BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan kepada literaturliteratur

PENDAHULUAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai

KERANGKA KONSEPTUAL. 11. Mata uang...

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di

Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Mursyidi (2009: 1), akuntansi pemerintahan (governmental

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS KAS MENUJU AKRUAL

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur. Tahun 2000 yang mengatur Pokok-pokok Pengelolaan dan

- 1 - PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

DAFTAR ISI I. KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH... 1 KOMPONEN UTAMA KEBIJAKAN AKUNTANSI... 1 II. KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2010:3) memberikan defenisi Sistem Akuntansi adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan Pasal 1 Ayat (3) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Standar

BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. theory yaitu stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 23 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Standar akuntansi adalah prinsip atau standar akuntansi didesain untuk dipakai

DAFTAR ISI. Kesinambungan Entitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 33 TAHUN 2015 T E N T A N G KEBIJAKAN AKUNTANSI

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PROVINSI BENGKULU

BUPATI KEPULAUAN SULA

BAB I PENDAHULUAN. Susilawati & Dwi Seftihani (2014) mengungkapkan bahwa perkembangan

-1- KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unsur dari Sistem Pengendalian Internal. Untuk memastikan bahwa Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah selaku penyelenggara urusan pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompetensi Menurut Moeheriono (2009:4) mendefinisikan kompetensi :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah terdiri dari rencana organisasi dan keseluruhan metode atau cara serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat agar keuangan

> *\ PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN ^UL^pT)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Negara, laporan keuangan pemerintah merupakan media

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Moeheriono (2009:4) mendefinisikan kapabilitas sebagai sebuah karakteristik

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengindikasikan cara berpikir, bersikap dan bertindak, serta menarik kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005),

BAB II LANDASAN TEORI. Agar dapat menyediakan informasi yang berguna dan bermanfaat bagi pihakpihak

BERITA NEGARA. No.677, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Akuntansi. Pelaporan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum (Nugraha, 2009). Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktek khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan standar. Standar akuntansi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan keuangan. Apabila tidak ada standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas dan objektivitas informasi yang disajikan, inkonsistensi dalam pelaporan keuangan serta menyulitkan pengauditan (Sari, 2013). Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Hal ini bersifat wajib baik untuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah guna dalam peningkatan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 10

11 dan Laporan Keuangan Pemeirntah Daerah (LKPD). Standar akuntansi pemerintah dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan diberi judul, nomor, dan tanggal efektif (Nurlaila, 2014). Standar Akuntansi Pemerintahan mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukkan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Untuk mencapai tujuan tersebut, standar ini menetapkan seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan (Sari, 2013). Standar Akuntansi Pemerintahan diterapkan dilingkungan pemerintah yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan. Keterbatasan dari penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan akan dinyatakan secara eksplisit pada setiap standar yang diterbitkan (Nugraha, 2009). 2.1.1.1 PSAP No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan kandungan standar akuntansi pemerintahan terdiri dari PSAP 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Tujuan dari PSAP ini adalah mengatur

12 penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu basis akrual. 1. Tujuan Laporan Keuangan Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010 tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan: a) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah; b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah; c) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi; d) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya; e) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya; f) Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; g) Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

13 2. Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada pada pimpinan entitas. 3. Komponen-Komponen Laporan Keuangan a) Laporan Realisasi Anggaran b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih c) Neraca d) Laporan Operasional e) Laporan Arus Kas f) Laporan Perubahan Ekuitas g) Catatan atas Laporan Keuangan Komponen-komponen laporna keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan, kecuali: a) Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya. 4. Identifikasi Laporan Keuangan Laporan keuangan diidentifikasi dan dibedakan secara jelas dari informasi lainnya dalam dokumen terbitan yang sama. Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas. Disamping itu, informasi berikut harus dikemukakan secara jelas dan diulang pada setiap halaman laporan

14 bilamana perlu untuk memperoleh pemahaman yang memadai atas informasi yang disajikan: a) Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya b) Cakupan laporan keuangan, apakah satu entitas tunggal atau konsolidasian dari beberapa entitas pelaporan c) Tanggal pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, yang sesuai dengan komponen-komponen laporan keuangan d) Mata uang pelaporan e) Tingkat ketepatan yang digunakan dalam penyajian angka-angka pada laporan keuangan. 5. Periode Pelaporan Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun. 2.1.1.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Standar akuntansi sangat penting sebagai pedoman untuk pembuat laporan keuangan dan sebagai salah satu mekanisme pengendalian. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas informasi keuangan serta menyulitkan dalam pengendalian (Mardiasmo, 2002). Dengan diterapkannya standar akuntansi pemerintahan diharapkan akan adanya transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

