Asep Jejen Jaelani & Ani Indriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CAMPUR KODE PADA IKLAN TELEVISI JUNI - NOVEMBER TAHUN 2014

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Rambah dan waktu penelitiannya dilakukan pada bulan Juli

ROSI SUSANTI NIM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. ini dilakukan untuk mengetahui sikap bahasa siswa kelas VII di SMPN 9

BAB V PENUTUP. 1. Bentuk register medis anak dalam rubrik Konsultasi Ahli di Tabloid

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami subyek penelitian. 2

BAB II KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Konsep dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiolinguistik

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan

BAB III METODE PENELITIAN

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

BAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

INTERERENSI FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD SE-KECAMATAN KRAMAT, KABUPATEN TEGAL

KEBIASAAN BELAJAR SISWA KELAS IV YANG ORANG TUANYA BEKERJA SEBAGAI BURUH ROKOK DI SD NEGERI 5 TEMULUS Kec. MEJOBO, Kab. KUDUS

BAB III METODE PENELITIAN

MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

ANALISIS SK DAN KD PADA STANDAR ISI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA BERDASARKAN KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN, DAN ILMU KESASTRAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Research), karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini

SILABI. I. Identitas Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

INTERFERENSI BAHASA MELAYU JAMBI KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIIIA DI SMP N 20 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017. Rohyati Kartikaputri

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR. Gio Mohamad Johan 1 ABSTRAK

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM SURAT KABAR BATAM POS RUBRIK OPINI EDISI 11 JANUARI-11 MARET 2013 ARTIKEL E-JOURNAL

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA ORANG BENGKULU DI KOS PUJI PABELAN KARTASURA (SEBUAH TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 1 sehingga dapat

BAB III METODE PENELITIAN. dihadapi. Metode penelitian mencakup alat dan prosedur penelitian 1.

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Promotion Girls (SPG) Syariah dalam Perspektif Marketing Syariah di

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau lebih dikenal dengan Research and Development. Metode Penelitian dan

ANALISIS CAMPUR KODE PADA DIALOG TOKOH DALAM FILM PUNK IN LOVE KARYA ODY C. HARAHAP ARTIKEL E-JOURNAL

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

PROSEDUR. Sosiolinguistik IN329. Dr. Andoyo Sastromiharjo, MPd. Afi Fadlilah, S.S., M.Hum.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari makhluk-makhluk lain (Poerwadarminta, 2005: 106).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Amanda Putri Selvia, 2013

PERANAN KELUARGA DALAM PROSES PENANAMAN KEDISIPLINAN TERHADAP REMAJA DI DUSUN KRAJAN, DESA GEMBONG, KECAMATAN ARJOSARI, KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Dimana peneliti akan mengumpulkan datadata

Transkripsi:

LOYALITAS BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MA MAARIF KADUGEDE TAHUN AJARAN 2013/2014 DILIHAT DARI INTERFERENSI BAHASA DAERAH PADA KARANGAN NARASI SISWA Asep Jejen Jaelani & Ani Indriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan ABSTRAK Penelitian ini bertolak pada beberapa rumusan masalah yang telah dirumuskan, diantaranya: 1) Bagaimanakah loyalitas berbahasa Indonesia siswa kelas X MA Maarif Kadugede tahun interferensi fonologis bahasa daerah yang terdapat pada karangan narasi siswa?; 2) Bagaimanakah loyalitas berbahasa Indonesia siswa interferensi morfologis bahasa daerah siswa?; 3) Bagaimanakah loyalitas berbahasa Indonesia siswa ajaran 2013/2014 dilihat dari interferensi sintaksis bahasa daerah yang terdapat pada karangan narasi siswa?; 4) Bagaimanakah loyalitas berbahasa Indonesia siswa kelas X MA Maarif Kadugede tahun interferensi semantis bahasa daerah yang terdapat pada karangan narasi siswa?; 5) Bagaimanakah loyalitas berbahasa Indonesia siswa jumlah interferensi bahasa daerah siswa? Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan di dalamnya, yaitu kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan di dalamnya berupa studi pustaka, pengisian angket terbuka, dan recording. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan cara mendeskripsi/menganalisis seluruh data interferensi bahasa daerah (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) siswa ke dalam tabel analisis, kemudian masing-masing dihitung angka loyalitas berbahasanya berdasarkan pada rumus yang telah ditentukan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sama halnya dengan jumlah populasi yang ada, yaitu sebanyak 22 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, penulis menarik beberapa kesimpulan, diantaranya: 1) Loyalitas berbahasa Indonesia siswa ajaran 2013/2014 dilihat dari interferensi fonologis bahasa daerah siswa tersebut sangat tinggi; 2) Loyalitas berbahasa Indonesia siswa kelas X MA Maarif Kadugede tahun interferensi morfologis bahasa daerah yang terdapat pada karangan narasi siswa tersebut sangat tinggi; 3) Loyalitas berbahasa Indonesia siswa interferensi sintaksis bahasa daerah siswa tersebut sangat tinggi; 4) Loyalitas berbahasa Indonesia siswa kelas X MA Maarif Kadugede tahun interferensi semantis bahasa daerah yang terdapat pada karangan narasi siswa tersebut tinggi; 5) Loyalitas berbahasa Indonesia siswa kelas X MA Maarif Kadugede tahun jumlah interferensi bahasa daerah pada karangan narasi siswa tersebut rendah. Kata kunci : loyalitas berbahasa Indonesia, siswa MA, interferensi bahasa daerah, karangan narasi. PENDAHULUAN Sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan, bahasa Indonesia menjadi bahasa yang harus diajarkan dan harus dikuasai oleh setiap kalangan penutur. Sayangnya, dalam upaya pengajaran bahasa Indonesia pada masyarakat penutur bahasa daerah asli dapat memicu timbulnya masalah sosiolinguistik. Masalah tersebut akan timbul sebagai

