BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten terluas di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan kesultanan. Umumnya jabatan ini diduduki oleh orang orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB 2 GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. Serdang Bedagai, semasa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

BAB I PENDAHULUAN. oleh Belanda.Wilayah LabuhanBatu sangat menarik bagi Belanda karna kawasan ini letaknya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA KONSTRUKSI PADA UPT PSDA KUALUH BARUMUN DINAS PSDA PROVINSI SUMATERA UTARA TA 2012

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. melawan arus sungai Wampu yang sangat deras. (Sulaiman Zuhdi 2013: 81). Dari. akhirnya menjadi Ibu Kota kabupaten Langkat.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM. NOMOR : 426/Kpts/KPU/TAHUN 2009 TENTANG

SEJARAH BERDIRINYA PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU SEBELUM ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1991 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF RANTAU PRAPAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pada masa kejayaan melayu di Sumatra Timur, Kesultanan Kotapinang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN DESA TANJUNG LEBAN KECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN HARI JADI PEKANBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah adalah penulisan tentang kejadian-kejadian pada masa lampau

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG HARI JADI KOTA OTONOM TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

SINOPSIS SEJARAH KABUPATEN KARIMUN

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEMEKARAN KELURAHAN DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Tidak terlepas dari struktur perekonomian Indonesia yang merupakan Negara

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang dinginkan masyarakat, sebagai salah satu stakeholders. Kepala dinas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TANAH BUMBU DAN KABUPATEN BALANGAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 2 TAHUN 2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BALIKPAPAN KOTA DALAM WILAYAH KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1964 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNAGI TENGAH NOMOR 30 TAHUN 2000

UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999)

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANJUNG PINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM NOMOR : 027/01-LU/ULP/P.II/2012

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TANAH BUMBU DAN KABUPATEN BALANGAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN NAMA NAMA JALAN DI WILAYAH KOTA SERANG

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA JALAN, SARANA UMUM DAN RUPABUMI

LAMPIRAN 1. Pedoman Wawancara. 1. Apakah Desa Sei Sentosa telah menerima Dana Desa (DD) yang berasal

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA KONSTRUKSI PADA UPT PSDA KUALUH BARUMUN DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA T.A.

Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 20, dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI PESISIR SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1991 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LAMPUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANJUNG PINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLINK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH SINGKIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2012 Seri : E

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten terluas di Propinsi Sumatera Utara, karena terjadi pemekaran daerah pada tanggal 24 Juni 2008, maka Labuhan Batu dibagi menjadi 3 kabupaten yaitu Labuhan Batu Utara dengan ibukota Aek Kanopan, Labuhan Batu Induk ibukotanya Rantau Prapat, dan yang terakhir Labuhan Batu Selatan dengan ibukota Kota Pinang.Labuhan Batu Induk mempunyai posisi yang strategis karena melintasi jalur lintas dan memiliki kesuburan tanah yang sangat menguntungkan bagi kabupaten Labuhan Batu Induk. Sekitar sebelah hulu kota Labuhan Batu(dipinggir aliran sungai Barumun) terdapatlah suatu pelabuhan yang terdiri dari Batu(Beton) karena tempat yang dimaksud sangat unik pada saat itu,maka tempat itu mudah sekali disebut orangorang dengan Labuhan Batu,dari nama tersebut di ambil atribut Kabupaten Labuhan Batu. Dahulunya wilayah ini merupakan Onder Afdeling Labuhan Batu sampai dengan saat ini berupa Kabupaten(berdasarkan Maklumat Gubernur Sumatera Timur:Mr.Tengku Muhammad Hasan pada tanggal 09 April 1946),sudah 6(enam) kali berganti ibukota atau pusat pemerintahan yaitu : Pertama ditahun 1862-1920 di Labuhan Batu,setelah itu berpindah lagi di Labuhan Bilik pada tahun 1920-1924 dan ditahun 1924-1928 pusat pemerintah berpindah ibukota di Marbau yang sekarang telah masuk ke kabupaten Labuhan

