BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk membiayai pasien dengan gagal ginjal terminal. Sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang ini jarang memiliki registrasi nasional untuk penyakit ginjal. Dengan demikian insidensi dan prevalensi penyakit ginjal kronik (PGK) serta bebannya terhadap sistem pelayanan kesehatan dan luaran pada pasien dengan gagal ginjal terminal tidak diketahui. Insidensi tahunan gagal ginjal terminal dilaporkan bervariasi mulai dari 4 per sejuta di Bolivia sampai 254 per sejuta penduduk di Puerto Rico. Indonesia sendiri belum memiliki sistem registri yang lengkap di bidang penyakit ginjal, namun di Indonesia diperkirakan 100 per sejuta penduduk atau sekitar 20.000 kasus baru dalam setahun. Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Di Amerika Serikat (AS), ditemukan peningkatnya insiden dan prevalensi gagal ginjal kronik. Prevalensi dari penyakit ginjal kronik secara umum didefinisikan sebagai penyakit yang bertahan lama, kerusakan fungsi ginjal yang irreversible, dan memiliki angka kejadian lebih tinggi dibandingkan penyakit 1
ginjal stadium akhir atau terminal. Sekarang ditemukan > 300.000 pasien menderita penyakit ginjal kronik di negara Amerika Serikat. Di negara negara berkembang lainnya, insiden ini diperkirakan sekitar 40-60 kasus perjuta penduduk per tahunnya. Selain itu mahalnya tindakan hemodialisis masih merupakan masalah besar dan diluar jangkauan sistem kesehatan. Survei Perhimpunan Nefrologi Indonesia menunjukkan, 12,5 persen dari populasi mengalami penurunan fungsi ginjal. Secara kasar itu berarti lebih dari 25 juta penduduk. Di seluruh dunia tahun 2005 ada 1,1 juta orang menjalani dialisis kronik. Tahun 2010, diproyeksikan lebih dari 2 juta orang. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomerolus diikuti dengan reabsobsi jumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air dieksresikan keluar tubuh dengan urine melalui sistem pengumpul urine. (Price, Wilson. 2006). Penyakit ginjal kronis, merupakan permasalahan bidang nefrologi dengan angka kejadiannya masih cukup tinggi, etiologi luas dan komplek, sering tanpa keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun ke stadium terminal (gagal ginjal terminal). Pasien penyakit ginjal kronis di evaluasi selain untuk menetapkan diagnosa jenis penyakit ginjal, juga untuk mengetahui adanya penyakit penyerta, derajat penyakit dengan menilai fungsi 2
ginjal, komplikasi yang terkait dengan derajat fungsi ginjal. Umumnya penyakit ginjal kronis disebabkan penyakit ginjal instrinsik difus dan menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan berakhir dengan gagal ginjal kronik. Umumnya penyakit diluar ginjal, misal nefropati obstruktif dapat menyebabkan kelainan ginjal intrinsik dan berakhir dengan gagal ginjal kronik. Glomerulonefritis, hipertensi esensial dan pielonefritis merupakan penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik, kira-kira 60%. Penyakit ginjal kronik yang berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik dan nefropati obstruktif hanya 15-20%. Penyakit ginjal hipertensif (arteriolar nephrosclerosis) merupakan salah satu penyebab penyakit ginjal kronik. Insiden hipertensi esensial berat yang berakhir dengan gagal ginjal kronik <10 %. Dalam kasus saat ini gagal ginjal kronis tidak hanya dialami oleh orang tua saja tetapi juga bisa dialami oleh remaja maupun anak-anak, hal ini disebabkan oleh zat pemanis, pewarna dalam minuman yang berenergi (minuman energi drink). Kebiasaan minuman itu yang berkepanjangan maka menyebabkan kerja ginjalmenjadi berat dan akhirnya merusak ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal kronik. Banyaknya kejadian gagal ginjal kronik di masyarakat perlu mendapatkan perhatian serius mengingat banyak permasalahan yang terjadi pada klien dengan gagal ginjal kronik. Maka peran tenaga medis termasuk juga dengan perawat adalah merawat pasien gagal ginjal kronis dengan sepenuh hati dan berusaha untuk memotivasi klien untuk berusaha berobat 3
