BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu perlu dikembangkan sistem kendali dan penjamin mutu yang melibatkan pihak-pihak terkait dengan pembinaan sekolah dalam bentuk penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar. Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan, oleh karena itu pendidikan disebut sebagai proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri manusia secara utuh. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita adalah masalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang.

2 Pemerintah saat ini khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh guru sebagai pendidik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan kata lain guru menempati titik sentral pendidikan. Guru dalam peranannya harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Maka dari itu guru harus mempunyai strategi yang baik untuk mencapai hasil yang optimal. Semua itu bisa didapat dari metode belajar yang akan digunakan oleh guru. Berbagai metode mengajar telah dikembangkan untuk mengefektifkan pembelajaran. Akan tetapi metode yang digunakan masih terbatas, kebanyakan para guru menggunakan metode mengajar berupa ceramah, sehingga guru menjadi dominan di dalam kelas dan pembelajaran menjadi membosankan. Kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran yang baik akan membuat siswa memiliki kemampuan yang tinggi dan akan mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri. Dalam mata pelajaran Akuntansi terdapat materi pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal khusus. Pada materi ini banyak sekali konsep yang harus siswa pahami, diantaranya siswa harus bisa membedakan penyimpanan debit dan kredit, menentukan rekening apa saja yang terlibat, menentukan bertambah atau berkurangnya rekening tersebut, dan lain sebagainya. Oleh karena itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencatat beberapa bukti transaksi ke dalam jurnal khusus. Dalam mata pelajaran akuntansi khususnya dalam materi jurnal khusus, siswa harus sering diberikan latihan, supaya siswa tersebut terbiasa dalam menggunakan format jurnal khusus yang ada dalam materi jurnal khusus.

3 Pada penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur kelas XII. Karena berdasarkan observasi awal dari beberapa siswa dan guru mata pelajaran yang bersangkutan di lapangan kendala yang terjadi adalah hasil belajar siswa yang dibawah KKM, jarang diberikannya latihan akuntansi di sekolah dan di luar sekolah, sedikitnya waktu yang diberikan oleh pihak sekolah dalam mata pelajaran akuntansi, dan lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal peneliti. Oleh karena waktu yang tidak cukup untuk melatih keterampilan siswa di dalam kelas, itu menuntut siswa harus bisa mengerti dengan apa yang telah disampaikan guru dengan waktu yang singkat. Sehingga hasil yang didapat siswa dalam belajar akuntansi materi jurnal masih rendah. Data persentase nilai ulangan harian yang diperoleh dari sekolah tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Persentase Nilai Ulangan harian Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XII IPS Semester Genap SMA Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur Kelas Jumlah siswa di atas nilai KKM Persentase (%) Jumlah siswa dibawah nilai KKM Persentase (%) Jumlah siswa XII IPS 1 7 29% 17 71% 24 XII IPS 2 12 52% 11 48% 23 XII IPS 3 6 25% 18 75% 24 XII IPS 4 8 31% 18 69% 26 Σ (Jumlah) 33 34% 64 66% 97 Sumber : SMA Negeri 1 Cibeber, Cianjur Dari data nilai diatas menunjukkan siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebanyak 64 orang atau 66% dan yang sudah memenuhi KKM sebanyak 33 orang atau 34%. Nilai KKM yang ditentukan untuk pelajaran akuntansi adalah 75. Hal ini perlu diperhatikan khususnya bagi guru

4 yang mengajar akuntansi sebagai bahan evaluasi karena akan berakibat pada mutu pendidikan khususnya SMA. Rendahnya hasil belajar siswa, terutama pada nilai setiap ulangan harian pada materi jurnal akan berdampak negatif pada hasil belajar siswa kedepannya. Salah satunya berdampak pada kenaikan kelas siswa. Jika nilai siswa tersebut selalu di bawah KKM, maka akan terancam tidak naik kelas. Maka dari itu guru harus bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu keberhasilan siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Hasil belajar menurut Sudjana (2006:3) perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oeh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Ada beberapa penyebab kurang optimalnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi, salah satunya adalah penggunaan media yang masih biasa, yaitu hanya buku atau modul dengan papan tulis. Sehingga membuat anak menjadi semakin jenuh dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Setiap siswa antara satu dengan siswa yang lainnya memiliki pencapaian hasil belajar yang berbeda. Ada yang mampu mencapai hasil belajar yang tinggi, ada juga yang tidak mampu, sehingga membuat hasil belajar yang rendah. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah : a. Faktor-faktor internal

5 1) Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) 2) Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) 3) Kelelahan b. Faktor-faktor Eksternal 1) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan) 2) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) 3) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat) Sedangkan menurut Sardiman (2007:39-47), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) diri siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Dari kedua pendapat para ahli diatas yaitu Slameto dan Sardiman, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini hasil belajar termasuk ke dalam teori belajar behavioristik, karena dalam teori ini lebih menekankan pada proses pemberian stimulus dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa, karena memang inti pembelajaran terletak pada stimulus dan respon. Menurut pendapat salah seorang pendiri aliran ini yaitu Thorndike (Uno, 2010:7) bahwa Belajar adalah proses interaksi antara

