BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit merupakan elemen terkecil dalam struktur darah, merupakan sel darah yang berperan penting dalam hemostasis, karena granula trombosit mengandung faktor pembekuan darah adenenosine trifosfat (ADP) dan adenosine trifosfat (ATP), serotonin, katekolamin, dan kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010). Morfologi trombosit berbentuk bulat atau oval, berukuran 1-4, tidak berinti, sitoplasma biru dengan granula ungu kemerahan. Nilai Normal trombosit adalah 250.000/mm 3 (atau sekitar 250x10 9 /L) dengan kisaran antara 150.000 hingga 400.000/ mm 3 (Maha, 2010). B. Produksi Trombosit Sel trombosit berasal dari sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit. Megakariosit merupakan megakarioblas yang berdiferensiasi dari sel induk hemopoietik. Mengalami pematangan dengan replikasi inti endomitotik, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi dua kali lipat, sitoplasma bergranular dan trombosit dilepaskan. Setiap megakariosit dapat melepaskan sekitar 4000 trombosit. Interval waktu dari diferensiasi sel
induk hemopoietik sampai produksi trombosit sekitar 10 hari (Siregar, 1010). Produksi trombosit dipengaruhi oleh interlekin 1, interlekin 6, interlekin 11 dan trombopoietin yang dihasilkan oleh hati dan ginjal, trombopoietin mampu meningkatkan jumlah megakariosit dan kecepatan maturasinya mulai dari pertumbuhan megakariosit sampai terlepasnya trombosit (Oehadian, 2003). C. Fungsi Trombosit Trombosit berfungsi membentuk sumbatan mekanis saat respon hemostatik terhadap luka, dan vaskular. Trombosit berperan penting dalam pembekuan darah. Trombosit akan berkumpul di tempat terjadinya luka, lalu memicu benang benang fibrin yang kemudian menyatu dan menutupi perdarahan. Hal ini terjadi karena fungsi trombosit yaitu adhesi, pelepasan, agregasi, aktivitas prokoagulan dan fusi. Proses adhesi adalah proses perlekatan trombosit dengan pembuluh darah, agregasi trombosit adalah perlekatan antara sesama trombosit. Trombosit dalam keadaan tidak aktif akan saling menolak karena glikoprotein pada permukaan trombosit mengandung molekul asam sialat yang mengakibatkan permukaan bermuatan negatif sehingga trombosit tidak saling melekat (Sotianingsih, 2001).
D. Pemeriksaan Trombosit Salah satu pemeriksaan laboratorium pada trombosit adalah hitung jumlah trombosit, dimana trombosit sukar di hitung karena mudah sekali pecah dan sulit di bedakan dengan kotoran kecil. Trombosit dapat dihiyung dengan beberapa cara yaitu cara langsung dengan metode Rees Ecker atau Brecher Cronkite, dan cara tidak langsung menggunakan metode Fonio, dan cara automatic. Jumlah trombosit dalam keadaan normal adalah 200.000-500.000 per ul darah (Gandasoebrata, 2004). 1. Perhitungan Trombosit Cara Langsung a. Metode Rees Ecker Metode langsung ini menggunakan darah yang diencerkan dalam pipet eritrosit lalu dimasukkan ke dalam kamar hitung. Dengan menggunakan larutan pengencer yang terdiri dari BCB (Brilliant Cresyl Blue) yang membuat trombosit berwarna terang kebiruan saat dilihat dibawah mikroskop. Metode ini mempunyai kemungkinan kesalahan sekitar 16-25% yang didapat dari kemampuan visual pemeriksa saat menghitung jumlah trombosit, cahaya yang kurang terang, kesalahan saat melakukan pengenceran, dll. b. Metode Brecher-Cronkite Metode ini mempunyai cara yang hampir sama dengan metode Rees Ecker, perbedaan keduanya berada pada larutan pengencer yang digunakan. Metode Brecher-Cronkite menggunakan darah yang
diencerkan dengan amonium oksalat 1% yang berfungsi untuk melisiskan eritrosit (Rohmawati, 2003) 2. Perhitungan Trombosit Cara Tidak Langsung Metode Fonio Metode Fonio menggunakan darah yang ditambahkan larutan MgSO 4 14 % kemudian dibuat apusan darah tepi (ADT) lalu dicat dengan Wright atau Giemsa. Jumlah trombosit kemudian diperiksa di bawah mikroskop perbesaran 40x, dan dihitung per jumlah eritrosit atau dalam 1000 eritrosit (Gandasoebrata, 2004). 3. Estimasi Jumlah Trombosit Menurut metode barbara brown untuk menghitung estimasi jumlah trombosit, ditentukan dari jumlah trombosit dari 5-10 lapang pandang apusan darah tepi (ADT) pada daerah tipis atau ekor dimana eritrosit terlihat menyebar atau sedikit overlapping. Rata-rata jumlah trombosit kemudian di kalikan dengan 20.000/mm 3, hasil tersebut merupakan jumlah trombosit secara estimasi. Ketepatan hasil estimasi bergantung pada kemampuan pemeriksa dalam mengidentifikasi trombosit pada apusan darah tepi (ADT). Kelebihan metode ini adalah trombosit yang dihitung tidak akan berpindah-pindah karena darah sudah mengering. Kekurangannya adalah waktu yang dibutuhkan lama karena waktu pengecatan sediaan selama 20 menit, dibutuhkan ketelitian yang tinggi untuk membedakan trombosit dengan kotoran, hasil tidak akurat karena jumlah satu sel dikalikan 20.000/mm 3 (Rohmawati, 2003).
E. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Trombosit 1. Faktor metode a. Perhitungan Trombosit Cara Langsung Metode Rees Ecker maupun Brecer-Cronkite mempunyai kekurangan pada pengenceran darah dengan reagen, proses pencampuran, kebersihan bilik hitung, mikroskop, dan kemampuan visual saat pemeriksa. b. Perhitungan Trombosit Cara Tidak Langsung Metode Fonio maupun kekurangan estimasi mempunyai kekurangan pada pembuatan dan pewarnaa apusan darah tepi (ADT), mikroskop dan kemampuan visual saat pemeriksa (Sugiati, 2013). 2. Waktu Pemeriksaan Pemeriksaan hitung jumlah trombosit yang ditunda lebih dari 1 jam menyebabkan menurunnya jumlah trombosit. Disebabkan oleh trombosit yag mudah sekali pecah, proses agregrasi trombosit dan proses adhesi menyebabkan trombosit saling bergabung sehingga terlihat seperti sel lain atau kotoran jika di baca pada alat hematolizer (Gandasoebrata, 2004). 3. Suhu Suhu yang tepat untuk menyimpan darah guna pemeriksaan trombosit adalah temperatur 40 o C, di suhu ini trombosit lebih stabil dan tidak mudah pecah, proses agregrasi trombosit akan melambat dan tidak terjadi adhesi (Gandasoebrata, 2004).
4. Antikoagulan Perbandingan antikoaulan dan darah harus sesuai dengan prosedur, jika tidak dapat menyeabkan kesalahan pada hasil yang didapat. a. Volume antikoagulan terlalu sedikit, dapat menyebabkan trombosit membesar dan mengalami disintegrasi, sel eritrosit mengalami krensi, sehingga membuat jumlah trombosit menurun. b. Volume antikoagulan terlalu banyak, dapat menyebabkan terbentuknya bekuan yang membuat jumlah trmbosit menurun (Sugiati, 2013). 5. Kesalahan pada pra analitik, saat pengambilan sampel darah vena : a. spuit yang basah atau kotor b. terjadi bekuan di dalam spuit karena faktor pembekuan c. membendung vena terlalu lama yang menyebabkan hemokonsentrasi d.terjadi bekuan di dalam botol karena belum homogen dengan antikoagulan (Sugiati, 2013). 6. Sampel darah Pemeriksaan hitung jumlah trombosit menggunakan darah kapiler juga menyebabkan jumlah trombosit lebih rendah.
F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 1. Kerangka Teori Alat Suhu Penyimpanan Waktu Penyimpanan Sampling Reagensia Jumlah trombosit Bilik Hitung Antikoagulan Pipet eritrosit Mikroskop Metode
2. Kerangka Konsep Metode Langsung dan Estimasi Barbara Brown Jumlah Trombosit H. Hipotesis Ha : Ada perbedaan hasil antara hitung jumlah trombosit cara Langsung dengan Estimasi Barbara Brown.