HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN NUTRISI IBU HAMIL DENGAN RESIKO TERJADINYA KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL TM I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUREN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh: EMAH KUDYANI J

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

30 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

Kata Kunci : Dukungan Suami, Motivasi Ibu, Minat, Kunjungan Kelas Ibu Hamil

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS WEDI KLATEN

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama mengenai gizi yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang di gunakan adalah dengan mengunakan metode

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR PEMERIKSAAN FISIK DI LABORATORIUM PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA MALANG

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL BERDASARKAN PENGUKURAN LILA DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RSUD PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yaitu menjelaskan antara

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI BPS BEKTI SAYEKTI S.SiT TARUBASAN KARANGANOM KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN NUTRISI IBU HAMIL DENGAN RESIKO TERJADINYA KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL TM I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUREN Vivin Yuni Astutik, Ika Winarningrum Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang vivinyuniastutik@gmail.com, winarningrum_ika@yahoo.com ABSTRAK Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan di mana ibu hamil mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan di mana seseorang mempunyai kecenderungan menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA (Lingkar Lengan Atas) <23,5 cm (Chinue, 2009). Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui Hubungan Tinggi Badan dan Nutrisi dengan Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Turen Kabupaten Malang. Penelitian ini didesain sebagai penelitian kuantitatif dengan metode analititk. Pendekatan penelitian ini menggunakan cross sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu hamil Trimester I sebanyak 30 orang. Hasil analisa data menunjukkan variabel X1 (Tinggi Badan) nilai t hitung >t tabel yaitu 0,724 <2,045 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan terhadap resiko terjadinya Kekurangan Energi Kronis, sedangkan Variabel X2 (Nutrisi ibu Hamil) dengan nilai t hitung> t tabel yaitu (4,018) >(2,045) yang berarti ada hubungan yang signifikan terhadap Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis. Nilai F hitung> F tabel yaitu 4,018 > 2,045 yang berartinya adanya pengaruh yang signifikan antara variabel Tinngi Badan (X1) dan Nutrisi ibu hamil (X2) dengan Resiko terjadinya Kekurangan Energi Kronis(Y). Dengan nilai R square sebesar 0,377 yang artinya bahwa variabel bebas Tinggi Badan(X1) dan Nutrisi Ibu Hamil (X2) memiliki hubungan terhadap Resiko Terjadinya Kekurangan EnerginKronis (Y) sebesar 37,7% sedangkan 62,3% lainnya dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti. Yang lebiih dominan dari kedua variabel bebas tersebut adalah variabel X2 (Nutrisi Ibu hamil) yang dapat dilihat dari nilai t hitung (4,018) > t tabel (2,045). Kata Kunci :Tinggi badan, Nutrisi inu hamil, Resiko KEK PENDAHULUAN Tiga faktor utama indeks kualitas hidup yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Faktor-faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi masyarakat yang dapat digambarkan terutama pada status gizi anak balita dan wanita hamil (Harahap, 2007). Empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Protein(KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A (KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB).). Berangkat dari tingginya prevalensi kekurangan energi kronik pada ibu hamil dan kaitan antara asupan protein dengan KEK, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti hubungan antara asupan protein dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu hamil di Kecamatan Jebres, Surakarta, Jawa Tengah. Kehamilan risiko tinggi yaitu kehamilan dengan satu lebih faktor risiko baik ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik ibu maupun janinnya (Poedji Rochjati, 2003). Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. Jika ibu mengalami KEK saat kehamilan akan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan 43

