BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengembangan ekstrakurikuler merupakan bagian dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seseorang yang memiliki cita-cita untuk memajukan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dientaskan diantaranya adalah karena rendahnya kemampuan. adalah dengan didirikannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PANDUAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PMR

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. menyadarkan manusia akan potensi-potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Hamdani menyatakan bahwa active learnig adalah strategi belajar

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mengarahkan perkembangan manusia menuju kearah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Al-Kausar, Mencari Pasangan. Utiatullaili Dinas Pendidikan Kota Pagar Alam Sumsel

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Pendidikan ( KTSP ) tahun 2006 dinyatakan sebagai upaya membina

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran wajib di sekolah

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

I. PENDAHULUAN. siswa diharuskan aktif dalam kegiatan pembelajaran. dengan pandangan Sudjatmiko (2003: 4) yang menyatakan bahwa kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA NEGERI I TERAS BOYOLALI TAHUN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Nasional merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 2/1989.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk mengadakan perubahan secara mendasar, karena diyakini bisa

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah. Berbeda dari intrakurikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif sekolah. 1 Peraturan Menteri Agama Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pengelola Pendidikan Agama pada Sekolah disebutkan bahwa; kegiatan ekstrakurikuler adalah upaya pemantapan dan pengayaan nilai-nilai dan norma serta pengembangan kepribadian, bakat dan minat peserta didik pendidikan agama yang dilaksanakan di luar jam intrakurikuler dalam bentuk tatap muka atau non tatap muka. 2 Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pedidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu mengembangkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau ketenaga pendidikan yang berkemampuan dan berwenang disekolah. 3 Sekolah sebagai institusi pendidikan sesungguhnya tidak hanya berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam hal-hal yang bersifat akademis, tetapi juga berkewajiban 1 Novan Ardi Wiyani. Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa (Yogjakarta: Teras, 2012).163-164. 2 Peraturan Menteri Agama Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pengelola Pendidikan Agama pada Sekolah. 3 Zainal Aqib. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter (Bandung: Yrama Widya, 2011), 68 1

2 mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam hal-hal yang bersifat non-akademis. Pada tataran non akademis ini, sekolah harus memberikan tempat bagi tumbuh kembangnya beragam bakat dan kreakivitas sehingga mampu membuat siswa menjadi manusia yang memiliki kebebasan berkreasi namun sekaligus memiliki akhlak baik. 4 Kegiatan ekstrakurikuler selama ini dipandang sebelah mata, hanya sebagai pelengkap kegiatan intrakurikuler. Padahal, jika kegiatan ekstrakurikuler ini di desain secara professional maka akan menjadi wahana efektif dalam melahirkan bakat terbesar dalam diri anak, dan tempat aktualisasi terhebat yang akan selalu ditunggu anaka setiap saat. Oleh sebab itu, ekstrakurikuler jangan hanya didesain biasa-biasa saja, tidak menarik, monoton, menjadi beban bagi anak, tidak ada nilai rekreasidan refreshingnya, serta memusingkan kepala dan memberatkan beban anak. Ini yang harus dihindari dan menjadi tantangan bagi kepala sekolah dalam memberdayakan ekstrakurikuler ini secara maksimal, efektif dan produktif bagi perkembangan karakter anak. 5 Adapun kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya berkaitan dengan kegiatan umum tetapi juga yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan pun perlu diadakan. Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di dunia sekolah ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam bidang tertentu. Sedangkan tujuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan 4 Rohinah M. Noor, The Hidden Curriculum Membangun Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler, (Yogjakarta : Insan Madani, 2012), 73. 5 Jamal Ma mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah, (Yogjakarta : DIVA Press, 2011), 63-64.

3 adalah untuk membantu dan meningkatkan bakat juga potensi siswa dalam bidang keagamaan, sehingga dapat meningkatkan pengalaman ajaran islam serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam surah ali Imran (3) ayat 139: Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. 6 Di SMP Negeri 1 Jember kebanyakan dari siswa belum bisat membaca al-quran selain itu siswa juga kurang berminat terhadap mata pelajaran PAI. Sehingga perlu dikembangkan untuk menarik minat siswa sekolah berinisiatif untuk mengadakan ekstrakuriukuler keagamaan (Islamic spasa). Sehubungan dengan hal tersebut diatas SMP Negeri 1 Jember adalah salah satu sekolah yang mempunyai perhatian terhadap masalah pengembangan diri (bakat) hal ini dibuktikan dalam melakukan upayaupaya untuk mengembangkan program pengembangan bakat. Salah satu upayanya adalah dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari ekstrakurikuler umum dan keagamaan. SMP Negeri 1 Jember adalah sekolah yang menerapkan program pengembangan Pendidikan Agama 6 Departemen Agama RI. Al-Quran Terjemah (Jakarta: Al Huda, 2002), 68.

4 Islam di luar jam pelajaran sekolah, salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Tilawah Al-Quran serta Ibadah perorangan dan Ibadah jamaah merupakan ekstrakurikuler keagamaan diluar jam sekolah yang penting untuk diikuti dalam upaya menumbuhkan kecintaan terhadap agama dan mengembangkan dan membentengi kita dari hidup budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya kita. Berangkat dari latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Program Ekstrakurikuler Keagamaan di SMP Negeri 1 Jember Tahun 2016/2017. B. Fokus Penelitian Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Fokus penelitian ini disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat Tanya, berdasarkan pertanyaan diatas dapat disimpukan bahwa focus penelitian ini adalah sebagai berikut. 7 1. Bagaimana penerapan tilawah al-quran di SMP Negeri 1 Jember Tahun 2016/2017? 2. Bagaimana penerapan pelatihan ibadah perorangan dan jamaah di SMP Negeri 1 Jember Tahun 2016/2017? 7 Tim Revisi Buku Pedoman Karya Ilmiah IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jember : IAIN Press, 2015), 44.

5 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. 8 Berdasarkan focus penelitian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk. 1. Untuk mendeskripsikan penerapan tilawah al-quran di SMP Negeri 1 Jember Tahun 2016/2017. 2. Untuk mendeskripsikan penerapan pelatihan ibadah perorangan dan jamaah di SMP Negeri 1 Jember Tahun 2016/2017. D. Manfaat Penelitian Setiap penelitan diharapkan memiliki manfaat. Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teritis, yaitu untuk mengemban ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memcahkan masalah. 9 Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian, kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis. Seperti kegunaan bagi penulis/peneliti, instansi dan masyarakat secara secara keseluruhan. Kegunaanpenelitian harus realistis. Dari penjabaran tersebut maka tersusunlah manfaat penelitian sebagai berikut. 10 8 Tim Revisi, Pedoman, 45. 9 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 290 10 Tim Revisi, Pedoman, 45.

6 1. Manfaat Teoritis Dari hasil pembahasan skripsi ini diharapkan dapat digunakan sebagai konstribusi atau sumbangan bagi pengembangan kazanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang program ektrakurikuler keagamaan di SMP Negeri 1 Jember tahun pelajaran 2016/2017. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, untuk menambah keaktifan mahasiswa dalam melatih cara berfikir secara ilmiah dan memberikan pengalaman yang berguna untuk masa yang akan dating dalam hal kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah. b. Bagi SMP Negeri 1 Jember, sebagai acuan, literatur, dan sumber informasi dalam hal ekstrakurikuler keagamaan kepada siswa serta sebagai sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan pembelajaran kususnya dalam program ekstrakurikuler keagamaan. c. Bagi lembaga IAIN Jember, penelitian ini diharapkan sebagai tambahan literature atau referensi bagi lembaga IAIN Jember dan mahasiswa yang ingin mengembangkan kajian tentang program ekstrakurikuler keagamaan. d. Bagi masyarakat, sebagai informasi tentang pentingnya kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan sekolah merupakan tambahan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan siswa. Sehingga

7 dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini masyarakat dapat lebih membantu meningkatkan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial dengan lebih baik lagi. E. Definisi istilah Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana demaksud oleh peneliti. Dari judul Penerapan Program Ekstrakurikuler Keagamaan Di SMP Negeri 1 Jember Tahun 2016/2017 maka hal-hal yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut : 1. Program Ekstrakurikuler keagamaan Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan. 11 Menurut Suryosubroto program adalah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 12 Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan 11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 897. 12 Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 271.

8 yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan. 13 Menurut Zainal Aqib visi kegiatan ekstrakurikuleradalah berkembangnya potensi, bakat, dan minat secara optimal serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sedangkan misi dari ekstrakurikuler adalah 1). Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka. 2). Menyerenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan kelompok. 14 Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi yaitu pengembangan, social, rekreatif dan persiapan karir. Ada pula prinsip dalam ekstrakurikuler yaitu prinsip individual, prinsip pilihan, prinsip keterlibatan aktif, prinsip menyenangkan, prinsip etos kerja dan prinsip kemanfaatan social. 15 13 Departemen agama RI. Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam (Jakarta: 2005), 9. 14 Zainal Aqib. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, 68. 15 Zainal Aqib. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, 68-69.

9 Tujuan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu sebagai berikut: a. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan kreatifitas. b. Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negative dan bertentangan dengan tujuan pendidikan. c. Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat. d. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, dan menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani. 16 Penerapan ekstrakurikuler keagaaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rancangan kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran untuk menumbuhkan bakat atau kemampuan siswa dalam hal keagamaan. 16 Zainal Aqib. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, 69.

10 F. Sistematika Pembahasan Dalam penelitian kualitatif sistematika pembahasan merupakan gambaran yang berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan sampai pada bab penutup. Skripsi ini membahas pokok bahasan yang terdiri dari lima bab sebagaimana tersususun sebagai berikut: Bab satu merupakan pendahuluan. Bab ini berusaha memberikan gambaran secara singkat mengenai keseluruhan pembahasan sekaligus memberikan rambu-rambu untuk masuk pada bab-bab berikutnya. Bab ini dimulai dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, sistematika pembahasan. Bab dua merupakan kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori. Pada penelitian terdahulu berisi berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, hal ini dimaksudkan sebagai pembeda antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang hendak dilakukan. Sedangkan kajian teori berisi pembahasan tentang teori yang dijadikan perspektif dalam penelitian. Bab tiga menjelaskan metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap

11 penelitian. Pada bab inilah yang akan dijadikan acuan prosedur dalam melakukan penelitian ini. Bab empat menjelaskan tentang penyajian data dan analisis yang meliputi: gambaran objek penelitian, penyajian dan analisis data serta pembahasan temuan. Bagian ini adalah pemaparan data yang diperoleh dilapangan dan juga untuk menarik kesimpulan dalam rangka menjawab masalah yang telah dirumuskan. Bab lima menjelaskan penutup atau kesimpulan dan saran. Seluruh kesimpulan yang valid akan ditentukan pada bab ini disertai saran-saran yang membangun kearah yang lebih baik.