BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Koordinator Pendidikan Al-Quran "Metode Qiraati" cabang Kota Semarang, t.th.), hlm. 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran. (Q.S. Al-Qomar:17). 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2010), hlm Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar. pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB VI PENUTUP. Qur an dalam meningkatkan kualitas baca Al-Qur an di MTs Negeri 2 Kota. Blitar, maka penulis simpulkan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Di dalamnya termuat ajaran hukum, akidah, etika,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB 1 PENDAHULUAN. terjemahnya, Perca, Jakarta, 1982, hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN


BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. spiritualitas, di samping membuktikan ajaran-ajaran Al-Qur an yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci dan pedoman utama ajaran Islam. Ia berisi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama Islam bertugas mempertahankan, menanamkan, dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN ! #$ %&

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah kalam Allah Swt yang diturunkan secara mutawatir kepada

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang suatu ilmu. Pendidikan juga mempermudah seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. 1 Pelaksanaan pendidikan bermula dari seorang pendidik yang mampu menjadikan suasana pendidikan komunikatif dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan dapat hasil yang memuaskan. Al-Qur an adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Al-Qur an juga sebagai kitab suci dan sebagai mu jizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar, tak ada seorang manusiapun yang mampu membuat atau menulis semisal al-qur an itu. 2 Al-Qur an adalah kalamullah sebagai pedoman hidup manusia. Untuk dapat memahami ajarannya yaitu 1 Hujair AH dan Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003), 4. 2 Chabib Thoha, et. all, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 23. 1

2 dengan cara dibaca, ditulis, dihafalkan, dipahami maknanya, dan dilaksanakan isinya. Al-Qur an diberi pengertian sebagai kalam Allah SWT yang diturunkan atau diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril, yang merupakan mukjizat, yang diriwayatkan secara mutawatir yang ditulis di mushaf dan membacanya dinilai ibadah. 3 Sebagaimana firman Allah dalam surat al-isra` ayat 106 adalah: Dan Al-Qur an itu telah Kami turunkan dengan berangsurangsur agar kamu membacakannya perlahanlahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (Q.S. Al-Isra : 106) 4 Allah datangkan kepada manusia al-qur an, yang Allah pisah - pisahkan, yakni Allah menurunkan al-qur an itu secara terpisahpisah dan berangsurangsur pada malam lailatul Qadar di bulan Ramadhan selama 23 tahun, sesuai dengan kejadiankejadian yang berkaitan dengan turunnya masing-masing ayat. Adapun maksud diturunkannya al-qur an secara berangsur- angsur, bagian demi bagian adalah agar nabi Muhammad bisa membaca dan mengajarkannya pada umat manusia dengan perlahan dan hatihati sehingga mudah untuk menghayatinya. Dengan demikian lebih membantu pemahaman maknanya. 5 3 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, Dan Mencintai Al-Qur`An, (Jakarta: Gema Insani, 2005), 15. 4 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Toha Putra, 1995), 440. 5 Ahmad Musthafa AlMaraghi, Tafsir Al-Maraghi,juz XV,(Semarang: PT. Karya Thoha Putra, 1993), 213.

3 Pada saat sekarang ini masih banyak metode membaca al-qur an yang cenderung konvensional, yaitu dengan nada lurus sehingga terkesan monoton yang berdampak pembelajaran kurang dapat diminati oleh siswa sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Mempelajari al-qur an termasuk cara membacanya dengan baik dan benar tidaklah mudah seperti halnya membalik tangan. Selain harus mengenal huruf-huruf hijaiyah tentu juga dibutuhkan keterampilan sendiri agar dapat membaca al-qur an secara tartil. Tartil artinya membaca al-qur an dengan perlahan lahan dan tidak terburuburu dengan bacaan baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana di jelaskan dalam ilmu tajwid. 6 Dari kata tartil inilah lahir istilah murotal yaitu pembacaan al-qur an secara baik, benar dan lancar dengan irama standar. Dasar membaca dalam al-qur an sudah diterangkan bahwasannya membaca adalah langkah untuk memahami sesuatu. Pentingnya belajar membaca al-qur an ini sesuai dengan ayat pertama al-qur an: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS al- Alaq [96]: 1-5). 7 6 Abdul Majid Khon, Praktikum Qiraat Keanehan Bacaan Al-Qur`An Qiraat Ashim Dari Hafash,(Jakarta : sinar grafika offset, 2008), 44. 7 Depag RI, Al-Qur an dan...,1079.