6 stimulus dan respon. Menurut Thorndike (Uno, 2010:7) bahwa Perubahan tingkah laku sebagai hasil pembelajaran itu bisa berupa sesuatu yang kongkret yaitu yang dapat diamati atau sesuatu yang tidak kongkret. Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yang lebih mendalam. Pembelajaran akuntansi merupakan proses pembelajaran yang bertahap dan saling berhubungan antara materi satu dengan materi lainnya. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menempuh hasil belajar yang tinggi dalam pembelajaran akuntansi salah satunya adalah dengan memberikan latihan lebih banyak, khususnya dalam materi jurnal khusus. Akan tetapi guru tidak dapat memberikan latihan yang lebih banyak lagi dengan melihat waktu yang sangat terbatas di kelas. Karena keterbatasan waktu tersebut, jadi guru hanya mengandalkan ulangan remedial pada waktu siswa telah melakukan ujian akhir semester untuk memperbaiki nilai yang kurang. Cara guru untuk memperbaiki nilai siswa yang kurang tersebut salah satunya adalah dengan memberikan aktivitas kepada siswa dengan memberikan tugas. Ketepatan seorang guru dalam memilih metode yang sesuai dengan tujuan kompetensi yang sangat diperlukan akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Metode memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar. Karena dengan adanya metode maka pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Oleh karena itu guru dituntut untuk menguasai berbagai macam metode dalam proses belajar mengajar yang efektif, efisien, menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk mencapai hasil belajar yang

7 tinggi. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi sehingga diharuskan melakukan latihan yang sering. Dilihat dari kendala yang dihadapi dengan keterbatasan waktu mengajar sedangkan perlu seringnya diadakan latihan agar siswa memperoleh hasil yang lebih baik lagi, maka dari itu penulis akan mencoba menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan masalah tersebut. Metode yang sesuai adalah Metode Resitasi, metode resitasi sama dengan metode pemberian tugas. Hanya terdapat perbedaan istilah resitasi berasal dari Bahasa Inggris (Indriyati, 2009) yaitu to cite yang artinya mengutip dan re yang artinya kembali, maksudnya adalah siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu lalu belajar sendiri dan berlatih siap sebagaimana mestinya. Sama halnya dengan metode pemberian tugas, dimana siswa diberi tugas oleh guru dan dikerjakan kembali di luar jam pelajaran dan siap untuk mengumpulkan tugas pada pertemuan berikutnya. Dalam proses pembelajaran perlu digunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran. Metode Resitasi (Pemberian Tugas) adalah metode yang pada hakekatnya menyuruh anak didik untuk melakukan kegiatan (pekerjaan) belajar, baik berguna bagi dirinya sendiri maupun dalam proses memperdalam dan memperluas pengetahuan dan pengertian bidang studi yang dipelajari (Roestiyah, 2008 : 132). Salah satu mata pelajaran yang dapat menerapkan metode pemberian tugas ini adalah mata pelajaran akuntansi, karena pada pembelajaran akuntansi siswa dituntut aktif untuk berlatih menyelesaikan soal dengan menggunakan konsep dan keterampilan yang mereka pahami sesuai dengan kemampuannya.

8 Dalam mata pelajaran ini guru dapat memberikan tugas mengenai materi akuntansi seperti pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus, kemudian hasil pekerjaan siswa dievaluasi dan didiskusikan bersama di kelas. Jurnal khusus ini dijadikan sebagai penelitian, karena hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Cibeber lebih dari 50% dibawah KKM. Terutama pada soal jurnal penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pada soal itu siswa merasa kesulitan dalam mencatat saat penerimaan kas dari debitur dan pengeluaran kas kepada kreditur. Siswa sering terkecoh dalam potongan harga yang diberkan oleh perusahaan. Terdapat penelitian terdahulu dalam jurnal penelitian, antara lain dalam jurnal penelitian Liani (2013) Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Akuntansi dengan Menerapkan Metode Resitasi menyimpulkan bahwa metode resitasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Selain itu jurnal penelitian Umalu (2012) Meningkatkan kemampuan siswa dalam Mengerjakan Persamaan dasar Akuntansi melalui Metode Tugas dan Resitasi di SMK Negeri 1 Gorontalo menyimpulkan bahwa penggunaan metode tugas dan resitasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan persamaan dasar akuntansi di kelas X Ak 1 Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Gorontalo. Berdasarkan uraian diatas, bahwa pembelajaran akuntansi memerlukan keterampilan latihan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang telah diuraikan, dengan judul Pengaruh Metode Pembelajaran Resitasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Akuntansi.

9 1.2.Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah metode pembelajaran resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi di SMAN 1 Cibeber Cianjur. 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran resitasi dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode pembelajaran resitasi pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur. 1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bahwa metode pembelajaran resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi di SMAN 1 Cibeber Cianjur. 2. Untuk mengetahui bahwa ada perbedaan hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran resitasi dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode pembelajaran resitasi pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur. 1.4.Kegunaan Penelitian

10 Manfaat penelitian dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dikategorikan kedalam dua yaitu manfaat teoritis dan praktis, sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya tentang hasil belajar siswa dalam penerapan metode Pembelajaran Resitasi khususnya dalam pembelajaran Akuntansi. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi siswa adalah diharapkan metode pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi b. Bagi guru adalah untuk memperluas pengetahuan dan wawasan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi. Dapat juga sebagai perbaikan metode pembelajaran. c. Bagi sekolah dapat memberikan manfaat bagi sekolah sebagai referensi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditunjukan oleh keberhasilan hasil belajar siswa khususnya dalam Mata Pelajaran Akuntansi.