CATALITYC CONVERTER JENIS KATALIS KAWAT KUNINGAN BERBENTUK SARANG LABA-LABA UNTUK MENGURANGI EMISI KENDARAAN BERMOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
CATALITYC CONVERTER JENIS KATALIS PLAT TEMBAGA BERBENTUK SARANG LEBAH UNTUK MENGURANGI EMISI KENDARAAN BERMOTOR

CATALITYC CONVERTER JENIS KATALIS PIPA TEMBAGA BERLUBANG UNTUK MENGURANGI EMISI KENDARAAN BERMOTOR

CATALYTIC CONVERTER BERBAHAN TEMBAGA BERBENTUK SARANG LABA-LABA UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG PADA SUPRA X 125

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri

BAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka

CATALYTIC CONVERTER BERBAHAN STAINLESS STEEL BERBENTUK SARANG LABA-LABA UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN.

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

APLIKASI TEKNOLOGI CATALYTIC CONVERTER SISTEM SERABUT BAJA KARBON RENDAH PADA KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI PEREDUKSI POLUSI UDARA. Andi Sanata.

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENAMBAHAN REAKTOR PLASMA DBD (DIELECTRIC-BARRIER DISCHARGE)

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

ANALISIS VARIASI TEMPERATUR LOGAM KATALIS TEMBAGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN THREE WAY CATALYTIC CONVERTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA KENDARAAN TOYOTA KIJANG INNOVA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILTER ASAP PADA INCINERATOR SAMPAH (RJ01)

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PERANCANGAN KOMPOR BIOETANOL MENGGUNAKAN PRINSIP BEJANA BERHUBUNGAN DAN TABUNG BERTEKANAN TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KNALPOT RAMAH LINGKUNGAN MENGGUNAKAN CATALYTIC CONVERTER DENGAN BAHAN TEMBAGA SKRIPSI

PENGARUH KATALITIK KONVERTER KUNINGAN TERHADAP PENURUNAN EMISI HC DAN CO MESIN OTTO MULTI SILINDER. Oleh, Samuel P.

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN CATALYTIC CONVERTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR YAMAHA Rx-King TAHUN PEMBUATAN 2006

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EMISI GAS CARBON MONOOKSIDA (CO) DAN HIDROCARBON (HC) PADA REKAYASA JUMLAH BLADE TURBO VENTILATOR SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 TAHUN 2006

JTM. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013,

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

Pengaruh Variasi Kandungan Logam Tembaga Berlapis Mangan Sebagai Katalis Pada Knalpot Suzuki Satria FU 150 Terhadap konsentrasi polutan CO dan HC

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

PENGARUH PENGGUNAAN METALLIC CATALYTIC CONVERTER BERBAHAN TEMBAGA DAN APLIKASI TEKNOLOGI SASS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR HONDA NEW MEGA PRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .

EFEKTIFITAS PEMASANGAN CATALYTIC CONVERTER KUNINGAN TERHADAP PENURUNAN EMISI GAS CARBON MONOKSIDA PADA KENDARAAN MOTOR BENSIN RM Bagus Irawan*)

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK 1 SILINDER

BAB III METODE PENELITIAN. berikut ini adalah diagram alir kerangka pelaksanaan penelitian. PEMBUATAN CATALYTIC CONVERTER PENGUJIAN EMISI

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

ANALISA PENGARUH KATALIS TEMBAGA PADA KATALYTIK KONVERTER TERHADAP EMISI GAS CARBON MONOKSIDA DAN HIDRO KARBON PADA KENDARAAN MOTOR BENSIN

UPAYA PENINGKATAN DAYA MOTOR DENGAN MERUBAH BESARNYA LUBANG KELUARAN GAS BUANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

Spesifikasi Bahan dan alat :

: exhaust gas emissions of CO and HC, electric turbo, modified of air filter

Unjuk Kemampuan Metallic Catalytic Converter Berbahan Dasar Kuningan Berlapis Nikel

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN CAMPURAN PREMIUM BIOETANOL

JTM.Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

EFEKTIFITAS KATALIS MATERIAL SUBSTRAT PADUAN CuZn (KUNINGAN) DALAM MEREDUKSI EMISI GAS KARBON MONOKSIDA MOTOR BENSIN * RM Bagus Irawan*) Abstrak

Julius Hidayat, Agus Suyatno,Suriansyah, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 23-29

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

UNJUK KEMAMPUAN CATALYTIC CONVERTER DENGAN KATALIS KUNINGAN UNTUK MEREDUKSI GAS HIDRO CARBON MOTOR BENSIN. RM. Bagus Irawan 1 ), Muhammad Subri 2 )

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

CAPABILITY TEST ON ZEOLITES AS CATALYTIC CONVERTERS TO REDUCE AIR POLLUTANTS FROM GASOLINE ENGINES

Journal of Mechanical Engineering Learning

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Joko Sriyanto, MT. (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif F.T. UNY)

INFO TEKNIK Volume 5 No. 1, Juli 2004 (18-25)

