SKRIPSI. Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG (STUDI DI WARUNG MAKAN BEBEK GORENG H

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

I. PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan buku adalah jendela dunia. Buku adalah media yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia,

RAHASIA DAGANG. UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UURD)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Lex Privatum, Vol.I/No.4/Oktober/2013

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA. (Studi Pada Perjanjian Waralaba Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo) S K R I P S I

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Terhadap Perjanjian Pada Umumnya. hukum perdata adalah sama penyebutannya secara berturut-turut seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

seperti Hak Cipta (Copyright), Merek (Trade Mark)maupun Desain

PEMBIAYAAN DAN JAMINAN (Aspek Jaminan pada Perjanjian Pembiayaan Konsumen di PT. WOM Finance Tbk, Surakarta)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat melakukan segala macam kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, tangga, sekolah, rumah sakit, dan industri-industri.

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

mengalami wanprestasi rata-rata nasabah dalam kondisi ekonominya sedang masa leluasa atau tenggang waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. dan kepercayaan terhadap merek tersebut. untuk memperoleh/meraih pasar yang lebih besar. Berdasarkan hal tersebut,

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian yang dimuat secara sah mengikat para pihak sebagai Undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN WANPRESTASI. Perjanjian atau persetujuan merupakan terjemahan dari overeenkomst,

: FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub

TINJAUAN TENTANG PEMAKAIAN MEREK DAGANG DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERSAINGAN MELAWAN HUKUM DI PT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. memulai usaha dari nol, karena telah ada sistem yang terpadu dalam. berminat untuk melakukan usaha waralaba.

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

ANALISIS HUKUM TENTANG UNDANG-UNDANG RAHASIA DAGANG DAN KETENTUAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

PELAKSANAAN UNDANG -UNDANG MEREK PADA UKM (USAHA KECIL MENENGAH) KEC. CEPER KAB. KLATEN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN HUKUM DARI TINDAK PEMALSUAN MEREK

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

Transkripsi:

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG (STUDI DI WARUNG MAKAN BEBEK GORENG H. SLAMET DI KARTOSURO SUKOHARJO) SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dan Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C100070083 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 0

ABSTRACT Septian Dwi Saputra, 2012. Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Studi Kasus Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet di Kartosuro Sukoharjo). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Rahasia Dagang pada Warung Bebek Goreng H. Slamet. Data pada penelitian ini meliputi Data Primer dan Data Sekunder. Dimana Data Primer merupakan sejumlah keterangan atau fakta yang secara langsung dan hasil wawancara dengan pemilik warung bebek goreng H. Slamet yang asli. Hasil penelitian ini Penulis berkesimpulan bahwa pertimbangan yang diambil oleh H. Slamet sendiri dalam membuka cabang warung bebek gorengnya bertujuan pada perluasan dagang dan penambahan pemasukan. Mempertimbangkan pula sistem tentang pemberian ijin pembukaan cabang barunya yang dimana bukan kepada semua orang yang meminta untuk membuka cabang warung bebek gorengnya, akan tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang dapat ijin untuk mendirikan warung tersebut karena memang H. Slamet memberikan syarat-syarat tertentu. Namun dalam sistem Rahasia Dagang ini tidak bersifat Frincise ataupun pemberian lisensi dimana H. Slamet hanya memberikan label dimana penerima ijin hanya menerima ijin usaha pemakaian nama Bebek Goreng H. Slamet saja akan tetapi tidak memiliki hak untuk mengetahui apa resep dari bumbu bebek goreng tersebut. Penerima resep tersebut hanya bersifat sebagai pengelola saja, karena penerima ijin untuk membuka cabang bebek goreng H.slamet tersebut hanya diberikan hak memakai nama brand atau nama warung bebek goreng tersebut dengan bagamanakah cara untuk mengolah bebek goreng tersebut. Kata kunci: pelaksanaan undang-undang No. 30 tahun 2000, Bebek goreng H. Slamet Kartosuro Sukoharjo

