Nomor Modul SBW 03. Judul Modul BAHAN BANGUNAN BEKISTING DAN PERANCAH

dokumen-dokumen yang mirip
SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

Selamat Datang TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

Selamat Datang TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

PEMAKAIAN BEGESTING PADA GEDUNG BERTINGKAT. Kusdiman joko Priyanto ABSTRAK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

O H T UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

PENGETAHUAN DASAR KAYU

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

PELATIHAN TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

FIBRE (SERAT) MACAM-MACAM FIBRE (SERAT) a. Polyster Fibre Bahan dasar : polyethylene terethalate. : - menaikkan kokoh tekan/tarik/lentur

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BAB I PENDAHULUAN. di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB II STUDI PUSTAKA

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

Macam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

Faris Pilar Arijati

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

RANGKA ATAP BAJA RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan bangunan besar lainnya (Wikipedia). Perancah merupakan konstruksi

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari pembebanan pada perkerasan ketanah dasar (subgrade) tidak melampaui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DCE - 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Revisi SNI T C. Daftar isi

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V PONDASI TELAPAK

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

TEKNIKA VOL. 2 NO

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (BEKISTING) memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

Laboratorium Pengujian Bidang Struktur dan Konstruksi Bangunan

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Selamat Datang

PELATIHAN TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Nomor Modul SBW 03 Judul Modul BAHAN BANGUNAN BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

DAFTAR MODUL TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH No. Kode Judul Modul 1. SBW 01 UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja 2. SBW 02 K3, RKL dan RPL 3. SBW 03 Bahan Bangunan Bekisting dan Perancah 4. SBW 04 Konstruksi Bekisting dan Perancah 5. SBW 05 Peralatan Bekisting dan Perancah 6. SBW 06 Membaca Gambar Kerja Bekisting dan Perancah 7. SBW 07 8. SBW 08 Teknik Pemasangan dan Pembongkaran Bekisting dan Perancah Daftar Simak (check list) Pemasangan dan Pembongkaran Bekisting dan Perancah

Lembar Tujuan A. Tujuan Umum Pelatihan Setelah mengikuti Pelatihan peserta mampu * Menyiapkan dan membuat bekisting dan perancah pada suatu lokasi pekerjaan

B. Tujuan Khusus Pelatihan Setelah mengikuti Pelatihan peserta mampu : 1. Menguasai rencana pembuatan bekisting dan perancah sesuai dengan gambar kerja dan instruksi kerja (I.K) 2. Melakukan pekerjaan persiapan pembuatan bekisting dan perancah 3. Melaksanakan pembuatan bekisting dan perancah 4. Melakukan pemeriksaan kualitas hasil kerja 5. Melaksanakan pembongkaran bekisting dan perancah

Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah selesai mengikuti modul ini peserta mampu menjelaskan bahan bangunan bekisting dan perancah secara benar, sesuai dengan gambar kerja yang ditentukan OHT. 1

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah modul ini diajarkan peserta mampu : 1. Menjelaskan bahan bangunan yang memenuhi kualitas untuk bekisting dan perancah 2. Menjelaskan kelas bahan bangunan kayu, bentuk, ukuran dan kekuatan bahan 3. Memilih bahan bangunan yang benar untuk bekisting dan perancah OHT. 2

Pelatihan : Bab I Bahan Bangunan Kayu Yang Memenuhi Kualitas Untuk Bekisting Dan Perancah 1.1 Sifat kayu yang menguntungkan adalah : - Kekuatan yang besar pada massa volumik yang kecil - Isolasi thermis yang sangat baik - Mudah dikerjakan dan alat alat sambungan yang sederhana - Dapat menerima tumbukan dan getaran - Harga yang relatif murah dan diperoleh mudah 1.2 Sifat kayu yang tidak menguntungkan : - Tidak homogen (serat tidak terbagi rata pada kayu ) - Tahanan terhadap retakan dan geseran kecil - Anisotrop (memiliki sifat yang tidak sama dalam semua arah) - Menyusut dan mengembangnya kayu, karena pengaruh cuaca. OHT. 3