lahir rendah (BBLR)(Arcan,2010). Dari beberapa faktor diatas, ibu hamil memerlukan adanya penanganan lebih lanjut dalam proses persalinan, salah satu penanganannya ialah dengan cara dilakukannya operasi sectio caesarea. Operasi sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2005). Dengan perawatan yang baik, ibu hamil yang termasuk kehamilan dengan resiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat (mochtar, 1998). penelitian ini sesuai dengan teori Rustam Mochtar yang menyebutkan bahwa wanita yang memiliki tinggi badan 145 cm berpotensi memiliki panggul sempit dan berisiko mengalami tindakan persalinan operasi sectio caesarea (Mochtar, 2006). Dari data study pendahuluan didapatkan pada bulan Oktober sampai Februari tahun 2017 diruang kebidanan Puskesmas Turen persalinan dengan indikasi sectio caesarea berjumlah 76 orang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada bulan Januari 2017 terhadap 17 orang ibu post Sc, 10 orang mengatakan di rujuk dari puskesmas karena tinggi badan<145, sedangkan yang 7 orang mengatakan bahwa karena kekurangan gizi/anemia. Berdasarkan uraian teori dan hasil study pendahuluan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Tinggi Badan dan Nutrisi dengan Resiko Terjadinya KEK di Puskesmas Turen Kabupaten Malang. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Menurut Nursalam (2001) desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin selama proses penelitian. Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa kesehatan ibu terjadi.kemudian dilakukan analisa dinamika korelasi antara fenomena, yaitu antara faktor resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).Penelitian ini di desain sebagai sebuah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah peneltian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan - hubungannya. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.metode ini disebut sebagai metode positivistic karena ilmiah/ scientific.karena telah memenuhi kaidah - kaidah ilmiah (Sugiono, 2012). Menurut Arikunto (2012) metode pengambilan data berdasarkan pendekatan waktu cross sectional dimana data yang mencakup variabel bebas dan variabel terkait, dikumpulkan dan diukur dalam waktu yang bersamaan). Penelitian ini menggambarkan tentang Hubungan tinggi badan dan nutrisi dengan kejadian Sc. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Puskesmas Turen. Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Agustus 2017 Variabel penelitian dan defenisi operasional Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tinggi badan ibu hamil (X1) dan nutrisi ibu hamil(x2) Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.variabel terikat dalam penelitian ini adalah Resiko KEK (Y). Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003). Populasi dan Sampel Menurut (Nursalam (2008) populasi dalam penelitian adalah subyek (misalnya manusia : klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah 50 orang. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilh dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi. Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi 44

untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2008). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian. Kuesioner adalah salah satu daftar yang berisi dengan pernyataan - pernyataan untuk tujuan khusus yang memungkinkan penganalisis untuk mengumpulkan data lengkap mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik dari orang-orang utama di dalam organisasi serta pendapat dari responden yang dipilih (Nursalam, 2008). Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung, dalam penelitian ini peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden untuk menemukan dan mendapat data yang berkaitan dengan hubungan Tinggi badan dan nutrisi dengan resiko terjadinya KEK pada ibu hamil. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey yaitu metode pengumpulan data yang menggunakan kuesioner atau wawancara untuk mendapat data berupa tanggapan atau respon dari sampel penelitian. Sedangkan waktu pengumpulan data dilakukan dengan cara cross sectional yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data diperoleh saat ini juga (Suyanto, 2009) Analisa Data Kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari sebelum responden/ sumber lain terkumpul. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiono, 2012). Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,...Xn) dengan secara variabel dependen (Y). Analisis ini untuk megetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing - masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio HASIL PENELITIAN Penelitian ini yang dilakukan di Puskesmas Turen pada bulan Mei Juni 2017 mengambil sampel sebanyak 30 ibu hamil dengan data umum yang disajikan sebagai berikut : Deskripsi Data Umum Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Umur Jumlah Prosentase 1 20 tahun 7 orang 23% 2 21 35 tahun 19 orang 63% 3 >35 tahun 4 orang 14% Jumlah 30 orang 100% Karakteristik responden tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang digunakan pada penelitian ini berumur 21 35 tahun yaitu sebanyak 63% (19 orang), selebihnya 23% (7 orang) berumur 20 tahun dan sebagian kecilnya >35 tahun yaitu sebanyak 13% (4 orang). Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Prosentase 1 SMA 10 orang 33 % 2 SMP 12 orang 40 % 3 SD 8 orang 27 % Jumlah 30 orang 100% Karakteristik responden tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang digunakan pada penelitian ini lulusan SMP yaitu sebanyak 40% (12 orang), 45

selebihnya lulusan SMA sebanyak 33% (10 orang), dan lulusan SD sebanyak 27% (8 orang). Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Prosentase 1 IRT 20 orang 67% 2 Swasta 7 orang 23% 3 Wiraswasta 3 orang 10% Jumlah 30 orang 100% Karakteristik responden tersebut menunjukkan bahwa responden yang digunakan pada penelitian ini sebagian besarbekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 67% (20 orang) dan selebihnya bekerja sebagai swasta yaitu sebanyak 23% (7 orang), dan wiraswasta sebanyak 10% (3 orang). Pembahasan Data Khusus Berdasarkan analisis statistik deskriptif terhadap variabel Tinggi Badan (X1) dan Nutrisi Ibu Hamil (X2) dengan Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis (Y) tertera pada tabel berikut ini : Tabel 4. Nilai rata-rata variabel Tinggi Badan (X1), Nutrisi Ibu Hamil (X2), Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis (Y). No Variabel 1 Tinggi Badan (X1) 2 Nutrisi Ibu Hamil (X2) 3 Resiko Terjadin ya Kekuran gan Energi Kronis (Y) Rata - rata Terke cil Terbe sar 1,40 1,00 3,00 19,84 13,00 27,00 12,54 8,00 18,00 SD 0,67 466 3,91 358 2,47 377 Berdasarkan tabel 4. diketahui rata rata variabel Tinggi Badan (X1) adalah 1,40 dengan nilai terkecil 1,00 dan nilai terbesar 3,00 dengan standar deviasi sebesar 0,67466, rata rata Nutrisi Ibu Hamil (X2) sebesar19,84 dengan nilai terkecil 13,00 dan nilai terbesar 27,00 dengan nilai standar deviasi sebesar 3,91358 dan rata rata Resiko Terjadinya KEK (Y) sebesar12,54 dengan nilai terkecil 8,00 dan nilai terbesar 18,00 dengan standar deviasi sebesar 2,47377. Persamaan regresi linear berganda hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut : Y = 5,433 + (-0,404)X1 + 0,387X2 Pada persamaan regresi linear berganda tersebut, diketahui koefisien regresi variabel X1 negatif. Artinya setiap kenaikan satu skor Tinggi Badan (X1) akan menurunkan Resiko Terjadinya KEK (Y) sebesar 0,404.. Sedangkan koefisien regresi variabel X2 positif. Artinya setiap kenaikan satu skor Nutrisi Ibu Hamil(X2) akan menaikan Resiko Terjadinya KEK (Y)sebesar 0,387. Tabel 5.Nilai analisa F hitung pada hubungan tinggi badan dan nutrisi ibu hamil dengan resiko terjadinya kekurangan energi kronis Sumber Jumlah Derajat Kuadrat F Variabel Kuadrat Bebas Tengah hitung Regresi 66,956 2 33,478 8,179 3,35 Galat 110,511 27 4,093 Total 177,467 29 Ftabel (0,05) Dari hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Tinggi Badan dan Nutrisi Ibu Hamil dengan Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis yang dibuktikan dengan nilai F hitung >F tabel yaitu 8,179>3,35. Dari hasil analisis deskriptif terhadap variabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Tinggi Badan dan Nutrisi Ibu Hamil dengan resiko terjadinya Kekurangan Energi Kronis yang dibuktikan dengan nilai variabel X2 (Nutrisi Ibu Hamil) yaitu t hitung >t tabel yaitu 4,018>2,045. Nilai R square dari variabel X1 dan X2 yaitu sebesar 0,377 yang artinya Tinggi Badan (X1) dan Nutrisi Ibu hamil (X2) berpengaruh terhadap Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis (Y) sebesar 37,7%, sedangkan 62,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 46

Tabel 6.Nilai analisa t hitung pada hubungan tinggi badan dan nutrisi ibu hamil dengan resiko terjadinya kekurangan energi kronis Variabel R R Square t hitung t tabel (0,05) X1 0,724 0,614 0,377 X2 4,018 2,045 PEMBAHASAN Analisa data tentang hubungan Tinggi badan dan Nutrisi ibu hamil dengan resiko terjadinya Kekurangan energi kronis. Dimana berdasarkan tabel analisis ragam regresi didapatkan nilai X1 (Tinggi badan) didapatkan hasil nilai analisa thitung<ttabel yaitu 0,724<2,045 dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Tinggi badan dengan resiko terjadinya Kekurangan energi kronis. Dimana ada kesenjangan dengan teori Rustam Mochtar yang menyatakan bahwa Tinggi badan kurang di karenakan asupan makanan bergizi yang kurang, wanita yang memiliki tinggi badan 145 cm tidak hanya berpotensi memiliki panggul sempit tetapi berisiko mengalami KEK, karena ibu hamil yang ukuran tinggi badan <145 cm sebaiknya berat badan terkontrol tidak lebih dari 12,5 kg selama kehamilan agar terhindar dari resiko panggul sempit, hal ini yang menyebabkan asupan pada ibu hamil yang tinggi badannya kurang tidak terpenuhi dengan baik di bandingkan dengan ibu hamil yang ukuran tinggi badan >145 cm (Mochtar, 2006). Bertolak belakang dengan Penelitian (Suhardjo,2002) menyatakan hubungan bermakna antara Kurangnya Gizi seimbang saat hamil dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Keadaan ini menyimpulkan bahwa proporsi ibu hamil KEK lebih banyak pada ibu yang memiliki tinggi badan <145 cm Sejalan dengan temuan (Amrullah, 2006), yang menyatakan bahwa ada hubungan nyata antara status gizi ibu hamil untuk berisiko KEK dibandingkan dengan ibu hamil yang tinngi badan >145 cm. Dari variabel X2 (Nutrisi Ibu Hamil) didapatkan hasil nilai analisis thitung >ttabel yaitu 4,018>2,045 dapat diartikan ada hubungan yang signifikan antara nutrisi ibu hamil dengan resiko terjadinya kekurangan energi kronis.dimana teori ini sesuai dengan teori Rustam Mochtar yang menyebutkan bahwa wanita yang memiliki tinggi badan 145 cm tidak hanya berpotensi memiliki panggul sempit tetapi berisiko mengalami KEK, karena ibu hamil yang ukuran tinggi badan <145 cm sebaiknya berat badan terkontrol tidak lebih dari 12,5 kg selama kehamilan agar terhindar dari resiko panggul sempit, hal ini yang menyebabkan asupan pada ibu hamil yang tinggi badannya kurang tidak terpenuhi dengan baik di bandingkan dengan ibu hamil yang ukuran tinggi badan >145 cm (Mochtar, 2006). Dilihat dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Tenri, 2012) Tentang Hubungan Gizi Ibu hamil Dengan KEK menunjukan pada Pemenuhan gizi ibu hamil yang memiliki ukuran LILA <23,5 cm, terdapat nilai signifikan p=0,000 dengan KEK pada wanita hamil di Kota Makassar dan Pada ibu hamil yang memiliki tinngi badan <145 cm p=0,012 dengan KEK pada wanita hamil di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan Kendall-Tau didapatkan nilai τ= 0,709 dan nilai ini berada dalam batas ketentuan uji Kendal- Tau -1< τ<1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara Nutrisi ibu hamil dengan kejadian anemia sebesar 70,9% dan sisanya 29,1% disebabkan oleh faktor lain.di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Nutrisi ibu hamil dengan KEK dan Tinggi badan <145 cm terdapat hubungan yang signifikan dengan KEK. Dari ragam regresi didapatkan nilai Fhitung >Ftabel yaitu 8,179>3,35 artinya adanya pengaruh yang signifikan antara variabel Tinggi Badan (X1) dan Nutrisi Ibu Hamil (X2) dengan resiko terjadinya Kekurangan Energi Kronis. Nilai Rsquare pada X1 (Tinggi Badan) dan X2 (Nutrisi Ibu Hamil) sebesar 0,377 yang artinya Tinggi Badan dan Nutrisi Ibu hamil berpengaruh terhadap Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis (Y) sebesar 37,7%, sedangkan 62,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari kedua variabel independen (X) diketahui bahwa variabel yang lebih dominan terhadap variabel dependen Y (Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis) adalah X2 (Nutrisi 47

Ibu Hamil) dengan nilai thitung >ttabel yaitu 4,018>2,045. Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan di mana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan di mana seseorang mempunyai kecenderungan menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA (Lingkar Lengan Atas) <23,5 cm (Chinue, 2009).Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian (Tenri, 2012) Tentang Hubungan Gizi Ibu hamil Dengan KEK menunjukan pada Pemenuhan gizi ibu hamil yang memiliki ukuran LILA <23,5 cm, terdapat nilai signifikan p=0,000 dengan KEK pada wanita hamil di Kota Makassar dan Pada ibu hamil yang memiliki tinngi badan <145 cm p=0,012 dengan KEK pada wanita hamil di Kota Makassar. Di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Nutrisi ibu hamil dengan KEK dan Tinggi badan <145 cm terdapat hubungan yang signifikan dengan KEK. KESIMPULAN 1. Dari variabel X1 (Tinggi badan) didapatkan hasil nilai analisa thitung<ttabel yaitu 0,724<2,045. Dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan Dengan Resiko Terjadinya Kekurangan energi kronis 2. Dari variabel X2 (Nutrisi Ibu hamil) didapatkan hasil nilai analisis yaitu thitung >ttabel yaitu 4,018>2,045. Dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Nutrisi Ibu Hamil Dengan Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis. 3. Hasil analisis statistik nilai Fhitung >Ftabel yaitu 8,179>3,35. Dimana dapat diartikan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara variabel Tinggi Badan (X1) dan Nutrisi Ibu hamil (X2) dengan Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis (Y). 4. Dilihat dari hubungan kedua variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (Nutrisi Ibu Hamil) lebih dominan terhadap Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis (Y) yang dibuktikan dengan nilai thitung >ttabel yaitu 4,018>2,045. Hasil analisa nilai Rsquare pada X1 (Tinggi Badan) dan X2 (Nutrisi Ibu Hamil) sebesar 0,377 yang artinya tinggi badan dan nutrisi ibu hamil berpengaruh terhadap Resiko Terjadinya kekurangan energi kronis (Y) sebesar 37,7%, sedangkan 62,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. SARAN 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan bahan acuan atau sumber informasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan kajian yang lebih cermat dan mendalam terhadap hubungan antara Tinggi Badan dan Nutrisi Ibu Hamil dengan Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis yang telah diteliti sebelumnya. 2. Bagi Akademik Dapat dijadikan bahan sumber pustaka bagi ilmu pengetahuan yang terkait dengan hubungan antara Tinggi Badan dan Nutrisi Ibu Hamil dengan Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis. 3. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan dapat memberikan pelayanan yang adekuat dan sebaik mungkin kepada masyarakat khususnya para ibu hamil sehingga dapat meminimalisir resiko terjadinya kekurangan energi kronis. 4. Bagi Pembaca Dapat dijadikan referensi dan pengembangan ilmu pengetahuan mengenai resiko terjadinya kekurangan energi kronis pada i DAFTAR PUSTAKA Chinue, 2009.Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia untuk melahirkan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Penelitian Gizi dan Makanan jilid 21. Cintia Andriani dkk. 2016. Hubungan Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas : jilid 5 No(1).(http://jurnal.fk.unand.ac.id/inde 48

x.php/jka/article/view/464/392) Diakses 08 februari 2017. Diah Fajarsari, dkk. 2016. Pengaruh Tinggi Badan Terhadap Kejadian CPD Di Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7 No. 2, hlm.10411.(http://ojs.akbidylpp.ac.id/in dex.php/prada/article/view/195/153) diakses 08 Februari 2017. Diana Ratih, dkk. 2015. Hubungan Usia, Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Volume 2 Nomor 1.(http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ kedokteran/article/view/1750/1792) diakses 08 Februari 2017. Fadlun dan Ahmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta, Salemba Medika. Fitramaya, 2010.Asuhan Perawatan Ibu Hamil. Jakarta, Salemba Medika Letta Sari, 2003.Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Digitizedby USUdigitallibrary.(http://library.usu.ac. id/download/fk/obstetri-letta.pdf) diakses 08 Februari 2017. Notoadmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Rikesdes,2013.Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat Dalam Pemantauan Gizi Ibu Hamil. Pedoman Pelayanan Kesehatan Prenatal di Wilayah Kerja Puskesmas. Jakarta,Surasih, 2005. Safitri Sayogo, (2007).Hubungan lingkar lengan atas (LLA) dan kadar hemoglobin Hb) ibu hamil dengan berat bayi lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi 2005; 6(2): hal 114 126. Sarwono.2009. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. PT. BinaPustaka, Jakarta Sujiyatni, 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Nuha Medika, Jogyakarta. 49