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

Alat Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bemotor Terintegrasi Komputer

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Analisa Pengaruh Penggunaan Sensor Oksigen Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang CO Dan HC

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisa Pengaruh Penggunaan Logam Tembaga sebagai Katalis pada Saluran Gas Buang Mesin Bensin Empat Langkah Terhadap Konsentrasi Polutan Co DAN HC*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR

SWIRL SEBAGAI ALAT PEMBUAT ALIRAN TURBULEN CAMPURAN BAHAN BAKAR DAN UDARA PADA SALURAN INTAKE MANIFOLD

Transkripsi:

CATALITYC CONVERTER JENIS KATALIS KAWAT KUNINGAN BERBENTUK SARANG LABA-LABA UNTUK MENGURANGI EMISI KENDARAAN BERMOTOR Ali Mokhtar *1, Hery Supriyanto 2, Fajar Yulianto 3 1,2,3 Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Kontak Person : Ir. Ali Mokhtar MT, Jl. Tlogosari No. 37i Tlogomas Malang Telp. 0811360358, Email alimokhtar011@gmail.com, Abstrak Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor berdampak langsung pada polusi udara oleh gas buang kendaraan tersebut, polusi udara di daerah perkotaan didominasi oleh emisi kendaraan bermotor, seiring dengan permasalahan polusi maka penelitian ini selain bertujuan mendapatkan desain catalytic converter berbahan katalis kawat kuningan berbentuk sarang laba-laba juga untuk menguji emisi gas buang pada catalytic converter tersebut. Katalis kawat kuningan berbentuk sarang laba-laba sangat baik untuk bahan katalis pada catalityc converter, katalis tersebut selain mudah didapat dan murah harganya, serta mampu mereduksi dan mengoksidasi emisi kendaraan bermotor dengan baik, sehingga cocok sebagai bahan katalis.metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode experimental, mulai dari perancangan rumah katalityc converter, jenis katalis sampai proses pembuatan catalityc converter jenis katalis sarang laba-laba berbahan kawat kuningan, selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui emisi gas buang kendaraan bermotor yang menggunakan catalytic converter dan tanpa menggunakan catalityc converter, Dari hasil pengujian emisi didapatkan bahwa pemakaian catalytic converter berbahan katalis kawat kuningan berbentuk sarang laba - laba dapat mengurangi emisi gas HC, CO dan CO 2. Penurunan emisi gas HC sebesar 36,25 ppm atau sebesar 15,1 % dibanding tanpa menggunakan catalytic converter. Untuk penurunan Emisi gas CO sebesar 6,02 atau sebesar 24,24 %. dibanding tanpa menggunakan catalytic converter. Sedangkan untuk penurunan Emisi gas CO 2 sebesar 6,75 atau sebesar 20,45 %. dibanding tanpa menggunakan catalytic converter Kata kunci : Catalytic converter kawat kuningan berbentuk sarang laba-laba 1. PENDAHULUAN Catalytic converter adalah suatu alat yang dipasang di mobil-mobil yang berfungsi untuk mengurangi emisi gas buang pada kendaraan tersebut. Untuk mengetahui fenomena aliran didalam saluran cukup sulit, tetapi dengan menggunakan perangkat lunak Fluent atau ansys, simulasi dapat dilakukan untuk menentukan pola aliran yang terbentuk di dalam saluran. Semakin merata gas buang mengenai permukaan catalytic converter maka semakin besar terjadinya proses reduksi emisi (Krisnanil, Ali Mokhtar 2005), Peningkatan jumlah kendaraan bermotor akan meningkatkan pemakaian bahan bakar minyak, terutama pada kendaraan 2 tak dimana pada kendaraan ini proses pembakarannya tidak dapat sempurna dibanding kendaraan 4 tak hal ini akan membawa risiko pada penambahan gas beracun di udara terutama CO, HC, SO2. (Sudomo 2002). Catalytic converter telah menjadi peralatan standar bagi semua kendaraaan bermotor di belahan bumi yang telah maju. Katalisator akan efektif bekerja jika gas asap dapat mengenai semua permukaan kalatalis dan bekerja antara temperatur 250 o C sampai 300 o C. (Prasetyo, Joni 2006). Aliran gas asap melewati katalisator lubang horizontal tanpa sekat menunjukkan hasil distribusi aliran yang baik (Ali Mokhtar 2009), Catalityc converter dengan bahan katalis almunium menunjukkan hasil kurang baik untuk mengurangi emisi (Rengki 2009), Oleh karena itu dari kekurangan dan kelebihan penelitian sebelumnya maka dilakukan penelitian dengan membuat catalityc converter dengan bahan katalis dari kawat tembaga berbentuk sarang laba-laba. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor jika tidak menngunakan catalityc converter dan jika menggunakan catalityc converter dengan SENTRA 2016 IV - 1

