MENTERIKEUANGAN REPUBL!K INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INQONESlA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/PMK.02/2017

2017, No Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5900); 2. tentang Rekening Panas Bumi (Berita Negara Republik Indonesia

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

2017, No (fee) kepada penjual minyak dan/atau gas bumi bagian negara yang dibebankan pada bagian negara dari penerimaan hasil penjualan minyak

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114/PMK.02/2017 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 142/PMK.02/2013 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INQONESIA SALIN AN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

2017, No Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

2017, No perjanjian kontrak kerja sama bagi hasil minyak dan gas bumi antara satuan kerja khusus pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK JNQONESIA SALIN AN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 195/PMK.02/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR

MENTERIKEUANGAN REPUBLJK INDONESIA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No pengelola penerimaan negara bukan pajak panas bumi diatur secara terpisah di dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri; c. bahwa un

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.03/2010 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 214 /PMK.05/2016 TENT ANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI

MENTER!KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

2016, No Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Angga

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213 /PMK.07/2015 '

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.412, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pertambangan. Panas Bumi. Alokasi. Dana. Bagi Hasil.

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONESlA SALIN AN

2017, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017, telah tersedia pagu anggaran untuk subsidi Pajak Penghasilan ditanggung o

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Bagi Hasil. Panas Bumi.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 127/PMK.07/2006 TENTANG

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK!NDONESIA SALIN AN

it k fit PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENYALURAN D

MENTEHIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

2016, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2016 tentang

2017, No dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.02/2016 TENTANG

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SP...LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER!

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186/PMK.OS/2017

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S...A..LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 158 /PMI<:.02/2016 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 149/PMK.05/2016 TENT ANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PMK.03/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PMK.03/2015 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

2017, No Transfer ke Daerah dan Dana Desa, persetujuan atas pembagian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau untuk provinsi/kabupaten/kota yang d

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK lndones!a SALINAN

MENTERJKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.03/2015

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

MENTERIKEUANGAN REPUBLJK INDONESIA SALIN AN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No b. bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangu

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134/PMK.010/2017 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN DARI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 226/PMK.07/2008 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2008

2016, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016, perubahan rincian Dana Bagi Hasil sebagai akibat dari perubah

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 56/PMK.02/2006 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SA:LINAI\T

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

2017, No dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pe

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTER!KEUANGAN REPUBLIK!NDONES!A SALIN AN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 182/PMK.03/2007

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 152 /PMK.07/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.03/2017 TENTANG RINCIAN JENIS DATA DAN INFORMASI SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk melaksanakan simplifikasi ketentuan yang mengatur mengenai rincian jenis data dan informasi serta tata cara penyampaia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 101/PMK.07/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONESlA SALIN AN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2009

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 131.1/PMK.07/2007 TENTANG

2016, No penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan, perlu melakukan penyempurnaan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.0

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.

2016, No Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Pasal 64D ayat (4) Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S..A...LINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2017, No Pengelolaan Belanja Lainnya (BA ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.02/2016 tentang Peruba

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.010/2015 TENTANG

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 212 /PMK. 08/2016 TENTANG LAPC)RAN PERTANGGUNGJAWABAN BANK INDONESIA ATAS

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Menurut Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan dala

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK JNDONESIA SALINAN

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 15 /PER/M.KOMINFO/9/2005 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 40 / PMK.07 / 2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101 /PMK.02 / 2006 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK!NQONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERA TU RAN MENTE RI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

2017, No Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pa

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 210/PMK.02/2009 TENTANG

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

Transkripsi:

MENTERIKEUANGAN REPUBL!K INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 201/PMK.02/2017 TENTANG MEKANISME PENGGANTIAN ATAS PEMBAYARAN BONUS PRODUKSI KEPADA PENGUSAHA PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2016 ten ang Besaran dan Tata Cara Pemberian Bonus Produksi i;&rias.. umi,. Eerlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang 1viekanisme Penggantian atas Pembayaran Bonus Produksi epada Pengusaha Panas Bumi; /I I Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2016 tentang Besaran dan Tata Cara Pemberian Bonus Produksi Panas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor. \ 136, Tambahan Lembaran Negara Republil<: Indonesia Nomor 5900); MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG MEKANISME PENGGANTIAN ATAS PEMBAYARAN BONUS PRODUKSI KEPADA PENGUSAHA PANAS BUMI.