Batu Utara.Kempat kalinya pusat pemerintahan berpindah yang beribukota di Aek Kota Batu di tahun 1928-1932.Ditahun kelima juga berpindah ibukota yang sekarang merupakan ibukota dari Labuhan Batuatau yang biasa disebut Labuhan Batu Induk di tahun 1932-1948.Namun terjadi revolusi di Labuhan Batu, maka pusat pemerintah di pindahkan tidak jauh dari kota Rantau Prapat, yaitu Lobusona di tahun 1948-1949 hanya setahun pusat pemerintahan dan ibukota Labuhan Batu berada, dimana Lobusona sekarang ini masuk dalamkecamatan Rantau Selatan, dan terakhir setelah mengalami beberapa kali perpindahan ibukota akhirnya pusatpemerintahan dan ibukota Labuhan Batu dikembalikan lagi ke Rantau Prapat di tahun 1949 sampai sekarang. Menurut Undang-Undang No.22 tahun 1948 mengatur tentang pemerintahan di daerah, namun akibat revolusi fisik tahun 1945-1949 status pemerintahan didaerah berubah menjadi Pemerintahan Militer dengan sebutan Bupati Militer, Camat Militer, dan lain-lain.berdasarkan undang-undang No.1 Tahun 1957 tersebut, ditetapkan Kabupaten Labuhan Batu menjadi daerah Swantanra tingkat II dengan 12 Kecamatan dan 4 Kesultanan. 4 Kesultanan yaitu Sebelum kemerdekaan di wilayah Kabupaten Labuhanbatu terdapat 4 kesultanan, yaitu : 1. Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang 2. Kesultanan Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir 3. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama 4. Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhan bilik

Setelah kemerdekaan keempat kesultanan ini menjadi wilayah Kabupaten Labuhan Batu sesuai ketetapan komite nasional daerah keresidenan Sumatera Timur tanggal 19 Juni 1946. Sesuai dengan peraturan pemerintah No.62 tahun 1991 di tetapkan Menteri Dalam Negeri tanggal 27 April 1992 dengan walikota pertama Drs.Irfan Arya.Kotif Rantau Prapat terdiri dari 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan Rantau Selatan. Labuhan Bilik merupakan salah satu ibukota kecamatan dari Panai Tengahyang berada di Kabupaten Labuhan Batu,disanalah terdapat sebuah Pelabuahan yang dahulunya di usulkan menjadi pelabuhan laut. Usul tersebut sesuai dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong atau yang disingkat (DPRD-GR) Kabupaten Labuhan Batu,dimaksudkan dengan usul itu ialah supaya hasil-hasil hutan dan hasil kebun rakyat dapat di export langsung keluar negeri.disini juga ada sebuah kerajaan yang dinamakan kerajaan Panai yang berkuasa sejak tahun 1889 sampai dengan runtuhnya di tahun 1922,sehingga Labuhan Bilik ibukota dari Kecamatan Panai Tengah. Akses menuju tempat ini harus menggunakan sampan yang memakai bantuan mesin yang menurut orang setempat merupakan Spead Boat dari tangkahan Tanjung Sarang Elang yang berada di kecamatan Panai Hilir sampai ke tangkahan Labuhan Bilik, karena tempat ini harus melewati sungai yang biasanya disebut dengan Sungai Barumun. Sehingga sangat mudah bagi orang asing ( Belanda, Jepang bahkan Cina) sekali pun untuk datang dan tinggal ditempat ini sampai ada ditemukan kuburan orang Belanda yang meninggal di Labuhan