dampak dari terjadinya kontak bahasa antara bahasa daerah dengan bahasa Indonesia. Dampak dari peristiwa kontak bahasa tersebut umumnya menjadi hal yang tidak disadari oleh kelompok tutur di dalamnya. Di era globaliasi ini, ketika sebagian besar kelompok tutur dituntut untuk mampu menguasai banyak bahasa, maka ketika itu pula akan terjadi peristiwa kontak bahasa atau persentuhan bahasa yang sulit dikendalikan. Misalnya, seorang penutur bahasa daerah yang sedang belajar berbahasa Indonesia. Ketika berkomunikasi mereka cenderung mengalami kekauan karena terhambat oleh pola perpindahan sistem bahasa yang digunakan. Ketika itulah masalah sosiolinguistik mulai timbul. Saat berkomunikasi, baik secara disengaja maupun tidak disengaja, para penutur bahasa daerah tersebut akan memasukan unsur bahasa daerah ke dalam sistem bahasa Indonesia. Pada saat itulah, unsurunsur bahasa daerah mulai mencampuri sistem kebahasaan Indonesia. Perlahan, hal tersebut akan berkembang menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihindari oleh si penutur bahasa daerah ketika berbahasa Indonesia. Kekakuan penutur bahasa daerah dalam berbahasa Indonesia dapat menjadi permasalahan yang akut di dalam kajian ilmu sosiolinguistik. Maka dari itu, upaya pengajaran bahasa Indonesia kepada penutur bahasa daerah sangatlah dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi. Chaer & Agustina (2010:86) menjelaskan tentang seberapa beratnya permasalahan tersebut. Di dalamnya Chaer menjelaskan, apabila bahasa kedua yang dipelajari itu masih tergolong ke dalam bahasa serumpun, maka masalah yang muncul pun mungkin tidak terlalu berat. Namun, jika bahasa kedua itu tidak serumpun dengan bahasa pertama maka hal itu akan menjadi masalah yang berat. Lebih berat lagi kalau bahasa kedua itu memiliki struktur fonetis, morfologis dan sintaksis yang sangat berbeda dengan bahasa pertamanya, seperti halnya bahasa daerah dengan bahasa Indonesia. Masalah kebiasaan buruk si penutur dalam memasukkan atau mencampuradukkan unsur-unsur bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia diwujudkan dalam bentuk interferensi bahasa. Interferensi merupakan perubahan sistem suatu bahasa yang diakibatkan oleh adanya persentuhan dengan bahasa lain. Interferensi muncul sebagai penyimpangan kaidah kebahasaan. Apabila persentuhan bahasa terjadi semakin kompleks, maka akan semakin besar pula interferensi bahasa yang terjadi di dalamnya. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi sikap berbahasa si penutur, khususnya sikap loyalitas penutur terhadap penggunaan bahasa Indonesia secara utuh. Loyalitas merupakan wujud kesetiaan penutur terhadap pemakaian suatu bahasa dengan cara mempertahankan kemandirian sistem bahasa yang digunakannya, tanpa harus memasukkan unsur-unsur bahasa lain yang bukan menjadi unsur serapan dalam bahasa tersebut. Loyalitas berbahasa seseorang salah satunya dapat dinilai melalui sebuah penelitian yang mengukur tentang seberapa kompleksnya interferensi bahasa yang terjadi di dalam diri penutur ketika berbahasa. Dari hal tersebut penulis berusaha melakukan penelitian tentang bagaimana loyalitas berbahasa Indonesia pada suatu kelompok penutur bahasa daerah, yaitu siswa kelas X Madrasah Aliyah Maarif Kadugede tahun ajaran 2013/2014 dilihat dari jumlah interferensi bahasa daerah yang terdapat pada karangan yang dibuat siswa. Anggapan dasar atau titik tolak pemikiran yang mendasari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Penutur bilingual sering mengalami interferensi bahasa karena sering melakukan kontak bahasa antara B1 dengan B2. 2) Interferensi dianggap sebagai penyimpangan atau pengrusakkan suatu bahasa dan menjadi gejala perubahan terbesar, terpenting, serta paling dominan dalam perkembangan suatu bahasa.

