POTENSI BIOGAS SAMPAH SISA MAKANAN DARI RUMAH MAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Presentasi Tugas Akhir. Hubungan antara Hydraulic Retention Time (HRT) dan Solid Retention Time (SRT) pada Reaktor Anaerob dari Limbah sayuran.

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM DAN MIKROORGANISME M-16 PADA PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH KOTA SECARA AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Chrisnanda Anggradiar NRP

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk

ANALISA KINETIKA PERTUMBUHAN BAKTERI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI MOLASES PADA CONTINUOUS REACTOR 3000 L

Disusun Oleh: Diyanti Rizki Rahayu Puspita Ardani Ir. Nuniek Hendriani, M.T. Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng

3. METODE PENELITIAN KERANGKA PEMIKIRAN

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN

PENGARUH WAKTU TINGGAL DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU PADA PROSES FERMENTASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP PRODUKSI BIOGAS TESIS

OLEH : WARSIDI SUDARMA ( ) PASCA SARJANA TEKNIK LINGKUNGAN ITS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahan dasar campuran antara enceng gondok dan kotoran sapi serta air sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

SNTMUT ISBN:

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di

PENGARUH RESIRKULASI LINDI TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA KUPANG KECAMATAN JABON SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

KOMBINASI FEEDING BIOSTARTER DAN AIR DALAM ANAEROBIK DIGESTER

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

PRODUKSI BIOGAS DARI ECENG GONDOK BIOGAS PRODUCTION FROM WATER HYACINTH

BATAM, 9 MEI 2014 SUPRAPTONO

SNTMUT ISBN:

PENGARUH HRT DAN BEBAN COD TERHADAP PEMBENTUKAN GAS METHAN PADA PROSES ANAEROBIC DIGESTION MENGGUNAKAN LIMBAH PADAT TEPUNG TAPIOKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kaya akan sumber daya alam dan terbatas ilmu. fosil mendapat perhatian lebih banyak dari kalangan ilmuan dan para

Uji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair ( Tilapia missambicus ) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus )

ANALISIS PERAN LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU PADA PRODUKSI BIOGAS BERBASIS KOTORAN SAPI

Potensi Pencemaran Lingkungan dari Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Kota Surabaya Bagian Barat dan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH RESIRKULASI LINDI TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA NGIPIK, GRESIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Disusun Oleh: Angga Wisnu H Endy Wisaksono P Dosen Pembimbing :

UJI BIOREAKTOR SEMIKONTINYU UNTUK PEMBUATAN BIOGAS PADA PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

STUDI PENGARUH SALINITAS TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA BENOWO

PEMBUATAN BIOGAS dari LIMBAH PETERNAKAN

PENGARUH RESIRKULASI LINDI BERSALINITAS TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH TPA BENOWO, SURABAYA

LAMPIRAN A DATA HASIL ANALISA

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di ITTARA PD. Semangat Jaya, Desa Sri Rejeki,

BAB I. PENDAHULUAN. Statistik (2015), penduduk Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,4 %

PENGARUH PENGATURAN SAMPAH DAN PENAMBAHAN LUMPUR DALAM PRODUKSI BIOGAS EFFECT OF ARRANGEMENT OF SOLID WASTE AND SLUDGE ADDITION IN BIOGAS PRODUCTION

DISUSUN OLEH TIKA INDRIANI ( ) DOSEN PEMBIMBING WELLY HERUMURTI, ST, MSc.

PEMBENIHAN DAN AKLIMATISASI PADA SISTEM ANAEROBIK

BAB I. PENDAHULUAN. bioetanol berbasis tebu, baik yang berbahan baku dari ampas tebu (baggase), nira

STUDI KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN SEBAGAI PRODUKSI ENERGI DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA

PENGARUH WAKTU FERMENTASI CAMPURAN LIMBAH PADAT DAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA TERHADAP GAS BIO YANG DIHASILKAN SKRIPSI

PROSIDING SNTK TOPI 2013 ISSN Pekanbaru, 27 November 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

PENGARUH PERLAKUAN BAHAN BAKU, JENIS MIKROBA, JUMLAH MIKROBA RELATIF, RASIO AIR TERHADAP BAHAN BAKU, DAN WAKTU FERMENTASI PADA FERMENTASI BIOGAS

III. METODE PENELITIAN

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI BIOETANOL MELALUI PROSES ANAEROB (FERMENTASI)

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI AKTIVATOR DALAM PROSES PENGOMPOSAN SEKAM PADI (Oryza sativa)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

THE EFFECT OF SULPHATE-REDUCTION BACTERIA (SRB) FOR SULPHATE REDUCTION IN THE BIOGAS PRODUCTION FROM BLOTONG

PENGARUH SIRKULASI TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI KOTORAN SAPI DENGAN BIOREAKTOR LITER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA DIGESTER AEROBIK DAN PENGERING LUMPUR DALAM MENGOLAH LUMPUR TINJA PERFORMANCE OF AEROBIC DIGESTER AND SLUDGE DRYER FOR SEPTAGE TREATMENT

Macam macam mikroba pada biogas

Degradasi Substrat Volatile Solid pada Produksi Biogas dari Limbah Pembuatan Tahu dan Kotoran Sapi

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahu, parameter yang berperan dalam komposting yang meliputi rasio C/N. ph. dan suhu selama komposting berlangsung.

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

PENGARUH PERBANDINGAN PERSENTASE VOLUME STARTER DALAM PEMANFAATAN POME MENJADI BIOGAS PADA DIGESTER LIMAS TERPACUNG SECARA BATCH

Pengolahan Limbah Cair Tahu secara Anaerob menggunakan Sistem Batch

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

Perancangan Sistem Pengukuran ph dan Temperatur Pada Bioreaktor Anaerob Tipe Semi-Batch

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS RENEWABLE ENERGY

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon kelapa sawit terdiri dari dua spesies besar yaitu Elaeis guineensis

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) F-396

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia (5,78 % pada 2013) dan

Transkripsi:

POTENSI BIOGAS SAMPAH SISA MAKANAN DARI RUMAH MAKAN Oleh : Ikhsan Gunawan 339 21 1 Pembimbing : Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MAppSc Co-Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Soeprijanto, MSc

Latar Belakang Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi. Fenomena yang terjadi saat ini adalah semakin banyaknya rumah makan (restaurant) bermunculan sebagai akibat perubahan gaya hidup masyarakat. Badan Pusat Statistik Kota Surabaya mencatat pada 29 terdapat 997 rumah makan di surabaya Rumah makan dengan jumlah kunjungan rata-rata 1 orang/ memiliki timbulan sampah 4 kg setiap nya. Jumlah sampah yang cukup banyak ini memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan baku energi alternatif yang terbarukan, yaitu sebagai bahan baku biogas

Perumusan Masalah & Lingkup Penelitian Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimanakah potensi biogas dari sampah sisa makanan? Bagaimanakah kondisi optimum proses pembentukan biogas berdasarkan : a. Nilai COD b. Nilai N c. Penambahan starter Lingkup penelitian ini adalah : Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan ITS Penelitian menggunakan reaktor dengan sistem batch Bahan baku adalah sampah sisa makanan Starter yang digunakan adalah EM4.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : Menganalisis potensi biogas yang bersumber dari sampah sisa makanan Menentukan kondisi optimum proses pembentukan biogas berdasarkan variasi : a. Nilai COD b. Nilai N c. Penambahan starter

Tinjauan Pustaka Pada prinsipnya, teknologi anaerobic digester adalah teknologi yang memanfaatkan proses fermentasi (pembusukan) dari sampah organik secara anaerobik (tanpa udara) dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry ), dan pipa penyaluran biogas (Karim dkk, 25).

Tinjauan Pustaka Proses pengolahan limbah secara anaerobik merupakan metode yang efektif untuk pengolahan berbagai limbah dengan bahan organik yang tinggi (Digman dan Kim, 28). Pada umumnya, produksi biogas yang optimum akan terjadi pada HRT 2-3 (Garcelon dkk, 21). Faktor - faktor yang mempengaruhi produksi biogas antara lain: (1) komposisi bahan baku, (2) organic loading, (3) waktu dan suhu yang diperlukan supaya penguraian berlangsung optimal (Polprasert, 1996).

