GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS MELALUI PROGRAM PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH DI DUKUH CANDRAN DESA SENTONO KLATEN JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat


BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

GAMBARAN PERILAKU KADER KESEHATAN TERHADAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dibutuhkan atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan seharusnya

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

Kedokteran Universitas Lampung

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin


BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

GAMBARAN BERAT JENIS DAN GLUKOSA PADA URIN PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE SEPTEMBER NOVEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KOTA MANADO Baharutan I. E * Iyone Siagian, B. S. Lampus, Henry Palandeng + Abstract Diabetes mellitus have an impact on the quality of human life, all parties, especially the health workers are required to have knowledge in maintaining and improving health. This study aims to describe the age, sex of health personnel, health workers knowledge of normal levels of fasting blood glucose, 2 types of diabetes mellitus, causes, risk factors, symptoms, and prevention of diabetes mellitus. This is a descriptive study. Sampling in this study are 75 health workers. The data was collected through questionnaires. The results showed a large majority of respondents aged 25-36 years were 42 respondents (54.7%), most of them are female with 67 respondents (89.3%), 100% of respondents knew about the normal levels of fasting blood glucose, 96% of respondents knew about the two types of diabetes mellitus, 97.3% of respondents knew about the causes of diabetes mellitus, 97.3% of respondents knew about the risk factors of diabetes mellitus, 98.7% of respondents know about the symptoms of diabetes mellitus, 97.3% of respondents knew about the prevention of diabetes mellitus. Health workers are expected to prevent and reduce the incidence of diabetes mellitus in the community. Keywords: health workers, diabetes mellitus, knowledge Abstrak Diabetes melitus memberikan dampak terhadap kualitas hidup manusia, semua pihak terutama tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umur, jenis kelamin, pengetahuan tenaga kesehatan tentang kadar normal glukosa darah puasa, 2 tipe diabetes melitus, penyebab, faktor resiko, gejala-gejala, dan pencegahan diabetes melitus. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 orang tenaga kesehatan. Data di kumpulkan melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan umur responden sebagian besar 25-36 tahun sebanyak 42 responden (54,7%), jenis kelamin sebagian besar perempuan sebanyak 67 responden (89,3%), sebanyak 100% responden mengetahui tentang kadar normal pemeriksaan glukosa darah puasa, sebanyak 96% responden mengetahui tentang 2 tipe diabetes melitus, sebanyak 97,3% responden mengetahui tentang penyebab diabetes melitus, sebanyak 97,3% responden mengetahui tentang faktor resiko diabetes melitus, sebanyak 98,7% responden mengetahui tentang gejala-gejala diabetes melitus, sebanyak 97,3% responden mengetahui tentang pencegahan diabetes melitus. Tenaga kesehatan diharapkan dapat mencegah dan mengurangi kejadian diabetes melitus di masyarakat. Kata Kunci: tenaga kesehatan, diabetes melitus, pengetahuan. 26 * Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unversitas Sam Ratulangi Manado, e-mail : ibaharutan11_028@yahoo.com + Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