Bahan Bekisting Kayu Papan : kayu (meranti, keruing, dsb) Kayu kelas II, III, IV, tebal 2.50 5.0 Cm, Lebar maksimal 16 Cm Balok Kayu, Panjang sampai dengan 6,0 m Ukuran 5/7, 6/10, 6/12, 6/15, 8/10, 8/12, 8/15, 10/10, 10/12, 10/15 Kayu bulat Papan penghubung Baji, lebar 10 15 cm, panjang 25 cm, tebal 0 5 cm Bekisting setelah didirikan sebaiknya dicat dengan oli khusus, sehingga mudah dapat dibongkar sesudah beton mengeras dan kuat, jangan memakai oli mesin atau oli tua dan sebagainya karena itu bisa mempengaruhi kualitas beton OHT. 3-1

Bab II Kelas Bahan Bangunan Kayu, Bentuk, Ukuran, dan Kekuatan Kayu sebelum dijadikan bahan bekisting, terlebih dahulu mengalami proses : Penggergajian Penyerutan Perataan Penghalusan 2.1 Perdagangan Kayu di Indonesia Dalam perdagangan hasil hutan yang diperdagangkan ialah : 2.1.1 Kayu sebagai hasil utama - Kayu perkakas : kayu kasar/mentah (dolok) : kayu masak ( kayu gergajian) - Kayu bakar : arang 2.1.2 Hasil ikatan (bukan kayu) - Damar - Lak, terpentin - Kapur barus - Biji Tengkawang OHT. 4

2.1.3.Macam macam sortimen kayu, yang mempengaruhi harga kayu per m 3 ialah: - Kualitas kayunya, kualitas ekspor, lokal - Ukuran panjang - Besarnya diameter Kayu resmi, sah ialah : kayu yang diperdagangkan serta sudah ada legalisasinya dari instansi Kehutanan. Selain kayu legal, dianggap kayu gelap, yang tidak ada legalisasinya. OHT. 4-1

Ukuran Kayu Gergajian Gambar 2.1 Ukuran kayu dalam perdagangan di Indonesia OHT. 4-2

2.2 Kayu sebagai bahan bangunan pilihan atas suatu bahan bangunan tergantung dari sifat sifat teknis, ekonomis serta kemudahan. Jika dipilih kayu sebagai bahan bangunan, maka perlu diketahui sifat sifat kayu antara lain : 2.2.1 Sifat utama yaitu sifat sifat yang menyebabkan kayu tetap dibutuhkan manusia : - Renewable resource (sumber kekayan alam yang dapat diperbaharui) - Mudah diproses untuk dijadikan barang lain seperti kertas, tekstil dan lain - lain OHT. 4-3

- Mempunyai sifat spesifik, yang tidak bisa ditiru oleh bahan lain, yaitu : mempunyai sifat elastis, ulet, mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya 2.2.2 Bagian bagian dari kayu Terdiri atas : - Kulit - Kambium - Kayu gubal - Kayu teras - Hati - serat - Pori pori - Jari jari kayu - Lingkaran tumbuh OHT. 4-4

2.2.3 Kadar air dan penyusutan kayu : - Penyusutan kayu sebagai proses phisis, yang ditentukan oleh banyaknya air yang dikandung - Banyaknya air yang dikandung oleh kayu, dinamakan kadar air kayu OHT. 4-5

2.2.4 Sifat keawetan kayu : Keawetan adalah lamanya kayu dapat dipergunakan (umur pemakaian kayu) yang dipengaruhi oleh cara penempatan kayu. Di Indonesia diadakan 5 (lima) kelas awet kayu yaitu : I. Sangat baik II. Baik III. Cukup IV. Kurang V. Jelek Cara cara mempertinggi keawetan kayu dengan mengecat, mengetir, mengecat dengan karbolium, minyak, kerosot. OHT. 4-6

Bab III Bahan Bangunan Yang Benar Untuk Bekisting dan Perancah 3.1 Bahan Bangunan dari Kayu : 3.1.1 Fineer ialah Lembaran kayu yang tipis, diperoleh dari penyayatan dolok kayu jenis tertentu Dapat dibuat dengan tiga (3) cara : Mengupas, Menusuk, dengan gergaji. 3.1.2 Kayu Lapis (Plywood) Kayu triplex yaitu : terdiri tiga lapisan kayu. Kayu multiplex, yang terdiri atas lebih dari tiga lapisan susunan kayu lapis, disusun sedemikian rupa, sehingga arah kayu secara bergantian bersilangan 90º, dengan maksud untuk memperbesar kekuatan kayu dan mencegah kembang susut. 3.1.3 Pelat serat kayu (Softboard, hardboard) 3.1.4 Pelat tatal kayu (chipboard) OHT. 5

3.2 Bahan Bangunan Bekisting dari Baja Dalam teknik bekisting, material baja dipergunakan dalam berbagai bentuk : Hal hal yang menguntungkan dari baja 1. Kekuatan tinggi, modulus kekenyalan besar 2. Susunan yang homogen dan isotrop 3. Kekerasan yang tinggi dan tahan terhadap keausan 4. Dapat diperoleh dalam berbagai bentuk Beberapa hal yang tidak menguntungkan 1. Hantaran thermis yang besar 2. Berat massa yang tinggi ± 7850 kg/m 3 3. Pembentukan karat 4. Pembuatan ditempat kerja khusus OHT. 5-1

Sifat baja yang terpenting untuk penggunaan bekisting : 1. Kekuatan tarik, batas lumer/batas rentang, modulus kekenyalan dan kekokohan 2. Kekerasan 3. Ketahanan pada muatan yang dinamis 4. Memungkinkan untuk dilas dan ditarik 5. Memungkinkan pengubahan bentuk OHT. 5-2

3.3 Bahan Bangunan Bekisting dari Aluminium Dibandingkan material baja, aluminium beratnya lebih ringan, lebih sedikit pemeliharaan, akan tetapi harganya lebih mahal. Aluminium campuran yang paling sesuai untuk sebuah bekisting adalah tipe Al Mg Si Kekerasannya 750-1200 N/mm2 Modulus Kekenyalannya 70 75 N/mm2 Ketahanan patah 250 400 N/mm2 Berat massanya 2700 2800 Kg/m3 OHT. 5-3

3.4 Bahan bangunan bekisting dari Bahan Bahan Buatan oleh perkembangan teknis, bahan bahan buatan dapat digunakan sebagai bekisting dengan sifat sifat sebagai berikut : 1. Tahan terhadap korosi 2. Tahan ketokan serta tahan aus 3. Mudah dibentuk 4. Berat massanya rendah 5. Dapat mengelak air Berdasar sifat yang dimiliki, bahan bahan buatan dapat dibagi dalam tiga (3) kelompok : 1. Thermoplast 2. Thermohardener 3. Elastomer OHT. 5-4

1. Thermoplast Menampakan sejumlah molekul panjang dalam bentuk serat untuk tujuan bekisting dapat dianjurkan PVC (keras) Polyvinylchloride, digunakan dalam bentuk pipa sebagai bekisting untuk kolom PS : Polystrene PP : Polypropene PA : Polyamide PE : Polyethylene OHT. 5-5

2. Thermohardener Pada pembuatannya molekul yang terbentuk serat dirangkai satu sama lain sedemikian akan terbentuk suatu jaringan struktur yang luas untuk tujuan bekisting dipergunakan PF MF UP EP : Fenolformaldehyde (bakelit) : Melamineformaldehyde : Damar Polyester yang tidak jenuh : Damar Epoxy PUR : Polyurethene Modulus kekenyalan dan kekuatan Thermohardener lebih tinggi dibandingkan yang dimiliki bahan bahan buatan yang lain OHT. 5-6

3. Elastomer Suatu karet buatan dapat menjadi sangat elastis pada temperatur kamar berbeda dengan thermohardener yang berperilaku kurang elastis. Dalam kelompok ini, dapat digolongkan sebagai berikut : SBR : Styrene butadiene CR : Karet Polychloropene EPT : Ethene Propane Terpolymer HR : Karet butyl OHT. 5-7

3.5 Bahan Bangunan Bekisting untuk Pekerjaan Beton Biasanya menggunakan kayu, sebagai bahan bangunan karena pertimbangan ekonomis, semakin mahalnya kayu, maka juga sering digunakan kayu multiplex sebagai bahan bekisting. Juga perlu memperhatikan sebagai bahan bekisting lama yaitu : asbes gelombang (eternit), seng gelombang khusus (bondek) OHT. 5-8

Perancah Suatu alat baik dari besi, baja atau kayu yang berfungsi memberi dukungan pelaksanaan pengecoran beton, setelah pekerjaan bekisting selesai dikerjakan. Karena letak, posisi pengecoran beton yang cukup sulit dikerjakan, misal letaknya cukup tinggi > 5 m, maka diperlukan konstruksi perancah yang kokoh dan kuat. OHT. 5-9

Gambar 3.3 OHT. 5 10

Gambar 3.4 OHT. 5-11

Gambar 3.5 OHT. 5-12

Gambar 3.6 Contoh sebuah bekisting sistem dari baja OHT. 5-13

TERIMA KASIH