BAB I PENDAHULUAN. bagi kalangan masyarakat terkhusus generasi muda sekarang ini mulai dari tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan melakukan peragaan atau melakukan aktivitas. Kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

Sistem Pendidikan Nasional

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

Transkripsi:

1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Pendidikan salah satu alat untuk membawa perubahan pola pikir dan perlu, harus dilakukan terhadap masyarakat harus diakui bahwasanya pendidikan itu penting bagi kalangan masyarakat terkhusus generasi muda sekarang ini mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini akan sangat membawa dampak bagi perkembangan lingkungan sekitar kita bahkan wilayah negara indonesia.setiap pembelajaran atau belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum dalam suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. Jadi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu interaksi antar pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Undang- Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Indonesia Pasal 3 menyebutkan: Sistem pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa serta martabat dalam rangkan mencerdaskan kehidupan berbangsa, dan yang bertujuan untuk 1

2 berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Sebagai pendidik guru harus melaksanakan apa yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang disebutkan pada pasal diatas. Menjadi seorang guru haruslah benar-benar sebagai tenaga pendidik yang profesional, senada dengan penyataan diatas guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan yang secara khusus dalam peningkatan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu. Demikian juga dalam menyampaikan pembelajaran terhadap siswa guru dituntut memiliki strategi yang ampuh sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan. Berikut ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki sebagai andalan guru dalam memlaksanakan tugasnya, Yaitu: Kompetensi Profesional, Kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial dan Kompetensi Profesional Mengajar. Hamzah (2007:18-19). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi guru profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap calon guru untuk mewujudkannya. Sebagai guru yang yang profesional di harapkan dapat menjawab dua pertanyaan pokok, yaitu how to have (memiliki kemampuan) dan how to empower (menguasai) tenaga pegawai profesional, sehingga dimilikinya guru profesional oleh sekolah sangat tergantung kepada bagimana kita menjawab kedua pertanyaan tersebut. Sebagai jawabannya, ada kegiatan-kegiatan esensial untuk mendapatkan dan memberdayakan

3 guru di sekolah yang merupakan misi utama dari pengelolan guru meliputi (1) kualifikasi guru; (2) rekrutmen guru, mulai dari perencanaan guru, seleksi guru dan pengangkatan guru; (3) peningkatan kemampuan guru; (4) peningkatan motivasi kinerja guru; dan (5) pengawasan kinerja guru ( Bafadal, 2003: 11 ). Menurut pendapat diatas semua komponen dalam pendidikan salah satunya adalah guru sangat penting dalam menentukan dalam keberhasilan pencapaian tujuan nasional sebagaimana disebutkan di dalam alinea 4 UUD NKRI 1945. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional perlunya peran guru dalam pembelajaran di lembaga pendidikan. Sebagian terbesar dari proses perkembangan pendidikan berlangsung melalui kegiatan belajar. Menurut Daryanto (2010:1) Pandangan seseorang tentang belajar akan mempenganruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Belajar yang disadari atau tidak, sederhana atau kompleks, belajar mandiri atau dengan bantuan guru, belajar dari buku atau dengan bantuan elektronika, belajar di sekolah, dirumah dilingkungan kerja atau di masyarakat. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa aktif dalam belajar. Maka hal ini akan mendorong siswa semakin optimal untuk belajar serta meningkatkan kualitas siswa, begitu juga dengan guru harus benar-benar menunjukkan keseriusan saat mengajar sehingga dapat membangkitkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

4 Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia Nomor. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan: Pasal 19 berbunyi: 1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berparti-sipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan 3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksa-naan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Pasal 20, Perencanaan proses pembelajaran meliputi, silabu dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sunber belajar, dan penilaian hasil belajar. Berdasarkan Undang-Undang No 19 Tahun 2005 sudah selayaknya guru bisa mendidik dengan siswanya dengan metode pembelajaran yang ada, mulai dari mempersiapkan perangkat pembelajaran serta penguasaan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Dengan demikian agar tercapainya tujuan pendidikan nasional maka komponen dalam pendidikan yang salah satunya guru, harus siap menghadapi dan membuat strategi pembelajaran yang bisa meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Seperti upaya guru PKn dalam meningkatkan pembelajaran PKn di kelas X. Hal ini dapat diperoleh dari proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap peserta didik yang berbasis keteladanan, kedisiplinan, dalam meningkatkan pembelajaran pendidikan. Dimana pembelajaran merupakan sebagai kunci belajar

5 mengajar kovensional dimana guru dan peserta didik langsung berinteraksi. Dalam hal ini desain pembelajaran menentukan aspek strategi pembelajaran sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Interaksi yang bernilai edukatif ini, dikarenakan suatu kegiatan pembelajaran dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan. Menurut Durkheim (2005:178),bahwa: Pembelajaran adalah suatu proses dimana siswa akan dipengaruhi sedemikian rupa sehingga dapatbertumbuh selaras dengan posisi, kadar intelektualitas, dan kondisi moral yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya. Untuk dapat menjadi sosok pribadi yang berpengetahuan dan bermoral, karena tidak ada kekuatan lain yang membentuk dan mempengaruhi kecuali masyarakat. Dalam hal ini Durkheim menegaskan bahwa seharusnya Guru adalah faktor kunci di sekolah. Dengan defenisi diatas menyebutkan bahwasanya Guru faktor kunci di sekolah merupakan motivator disekolah yang dapat mempengaruhi siswa sehingga membutuhkann guru yang benar-benar berkualitas dan profesional dalam bidangnya masing-masing. Dengan kata lain, seorang guru dapat berperan aktif dalam pembentukan karakter, sikap maupun keilmuan peserta didik. Profesionalisme guru bukanlah masalah yang sederhana dalam dunia pendidikan atau hal sepele untuk mengucapkan mengenai syarat-syarat profesionalisme guru atau diartikan sebagai syarat formal belaka. Akan tetapi dalam pendidikan dan pembinaan guru ternyata melingkupi berbagai jenis program pembinaan. Pada saat ini terdapat perkembangan baru dalam sistem pengajaran dan pendidikan. Ada kecenderungan yang kuat bahwa untuk meningkatkan kualitas layanan dan kualifikasi profesionalisme guru, guru perlu