PENDAHULUAN Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus dibagi dalam dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 dimana sel pankreas penderita tidak dapat membuat hormorn insulin, sedangkan tipe 2 dimana insulin yang dibuat tidak dapat berfungsi secara normal. Tipe diabetes melitus yang paling banyak ditemukan adalah tipe 2. 1,2 World Health Organization (WHO) melaporkan 340 juta orang di dunia menderita diabetes melitus dan diprediksi akan terjadi peningkatan sekitar 10% pada tahun 2030 dengan lebih dari 80% kematian terjadi dinegara dengan penghasilan rendah dan menengah. 3 Indonesia menduduki peringkat keempat dalam 10 negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak. 4 Atlas The Internasional Diabetes Federation tahun 2013 terhadap dewasa berusia 20 sampai 79 tahun menunjukkan kasus diabetes melitus di Indonesia berjumlah 8.554 juta kasus diabetes melitus dengan prevelensi sekitar 5,84%. 5 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevelensi diabetes melitus di Indonesia yang di diagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1%. Prevalensi penderita diabetes melitus yang di diagnosis dokter atau gejala dengan pendidikan tamat D1- D3/PT paling tinggi diantara karakteristik pendidikan yang lain. Penelitian di seluruh provinsi di Indonesia menempatkan Sulawesi Utara pada posisi kedua dengan diabetes melitus yang terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 3,6%. 6 Berdasarkan data diatas menginformasikan diabetes melitus sebagai masalah kesehatan yang perlu ditangani dengan serius. Diabetes melitus memberikan dampak terhadap kualitas hidup manusia, maka semua pihak terutama tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan suatu gambaran untuk mengetahui tentang pengetahuan tenaga kesehatan tentang diabetes melitus 7,8 Tenaga kesehatan di puskesmas sebagai lini terdepan dalam pelayanan kesehatan dasar tingkat pertama perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menemukan dan mendiagnosis diabetes melitus sehingga mampu berperan dalam pelayanan dasar bagi pasien diabetes melitus. 9 Buku Data Dasar Puskesmas 2013 jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas Provinsi Sulawesi Utara berjumlah 4.513 orang dan tenaga kesehatan di puskesmas wilayah kota Manado berjumlah 497 orang dari 15 puskesmas di Kota Manado. 10,11 Tidak ada data awal mengenai pengetahuan tenaga kesehatan di Kota Manado dan berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang diabetes melitus di Puskesmas Kota Manado. METODOLOGI Penelitian ini adalah deskriptif dan dilakukan di 15 puskesmas di Kota Manado selama September-Desember 2014. Populasinya adalah semua tenaga kesehatan di 15 puskesmas di Kota Manado : 497 orang. Sampel diambil mengunakan teknik Judgmental sampling atau Purposive sampling, yang terdiri dari 5 orang tenaga kesehatan dari tiap-tiap puskesmas, meliputi: satu orang dokter, satu orang perawat, satu 27

orang ahli gizi, satu orang petugas kesehatan penyakit menular, dan satu orang petugas kesehatan penyakit tidak menular, sehingga total sampel adalah 5 orang tenaga kesehatan x 15 puskesmas : 75 orang tenaga kesehatan. Variabel penelitian ini terdiri dari karakteristik umur responden, dan jenis kelamin responden, serta pengetahuan responden tentang kadar normal glukosa darah puasa, 2 tipe diabetes melitus, penyebab, faktor resiko, gejalagejala, pencegahan diabetes melitus. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kueisoner. Pengolahan data akan menggunakan komputer. HASIL PENELITIAN Karakteristik Tenaga Kesehatan Tabel 1. Karakteristik tenaga kesehatan umur dan jenis kelamin Karakteristik N % Umur 17-25 tahun 1 1,3 26-35 tahun 42 54,7 36-45 tahun 20 26,7 46-55 tahun 13 17,3 Jenis Kelamin Laki-laki 8 10,7 Perempuan 67 89,3 Berdasarkan tabel 1, karakteristik umur responden terbanyak adalah umur 26-35 tahun sebanyak 42 responden (54,7%). Karakteristik jenis kelamin responden sebagian besar adalah perempuan sebanyak 67 responden (89,3%). Pengetahuan Tenaga Kesehatan tentang definisi diabetes melitus sebanyak 75 responden (100%). tentang kadar normal pada pemeriksaan glukosa darah puasa sebanyak 75 responden (100%). tentang 2 tipe diabetes melitus sebanyak 72 responden (96 %) dan responden yang tidak mengetahui sebanyak 3 responden (4%). tentang diabetes melitus dapat mengenai semua umur sebanyak 73 responden (97,3%) dan responden yang tidak mengetahui sebanyak 2 responden (2,7%). tentang faktor resiko diabetes melitus sebanyak 73 responden (97,3 %) dan responden yang tidak mengetahui sebanyak 2 responden (2,7%). tentang diabetes melitus merupakan penyakit yang diturunkan sebanyak 73 responden (97,3%) dan sebanyak 2 responden (2,7%) tidak mengetahui. tentang gejala khas diabetes melitus sebanyak 74 responden (98,7 %) dan 1 reponden (1,3%) tidak mengetahui. tentang diabetes melitus dapat menimbulkan rasa kram pada jari-jari tangan dan kaki sebanyak 70 responden (93,3 %) dan responden yang tidak mengetahui sebanyak 5 responden (6,7%). tentang olahraga teratur dapat mencegah terjadinya diabetes melitus sebanyak 73 responden (97,3 %) dan responden yang tidak mengetahui sebanyak 2 responden (2,7%). tentang pola hidup yang sehat dapat mencegah terjadinya diabetes melitus sebanyak 74 responden (98,7%) dan responden yang tidak mengetahui sebanyak 1 responden (1,3%). 28