1 Pendahuluan Meningkatnya suatu kepentingan dari pelaku usaha secara ototmatis akan menimbulkan persaingan, sehingga mengakibatkan ide, kreatifitas atau gagasan tersebut dirahasiakan. Merasa hal tersebut memang haruslah dijaga sebagai informasi yang menguntungkan dan dapat menimbulkan nilai ekonomis secara sendirinya. Demikian telah kita lihat bagaimana pentingnya suatu informasi atau data yang bersifat rahasia bagi dunia usaha. Suatu informasi rahasia adalah suatu informasi yang tidak terbuka untuk umum, dalam arti kata orang luar, dan bersifat tidak rahasia bagi mereka yang terlibat secara langsung dengan keberadaan dan pemanfaatan informasi itu sendiri, yang dalam banyak istilah dikategorikan sebagai orang dalam 1. Persaingan tidak sehat tertera dalam undang-undang No. 5 Tahun 1999 dapat kita ketahui bahwa yang dapat dikatakan persaingan tidak sehat yakni: 2 (1) Cara tidak jujur, (2) Melawan hukum, (3) Menghambat persaingan usaha. Informasi meruoakan suatu hal yang dapat dimasukkan atau dikategorikan dlam hak milik intelektual, hal ini dikarenakan informasi merupakan suatu bagian milik dari seseorang. 3 Informasi tidak akan muncul begitu saja akan tetapi informasi muncul dikarenakan adanya pemikiran dari seseorang, di mana secara tidak langsung hukum melindungi informasi tersebut. ayat (1), yaitu: Rahasia dagang menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 dalam pasal 1 Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum dibidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiannya oleh pemilik Rahasia Dagang. 1 Gunawan Widjaja, 2001, Seri Hukum Rahasia Dagang, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal.3 2 Ibid,hal 4. 3 Muhammad Djumhana, 1993, Hak Milik Intelekual, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal. 173.

2 Dari pengertian di atas, dapat menjelaskan arti rahasia dagang sebagai informasi: 4 (1) Dalam bidang teknologi atau bisnis, (2) Yang tidak diketahui oleh umum, (3) Mempunyai nilai ekonomi karena penggunanya dalam perdagangan, (4) Yang sifatnya kerahasiaan telah dipelihara dengan baik oleh pemilik informasi tersebut. Rahasia dagang muncul karena adanya suatu kebutuhan di mana informasi yang dimiliki pihak tertentu dianggap merupakan miliknya yang berharga, sehingga mendapatkan perlindungan hukum yang agak luas. 5 Rumusan Masalah Sementara itu, perumusan masalah digunakan untuk menegaskan masalahmasalah yang akan diteliti, sehingga akan lebih memudahkan dalam penelitian yang dilakukan dan akan sesuai sasaran yang diharapkan. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis merumuskan masalah yang pertama Bagaimana cara menjaga rahasia dagang di Warung Bebek Goreng H. Slamet, kedua Langkah-langkah apa yang harus ditempuh apabila akan memberikan lisensi kepada seseorang, ketiga Bagaimana cara penyelesaian bila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh penerima lisensi. Tujuan dan manfaat Penelitian Dimana dalam penulisan skripsi ini memiliki dua tujuan, pertama Tujuan Objektif yang dimana Untuk mengetahui bagaimana caranya Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet dapat menjaga suatu rahasia perdagangannya agar tetap terjamin 4 Tim Lindsey, ed, 2002, Hak Kekayaan Intelektual, Bandung: Alumni, hal. 249. 5 Muhammad djumhana, op.cit, hal,171.

3 kerahasiaannya, lalu untuk mengetahui bagaimana caranya mendapatkan lisensi dari Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet, serta Untuk mengetahui penyelesaian masalah yang diambil oleh Pak Haji Slamet sebagai pemilik Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet, apabila dalam kedepannya penerima lisensi melakukan suatu pelanggaran dalam rahasia dagang tersebut. Yang kedua adalah Tujuan Subjektif yang dimana tujuan subyektif berguna untuk menambah pengetahuan, wawasan penulis dalam kaitannya dengan hukum perdata, lalu untuk mempunyai wacana pemikiran yang sesuai dengan teori tanpa mengurangi kenyataan yang terjadi dalam penerapannya. Tujuan melakukan penelitian ini yaitu agar penulis memperoleh suatu manfaat bagi pembaca dan orang lain secara tidak langsung. Sedangkan manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis, yang dimana manfaat teoritis adalah Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan suatu jawaban terhadap suatu permasalahan yang sedang diteliti, serta memberikan sumbangsih pemikiran dan pengetahuan terhadap hukum perdata pada umumnya dan HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) pada khususnya. Selanjutnya Manfaat Praktis berguna memberikan data dan informasi yang berguna bagu penulis maupun orang lain mengenai tinjauan yuridis terhadap pelaksanaan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang di Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet, lalu hasil penelitian ini sebagai bahan pengetahuan dan wacana penulis dalam memahami HAKI (Hak Kekayaan Intelektual).