15 negara/daerah guna mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Sehingga diperlukan langkah-langkah strategis yang perlu segera diupayakan dan diwujudkan bersama dalam rangka implementasi standar akuntansi pemerintahan. Sistem akuntansi pemerintahan pada pemerintah daerah diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota, mengacu pada peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah (Nugraha, 2009). Dengan adanya Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) maka laporan keuangan pemerintah pusat/daerah akan lebih berkualitas dan laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada para stakeholder antara lain: a) Pemerintah (eksekutif); b) DPR/DPRD (legislatif); c) Investor; d) Kreditor; e) Masyarakat pada umumnya dalam rangka transparansi dan akuntabilitas keuangan negara. 2.1.2 Laporan Keuangan Pemerintahan Laporan keuangan merupakan suatu pernyataan entitas pelaporan yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan, merupakan bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama suatu periode. Pernyataan dalam laporan keuangan daerah dapat bersifat implisit dan eksplisit

16 mengenai: keberadaan, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi, penyajian dan pengungkapan dan ketaatan dan kepatuhan (Silviana, 2013). Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010 laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri dari: a) Pemerintah pusat; b) Pemerintah daerah; c) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 dalam ketentuan umumnya menyebutkan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. 2.1.2.1 Pengguna Laporan Keuangan Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010 terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada: a) masyarakat; b) wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;

17 c) pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; d) pemerintah. 2.1.2.2 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010 karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: 1. Relevan Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunanya. Informasi yang relevan: a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value) Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

18 c) Tepat waktu Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan. d) Lengkap Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah. 2. Andal Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik: a) Penyajian Jujur Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. b) Dapat Diverifikasi (verifiability)

19 Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh. c) Netralitas Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. 3. Dapat Dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik dari pada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan. 4. Dapat Dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas

20 pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang sehubungan dengan penelitian ini dapat di ikhtisarkan sebagai berikut: No. Nama dan Tahun Penelitian Judul Penelitian 1 Gumilar, 2013 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. 2 Nurlaila, 2014 Pengaruh Efektivitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Tabel 2.1 Penelitan Terdahulu Hasil Penelitian Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Terdapat Pengaruh antara Efektivitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Persamaan Penelitian Variabel yang diteliti sama, yaitu Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tidak menggunakan Efektivitas dalam variabel X. Perbedaan Penelitian Tidak menggunakan variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Objek Penelitian berbeda. Objek penelitian berbeda.

21 Laporan terhadap Keuangan Kualitas Pemerintah Laporan Daerah. Keuangan. 3 Nugraheni dan Pengaruh Terdapat Variabel yang Objek Subaweh, 2008 Penerapan pengaruh diteliti sama. penelitian Standar antara berbeda. Akuntansi Penerapan Pemerintahan Standar terhadap Akuntansi Kualitas Pemerintahan Laporan terhadap Keuangan. Kualitas Laporan Keuangan. 2.3 Kerangka Pemikiran Salah satu bentuk penerapan prinsip good governance dalam bidang pengelolaan keuangan negara/daerah adalah melalui pemberlakuan kewajiban kepada seluruh pemerintah daerah untuk menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel kepada seluruh pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (Sari, 2013). Salah satu bentuk konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan adanya undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun dan

22 disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah (Nugraheni dan Subaweh, 2008). Standar akuntansi merupakan pedoman dan landasan bagi pemerintah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam PP No. 71 tahun 2010 yang menyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintah yang selanjutnya disebut SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah (Gumilar, 2013). Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat PSAP adalah Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif. Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, tujuan PSAP ini adalah mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. PSAP ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan konsolidasian, tidak termasuk perusahaan negara/daerah. Dalam menyusun laporan keuangan yang berkualitas, suatu entitas harus memenuhi prasyarat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk laporan keuangan pada umumnya terdapat empat karakteristik kualitatif yang merupakan prasyarat normatif yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami (Nurlaila, 2014).

23 Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010 dijelaskan keempat karakteristik kualitatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: 1. Relevan Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunanya. Informasi yang relevan: a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value) c) Tepat waktu d) Lengkap 2. Andal Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik: a) Penyajian Jujur b) Dapat Diverifikasi (verifiability) c) Netralitas

24 3. Dapat Dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik dari pada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan. 4. Dapat Dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Sehingga hubungan standar akuntansi pemerintahan terhadap laporan keuangan pemerintah sangat jelas memiliki hubungan berdasarkan teori diatas. Hal tersebut diperkuat dalam PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dalam pengantar menyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, standar akuntansi pemerintahan merupakan prasyarat yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah.

25 Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Good Governance Pemerintah Kabupaten Indramayu Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Kualitas Laporan Keuangan PSAP 01 : Penyajian Laporan Keuangan - Relevan - Andal - Dapat Dibandingkan - Dapat Dipahami Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya dengan melihat hasil analisis penelitian. Adapun hipotesis sementara yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: : Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan tidak berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. : Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.