PEMBAHASAN Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 1 pengelompokkan umur didasarkan pada kategori umur menurut Departemen Kesehatan Republik Indondesia (Depkes RI). Distribusi umur responden terbanyak adalah berkisar umur 26-35 tahun, yaitu sebanyak 42 responden (54,7%). Berdasarkan data dari kementerian tenaga kerja RI menunjukkan kelompok umur 26-35 tahun sebagai kelompok angkatan kerja tebanyak di Indonesia dibanding dengan kelompok umur lain. 12,13 Berdasarkan tabel 1 jenis kelamin dibagi laki-laki dan perempuan. Distribusi jenis kelamin terbanyak adalah perempuan, yaitu sebanyak 67 responden (89,3%). Data ini sesuai dengan data dari Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Manado yang menunjukkan jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada yang berjenis kelamin laki-laki. 14 Pengetahuan tenaga kesehatan definisi diabetes melitus sebanyak 75 responden (100%). Tenaga kesehatan wajib mengetahui definisi diabetes melitus, sesuai dengan buku pedoman teknis penemuan dan tatalaksana. Tenaga kesehatan harus memiliki pengetahuan dasar tentang pengertian diabetes melitus, sehingga nantinya tenaga kesehatan dapat memberikan pemahaman dan informasi yang memadai kepada masyarakat. 9 kadar normal pada pemeriksaan glukosa darah puasa sebanyak 75 responden (100%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Misdarina (2012) yang menyatakan adanya hubungan erat antara pengetahuan dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien diabetes melitus. Tenaga kesehatan dalam melayani pasien di puskesmas wajib mengetahui tentang kadar normal glukosa darah puasa, sebagai acuan dalam membantu diagnosis dan mengontrol kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus, serta sebagai bahan informasi kepada masyarakat. 15 2 tipe diabetes melitus sebanyak 72 responden (96%). Responden yang mengetahui tipe diabetes melitus menjawab pertanyaan yang ditanyakan dengan benar, yaitu 2 tipe diabetes melitus, sedangkan responden yang tidak mengetahui tentang tipe diabetes melitus berasal dari tenaga kesehatan yang tidak secara langsung berhadapan dalam menangani penyakit diabetes melitus di puskesmas. Tenaga kesehatan perlu mengetahui tentang tipe diabetes melitus, hal ini berguna untuk membantu tenaga kesehatan dalam membedakan penyebab diabetes melitus yang diderita seseorang. Dengan mengetahui tipe diabetes melitus akan memudahkan seorang tenaga kesehatan dalam menangani penderita sesuai dengan tipe penyebab diabetes melitus. 9,16 Sebanyak 73 responden (97,3%) mengetahui bahwa diabetes melitus dapat mengenai semua umur. Menurut Syah (2011) diabetes melitus dapat terjadi pada semua umur, karena resiko terkena diabetes melitus akan meningkat dengan semakin bertambahnya umur. Tenaga kesehatan perlu memiliki pengetahuan tentang diabetes melitus dapat mengenai semua umur, sehingga tenaga kesehatan dapat menemukan masyarakat yang memiliki faktor resiko untuk menderita diabetes melitus, sebagai salah satu upaya 29