4 Kerangka Pemikiran Pada dasarnya rahasia dagang didahului dengan adanya suatu perjanjian yang dimana Perjanjian diatur dalam buku ketiga pasal 1313 KUH perdata, istilah dalam buku ketiga KUH perdata tersebut menggunakan persetujuan, bukannya perjanjian. Hal ini disebabkan karena kedua istilah tersebut mempunyai dasar yang sama yaitu sama-sama terbentuk atau terjadi atas dasar kesepakatan kehendak antar ke dua belah pihak. Jika diperhatikan rumusan yang diberikan dalam rahasia dagang akan dapat kita tarik suatu pengertian bahwa rahasia dagang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: 6 (a). Adanya pengertian mengenai informasi; (b). Informasi tersebut merupakan informasi yang tidak diketahui oleh umum; (c). Informasi tersebut berada dalam lapangan teknologi dan/atau bisnis. (d). Informasi tersebut harus memiliki nilai ekonomi; dan (e). Informasi tersebut harus dijaga kerahasiaanya oleh pemiliknya. Sedangkan dalam pelaksanaannya rahasia dagang H.slamet juga melakukan lisensi yang dimana rumusan mengenai pengertian lisensi tersebut dapat kita pilahpilah ke dalam beberapa unsur yang meliputi: 7 (a). Adanya izin yang diberikan oleh hak rahasia dagang. (b). Izin tersebut diberikan dalam bentuk perjanjian. (c). Izin tersebut merupakan pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi. (d). Izin tersebut diberikan untuk rahasia dagang yang diberi perlindungan. (e). Izin tersebut dikaitkan dengan waktu tertentu dan syarat tertentu. 6 Gunawan widjaja, Seri Hukum Bisnis Dagang. Rajawali Pers 2001, Hal 78 7 Ibid, Hal 88

5 Metode Penelitian Metode penelitian terdiri dari pertama metode pendekatan ini bersifat sosiologis yuridis, di mana pendekatan yang menerapkan ilmu sosial akan tetapi tidak melupakan suatu aturan hukum atau yuridis yang dipadukan dengan fakta-fakta sosial yang terkait dengan penelitian tersebut. Kedua jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif, di mana dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Apabila pengetahuan tentang suatu masalah sudah cukup, maka sebaiknya dilakukan penelitian menyeluruh yang dimaksudkan untuk menguji hipotesa-hipotesa tertentu. 8 Berkaitan dengan jenis penelitian digunakan di atas, maka peneliti akan memberikan gambaran dan akan memaparkan segala sesuatu yang nyata yang berhubungan dengan Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang (Studi Di Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet). Ketiga lokasi penelitian, penelitian ini dilakukan di Warung Makan bebek goreng H. Slamet di Kartosuro, Sukoharjo. Adapun pemilihan lokasi ini berdasarkan atas ketertarikan penulis mengenai banyaknya cabang-cabang warung makan tersebut yang berdiri dan bukan hanya dalam satu kota saja. Selain itu tertarik akan cara menjaga suatu resep makanan yang di mana dengan cabang sebanyak itu masih terjaga kerahasiaannya. 8 Soerjono Soekamto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Pres, Hal.10.

6 Hasil Penelitian Dan Pembahasan a. Cara menjaga rahasia dagang Rahasia dagang dalam penerapanya memiliki berbagai cara untuk melakukanya termasuk dalam cara menjaga kerahasiaanya. Seperti halnya dalam menjaga kerahasiaan warung bebek goreng H. Salamet pun memiliki cara tertentu dalam menjaganya. Seperti tertuang dalam undang-undang No. tahun 2000 pasal 3 yaitu: 9 (a).rahasia dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomis, dan dijaga kerahasiaanya melalui upaya sebagaimana mestinya. (b).informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat. (c). Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi. (d). Informasi dianggap dijaga kerahasiaanya apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya telah melakuakan langkah-langkah yang layak dan patut. Dengan cara tersebut warung bebek goreng H. Slamet menjaga kerahasiaa, maka berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah dijelaskan diatas maka dapat dikatakan bahwasanya warung bebek goreng H. Slamet telah memenuhi kriteria yang memenuhi dalam pasal 3 ayat (1) undangundang pasal 30 tahun 2000. Apabila diterapkan dalam mekanisme atau cara menjaga kerahasiaan dagang dalam warung bebek goreng H. Slamet tersebut yaitu dengan cara antara 9 Undang-undang Republik Indonesia No. 30 tahun 2000