6 membina dan menata kembali kemampuannya sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk mengarahkan penataann program guru. Menurut Daryanto (2010: 204): Guru sebagai jabatan profesional memerlukan keahlian khusus karena sebagai suatu profesi, guru harus memiliki syarat profesional. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani yang artinya seorang guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular dan membahayakan(1). Persyaratan mental, yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi kependidikan, mencintai dan mengabdi serta memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya(2). Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila yang tinggi(3). Persyaratan intektual, yaitu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi yang bdiperoleh dari lembaga pendidikan tenaga kependidikan, yang memberi bekal guna menunaikan tugas dan kewajiban sebagai pendidik(4). Dengan demikian, guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Undang- Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 7 ayat 1 berbunyi: a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Pasal 8 berbunyi: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

7 untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 10 berbunyi: Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul penelitian yaitu Upaya Guru PKn dalam Meningkatkan Kualitas pembelajaran PKn Kelas X SMA Negeri 2 Pangururan Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan suatu langkah awal yang penting dalam memecahkan masalah yaitu dengan mengenali masalah itu secara teliti agar dapat ditemukan masalah yang sebenarnya. Menurut Supranto (2003:180) : Agar bisa mengidentifikasi masalah dengan baik perlu dilakukan studi eksplorasi, yaitu dengan segala mencari seluruh kemungkinan factor yang menjadi penyebab timbulnya persoalan/masalah. Dengan adanya identifikasi masalah dapat mempermudah penulisan dalam melakukan analisis secara mendalam dam dapat menghindari pemakaian istilah yang tidak tepat. Berdasarkan hal tersebut, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Upaya Guru PKn dalam meningkatkan kualitas Pembelajaran PKn 2. Pengaruh Profesional Guru PKn dalam Meningkatkan kualitas pembelajaran PKn 3. Peningkatan kualitas belajar siswa dalam pelajaran PKn di sekolah.

8 4. Metode pembelajaran PKn dalam proses belajar mengajar 5. Kurangnya minat belajar dan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran PKn. 6. Cara mengajar guru yang monoton. C. Pembatasan Masalah Dalam hal ini penulis membatasi permasalahan karena mengingat luasnya masalah dalam penelitian ini. Analisis masalah juga membatasi ruang lingkup masalah. Di samping itu masih perlu dinyatakan secara khusus batas-batas masalah agar penelitian lebih terarah. Seperti menurut Arikunto (2000:18) mengatakan bahwa: Pembatasan masalah merupakan sejumlah masalah dimana pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya melalui penelitian. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Upaya Guru PKn dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn. D. Perumusan Masalah Dalam buku pedoman penulisan Skripsi UNIMED (2006:11) Mengatakan: Perumusan masalah yang diteliti dalam penelitian merupakan perumusan formal yang operasional dari masalah yang diteliti, isi masalah harus konsisten dan sesuai dengan latarbelakang dan ruang lingkup masalah. Sesuai dengan identifikasi dan pembatasan masalah, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Upaya Guru PKn dalam meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn?

9 E. Tujuan Penelitian Menetapkan tujuan penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting sebab dalam bertindak atau untuk melakukan suatu kegiatan harus disertai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut. Sebagaimana dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (2003:19) mengatakan : Apabila problematika penelitian sudah berhasil diidentifikasi, dibatasi dan dirumuskan langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan penelitian apabila problematika penelitian menunjukkan pertanyaan mengenai apa yang tidak diketahui oleh peneliti untuk dicari jawabannya melalui kegiatan penelitiannya maka tujuan penelitiannya menyebutkan tentang apa yang ingin diperoleh. Oleh karena itu antara problematika dengan tujuan penelitian terdapat hubungan rumusan yang sangat erat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: Mengetahui apa saja upaya Guru PKn dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. F. Manfaat Penelitian Tidak ada penelitian yang tidak memiliki manfaat. Penelitian yang baik, harus dapat dimanfaatkan. Inilah sifat pragmatis dari penelitian (ilmu pengetahuan ilmiah). Maka seorang penulis harus memikirkan sejak awal manfaat dari penelitian yang akan dilakukannya. Maka dari itu adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara akademik, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalammencapai kualitas serta kuantitas khasanah ilmu pengetahuan khusus dalam bidang ilmu pendidikan. 2. Secara teori, diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang baik dan berkualitas.

10 3 Sebagai bahan masukan bagi setiap guru khususnya guru PKn dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru. 4 Pengembangan ilmu untuk penulis dan sebagai referensi.