4 Ayat di atas menjelaskan bahwasannya membaca adalah suatu langkah awal di mana seseorang mendapat ilmu pengetahuan dari pembacaan kemudian timbullah pemahaman sehingga terciptalah suatu ilmu pengetahuan. Belajar adalah salah satu upaya membentuk peradaban yang dicitacitakan oleh masyarakat muslim, maka pemahaman terhadap al-qur an harus ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahan dalam menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. Membaca merupakan kegiatan yang tidak sekedar melihat deretan huruf semata. Menurut Tarigan, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memeroleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata bahasa tulis. Hal ini dilakukan agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan dapat tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. 8 Sebutan bacaan yang baik memiliki banyak aspek, selain etika dalam membaca al-qur an, kata baik juga menyangkut sikap terhadap al-qur`an. Dalam membaca al-qur an seorang muslim tak sekedar memenuhi persyaratan seperti suci badan, pakaian dan tempat, akan tetapi juga menyucikan hati dan perasaan, agar saat membaca al-qur an yang muncul di 8 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. (Bandung: Angkasa, 1990), 3.

5 hati adalah perasaan cinta dan penuh kerinduan kepada sang pemilik al- Qur an. Allah SWT mempermudah pemahaman al-qur`an antara lain dengan cara menurunkan sedikit demi sedikit, mengulangulang uraiannya, memberikan serangkaian contoh dan perumpamaan menyangkut halhal yang abstrak dengan sesuatu yang kasat indrawi melalui pemilihan bahasa yang paling kaya kosa katanya serta mudah di ucapkan dan dipahami, terasa indah oleh kalbu yang mendengarnya, lagi sesuai dengan nalar fitrah manusia agar tidak timbul kerancuan dalam memahami pesannya. 9 Hal tersebut dapat diartikan bahwa membaca adalah suatu tindakan yang dapat menghasilkan suatu pemahaman dari suatu ilmu. Meskipun hal tersebut termasuk hal yang kasat di pandang mata atau abstrak. Seiring berkembangnya zaman maka banyak metode-metode yang diciptakan untuk menunjang keberhasilan peserta didik dalam membaca al- Qur`an dengan ciri-ciri tertentu demi mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Lagu adalah karya sastra yang merupkan simbol dari ekspresi jiwa, perasaan, ide maupun gagasan yang mempunyai peranan penting bagi pendengarnya sebagai pemahaman, cara berhubungan, maupun cara penciptaan. Pembelajaran membaca al-qur an merupakan pembelajaran ketrampilan khusus yang memerlukan banyak latihan dan pembiasaan. Yang paling penting dalam pembelajaran membaca al-qur an ini ialah ketrampilan 9 M.Quraish shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009), 242243.

6 membaca al-qur an dengan baik sesuai dengan kaidah yang disusun dalam ilmu tajwid. Dengan demikian, model pembelajaran dan pendidikan keagamaan harus dirumuskan sesuai dengan realitas yang ada. Memiliki kemampuan membaca al-qur an secara baik sesuai dengan kaidah tajwid merupakan tujuan penting membaca al-qur an. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan metode yang tepat, karena tujuan yang bagus tanpa diikuti metode yang baik akan sulit tercapai. Salah satu metode mengajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode drill. Metode drill adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. 10 Metode drill sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melakukan kegiatan-kegiatan mengulang-ulang materi yang diajarkan, agar siswa memiliki ketrampilan serta ketangkasan dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur an dan meneladani kisah para nabi dan para sahabat nabi. Dalam penyampaian materi Al-Qur an dengan menggunakan metode drill diharapkan dapat lebih mudah diterima oleh siswa, siswa dapat mengulang-ulang bacaan ayat-ayat Al-Qur an yang telah diperagakan sehingga siswa menjadi mudah menghafalkan materi Al-Qur an. Dengan demikian materi pengajaran dikatakan efektif, karena seorang guru dapat Sehingga siswa menjadi mudah menghafalkan materi Al-Qur an. Dengan demikian materi pengajaran dikatakan efektif, karena seorang guru dapat 10 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Anas, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 95

7 membimbing siswa untuk memasuki situasi yang memberikan pengalamanpengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian karena meskipun pada dasarnya madrasah Aliyah Kunir Wonodadi Blitar merupakan lembaga pendidikan berbasis Agama, input daripada Madrasah Aliyah Negeri Kunir Wonodadi Blitar berasal dari berbagai macam sekolah, baik umum maupun Tsanawiyah. Maka dari itu pembelajaran Al Quran Hadits di MAN Kunir menggunakan Metode Drill pada proses pembelajaran materi Al-Qur an. Hal ini juga sesuai dengan visi dari MAN Kunir itu sendiri, yaitu terwujudnya generasi unggul dalam berprestasi, mampu berkompetisi, menguasai IPTEK dan memiliki IMTAQ. Oleh sebab itu penggunaan metode drill dalam pembelajarn Al Quran Hadist ditujukan pada siswa agar pada diri siwa tertanam nilai- nilai pembelajaran Al Quran Hadist supaya relevan dengan visi MAN Kunir itu sendiri. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa menguasai al-qur an membutuhkan proses yang tidak singkat. Dibutuhkan waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun agar seseorang bisa membaca al-qur an. Kondisi semacam ini telah menumbuhkan inisiatif dan pemikiran dari para ulama untuk menciptakan sebuah metode yang dapat mempercepat proses penguasaan membaca al-qur an. B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