7 lain: (1). Rasa tanggung jawab yang penuh oleh penerima ijin untuk membuka cabang tersebut dari pemberi cabang. (2). Cara untuk mengolah bebek goreng tersebut hanya boleh dimengerti atau diketahui oleh penerima ijin pembukaan cabang tersebut. (3). Pemberian sanksi yang tegas oleh pemilik ijin dari resep rahasia bebek goreng H. Slamet tersebut kepada penerima ijin pembuka cabang tersebut. (4). Mengontrol cabang-cabang yang telah diberi ijin dengan kurun waktu tertentu yang telah disepakati. Sedangkan dalam pasal 3 ayat (2) yang berbunyi: informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat. Maka seperti yang telah dikatakan pada hasil penelitian diatas bahwasanya informasi yang dianggap rahasia tersebut hanya diketaui oleh H. Slamet sendiri. Karena bahwasanya dalam pembukaan cabang baru H. Slamet tidak memberikan resep atau disebut sebagai racikan bumbu dari bebek goreng tersebut pada pengelola akan tetapi H. Slamet memberikan stok pada pengelola warung bebek goreng yang berada di luar daerah Solo. b. Langkah-langkah yang harus ditempuh apabila akan memberikan lisensi Menurut Blac s law dictionary lisensi secara umum dapat diartikan bahwasannya lisensi adalah suatu bentuk hak untuk melakukan suatu atau serangkaian tindakan atau perbuatan yang diberikan oleh mereka yang berwenang dalam bentuk izin. Ketentuan yang menjadi landasan hukum yaitu adalah sarat sahnya perjanjian yang dimana telah diatur dalam hukum positif di Indonesia adalah

8 mengacu pada pasal 1320 KUH perdata. Namun demikian hukum kontrak di Indonesia menganut sistem terbuka (open system) yang menjadi memberikan kebebasan bagi setiap orang membuat kontrak terutama menyangkut materinya. Sebagaimana dalam pasal 1233 KUH perdata, yang menyatakan bahwa setiap perikatan dilahirkan dari: perjanjian dan undang-undang, demikian pula halnya dengan perjanjian rahasia dagang ini yang lahir karena diperjanjikan mejadi hukum bagi rahasia dagang antara pemberi ijin dengan penerima ijin dalam suatu sistem bisnis dagang yang dijalankan. Selanjutnya kita baca dan kita simak dengan baik rumusan yang diberikan dalam pasal 1314 KUH perdata tampak bahea rumusan yang diberikan dalam pasal 1314 KUH perdata mengembangkan lebih jauh pengertian yang diberikan dalam dalam rumusan pasal 1313 KUH perdata. Pasal 1314 KUH perdata lebih jauh mneyatakan bahwa atas prestasi yang wajib dilakukan oleh debitur dalam perjanjian tersebut, debitur yang berkewajiban tersebut dapat meminta dilakukanya kontra prestasi dari lawan pihaknya tersebut, ini berarti pada dasarnya perjanjian dapat melahirkan perikatan yang bersifat sepihak (dimana hanya satu pihak yang wajib berprestasi) dan perikatan yang bertimbal balik (dengan kedua belah pihak saling berprestasi). Rumusan rahasia dagang dalam undang-undang No. 30 tahun 2000 mengenai pemberian lisensi yaitu: Pasal 6 Pemegang hak rahasia dagang berhak memberikan lisensi kepada pihak lain berdasarkan perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 kecuali jika diperjanjikan lain. Pasal 7 Dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, pemegang hak rahasia dagang tetap dapat melaksanakan sendiri atau