Alur Pikir Penelitian Ide penelitian Perumusan masalah Persiapan alat dan bahan Karakterisasi sampah rumah makan : COD, N, ph, TSS, VSS Mempersiapkan reaktor batch dan melakukan percobaan dengan variabel penelitian sebagai berikut : 1.Nilai COD 5, 1., 15., 2., 25., 3. mg/l 2.Nilai N 2, 3, 4, 5, 6 mg/l 3.Slurry dengan penambahan biostarter dan tanpa penambahan biostarter. Pengukuran hasil reaktor biogas : 1.Pengukuran volume biogas dilakukan setiap 2.Pengukuran nilai COD dilakukan setiap dua. 3.Pengukuran nilai N, ph, TSS, VSS, dilakukan pada awal dan akhir percobaan Ai

Alur Pikir Penelitian Ai Percobaan dengan sistem plug-flow : 1. Penentuan kriteria desain reaktor 2. Pembuatan reaktor dengan sistem plug-flow untuk skala laboratorium 3. Uji coba reaktor 4. Pengukuran volume biogas dilakukan setiap 5. Pengukuran N, ph, TSS, VSS dilakukan pada awal dan akhir percobaan. Analisis data dan pembahasan Kesimpulan

Gambar Reaktor Biogas Gambar reaktor sistem batch Gambar reaktor sistem plug-flow

Penelitian Batch Tahap 1 Pada tahap ini ditentukan nilai COD 5., 1., 15., 2., 25., dan 3. mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai COD mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. 12 volume biogas (ml) 1 8 6 4 2-2 1 2 3 4 5 6 7 8 COD 5 COD 1 COD 15 COD 2 COD 25 COD 3

Penelitian Batch Tahap 1 Pada tahap ini ditentukan nilai COD 5., 1., 15., 2., 25., dan 3. mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai COD mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. 3 laju pembentukan biogas (ml) 25 2 15 1 5 1 2 3 4 5 6 7 8 COD 5 Laju Pembentukan Biogas Pada COD 5. mg/l

Penelitian Batch Tahap 1 Pada tahap ini ditentukan nilai COD 5., 1., 15., 2., 25., dan 3. mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai COD mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. 8 laju pembentukan biogas (ml) 7 6 5 4 3 2 1-1 1 2 3 4 5 6 7 8 COD 1 Laju Pembentukan Biogas Pada COD 1. mg/l

Penelitian Batch Tahap 1 Pada tahap ini ditentukan nilai COD 5., 1., 15., 2., 25., dan 3. mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai COD mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. 35 laju pembentukan biogas (ml) 3 25 2 15 1 5-5 1 2 3 4 5 6 7 8 COD 15 Laju Pembentukan Biogas Pada COD 15. mg/l

Penelitian Batch Tahap 1 Pada tahap ini ditentukan nilai COD 5., 1., 15., 2., 25., dan 3. mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai COD mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. 4 laju pembentukan biogas (ml) 35 3 25 2 15 1 5-5 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 COD 2 Laju Pembentukan Biogas Pada COD 2. mg/l

Penelitian Batch Tahap 1 Pada tahap ini ditentukan nilai COD 5., 1., 15., 2., 25., dan 3. mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai COD mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. 7 laju pembentukan biogas (ml) 6 5 4 3 2 1-1 1 2 3 4 5 6 7 8 COD 25 Laju Pembentukan Biogas Pada COD 25. mg/l

Penelitian Batch Tahap 1 Pada tahap ini ditentukan nilai COD 5., 1., 15., 2., 25., dan 3. mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai COD mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. 7 laju pembantukan biogas (ml) 6 5 4 3 2 1-1 1 2 3 4 5 6 7 8 COD 3 Laju Pembentukan Biogas Pada COD 3. mg/l

Penelitian Batch Tahap 2 Pada tahap ini ditentukan nilai N 2, 3, 4, 5, dan 6 mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai N mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. 25 volume biogas 2 15 1 5 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8

Penelitian Batch Tahap 2 Pada tahap ini ditentukan nilai N 2, 3, 4, 5, dan 6 mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai N mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. laju pembentukan biogas (ml) 5 4 3 2 1-1 -2 1 2 3 4 5 6 7 8 N 2 Laju Pembentukan Biogas Pada N 2 mg/l

Penelitian Batch Tahap 2 Pada tahap ini ditentukan nilai N 2, 3, 4, 5, dan 6 mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai N mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. 5 laju pembentukan biogas (m) 4 3 2 1-1 1 2 3 4 5 6 7 8 N 3 Laju Pembentukan Biogas Pada N 3 mg/l

Penelitian Batch Tahap 2 Pada tahap ini ditentukan nilai N 2, 3, 4, 5, dan 6 mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai N mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. laju pembentukan biogas (ml) 6 5 4 3 2 1-1 -2 1 2 3 4 5 6 7 8 N 4 Laju Pembentukan Biogas Pada N 4 mg/l