- 2 - Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bonus Produksi Panas Bumi yang selanjutnya disebut Bonus Produksi adalah kewajiban keuangan yang dikenakan kepada pemegang izin panas bumi, pemegang kuasa pengusahaan sumber daya panas bumi, pemegang kontrak operasi bersama pengusahaan sumber daya panas bumi, dan pemegang izin pengusahaan sumber daya panas bumi atas pendapatan kotor dari penjualan uap panas bumi dan/ atau listrik dari pembangkit listrik _,.,, tenaga panas bumi. 2. Daerah Penghasil adalah kabupaten/kota yang wilayah administratifnya meliputi wilayah kerja panas bumi. 3. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Setoran Bagian Pemerintah yang selanjutnya disebut Setoran Bagian Pemerintah Pusat adalah setoran yang wajib dilakukan pemegang kuasa pengusahaan sumber daya panas bumi, pemegang kontrak operasi bersama pengusahaan sumber daya panas bumi, dan pemegang izin pengusahaan sumber daya panas bumi kepada negara atas bagian Pemerintah sebesar 34% (tiga puluh empat persen) dari penerimaan bersih usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Rekening Penerimaan Panas Bumi pada Bank Indonesia yang selanjutnya disebut Rekening Panas Bumi merupakan rekening dalam Rupiah yang digunakan untuk menampung penenmaan Setoran Bagian Pemerintah dan membayarkan pengeluaran kewajiban Pemerintah terkait dengan kegiatan usaha panas bumi. 6. Pef1:gusaha adalah pemegang kuasa pengusahaan sumber daya panas bumi, pemegang kontrak operasi bersama pengusahaan sumber daya panas bumi, dan pemegang izin pengusahaan sumber daya panas bumi.

- 3 - Pasal 2 (1) Pengusaha wajib membayar terlebih dahulu Bonus Produksi kepada pemerintah Daerah Penghasil. (2) Pembayaran Bonus Produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 3 ( 1) Bonus Produksi yang telah dibayarkan oleh Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan penggantian dari Setoran Bagian Pemerintah Pusat. (2) Penggantian dari Setoran Bagian Pemerintah Pusat se bagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dilakukan setelah Pengusaha membayar Setoran Bagian Pemerintah Pusat dan diterima dalam Rekening Panas Bumi. (3) Setoran Bagian Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus lebih besar dari Bonus Produksi. (4) Penggantian atas pembayaran Bonus Produksi dilakukan dalam hal masih terdapat selisih lebih antara jumlah setoran bagian Pemerintah Pusat setelah dikurangkan dengan kewajiban pembayaran pajak-pajak dan '.,,- pungutan-pungutan lain dan mempertimbangkan penenmaan negara bukan pajak dari kegiatan pengusahaan panas bunii. (5) Kewajiban pembayaran pajak-pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa pembayaran kembali (reimbursement) pajak pertambahan nilai dan pembayaran pajak bumi dan bangunan. (6) Penggantian atas pembayaran Bonus Produksi sebagaimana dimaksud ayat (1) hanya diberikan untuk masing-masing kegiatan pengusahaan. sumber daya panas bumi yang telah menghasilkan dan telah menyetor bagian Pemerintah Pusat. (7) Penggantian besaran Bonus Produksi yang dibayarkan kepada Pengusaha sesuai dengan besaran Bonus Produksi yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