9 memberikan lisensi kepada pihak ketiga untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, kecuali jik diperjanjikan lain. pasal 8 1) Perjanjian lisensi wajib dicatat pada direktorat Jendral dengan dikenai biaya sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 2) Perjanjian lisensi rahasia dagang yang tidak dicatatkan pada direktorat Jendral tidak mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga. 3) Perjanjian lisensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diumumkan dalam berita resmi rahasia dagang. Apabila kita pahami bahwasanya dari pengertia lisensi secara lebih lanjut tertulis pemberian hak meskipun bukan pengalihan hak akan tetapi untuk menikmati manfaat ekonomi, dari pengertia tersebut bahwasanya pemilik resep rahasia dagang tersebut memberikan sebagian haknya kepada orang lain berdasarkan kesepakatan tertulis. Berbeda halnya dalam perjanjian rahasia dagang yang dilakukan oleh H. Slamet yang dimana dalam setiap pembukaan cabang baru H. Slamet tidak memberikan sebagian hak yang dimilikinya kepada orang lain, melainkan H. Slamet hanya sekedar memberikan kewenangan untuk mengelola saja, dimana posisi pengelola warung tersebut sama seperti pegawai yang bekerja untuk dirinya dengan ketentuan pembagian hasil sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak antara H. Slamet dengan penerima kepercayaan dari untuk mengelola warung cabang H. Slamet. c. Penyelesaian bila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh penerima lisensi Konsekuensi yuridis dari tindakan wanprestasi adalah timbulnya hak dari pihak yang dirugikan dalam kontrak tersebut untuk menuntut ganti kerugian kepada pihak yang menyebabkan kerugian. Hal ini merupakan bentuk perlindungan hukum khususnya dalam pelaksanaan perjanjian ini. Untuk

10 memberikan ganti rugi terhadap wanprestasi dari kontrak tersebut, dan oleh hukum pelaksanaan dari kontrak tersebut dianggap merupakan suatu tugas yang harus dilaksanakan. Wanprestasi yaitu suatu kelalalaian baik disengaja atau tidak disengaja oleh seorang debitur terhadap kreditur. Dalam perundang-undangan No. 30 tahun 2000 seperti berikut: Pasal 11 1) Pemegang hak rahasia dagang atau penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dalam pasal 4, berupa: a) Gugatan ganti rugi; dan/atau b) Penghentian semua perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 4. 2) Gugatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diajukan ke pengadilan Negeri. Pasal 12 Selain penyelesain gugatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11, para pihak dapat menyelesaikan perselisihan tersebut melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa. Sedangkan dalam ruang lingkup seseorang dapat dikatakan melakukan pelaggaran terhadap rahasia dagang yaitu terdapat dalam peraturan perundangundangan pasal 30 tahun 2000 yaitu: Pasal 13 Pelanggaran rahasia dagang juga terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengungkapkan rahasia dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga rahasia dagang yang bersangkutan. Apabila kita pahami dalam pasal tersebut diatas maka seseorang yang telah melakukan suatu pelanggaran terhadap suatu perjanjian dapat dikatakan sebagai wanprestasi. Secara hukum pemilik kekuasaan yaitu H. Slamet dapat menggunakan haknya baik dalam melakukan suatu perbuatan apabila seseorang melakukan pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati sejak pembuat kesepakatan.

11 Dalam hasil wawancara yang penulis lakukan dengan pemilik warung bebek goreng H. Slamet didapatkan bahwa sudah pernah ada seseorang yang melakukan suatu pelanggaran terhadap kontrak yang disepakati sejak awal. Akan tetapi perlu dimengerti dalam peraturan perundang-undangan tepatnya dalam pasal 11,12,13 undang-undang No. 30 Tahun 2000 mengatakan, bahwasannya yang dapat dikatakan pelanggaran maupun apabila terjadi pelanggaran, maka sanksi serta atau tindakan yang dapat dilakukan oleh pemegang rahasia dagang seperti yang telah dijelaskan dalam pasal tersebut. Selain dalam pasal tersebut terdapat pula peraturan yang mengatur tentang suatu perjanjian yaitu mengenai sarat sahnya perjanjian. Telah diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, dimana dalam pasal tersebut berisikan tentang sarat sahnya perjanjian.