Penelitian Batch Tahap 2 Pada tahap ini ditentukan nilai N 2, 3, 4, 5, dan 6 mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai N mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. laju pembentukan biogas (ml) 5 4 3 2 1-1 -2 1 2 3 4 5 6 7 8 N 5 Laju Pembentukan Biogas Pada N 5 mg/l

Penelitian Batch Tahap 2 Pada tahap ini ditentukan nilai N 2, 3, 4, 5, dan 6 mg/l kemudian dilakukan percobaan secara batch untuk mengetahui nilai N mana yang dapat menghasilkan biogas paling optimum. laju pembentukan biogas (ml) 5 4 3 2 1-1 1 2 3 4 5 6 7 8 N 6 Laju Pembentukan Biogas Pada N 6 mg/l

Penelitian Batch Tahap 3 Pada tahap ini diteliti perbandingan volume biogas yang dihasilkan dari slurry tanpa dan dengan penambahan biostarter EM4. Volume Total Biogas volume biogas 14 12 1 8 6 4 2 1 2 3 4 5 6 7 8 Dengan EM4 Tanpa EM4

Penelitian Batch Tahap 3 Pada tahap ini diteliti perbandingan volume biogas yang dihasilkan dari slurry tanpa dan dengan penambahan biostarter EM4. laju pembentukan biogas 8 laju pembentukan biogas 6 4 2-2 1 2 3 4 5 6 7 8 laju pembentukan biogas Grafik laju pembentukan biogas yang dihasilkan dari slurry dengan penambahan biostarter EM4

Penelitian Batch Tahap 3 Pada tahap ini diteliti perbandingan volume biogas yang dihasilkan dari slurry tanpa dan dengan penambahan biostarter EM4. laju pembentukan biogas 7 laju pembentukan biogas 6 5 4 3 2 1-1 1 2 3 4 5 6 7 8 laju pembentukan biogas Grafik laju pembentukan biogas yang dihasilkan dari slurry tanpa penambahan biostarter EM4

Perhitungan Potensi Biogas Menurut Tchobanoglous, Theisen, dan Vigil (1993) potensi biogas dapat dihitung dengan persamaan : Kemudian nilai a, b, c, d dihitung dengan cara sebagai berikut : 1. Menyusun tabel yang berisi persentase distribusi komponen penyusun bahan baku biogas. 2. Menghitung komposisi mol dan mol ratio dari penyusun bahan baku biogas 3. Menghitung potensi biogas

Perhitungan Potensi Biogas 1. Tabel persentase distribusi komponen penyusun bahan baku biogas. Komponen Berat Kering (lb) C = 48% H = 6,4% O = 37,6 % N = 2,6 % Sampah Makanan 1,215,583,78,457,32 2. Tabel komposisi mol dan mol ratio dari penyusun bahan baku biogas Komposisi Berat Atom mol mol ratio C 12,1,121 2 H 1,1,193 32 O 16,71 12 N 14,1,6 1 Sehingga rumus kimia bahan baku biogas adalah C2H32O12N

Perhitungan Potensi Biogas 3. Menghitung potensi biogas dari hasil reaksi berkut : C2H32O12N + 7 H2 1,75 CH4 + 9,25 CO2 + NH3 Menurut Chang (23), berat kering sampah makanan adalah 8% dari berat sampah basah. Menurut Eder dan Schulz (26), hal penting yang harus diketahui dalam proses anaerobik adalah bahwa hanya material organik kering saja yang berkontribusi untuk membentuk biogas. Perhitungan CH4 dengan berat kering slurry 137,784 g 1,75 16 137,784 g =,59 L = 59 ml/g 478,7173 g/l

Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Potensi volume biogas dari sampah sisa makanan adalah 59 ml/g berat kering. Volume rata-rata biogas hasil percobaan adalah 8,746 ml/g berat kering. 2. Kondisi optimum pembentukan biogas dari sampah sisa makanan diperoleh pada slurry dengan karakteristik : nilai awal COD 1. mg/l, nilai awal N total 3 mg/l, dan penambahan biostarter EM4 sebesar 1% dari volume total slurry. Saran Pada penelitian berikutnya, perlu dilakukan hal hal berikut : 1.Melakukan pemantauan ph setiap dan memastikan ph stabil pada kondisi netral, sehingga pembentukan biogas tetap berjalan baik. 2.Mengukur dan memvariasikan nilai P selain nilai N.

Terima Kasih