penemuan dan penaganan diabetes melitus dimasyarakat. 6,16,17 Sebanyak 73 responden (97,3%) mengetahui tentang faktor resiko diabetes melitus. Responden yang tidak mengetahui tentang faktor resiko tentang diabetes melitus dalam penelitian ini sebanyak 2 responden yang masing-masing responden berasal dari tenaga kesehatan yang tidak secara spesifik menangani penyakit diabetes melitus di puskesmas. Penelitian yang dilakukan Paulus (2012) menunjukkan tingkat pengetahuan faktor resiko diabetes melitus terhadap mahasiswa dikategorikan cukup, Paulus berpendapat kejadian diabetes melitus dapat dicegah dengan meningkatkan pengetahuan tentang faktor resiko diabetes melitus. Tenaga kesehatan sebagai fasilitator dan edukator dapat memberikan pendidikan kesehatan dengan cara promosi kesehatan dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. 18 Sebanyak 73 responden (97,3%) mengetahui tentang diabetes melitus sebagai penyakit yang diturunkan. Trisnawati (2013) dalam penelitiannya terhadap penderita diabetes melitus menunjukan sebagian besar responden memiliki riwayat diabetes melitus dalam keluarga. Trisnawati menemukan sebagian besar diabetes melitus yang diturunkan berasal dari orang tua penderita. Pengetahuan tentang diabetes melitus sebagai penyakit yang diturunkan penting diketahui oleh tenaga kesehatan dalam menemukan dan mencari masyarakat yang memiliki faktor resiko tinggi untuk menderita diabetes melitus. 7,9,19 Sebanyak 74 responden (98,7%) mengetahui tentang gejala khas diabetes melitus. Responden yang tidak mengetahui tentang gejala khas diabetes melitus dalam penelitian ini ada 1 responden yang berprofesi sebagai petugas penyakit menular yang memang pada tugas dan pelayanannya tidak menangani penyakit diabetes melitus di puskesmas. Penelitian yang dilakukan Urma (2010) di Semarang menemukan pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang tanda dan gejala diabetes melitus, hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman tenaga kesehatan tentang penyakit diabetes melitus, serta kurangnya penyuluhan yang dilakukan tenaga kesehatan kepada masyarakat. Pengetahuan tenaga kesehatan tentang gejala khas diabetes melitus diperlukan dalam mengarahkan diagnosis dan menemukan diabetes melitus di masyarakat. 9,20 diabetes melitus dapat menimbulkan rasa kram pada jari-jari tangan dan kaki sebanyak 70 responden (93,3 %). Rasa kram pada jari tangan dan kaki adalah salah satu gejala lain yang dapat dirasakan oleh penderita diabetes melitus. Pengetahuan tenaga kesehatan tidak hanya pada gejala khas, tapi juga harus mengetahui gejala-gejala lain, sehingga semakin mengarahkan tenaga dalam mendiagnosis penyakit diabetes melitus di masyarakat. 7,9 olahraga teratur dapat mencegah terjadinya diabetes melitus sebanyak 73 responden (97,3 %). Olahraga teratur dengan melakukan latihan jasmani merupakan pencegahan primer. Fajar (2010) dalam penelitiannya menemukan hubungan erat antara pengetahuan dan latihan jasmani, penelitian yang dilakukan menunjukkan pengetahuan yang baik tentang latihan jasmani. Tenaga kesehatan dipuskesmas yang mengetahui olahraga teratur dapat mencegah terjadinya diabetes melitus memiliki kewajiban meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama yang mempunyai 30

resiko tinggi menderita diabetes melitus. 7,21 pola hidup yang sehat dapat mencegah terjadinya diabetes melitus sebanyak 74 responden (98,7 %). Tenaga kesehatan yang mengetahui pola hidup yang sehat dapat mencegah terjadinya diabetes melitus sejalan dengan Patricia (2006) yang menunjukkan diabetes melitus dapat dicegah dengan meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan gizi. Fajar (2010) yang menyatakan tenaga kesehatan di puskesmas harus lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat khususnya tentang pola hidup yang sehat. 21,22 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tenaga kesehatan di puskesmas Kota Manado sebagian besar berumur 25-36 tahun (54,75%), jenis kelamin tenaga kesehatan sebagian besar perempuan (89,3%). Tenaga kesehatan di puskesmas Kota Manado semuanya (100%) mengetahui tentang kadar normal pemeriksaan glukosa darah puasa, 96% tenaga kesehatan mengetahui tentang 2 tipe diabetes melitus, 97,3% tenaga kesehatan mengetahui tentang penyebab diabetes melitus, 97,3% tenaga kesehatan mengetahui tentang faktor resiko diabetes melitus, 98,7% tenaga kesehatan mengetahui tentang gejalagejala diabetes melitus, 97,3% tenaga kesehatan mengetahui tentang pencegahan diabetes melitus. SARAN Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dapat diberikan saran bahwa pengetahuan tenaga kesehatan yang baik ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengelolaan penyakit diabetes melitus di puskesmas, meningkatkan pola hidup pada masyarakat sehingga pada akhirnya tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanaan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat. Pengetahuan yang di miliki tenaga kesehatan tentang diabetes melitus diharapkan dapat mencegah dan mengurangi kejadian diabetes melitus di masyarakat. DAFTAR PUSTAKA 1. Purnamasari D. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi Kelima. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2009. h. 1880 2. Medline Plus. Diabetes Melitus. http://www.nlm.nih.gov/medlinepl us/diabetes.html. Accesed September 10, 2014. 3. World Health Organization. Bulletin of the World Health Organization. http://www.who.int/bulletin/volu mes/92/3/13-128371/en/. Accesed on: September 10, 2014. 4. Khardori R. Type 2 Diabetes Melitus. http://emedicine.medscape.com/ar ticle/117853-overview#a0156. Accesed September 10, 2014. 5. Martiner. Prevalence of Diabetes in the World, 2013. Avalaible http://healthintelligence.drupalgar dens.com/content/prevalencediabetes-world-2013. Accesed September 10, 2014. 6. Riskesdas 2013. website Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 31

www.litbang.depkes.go.id. Accesed September 10, 2014. 7. Perkeni. Konsensus Diabetes Melitus Tipe 2 Indonesia 2011. Avalaible http://www.academia.edu/405378 7/Revisi_final_KONSENSUS_DM_Tip e_2_indonesia_2011. Accesed September 15, 2014. 8. Anonymous. PP No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. http://www.scribd.com/mobile/do c/217467823. Accessed Oktober 5, 2014. 9. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta, 2008. h. 3,8,9,16. 10. Harian Komentar. Manado memiliki 15 puskesmas dan 58 pustu. http://www.harian- komentar.com/manado/13308- manado-miliki-15-puskesmas-dan- 58-pustu.html. Accesed September 23, 2014. 11. Kementrian Kesehatan RI 2013. Buku Data Dasar Puskesmas. http://www.scribd.com/doc/22913 7490/Buku-Data-Dasar-Puskesmas- 2013-pdf. Accesed September 18, 2014. 12. Anonymous. Usia Menurut Depkes. http://www.scribd.com/doc/16268 5921/usia-menurut-depkes. Accessed Desember 3, 2014. 13. Kementrian Tenaga Kerja RI. Penduduk Usia Kerja menurut Kegiatan dan Kelompok Umur. http://pusdatinaker.balitfo.depnake rtrans.go.id/kunasional/puk/menu RUT_KEGIATAN_DAN_GOLONGAN_ UMURsmry.php. Accessed Desember 4, 2014. 14. Anonymous. SIMPEG Kota Manado. http://bkd.manadokota.go.id/simp eg/?page=puskesmas. Accessed Desember 6, 2014. 15. Misdarina. Pengetahuan Diabetes Melitus dengan Kadar Gula Darah pada Pasien DM tipe 2 [skripsi]. Medan: Fakultas Keperawatan- Universitas Sumatera Utara 2012. 16. American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care January 2012 vol. 35 (Suppl 1): 64-71. 17. Syah. Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010 [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara 2011. 18. Paulus. Gambaran Tingkat Pengetahuan Faktor Resiko Diabetes Melitus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia [skripsi]. Jakarta: Fakultas keperawatan-universitas Indonesia 2012. 19. Trisnawati. Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012 [skripsi]. Jakarta: Kesehatan Masyarakat STIKes MH. Thamrin 2013 20. Urma. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Deteksi Dini Penyakit Diabetes Melitus pada Masyarakat di Desa Tambakan Kecamatan Gubug Kabupaten Grobongan [skripsi]. Semarang: FIKK-Universitas Muhammadiyah Semarang 2010. 21. Fajar. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Motivasi melakukan Latihan Jasmani pada Klien Diabetes Melitus di Desa 32

Delanggu Kabupaten Klaten [skripsi]. Klaten: FIK UMS 2010. 22. Sutiawati. Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Pengetahuan, Pola Makan dan Kadar Glukosa darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 RSUD Lanto DG Pasewang Jeneponto [skripsi]. Makasar: FKM-Universitas Hasanuddin 2012. 33