12 PENUTUP Berdasarkan Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, terhadap Tinjauan yuridis terhadap pelaksanaan undang-undang No.30 tahun 2000 tentang rahasia dagang. Maka disampaikan hal-hal yang merupakan kesimpulan atas bab-bab sebelumnya sebagai bagian akhir dalam penulisan skripsi ini. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dari semua masalah yang timbul dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yang pertama Cara tersebut tidak bertentangan dengan Undang-undang pasal 4 Nomer 30 Tahun 2000 yang dimana memberikan Lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial. Bahwasannya dalam pengertian tersebut sejalan dengan apa yang dilakukan oleh H. Slamet yang dimana dalam pemberian ijin pembukaan cabang baru salah satunya adalah untuk kepentingan komersial. Dimana secara otomatis pemberian ijin untuk mendirikan cabang itu adalah mendapatan pendapatan yang lebih. Kedua Langkah-langkah yang harus ditempuh apabila akan memberikan lisensi. Perlu dimengerti penafsiran lisensi dalam pasal 6 undang-undang No. 30 Tahun 2000 menurut gunawan widjaja yaitu perjanjian yang menjadi dasar pengalihan rahasia dagang, lisensi hanya memberikan hak secara terbatas dan dengan waktu yang terbatas pula. Dengan demikian, lisensi hanya diberikan untuk pemakaian atau penggunaan rahasia dagang dalam jangka waktu tertentu. Ketiga Penyelesaian bila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh penerima lisensi. Dalam pengertian pelanggaran terhadap suatu perjanjian yaitu ketika seseorang atau salah satu pihak

13 dalam perjanjian melakukan sebuah prestasi atau melakukan pelanggaran terhadap suatu perjanjian yang telah disepakati antarake dua belah pihak. Dalam undangundang No. 30 Tahun 2000 bahwasannya dalam pasal 11, 12, 13 yaitu pengertian pelanggaran dalam lingkup rahasia dagang, apabila seseorang melakukan pelanggaran rahasia dagang dapat dikenakan sanksi ganti rugi, penghentian semua perbuatan. Selain itu juga dalam pasal tersebut. Karena apabila terjadi suatu pelanggaran terhadap perjanjian tersebut maka seseorang tersebut tidak dikenai sanksi pidana yang dimana proses pelaksanaannya melalui proses peradilan tau jikalau tidak melalui lembaga arbitrase yang telah diatur dalam undang-undang no 30 tahun 2000. SARAN Pertama Sebagai seorang yang telah mendirikan warung bebek goreng dengan jangka waktu yang telah cukup lama, janganlah memberikan sebuah perjanjian yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Karena jika melakukan suatu perjanjian yang hanya untuk menguntungkan salah satu pihak yang sudah tentu pihak pemilik ijin akan sama saja dengan mengambil sebuah keuntungan dengan tidak memperhatikan nasib atau kondisi seseorang. Kedua Sebagai pemerintah haruslah selalu tanggap dengan apa yang ada serta terjadi dalam negara ini. karena pada hakekatnya pemerintah memang haruslah mengayomi serta sebagai pengontrol segala aktivitas perekonomian yang telah terjadi. Apabila pemerintah sendiri tidak mengetahui perkembangan perekonomian terutama para pengusaha baik itu kecil maupun menengah apalagi para pelaku usaha tersebut yang dimana notabennya pengusaha hanyalah

14 pelaksana dari perekonomian yang hanya berfikiran profit atau keuntungan semata. Ketiga Para pengusaha kecil maupun menengah yang dimana label sebagai pengusaha barulahakan akan dirintis hendaklah memahami betul usaha apa yang akan dijalani. Karena apabila pengusaha kecil ataupun menengah tidak mengetahui sama sekali ataukah hanya sekedar mengetahui maka kemungkinan besar usaha yang akan dirintis mengalami kendala yang cukup besar. Selain itu para pengusaha haruslah tetap menggunakan jalur yang memang dilegalkan oleh pemerintah.

15 DAFTAR PUSTAKA Djumhana,Muhammad. 1993. Hak Milik Intelektual. Bandung: Citra Aditya Bakti. Soekamto,Soerjono. 2007. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. Tim Lindsey, ed. 2002. Hak Kekayaan Intelektual. Bandung: Alumni. Widjaja,Gunawan. 2001. Seri Hukum Rahasia Dagang. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Peraturan perundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Undang-undang No. 30 Tahun 2000