BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. 1 Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik, dan meningkatnya pencemaran lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi kontribusi terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti; Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker, Diabetes Mellitus (DM) dan Hipertensi. Demikian juga dengan pola penyakit penyebab kematian menunjukkan adanya transisi epidemiologi, yaitu bergesernya penyebab kematian utama dari penyakit infeksi ke penyakit noninfeksi (degeneratif). 2 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 juga menunjukkan adanya peningkatan kasus penyakit tidak menular secara cukup bermakna, menjadikan Indonesia mempunyai beban ganda (double burden). 3 Salah satu penyakit degeneratif dengan sifat kronis adalah DM yang dalam perjalanannya akan terus meningkat baik prevalensinya maupun keadaan penyakit itu
mulai dari tingkat awal atau yang berisiko DM sampai pada tingkat lanjut atau terjadi komplikasi. 4 DM dapat menimbulkan kerusakan pada semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan atau komplikasi, seperti komplikasi kronik pada mata, ginjal, pembuluh darah dan lain-lain. Masalah kesehatan akibat DM dapat menurunkan kualitas hidup sehingga penyakit DM merupakan masalah kesehatan nasional dan dunia. 5 Secara global WHO menyatakan bahwa pada tahun 2002 terdapat 150 juta penduduk dunia menderita DM dan meningkat menjadi 220 juta pada tahun 2005 dengan jumlah kematian 1,1 juta penduduk. Dari seluruh kematian akibat DM di dunia, 80% kematian terjadi di negara-negara miskin dan berkembang, 50% kematian terjadi pada kelompok umur 40-70 tahun dan 55 % kematian terjadi pada wanita. 6 Pada tahun 2003, International Disease Foundation (IDF) menyatakan bahwa prevalensi DM di dunia adalah 1,9 % pada seluruh kelompok umur, yaitu sekitar 194 juta penduduk dan pada tahun 2006 terdapat 246 juta penduduk dunia yang menderita DM dengan prevalensi 6 % pada semua kelompok umur. 5,7 Pada tahun 2002 WHO menyatakan bahwa terdapat 57 juta kematian penduduk setiap tahunnya disebabkan oleh PTM dan 3,2 juta kematian penduduk diantaranya disebabkan oleh DM. 5 Proportional Mortality Ratio (PMR) DM Pada tahun 2000 adalah 5,2 % (2,9 juta kematian akibat DM dari 150,8 juta kematian di dunia). 8 WPRO (Western Pacific Regional Office) pada tahun 2007 menempati urutan pertama jumlah penderita DM yaitu 67 juta penduduk dan diikuti oleh EURO (European Regional Office) dengan 53 juta penduduk. Tetapi bila dilihat dari angka
prevalensinya EMRO (Eastern Mediterranean Regional Office) menempati peringkat pertama dengan 9,2 % (46 juta/500 juta penduduk). 7 WHO (2000) menyatakan bahwa Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita DM terbesar di dunia yaitu 8,4 juta penduduk setelah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta) dan diperkirakan akan terus meningkat menjadi 21,3 juta penduduk pada tahun 2030. 9 Tahun 2006 jumlah penderita DM di Indonesia meningkat menjadi 14 juta penduduk, dimana baru 50 % yang mengetahui menderita DM dan diantara mereka hanya sekitar 30 % datang berobat teratur. 10 Jumlah kasus baru kunjungan rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia pada tahun 2007 adalah 28.095 kasus. Keseluruhan DM menyebabkan 4.162 kematian atau CFR 7,02 %. 1 Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menyatakan bahwa terjadi peningkatan prevalensi DM dari 7,5 % tahun 2001 menjadi 10,4 % tahun 2004. Sementara itu Depkes RI tahun 2003 menyatakan bahwa prevalensi DM mencapai 14,7 % di perkotaan dan 7,2 di pedesaan. 11 Pada tahun 2008 DM menempati urutan ketujuh PTM terbanyak di Sumatera Utara dengan prevalensi 1,21% setelah penyakit persendian, PJK, gangguan mental, Hipertensi, Cedera, dan Asma. Prevalensi pasien rawat jalan yang menderita DM di seluruh rumah sakit di Sumatera Utara tahun 2000 menempati urutan kelima dengan proporsi 8,09%. Di kota Medan, tahun 2002 prevalensi DM sebesar 2,26 % dan naik menjadi 2,96 % pada tahun 2005. 2 Di Kabupaten Deli Serdang DM menempati urutan keenam dari sepuluh penyakit tahun 2006 dengan proporsi 0,54%, dan pada tahun 2009 naik menjadi 1,24 %. 13
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di Puskesmas Sentinel Lubuk Pakam di Kabupaten Deli Serdang, prevalensi DM di Kecamatan Lubuk Pakam tahun 2009 sebesar 0,82%. Di Posyandu Lansia Cendrawasih Puskesmas Lubuk Pakam terdapat 3,5 % (42/120) penderita DM, dan 15 orang (35,7 %) berasal dari Desa Sekip. Desa Sekip memiliki jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Lubuk Pakam. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor risiko penyakit Diabetes Mellitus di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2010. 1.2 Perumusan Masalah Belum diketahui faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2010. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2010. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Prevalence Rate (PR) penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di
b. Untuk mengetahui hubungan umur dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di c. Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di d. Untuk mengetahui hubungan riwayat keluarga dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di e. Untuk mengetahui hubungan agama dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di f. Untuk mengetahui hubungan suku dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di g. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di h. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di i. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di j. Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di k. Untuk mengetahui Ratio Prevalence (RP) penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 berdasarkan umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, status gizi dan aktifitas fisik di l. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 di
1.4 Manfaat a. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Puskesmas Lubuk Pakam dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. b. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang agar meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerjanya.