BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asep Tantan Triatna, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. individu sering melupakan bahkan mempertanyakan nilai-nilai yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan manusia bisa menyikapi keadaan perkembangan zaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN UMUM PASKIBRA SEKOLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN NILAI KEINDONESIAN MELALUI UPACARA BENDERA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

KEWA. Abstract. Kompetensi. diperguruan Berwarga Negara. fungsi pekuliahan. Disusun Oleh. Program Studi. Fakultas. Ekonomi Bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia, sehingga dapat mengimbangi terhadap gejala perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan digolongkan menjadi dua yaitu formal dan informal. Pendidikan formal merupakan kegiatan pendidikan yang tersusun, terstruktur, dan berjenjang serta diperoleh dari sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya yang mengikat secara status. Sementara pendidikan informal merupakan kegiatan pendidikan yang biasanya diperoleh dari lingkungan sekitar dan bersifat mandiri, seperti pendidikan agama, akhlak dan budi pekerti dalam keluarga. Dalam pendidikan formal terdapat beberapa mata pelajaran yang diajarkan, salah satunya yaitu pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami, dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara yang baik, cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1

2 1945. Mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan merupakan pelajaran yang diajarkan oleh guru kepada siswa dalam pembelajaran ditingkat sekolah. Yang menitik beratkan pada nilai serta pendidikan yang membina keyakinan dalam diri manusia. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan juga merupakan pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai pancasila yang berhubungan dengan sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia. Dengan menanamkan sikap nasionalisme diharapkan siswa tumbuh menjadi manusia pembangun yakni generasi yang mampu mengisi dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negaranya. Nasionalisme merupakan salah satu nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 yang perlu diwariskan kepada penerus termasuk para siswa di sekolah. Peran semangat jiwa nasionalisme yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996, h. 684): Nasionalisme merupakan perwujudan dari rasa cinta tanah air yang dijabarkan dalam bentuk keindahan dan kedamaian. Indikator yang mengarah kepada cinta tanah air ialah rasa cinta terhadap bangsa dan bahasa sendiri, cinta terhadap sejarah bangsa yang gilang gemilang, serta cinta kepada kemerdekaan dan benci terhadap penjajahan. Sikap nasionalisme harus tertanam sejak dini sehingga membentuk suatu karakter generasi penerus bangsa yang cinta dan menghargai tanah air, sebagai generasi penerus bangsa kita sadar tidak hanya cukup dengan menghargai jasa-jasa pahlawan namun kitapun harus mengemban tugas sebagai penerus bangsa yaitu melanjutkan perjuangan bangsa. Setiap warga negara Indonesia diharapkan memiliki sikap nasionalisme yang tinggi karena dengan sikap nasionaalisme yang tinggi dapat menunjukan eksistensi bangsa dan

3 negara di mata dunia Internasional. Nasionalisme tidak tumbuh dengan sendirinya, akan tetapi harus ada upaya dari warga negara itu sendiri untuk berusaha memiliki sikap rasa bangga dan cinta terhadap bangsa Indonesia. Seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme kian memudar dan hal ini dibuktikan dari berbagai sikap dalam memaknai berbagai hal penting bagi negara Indonesia. Salah satu contohnya adalah pada saat upacara bendera, masih banyak siswa yang tidak memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para siswa seakan sibuk sendiri dengan urusannya tanpa mengikuti upacara dengan khidmad. SMP Negeri 2 Anjatan Indramayu merupakan salah satu sekolah yang memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan dan penunjang kegiatan belajar, tentunya tidak terlepas dari berbagai pemahaman semua pihak, baik siswa, pendidik maupun orang tua. Seperti yang tercantum dalam SK Mendikbud No. 060/U/1993, No. 061/U/1993 dan No. 082/U/1993 mengemukakan bahwa: Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan dengan program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang berada di SMP Negeri 2 Anjatan Indramayu diantaranya yaitu ekstrakurikuler pasukan pengibar bendera

4 (paskibra), praja muda karana (pramuka), palang merah remaja (PMR), basket ball, volley ball, dan lain sebagainya. Salah satu yang berperan penting dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa adalah ekstrakurikuler paskibra. Pasukan pengibar benderan (paskibra) merupakan suatu kegiatan atau aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran yang bertugas sebagai pengibar bendera. Dalam ekstrakurikuler paskibra terdapat kegiatan yang melatih karakter siswa, seperti baris berbaris dan latihan pengibaran bendera di sekolah yang dapat menumbuhkan sikap nasionalisme pada diri siswa. Dimana kegiatan ekstrakurikuler paskibra menanamkan budi pekerti luhur dengan cara menetapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Dalam salah satu materi pembinaan kesiswaan, yang tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan No. 0416/U/1984 yaitu tentang pendidikan pendahuluan bela negara yang diselenggarakan sekolah antara lain dengan pembentukan pasukan pengibar bendera (paskibra) sekolah. Kegiatan tersebut meliputi berbagai jenis kegiatan, diantaranya yaitu Peraturan Baris Berbaris (PBB), Tata Upacara Bendera (TUB), serta Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) tingkat perintis dan pemula. Berdasarkan pengamatan sementara penelitian yaitu di SMP Negeri 2 Anjatan Indramayu menunjukkan bahwa sikap nasionalisme siswa masih rendah, hal ini ditandai dengan masih banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra. Untuk menumbuhkan sikap nasionalisme harus diimbangi dengan kegiatan ektrakurikuler.

5 Mengacu pada kenyataan yang ada, maka perlu dilihat bagaimana peran kegiatan ekstrakurikuler paskibra dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa. Dimana kegiatan ekstrakurikuler dapat melatih dan mendidik karakter siswa secara positif, apabila ekstrakurikuler dilaksanakan secara tepat, maka dapat menciptakan suatu karakter yang mandiri dan berjiwa nasionalisme serta ketangguhan pada diri siswa. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik mengambil judul Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera dalam Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Siswa di SMP Negeri 2 Anjatan Indramayu. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah adalah: 1. Rendahnya sikap nasionalisme pada diri siswa di SMP Negeri 2 Anjatan Indramayu. Peserta didik adalah penerus bangsa, bangsa akan menjadi maju apabila para pemuda atau peserta didiknya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehomatan terhadap bangsanya sendiri yaitu Indonesia. Dengan adanya kegiatan ekstrakurkuler pasukan pengibar bendera (paskibra) diharapkan siswa mempunyai rasa nasionalisme dan menerapkannya dikehidupan sehari-hari.

6 2. Materi dan program apa yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler paskibra dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa. Dengan adanya materi dan program yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler paskibra diharapkan siswa dapat mempunyai jiwa nasioanlisme terhadap bangsa dan lingkungan sekitar. C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis merasa perlu merumuskan permasalahannya agar mencapai sasaran dan tujuan yang tepat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi pokok masalah yaitu bagaimana peranan kegiatan ekstrakurikuler pasukan pengibar bendera dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa? 2. Pertanyaan Penelitian No. Batasan Masalah Pertanyaan Penelitian Sumber Data 1. Materi dan program apa saja yang diberikan dalam 1. Materi dan program kerja apa saja yang terdapat di 1. Pembina kegiatan paskibra ekstrakurikuler dalam ekstrakurikuler paskibra SMP Negeri 2 Anjatan Indramayu? menumbuhkan nasionalisme siswa? sikap 2. Apa saja tujuan program kerja yang terdapat di dalam

7 2. Apa motivasi siswa dalam ekstrakurikuler paskibra di SMP Negeri 2 Anjatan Indramayu? 3. Program kerja apa saja yang dapat meningkatkan sikap nasionalisme yang terdapat di ekstrakurikuler paskibra di SMP Negeri 2 Anjatan Indramayu? 1. Bagaimana cara memotivasi 1. Pembina mengikuti kegiatan siswa dalam menumbuhkan ekstrakurikuler paskibra? sikap nasionalisme siswa? 3. Bagaimana peranan kegiatan 1. Faktor-faktor apa saja yang 1. Pembina ekstrakurikuler paskibra mempengaruhi siswa dalam dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa? meningkatkan nasionalisme? sikap 4. Faktor-faktor apa yang mendorong dan menghambat 1. Apakah ada faktor pendorong dan penghambat yang muncul 1. Pembina kegiatan paskibra ekstrakurikuler dalam dalam program kerja ekstrakurikuler paskibra di SMP menumbuhkan nasionalisme siswa? sikap Negeri 2 Anjatan Indramayu?

8 2. Apakah ada faktor pendorong dan penghambatan yang muncul dalam pemberian materi yang meningkatkan sikap 5. Upaya apa yang dilakukan nasionalisme? 1. Upaya apa yang dilakukan 1. Pembina kegiatan ekstrakurikuler dalam mengatasi hambatan paskibra untuk mengatasi pemberian materi dalam hambatan tersebut dalam menumbuhkan sikap menumbuhkan nasionalisme siswa? sikap nasionalisme siswa? 2. Bagaimana peran pembina paskibra dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut? 3. Bagaimana peran pelatih paskibra dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut? D. Batasan Masalah Dari rumusan masalah yang ada, maka penulis membatasi masalah tersebut dan dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

9 1. Materi dan program apa yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler paskibra dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa? 2. Apa motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra? 3. Bagaimana peranan kegiatan ekstrakurikuler paskibra dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa? 4. Faktor-faktor apa yang mendorong dan menghambat kegiatan ekstrakurikuler paskibra dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa? 5. Upaya apa yang dilakukan kegiatan ekstrakurikuler paskibra untuk mengatasi hambatan yang dialami dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang peranan kegiatan ekstrakurikuler paskibra dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa di SMP Negeri 2 Anjatan Indramayu. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui materi dan program apa yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler paskibra dalam menumbuhkan sikap kemanusiaan siswa.

10 b. Untuk mengetahui apa motivasi siswa mengikuti ekstrakurikuler paskibra. c. Untuk mengetahui peran kegiatan ekstrakurikuler paskibra dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa. d. Untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang mendorong dan menghambat kegiatan ekstrakurikuler paskibra dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa. e. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan kegiatan ekstrakurikuler paskibra untuk mengatasi hambatan yang dialami dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan ekstrakurikuler paskibra, terutama yang berkenaan dengan upaya menumbuhkan sikap nasionalisme siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, khususnya bagi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pedoman dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

11 b. Bagi lembaga pendidikan, khususnya sekolah formal dalam memberi masukan tentang pentingnya sikap nasionalisme kepada siswa. c. Bagi pembaca, dapat dijadikan wawasan dalam kehidupan sehari-hari bahwa sikap nasionalisme ini sangat penting agar kehidupan ini berjalan dengan seimbang. d. Bagi penulis, menjadi salah satu bahan rujukan penelitian selanjutanya. G. Kerangka Pemikiran atau Diagram/Skema Paradigma Penelitian 1. Kerangka Pemikiran Paskibra adalah singkatan dari pasukan pengibar bendera dan merupakan suatu kegiatan atau aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran yang bertugas sebagai pengibar bendera. Menurut Prof. W.F.Wertheim, nasionalisme adalah bagian integral dari segi politik pada masa pergerakan nasional. Beliau juga menambahkan bahwa kemungkinan faktor-faktor lain seperti ekonomi, faktor agama, faktor budaya juga mampu mengubah rasa nasionalisme tersebut. Menurut Muljana (2008) nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegara atau semangat bernegara.

12 2. Diagram Penelitian Diagram penelitian dapat digambarkan sebagai berikut Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra (X) Sikap Nasionalisme Siswa (Y) Bagan 2.1 Diagram Penelitian 3. Asumsi dan Hipotesis a. Asumsi Menurut Winarno Surakhmad dalam Arikunto (2013:104) anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang sebenarnya diterima oleh penyelidik. Peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahan yang sedang diteliti. Asumsi yang harus diberikan tersebut, diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori didalam pelaporan hasil penelitian nanti. Asumsi dalam penelitian ini adalah: 1) Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran di sekolah, termasuk pula liburan didalam atau di luar sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler juga bisa diartikan sebagai kegiatan tambahan di luar program yang dilaksanakan siswa di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.

13 2) Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) merupakan kegiatan ekstrakurukuler yang bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur dalam rangka pembentukan karakter building generasi muda Indonesia. 3) Menurut Hans Kohn (1984:11). Yang mengatakan bahwa nasionalisme adalah suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Perasaan sangat mendalam akan sesuatu ikatan yang erat dengan tanah tumaph darahnya, dan nasionalisme tersebut semakin lama semakin kuat peranannya dalam bentuk semua segi kehidupan, baik yang bersifat umum maupun bersifat pribadi. b. Hipotesis Menurut Arikunto (2013:110) hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Pada hakikatnya tidak lain adalah jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka masih harus diuji kebenarannya. Sebagai jawaban sementara atau dugaan sudah pasti jawaban tersebut belum tentu benar, dan karenanya perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya.

14 Hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Jika kegiatan ekstrakurikuler paskibra dilaksanakan secara tepat, maka dapat menumbuhkan sikap nasionalisme pada diri siswa. H. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran maksud dari penelitian ini, berikut beberapa istilah yang digunakan dalam merumuskan judul penelitian, yaitu: 1. Peranan Peranan menurut Soekanto (1989:234) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang atau kelompok. Setiap orang pasti akan memiliki peran dalam kehidupan ini, misalnya dilingkungan sekolah, dilingkungan tersebut tentunya akan terdapat peran yang diambil tiap masing-masing individu, seperti peran sebagai kepala sekolah, peran sebagai guru, peran sebagai siswa dan lain sebagainya. Peranan adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal

15 maupun secara informal. Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler. 2. Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pegembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki pengetahuan dasar penunjang. Kegiatan ini disamping dilaksanakan di sekolah, dan disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pegembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki pengetahuan dasar penunjang. Kegiatan ini disamping dilaksanakan di sekolah, dapat juga dilakukan diluar sekolah guna memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan atau kemampuan meningkatkan nilai/sikap dalam rangka penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dari kurikulum sekolah. Ekstrakurikuler yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ekstrakurikuler Paskibra. 3. Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Paskibra merupakan kegiatan ekstrakurukuler yang bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur dalam rangka pembentukan karakter building generasi muda Indonesia. Paskibra yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk menumbuhkan sikap nasionalisme siswa.

16 4. Sikap Menurut Secord dan Backam (dalam Azwar, 2015) sikap merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek dilingkungan sekitarnya. Kesimpulannya bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakan untuk berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu dalam menanggapai situasi atau kondisi dilingkungan sekitarnya. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap nasionalisme siswa. 5. Nasionalisme Nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran bernegara atau semangat bernegara. Jadi nasionalisme berbanding lurus dengan persamaan antara individu yang satu dengan individu lainnya. 6. Siswa Siswa adalah komponen yang diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan eksrakurikuler paskibra di SMP Negeri 2 Anjatan Indramayu. I. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dalam skripsi, dari mulai bab I hingga bab V.

17 Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi yang terdiri atas: 1. Latar belakang masalah 2. Identifikasi masalah 3. Rumusan masalah dan pertanyaan penelitian 4. Batasan masalah 5. Tujuan penelitian 6. Manfaat penelitian 7. Kerangka pemikiran atau diagram/skema paradigma penelitian 8. Definisi operasional 9. Struktur organisasi skripsi Bab II berisi uraian dari kajian teoritis yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji dan terdiri dari: 1. Kajian teori 2. Analisis dan Pengembangan Materi yang Diteliti Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang terdiri dari: 1. Metode penelitian 2. Desain penelitian 3. Partisipan dan tempat penelitian 4. Pengumpulan data 5. Analisis data

18 Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari: 1. Deskripsi hasil dan temuan penelitian 2. Pembahasan penelitian Bab V merupakan bab terakhir yang terdiri dari: 1. Simpulan 2. Saran