3) Kompleksnya interferensi yang dialami oleh suatu kelompok tutur dapat mencerminkan sikap berbahasa pada kelompok tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian diartikan sebagai cara melaksanakan penelitian yang telah direncanakan berdasarkan pendekatan yang dianut (Heryadi 2010:42). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan situasi suatu subjek yang mengandung fenomena. Jenis metode deskriptif yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu metode yang digunakan dalam menghadapi satu variabel dan lebih bersifat eksploratif (Heryadi 2010:43). Pendekatan yang digunakan pada metode tersebut pun bersifat kualitatif. 1. Teknik Penelitian 1). Teknik Pemerolehan Data Dalam upaya memperoleh data penelitian ini, penulis menggunakan beberapa langkah kegiatan, seperti: studi pustaka, angket terbuka, dan record. Record adalah pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting (Guba dan Lincoln dalam Moleong 2007:216). Record masih sama jenisnya dengan dokumentasi. Bedanya, record sengaja dipersiapkan untuk keperluan penelitian berdasarkan permintaan seorang penyidik, sedangkan dokumen sudah terdapat datanya dan tinggal dicari saja. 2). Teknik Pengolahan Data Dalam upaya mengolah data penelitian ini, penulis melakukan tahapan langkah berikut. a. Mengumpulkan hasil karangan siswa. b. Menganalisis kata yang terinterferensi oleh bahasa daerah pada karangan narasi siswa berdasarkan pada kajian sistem fonologis morfologis, sintaksis, dan semantis bahasa Indonesia. c. Mengelompokkan hasil analisis interferensi tersebut ke dalam tabel berikut. d. Merekap seluruh jumlah data interferensi bahasa daerah yang terdapat pada karangan narasi siswa, ke dalam tabel berikut. No Tabel Rekapitulasi Jumlah Data Interferensi Bahasa Daerah pada Karangan Narasi Siswa Kelas X MA Maarif Kadugede Tahun Ajaran 2013/2014 Nama Interferensi Bahasa Sunda Interferensi Siswa Fonologi Morfologi Sintaksis Semantik keseluruhan 1 2... Jumlah e. Menghitung angka loyalitas berbahasa Indonesia siswa kelas X MA Maarif Kadugede tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan pada jumlah interferensi bahasa daerah pada kajian masing-masing (fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantis).

Dalam menghitung loyalitas berbahasa tersebut, penulis menggunakan rumus berikut. Loyalitas = jumlah data (interferensi ) skor kriterium x 100% Sumber (Sugiyono 2013:247) Dalam menentukan jumlah skor kriterium tersebut, penulis menggunakan rumus berikut. Skor kriterium = (skor maksimal untuk interferensi dari setiap siswa) x (jumlah item yang diamati) x (jumlah siswa) Sumber (Riduwan 2012:94) f. Menafsirkan hasil penghitungan loyalitas tersebut ke dalam bentuk penilaian kualitas. Dalam pengkualitasan angka tersebut, penulis mengategorikan angka loyalitas berbahasa Indonesia siswa ke dalam bagan berikut. 0 20% 40 60 80 100 sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah Kategori penilaian angka tersebut dibuat berbanding terbalik dengan kategori kualitasnya, karena interferensi dan loyalitas memiliki hubungan yang sifatnya berlawanan atau berbalikan arah. Apabila angka interferensi itu tinggi, maka loyalitas berbahasa siswa tersebut dapat dikatakan rendah. Namun sebaliknya, apabila angka interferensi tersebut rendah maka loyalitasnya pun dapat dikatakan tinggi. KESIMPULAN Dalam penelitian ini, akhirnya penulis menemukan hasil penelitian sebagaimana ditulis dalam simpulan berikut. 1. Loyalitas berbahasa Indonesia siswa interferensi fonologis bahasa daerah siswa tersebut sangat tinggi. 2. Loyalitas berbahasa Indonesia siswa interferensi morfologis bahasa daerah yang terdapat pada karangan narasi siswa tersebut sangat tinggi. 3. Loyalitas berbahasa Indonesia siswa interferensi sintaksis bahasa daerah siswa tersebut sangat tinggi. 4. Loyalitas berbahasa Indonesia siswa interferensi semantis bahasa daerah siswa tersebut tinggi. 5. Loyalitas berbahasa Indonesia siswa jumlah interferensi bahasa daerah pada karangan narasi siswa tersebut rendah. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul & Leonie Agustina. (2004). Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta. Mahsun. (2007). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Rusyana, Yus. (1999). Fungsi Bahasa Daerah dalam Kehidupan Manusia Indonesia (Makalah): Jakarta. Sobur, Alex. (2011). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suwito. (1983). Sosiolinguistik. Surakarta: UNS Press. Wardhaugh, Ronald. (1990). An Introduction to Sociolinguistics. Basic Blackwell.