Bilik.Sehingga di Labuhan Bilik masih banyak terdapat peninggalan bersejarah yang masih bisa dilihat sampai sekarang. Berdasarkan Undang-undang Cagar Budaya No.11 tahun 2010 pasal 5 menyatakan bahwa: Benda,bangunan atau struktur dapat diusulkan sebagai Benda Cagar Budaya,Bangunan Cagar Budaya ataupun Struktur Cagar Budaya apabila berusia 50(lima puluh) tahun atau lebih,mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun, memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,dan atau kebudayaan,dan memiliki nilai budaya bagi penguat kepribadian bangsa.dengan adanya Undang-undang tersebut maka masyarakat perlu menjaga,melestarikan dan melindungi peninggalan-peninggalan bersejarah dalam rangka memajukan kebudayaan nasional dan bidang sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan. Dimana daerah ini memiliki banyak peninggalan bangunan bersejarah yang masih bisa dilihat walaupun sudah terjadi renovasi yang tidak sesuai lagi dengan aslinya. Banyak bangunan tersebut sudah berganti fungsi namun masih bisa digunakan untuk keperluan pemerintahan, seperti kantor Wedana (Bupati Militer) yang sekarang menjadi kantor Pemadam Kebakaran, tetapi ada juga bangunan yang dulunya sampai sekarang masih digunakan oleh instansi pemerintahan yang sama yaitu kantor Polisi. Mengingat begitu pentingnya menjaga,melindungi dan menyelamatkan Peninggalan bersejarah yang ada di Labuhan Bilik,maka peneliti tertarik untuk melalukan penelitian Inventarisasi Peninggalan-Peninggalan Bersejarah di Labuhan Bilik Kabupaten Labuhan Batu.

B.Identifikasi Masalah 1. Mengidentifikasi berbagai peninggalan bersejarah yang ada dilabuhan Bilik. 2. Mengidentifikasi objek-objek bangunan yang terdapat di Labuhan Bilik. 3. Kondisi peninggalan bangunan bersejarah yang di jadikan objek penelitian dilabuhan Bilik. 4. Untuk mengetahui manfaat dari peninggalan sejarah 5. Partisipasi masyarakat dan peranan pemerintah dalam pelestarian peninggalan bersejarah di Labuhan Bilik C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang di bahas tidak mengembang dan tepat kesasaran maka peneliti membatasi masalah tentang Inventarisasi Peninggalan- Peninggalan Bersejarah di Labuhan BilikKabupaten Labuhan Batu. D. Rumusan Masalah 1. Mengidentifikasi peninggalan bangunan bersejarah dilabuhan Bilik. 2. Bagaimana latar belakang berdiri peninggalan bangunan bersejarah di Labuhan Bilik? 3. Bagaimana fungsi terkini peninggalan bangunan bersejarah di Labuhan Bilik? 4. Bagaimana partisipasi masyarakat dan peranan pemerintah dalam upaya pelestarian peninggalan-peninggalan bersejarah di Labuhan Bilik?.

E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sejarah Labuhan Bilik. 2. Mengetahui latar belakang peninggalan bangunan bersejarah di Labuhan Bilik. 3. Untuk mengetahui kondisi peninggalan bangunan bersejarah di Labuhan Bilik 4. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dan peranan pemerintah dalam usaha pelestarian peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di Labuhan Bilik. F. Manfaat Penelitian 1. Untuk menambah dan memperluas wawasan pengetahuan peneliti dan pembaca mengenai peninggalan-peninggalan bersejarah di Labuhan Bilik. 2. Untuk membangun rasa kecintaan masyarakat terhadap peninggalan bangunan bersejarah khususnya di Labuhan Bilik. 3. Untuk membuka kepedulian pemerintah terhadap peninggalan bangunan bersejarah dilabuhan Bilik. 4. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan mahasiswa/i Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Medan. 5. Peneliti berharap kepada pemilik modal dan generasi muda untuk menjaga kelestarian peninggalan bangunan bersejarah. 6. Penelitian ini dapat di jadikan dokumentasi tentang peninggalanpeninggalan bersejarah dilabuhan Bilik. 7. Dapat menjadi pembelajaran bagi siswa-siswi dan masyarakat luas.