dan menerapkan pola hidup yang sehat dan teratur. Masalah yang kompleks bisa timbul pada gagal ginjal kronik jika tidak tertangani dengan baik dan tepat yaitu masalah berbagai sistem tubuh diantaranya adalah kelainan sistem kardiovaskuler, imun, pulmoner, muskuloskeletal, integumen, persyarafan dan masih banyak lagi yang lain. Selain timbul berbagai masalah pada sistem tubuh, juga dapat timbul berbagai komplikasi yang sering berakhir pada kematian. Mengingat banyaknya masalah yang bisa terjadi pada penyakit gagal ginjal kronik maka perhatian dan perawatan pada penderita gagal ginjal kronik tidak boleh diabaikan agar masalah tidak semakin berat dan terhindar dari komplikasi. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis di rumah sakit dr karyadi semarang di C3L1 ditemukan bahwa khasus gagal ginjal kronik pada bulan januari 2009 sampai bulan mei 2010 sebanyak 235 kasus. ( Register C3L1 Rs Karyadi Semarang ) Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada gagal ginjal kronik agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik. 4
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mengetahui asuhan keperawatan Tn. J dengan gagal ginjal kronik di RS Dr. Karyadi Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu menyebutkan definisi gagal ginjal kronik. b. Penulis mampu menyebutkan anatomi dan fisiologis ginjal. c. Penulis mampu menyebutkan etiologi gagal ginjal kronik. d. Penulis mampu menyebutkan pathofisiologi gagal ginjal kronik. e. Penulis mamapu menyebutkan manifestasi klinis f. Penulis mampu menyebutkan penatalaksanaan gagal ginjal kronik. g. Penulis mampu menyebutkan komplikasi gagal ginjal kronik. h. Penulis mampu menyebutkan pengkajian yang harus dilakukan untuk mengetahui keluhan pasien dan data jelas untuk menentukan masalah yang terjadi pada Tn. J dengan gagal ginjal kronik. i. Penulis mampu menyebutkan pathologis keperawatan gagal ginjal kronik. j. Penulis mampu menyebutkan jalan kasus intervensi dan rasional untuk mengetahui keperawatan yang muncul pada gagal ginjal kronik. k. Penulis mampu melakukan pengkajian untuk mengetahui keluhan pasien serta data jalan kasus, untuk menentukan masalah yang terjadi. 5
l. Penulis mampu menegakkaan diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.J dengan gagal ginjal kronik. m. Penulis mampu menyusun. Rencana tindakan keperawatan yang diberikan untuk mengatasi masalah yang terjadi. n. Penulis mampu mengimplementasi tindakan keperawatan yang telah disusun. Untuk mengatasi masalah pada Tn.J dengan gagal ginjal kronik. o. Penulis mampu mengevaluasi hasil akhir dari implementasi yang telah dilakukan pada Tn.J dengan gagal ginjal kronik. C. Metode Penulisan Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif naratif untuk memudahkan dalam mengetahui gambaran tentang gagal ginjal kronik. Dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Tn. J dengan gagal ginjal kronik di Ruang C3L1 RS Dr. Karyadi Semarang berupa studi kasus dengan proses keperawatan, sedangkan teknik pengumpulan data meliputi (Dempsey, Patricia Ann, 2002) : 1. Studi kepustakaan dari buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan masalah gagal ginjal kronik. 2. Studi dokumenter dengan menggunakan catatan medik atau cacatan keperawatan pada klien gagal ginjal kronik. 3. Wawancara langsung pada klien dan keluarga klien. 4. Observasi dan partisipasi aktif dengan merawat klien di rumah sakit. 6
D. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran secara jelas mengenai penyusunan karya tulis ini maka akan diuraikan secara singkat dalam bentuk per bab. Karya tulis ini disusun dalam 5 bab yaitu : Bab I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang, tujuan, metode dan teknik penulisan / pengumpulan data, sistematika penulisannya. Bab II Konsep Dasar, meliputi pengertian, stadium agal ginjal, anatomi dan fisiologi, etiologi dan predisposisi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian fokus, pathways keperawatan, fokus intervensi dan rasional. Bab III Tinjauan Kasus, meliputi pengkajian, analisa data, pathways keperawatan kasus, diagnosa keperawatan, nursing care plan (NCP), implementasi dan evaluasi. Bab IV Pembahasan Bab V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran. 7