8 1. Masih kurangnya kemampuan membaca, menulis dan menghafal al-qur an siswa, terutama dalam melafalkan makharijul huruf dan tajwid. 2. Masih kurangnya semangat pada anak, sehingga anak mudah menjadi anak bosan dan kurang berminat untuk belajar membaca, menulis dan menghafal al-qur an. 3. Masih kurangnya dorongan dari orang tua selama dirumah untuk membaca al-qur an. 4. Masih kurangnya variasi metode pembelajaran yang di sajikan guru untuk dalam meningkatkan kemampuan membaca al-qur an siswa.. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Peningkatan kemampuan membaca, menulis dan menghafal Al- Qur an siswa. 2. Penerapan metode Drill. C. Fokus Penelitian 1. Bagaimana usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar membaca al-qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir? 2. Bagaimana usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar menulis al-qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir? 3. Bagaimana usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar menghafal al-qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir?

9 D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar membaca al-qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir. 2. Untuk mendeskripsikan usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar menulis al-qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir? 3. Untuk mendeskripsikan usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar menghafal al-qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir? E. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan ilmu pengetahuan bidang pendidikan khususnya dalam penerapan metode drill dalam meningkatkan kemampuan belajar al-qur an Hadits siswa. 2. Secara Praktis a. Bagi kepala sekolah Sebagai masukan bagi kepala sekolah untuk mengambil kebijakan tentang metode pembelajaran yang digunakan dalam rangka meningkatkan kemampuan belajar al-qur an Hadits siswa. b. Bagi guru Sebagai masukan tentang metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar al-qur an Hadits siswa. c. Bagi siswa

10 Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk meningkatkan kemampuan belajar al-qur an Hadits siswa melalui penerapan metode drill. d. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan pengembangan dan penelitian lebih lanjut terkait metode drill dalam meningkatkan kemampuan belajar al-qur an Hadits pada siswa, sehingga mampu menjadi masukan dan motivasi dalam mengembangkan khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan khususnya PAI. F. Ruang Lingkup Penelitian Peneliti sebagai manusia biasa dengan keterbatasan waktu dan kemampuan dalam melakukan penelitian membatasi pada materi yang diterapkan, subjek penelitian, dan lokasi penelitian. 1. Materi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Membaca, menulis dan menghafal al-qur an Hadits. 2. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa MAN Kunir Wonodadi Blitar. G. Definisi Istilah 1. Definisi Konseptual a. Metode drill adalah suatu kegiatan latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang

11 dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siagakan. 11 b. Belajar adalah salah satu upaya membentuk peradaban yang dicitacitakan oleh masyarakat muslim, maka pemahaman terhadap al- Qur an harus ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahan dalam menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. c. Al-Qur an yang paling prinsip dan mutlak adalah bahwa Al-Qur an itu wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. perlu diketahui pula bahwa Al-Qur an sebagai kitab suci dan sebagai mu jizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar, tak ada seorang manusiapun yang mampu membuat atau menulis semisal Al-Qur an itu. 12 d. Kemampuan membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan keterampilan kerja dan penguasaan berbagai bidang akademik, tetapi juga kemungkinan berpartisipasi dalam kehidupan sosial-budaya, politik, dan memenuhi kebutuhan emosional. 13 e. Kemampuan membaca al-qur an adalah kesanggupan dan kecakapan melafalkan bacaan ayat-ayat al-qur an dengan baik dan benar yaitu sesuai dengan tuntutan Ilmu tajwid. 14 11 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2010), 349 12 Chabib Thoha, et. all, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2004), hal. 23 13 Abdurrahman Mulyono, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), 158. 14 A. Mas ud Sjafi i, Pelajaran Tajwid, (Bandung: Putra Jaya, 2001), 3.

12 2. Definisi Operasional Secara operasional yang dimaksud dengan judul penelitian di atas didalamnya memaparkan tentang penerapan metode drill dalam meningkatkan kemampuan belajar membaca al-qur an hadits, penelitian ini berusaha mengungkap usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar membaca, menulis dan menghafal al-qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir.