BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terlebih dahulu apa itu kinerja. Istilah kinerja kerap dihubungkan dengan kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini membutuhkan kajian sebagai berikut : yang terjadi dalam suatu perusahaan. menggambarkan kinerja perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2001) dalam Susilo (2013),kinerja merupakan istilah umum

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

23 Universitas Sumatera Utara BAB III PEMBAHASAN. A. Laporan keuangan. 1. Pengertian Laporan keuangan

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGANALISIS CURRENT RATIO, QUICK RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan satu unit menjadi berbagai unit kecil. Sedangkan laporan keuangan sesuatu unit menjadi berbagai unit kecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba/rugi, dan arus kas. Menurut Harahap (2011:190) pengertian analisis laporan keuangan adalah : Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif dengan non kuantitatif dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasikan keputusan yang tepat. Menurut Munawir (2010:31), menyatakan bahwa rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis yang dapat menjelaskan gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Analisis rasio keuangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan posisi kinerja keuangan suatu perusahaan, 14

15 yang merupakan perbandingan dari dua unsur yang sistematis. Analisis dan interpretasi. Dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dibandingkan dengan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Dari pengertian diatas, penelitidapat menyimpulkan bahwa analisis rasio adalah suatu alat yang menghubungkan atau membandingkan suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, serta mengidentifikasikan hubungan antara keduanya dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat memberikan gamabaran tentang baik dan buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. B. Jenis-jenis Rasio Keuangan Dalam buku Manajemen Keuangan, Menurut Hanafi (2011:66), ada 5 jenis keuangan yaitu: 1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendek. 2. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan asetnya dengan efisien. 3. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi total kewajibannya. 4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba. 5. Rasio Pasar, yaitu rasio yang mengukur prestasi pasar relatif terhadap nilai buku, pendapatan atau dividen. Dalam buku Analilsis Laporan Keuagan, Menurut Kasmir (2008:106), bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:

16 1. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Artinya apabila perusahaan ditagih maka perusahaan akan mampu untuk memenuhi hutang tersebut terutama hutang yang sudah jatuh tempo. 2. Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang dipergunakan untuk sejauh mana aktiva perusahaan dibiaya dengan hutang. Artinya seberapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya, dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. 3. Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga dapat memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen pada suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapat investasi. 4. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya, atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efisiensi yang dilakukan misalnya bidang penjualan, persediaan penagihan piutang dan efisiensi dibidang lainnya. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya. 5. Rasio Pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. 6. Rasio Penilaian merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi Dalam Surat Keputusan Menteri BUMN No.KEP 100/MBU/2011, delapan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan. Adapun delapan rasio keuangan perusahaan adalah: 1. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun didalam perusahaan.

17 a. Current Ratio Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat tagih. b. Cash Ratio Aktiva Lancar Hutang Lancar x 100% Cash Ratio merupakan alat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Kas + Surat Berharga Hutang Lancar x 100% 2. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan ditinjau dari Profitabilitasnya yaitu: ROE = Laba Setelah Pajak Modal Sendiri x 100% ROI = EBIT+Penyusutan Modal Sendiri x 100% 3. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangan apabila perusahaan itu dilikuiditaskan atau dibubarkan.

18 Dari pengertian tersebut, yang menjadi faktor tingkat solvabilitas suatu perusahaan adalah semua harta yang dimiliki perusahaan dan kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. a. Rasio Modal Sendiri terhadap total aktiva, rasio yang mengukur seluruh komponen modal sendiri pada akhir tahun diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya, total asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun yang bersangkutan. total modal sendiri total aktiva x 100% 4. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya, atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. a. Collection Period Collection Period merupakan rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggelola penjualan bersih dan menunjukkan berapa lama rata-rata piutang yang dapat terkumpul dalam periode tertentu. Piutang Usaha Pendapatan Usaha x 100%

19 b. Inventory Turn Over Rasio ini menggambarkan kebijaksanaan perusahaan dalam hal persediaan dan produksi dalam satu tahun. Yang dilihat dari perbandingan total persediaan dengan total mendapatkan usaha dalam satu tahun. Persediaan rata rata Pendapatan x 365 hari c. Total Asset Turn Over (TATO), rasio yang mengukur berapakali C. Kinerja Keuangan harta dapat berputar dalam satu periode Total Pendapatan Capital Employed x 100 1. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Menurut Mardiasmo (2009 : 67). Kinerja keuangan adalah satu bentuk penilaian dengan asas manfaat dan efesiensi dalam penggunaan anggaran keuangan. Dalam organisasi sector public, setelah adanya operasional anggaran, langkah selanjutnya adalah pengukuran kinerja untuk menilai prestasi dan akuntibilasi organisasi dan manajemen dalam menghasilkan pelayanaan public yang lebih baik. akuntibilitas yang merupakan salah satu ciri dari terapan good governance

20 bukan hanya sekedar kemampuan menunjukan bagaimana menunjukan bahwa uang public tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien Menurut Jumingan (2009:242) Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 macam, yaitu: 1. Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan,baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relative) 2. Analisis Tren (tendesi posisi), merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui tendesi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan. 3. Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang. 4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan. 5. Ananlisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahaan kas pada periode waktu tertentu. 6. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporn laba rugi baik secara individu maupun secara simultan. 7. Analisa Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisa untuk mengetahui posisi laba dan sebab sebab terjadinya perubahan laba. 8. Analisis Break Even, Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Martono Harjito (2008:52) mengemukakan bahwa: kinerja keuangan umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share). Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Munawir (2007: 31) adalah:

21 1. Untuk mengetauhi tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan saat ditagih. 2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuntungannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun keuangan jangka panjang. 3. Mengetahui tingkat Profitabilitas yaitu suatu kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada periode tertentu. 4. Mengetahui stabilitas usaha yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil dan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur. Lukas Setia Atmaja (2008 : 415) mengkatagorikan analisis ratio menjadi 5 jenis ratio keuaangan : 1. Leverage rtions, mempeerlihatkan kan berapa hutang yang digunakan perusahaan. 2. Liquidity rations, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo. 3. Effeciency aau turnover atau asset management rations, mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. 4. Profitability rations, mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. 5. Market value rations, memperlihatkan bagaimana prusahaan dinilai oleh investor di pasarmodal. Untuk mengetahui kinerja perusahaan dari aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi termasuk klasifikasi sehat atau tidak, maka jumlah nilai yang dicapai dalam penelitian kinerja keuangan disesuaikan ke dalam klasifikasi kinerja keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-100/MBU/2011, untuk diketahui kesehatannya. Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendaaliaan bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiataan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka

22 diperusahaan tersebut atau mencari alternative lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik. Dwi Prastowo (2011 :56) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efesien dan efektivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.menurut Sucipto (2012:39), Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. menurut IAI (2007:127), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimilikinya. Kinerja perusahaan ini dapat diukur dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan kewajiban jangka panjang, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan membiayai aktivitasnya dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah suatu usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standart tujuan yang telah ditetapkan.

23 Disisi lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana asset yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efesien. Pengukuran kinerja keuangan merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan peusahaan lain. Bagi investor imformasi kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apkah mereka akan mempertahankan investasi merka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuraan dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atu masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki reditikbilitas yang baik. Disisi lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana aset yang tersedia perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. Kinerja perusahaan ini dapat diukur dari kemampuan perusahaan data menghasilkan laba dan kewajiban dalam jangka panjang, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan membiayai aktivitasnya dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan.

24 D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja keuangan Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini utama perlu dan dipertimbangkan penilaian kinerja adalah penentuan sasaran dan tanggung jawab yang diberikan kepada tiap-tiap bagian yang ada di perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan menurut Sedarmayanti (2011:154) adalah: 1. Mengklarifikasi tanggung jawab 2. Mengidentifikasi dan menyetujui sasaran dan standar kinerja 3. Meningkatkan motivasi dengan cara menambah pemahaman terhadap sasaran, mencapai sasaran dan imbal jasa yang dikaitkan dengan tujuan akhir 4. Memberi tuntutan dan bantuan yang dapat mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan. E.Tata Cara Penilaian Kinerja Keuangan Oleh Pemerintah Pendekatan ini merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan lengkap. konsep menejemen kinerja, khususnya untuk mengukur tingkat keberhasilan program atau aktivitas pada pemerintah yang ditunjukin dalam rangka mencapai hasil yang dapat memenuhi kebutuhan stakeholders. 1. Standar Analisis Belanja (SAB) Standar Analisi Belanja (SAB) merupakan salah satu komponen yang harus dikembangkan sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan dalam penyusunan APBN/APBD dengan pendekatan kinerja. SAB adalah standar atau pedoman yang diginakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau biaya setiap program atau kegiatan yang dilakukan oleh suatu kementrian/lembaga/skpd dalam satu tahun anggaran.

25 2. Tolak Ukur kinerja. Tolak ukur kinerja adalah ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap program atau kegiatan dalam sesuatu anggaran tertentu. Tolak ukur kinerja digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan dalam sistem anggaran kinerja, terutama untuk menilai kewajaran anggaran biaya suatu program atau kegiatan. Tolak ukur kinerja mencakup dua hal yaitu; unsur keberhasilan dapat diukur (output) dan tingkat pencapaian setiap unsur keberhasilan (outcome). Setiap program atau kegiatan minimal mempunyai satu unsur ukuran keberhasilan dan tingkat pencapaiannya (target kinerja) yang digunakan sebagai tolak ukur kinerja. Program atau kegiatan tertentu dapat diukur berdasarkan lebih dari satu unsur keberhasilan. 3. Standar Biaya. Standar biaya adalah harga satuan unit biaya yang berlaku pada masingmasing wilayah atau daerah. Penetapan standar biaya akan membantu penyusunan anggaran belanja suatu program atau kegiatan bagi daerah yang bersangkutan. Pengembangan standar biaya harus dilakukan secara terus-menerus sesuai dengan perubahan harga yang berlaku dimasingmasing wilayah atau daerah tersebut.