- 4 - (8) Penetapan besaran Bonus Produksi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (7) disampaikan secara tertulis oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral kepada Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Anggaran. Pasal 4 (1) Untuk memperoleh penggantian Bonus Produksi se bagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat ( 1), Pengusaha menyampaikan surat permohonan penggantian Bonus Produksi kepada Direktur Jenderal Anggaran dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2) Permohonan penggantian Bonus Produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara triwulanan. (3) Permohonan penggantian Bonus Produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat informasi: a. periode pengajuan penggantian Bonus Produksi; b. jumlah Setoran Bagian Pemerintah Pusat yang telah disetorkan oleh Pengusaha yang bersangkutan ke Rekening Panas Bumi pada periode pengajuan penggantian Bonus Produksi sebagaimana dimaksud dalam huruf a; c. besaran penggantian Bonus Produksi yang diajukan; d. rincian besaran Bonus Produksi yang diajukan berdasarkan Daerah Penghasil; dan e. nama bank, nama rekening, dan nomor rekening Pengusaha pada bank penerima pemindahbukuan atas penggantian Bonus Produksi. (4) Permohonan penggantian Bonus Produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan dokumen paling sedikit: a. bukti penyetoran bagian Pemerintah Pusat ke Rekening Panas Bumi pada periode pengajuan penggan tian;

- 5 - b. salinan surat penetapan besaran Bonus Produksi yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber (5) (6) Daya Mineral; c. salinan bukti penyetorcm Bonus Produksi dari Pengusaha ke rekening kas umum Daerah Penghasil; d. surat konfirmasi telah diterimanya pembayaran Bonus Produksi oleh Daerah Penghasil penerima Bonus Produksi; dan e. surat pernyataan bermaterai yang menyatakan bahwa seluruh data dan dokumen yang diajukan dalam rangka permohonan penggantian Bonus Produksi yaitu benar dan Pengusaha bertanggung jawab penuh atas kebenaran data dan dokumen dimaksud. Dalam hal Pengusaha tidak menyetorkan bagian Pemerintah sesuai dengan periode pen ye to ran se bagaimana dimaksud pad a ayat (2)' permohonan penggan tian Bonus Produksi untuk triwulan yang bersangkutan tidak dapat diajukan pad a triwulan terse but. Penggan tian Bonus Produksi se bagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat diajukan pada triwulan berikutnya dengan tetap mengacu pada ketentuan dalam Pasal 3. Pasal 5 (1) Atas permohonan pengajuan penggantian Bonus Produksi oleh Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak melakukan penelitian atas pemenuhan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4). (2) Berdasarkan penelitian Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak, pengajuan penggantian Bonus Produksi dapat disetujui dalam hal surat permohonan penggantian Bonus Produksi telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) clan ayat (4).,...-

- 6 - (3) Dalam hal berdasarkan penelitian Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak, permohonan pengajuan penggantian Bonus Produksi tidak memenuhi informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dan tidak memenuhi kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4), Pengusaha wajib memenuhi kekurangan informasi dan dokumen permohonan dimaksud. (4) Dalam hal permohonan penggantian Bonus Produksi disetujui, Direktur Jenderal Anggaran menyampaikan surat perintah pembayaran kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. (5) Berdasarkan surat perintah pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat ( 4), Direktur J enderal Perbendaharaan Produksi. melakukan pembayaran Bonus (.6) Pengusaha menyampaikan surat pemberitahuan telah diterimanya penggantian Bonus Produksi dengan dilampiri fotokopi bukti penerimaan kepada Direktur Jenderal Anggaran c.q. Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah penggantian Bonus Produksi diterima di rekening Pengusaha. (7) Dalam hal surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak disampaikan, permohonan penggantian Bonus Produksi untuk periode berikutnya ditangguhkan pemrosesannya sampai dengan surat pemberitahuan dimaksud disampaikan oleh Pengusaha. -' Pasal 6 (1) Dalam hal terdapat kelebihan atau kekurangan atas penggantian Bonus Produksi yang telah dibayarkan kepada Pengusaha se bagaimana dimaksud dalam Pas al 5, terhadap kelebihan atau kekurangan tersebut akan diperhitungkan pada periode penggantian Bonus Produksi berikutnya.

- 7 - (2) Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan instansi yang berwenang ditemukan kesalahan atas penggantian Bonus Produksi yang telah dibayarkan kepada Pengusaha sebagaimana d{maksud dalam Pasal 5, terhadap kesalahan dimaksud dilakukan perbaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 7 Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diundangkan.

- 8 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerin tahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 201 7 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 22 Desember 201 7 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1886 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum OYUWONO,?