (Mubarak, et al. 2007). yang pernah mendapatkan informasi, menunjukkan bahwa sumber informasi tentang kesehatan reproduksi atau pendidikan seks mayoritas didapatkan responden dari sekolah sebanyak 43 siswa (64,2%) dan minoritas didapat dari tenaga kesehatan sebanyak 1 siswa (1,5%). Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Sekolah adalah salah satu pendidikan yang dilakukan diluar keluarga yang pada dasarnya membantu keluarga dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan anak, sehingga dapat mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik (Anonim, https:// docs.google.com/, diperoleh tanggal 23 April 2012). dalam pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, menunjukkan bahwa pengetahuan reproduksi pada remaja di SMA Negeri Colomadu paling banyak adalah berpengetahuan sedang. Hal tersebut terbukti bahwa sebanyak 31 siswa (46,3%) berpengetahuan tinggi, 33 siswa (49,3%) berpengetahuan sedang dan 3 siswa (4,5%) berpengetahuan rendah. Pengetahuan dalam kategori sedang menunjukkan bahwa para siswa sudah mendapatkan informasi tentang pengetahuan kesehatan reproduksi tetapi pemahaman tersebut masih belum cukup. 81

Menurut Mubarak (2007) pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan, minat, pengalaman, dan informasi. dalam perilaku seks pranikah, menunjukkan bahwa mayoritas perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Negeri Colomadu adalah berperilaku negatif. Hal ini terbukti bahwa sebanyak 21 siswa (31,3%) berperilaku positif, 46 siswa (68,7%) berperilaku negatif. Adapun bentukbentuk aktivitas seksual dari perilaku seks pranikah diantaranya berpegangan tangan, berciuman, meraba bagian sensitif, petting, melakukan hubungan seksual. Aktivitas yang paling sering dilakukan adalah berpegangan tangan sebanyak 46 siswa (68,7%) dan tidak ada yang melakukan hubungan seksual (0%). Dalam hal ini pengetahuan memegang peranan penting dalam membentuk perilaku, menurut Sarwono (2007) perilaku seks pranikah dapat terjadi karena dipengaruhi oleh pengetahuan, budaya, pergaulan bebas, penundaan usia perkawinan dan meningkatnya libido seksualitas. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 yang menunjukkan bahwa orang yang memiliki pengetahuan tinggi mayoritas akan berperilaku yang positif, dari tabel tersebut dapat dilihat dari jumlah responden yang pengetahuan rendah dan berperilaku positif sebanyak 0 siswa (0%), responden dengan pengetahuan rendah dan perilaku negatif sebanyak 3 siswa (4,5%). Jumlah responden yang pengetahuan sedang dan berperilaku positif sebanyak 2 siswa (3%), responden dengan berpengetahuan sedang dan berperilaku negatif sebanyak 31 siswa (46,1%). Jumlah responden yang berpengetahuan tinggi dan berperilaku positif sebanyak 19 siswa (28,4%), responden yang berpengetahuan tinggi dan berperilaku negatif sebanyak 12 siswa (38,7%). Menurut Green 1980 dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang antara lain adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, lingkungan dan fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Keterkaitan hubungan antara pengetahuan dengan perilaku dibuktikan dengan uji statistik yang menunjukkan hubungan yang signifikan. Hasil uji statistik dengan Chi Square didapat nilai pvalue (0,000) < 0,05 dan X2hitung (24.091) > X2tabel (5.991). Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan ada 82

hubungan yang bermakna (signifikan) atau menunjukkan hubungan korelasi positif antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terhadap perilaku remaja tentang seks pranikah. Seseorang yang berpengetahuan rendah maka akan berperilaku negatif terhadap perilaku seks pranikah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan tinggi akan membentuk perilaku yang baik. Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku remaja tentang seks pranikah di SMA N Colomadu dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis hasil penelitian serta pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan tentang hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seks pranikah pada remaja di SMA N Colomadu: (1) Mayoritas remaja mempunyai pengetahuan yang sedang tentang kesehatan reproduksi remaja (2) Mayoritas remaja berperilaku negatif terhadap perilaku seks pranikah (3) Terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seks pranikah. Hubungan menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan responden semakin tinggi pula perilaku positifnya. 83

DAFTAR PUSTAKA Anonim, https://docs.google.com/, diperoleh tanggal 23 April 2012. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, T. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seks Pranikah di MAN I Boyolali. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: DIII Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta. Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Mubarak, W. I., Chayatin, N., Rozikin, K., Supradi. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media. Sarwono, S.W. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Seto. Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulistyani, Y. (2011). Hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku remaja putri kelas XI tentang seks pranikah di MAN 2 Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: DIII Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta. 84