bahan katalis dari kawat tembaga berbentuk sarang laba-laba, adapun model desain katalis sarang lebah sebagai berikut. IV - 2 SENTRA 2016 Gambar 1. Disain katalis sarang laba-laba Proses pembakaran yang tidak sempurna mengakibatkan emisi gas polutan seperti HC, CO, NOx yang dikeluarkan melalui saluran buang kendaraan bermotor, pada kenyataannya tidak mungkin pembakaran bisa sempurna 100%, maka perlu dipasang catalityc converter pada semua kendaraan bermotor. Reaksi pembakaran, baik bahan bakar bensin maupun bahan bakar gas merupakan reaksi oksidasi antara senyawa hidrokarbon dengan oksigen, sehingga dihasilkan produk berupa karbon dioksida, uap, air atau produk lainnya, tergantung kualitas pembakaran. Jumlah nitrogen dalam udara yang bergabung dengan oksigen akan membentuk nitrous okside (NOx) yang merupakan polutan dalam udara. Emisi Gas Buang Emisi gas buang yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam mesin kendaraan merupakan salah satu sumber polusi udara. Emisi gas buang yang dihasilkan berupa karbonmonoksida ( CO), karbondioksida (CO 2), hydrokarbon (HC), dan oksida nitrogen (NO x). Bahan bakar secara umum mengandung unsur-unsur karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen dan belerang. Dalam pembakaran sempurna, gas buang hasil pembakaran berupa karbondioksida (CO2) dan air (H2O) serta udara yang tidak terlibat pembakaran. Namun pembakaran sempurna sulit dicapai, sehingga terdapat gas buang hasil pembakaran lain seperti CO, HC, dan juga NOx, karena 79% udara untuk pembakaran terdiri dari nitrogen. Karbonmonoksida (CO) Banyaknya CO dari gas buang tergantung dari perbandingan bahan bakar dan udara. Hanya pada pembakaran sempurna nilai CO-nya kecil. Karbonmonoksida sebanyak 0,03% sudah merupakan racun yang berbahaya untuk manusia. Jumlah 0,03% selama setengah jam adalah mematikan, karbonmonoksida merupakan hasil reaksi antara kandungan karbon dalam bahan bakar, dengan oksigen. Reaksi yang terjadi adalah : 2C + O2 2 CO. Apabila masih terdapat sisa oksigen dalam udara pembakar, maka CO akan bereaksi kembali : 2CO + O2 CO2. Hidrokarbon (HC) Penyebab utama yang mempengaruhi tingginya HC dalam gas buang adalah rasio campuran udara bahan bakar. Bila campuran gemuk maka akan semakin tinggi konsentrasi HC, hal ini diakibatkan oleh tidak cukupnya oksigen untuk membakar bahan bakar sehingga akan terdapat sisa hidrokarbon. Pada dinding silinder mempunyai temperatur yang lebih kecil dari temperatur pembakaran, sehingga akan menyerap kalor dari campuran udara dan bahan bakar. Sehingga saat katup exshaust terbuka ada kandungan bahan bakar yang keluar sebagai gas buang HC. Catality Converter (CC) Cataliytic converter adalah salah satu alat untuk mempercepat terjadinya proses pembakaran sisa-sisa Hidrokarbon (HC), Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Oksid (NO x) yang masih terdapat pada gas buang kendaraan bermotor. Sewaktu melewati catalytic converter gas tersebut akan mengalami proses kimia secara oksidasi dan reduksi akibat adanya penambahan oksigen dan temperatur tinggi, proses pembakaran sisa hidrokarbon (HC), karbon monoksida ( CO), dan nitrogen oksid (NOx) yang masih terdapat pada gas buang sewaktu melewati katalisator, yang semula berbahaya

berupa HC, CO dan NOx akan berubah menjadi senyawa yang stabil berupa CO2, senyawa air H2O, senyawa N2 dan O2. (Gates 1992) Gas buang dari exhaust Rumah katalis Ke muffler Hc Co No H 2 o Co 2 N 2 o 2 Gambar 2. Skema konstruksi catalyst converter Dengan adanya catalytic converter pada saluran gas buang, emisi gas buang yang merupakan zat kimia yang berbahaya, seperti HC, CO dan NOx akan dikonversikan menjadi zat kimia yang tidak berbahaya. Diantara bahan katalis sebagai catalityc converter, jenis logam yang di ketahui efektif sebagai oxydation catalyst, yaitu : platinum, plutonium, palladium, (nobel metal), tembaga, vanadium, besi, kobal, nikel, mangan, chromium, dan okside dari logam-logam tersebut. (E.F. Obert) Reaksi reduksi catalytic, pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan tempat penggiatan molekul NO, seperti pada nikel atau tembaga di dalam CO (tetapi tanpa O 2 yang mana akan menyebabkan oksidasi), untuk membentuk N2 dan CO2. NO bisa bereaksi dengan molekul logam untuk membentuk oksid yang kemudian dapat bereaksi dengan CO, untuk mengembalikan molekul logam yang dapat di pakai sebagai reducing catalyst adalah besi, nikel, tembaga, paduan dan oksida dari logam tersebut dan lainnya. (E.F Obert). Gambar 3. Saluran gas buang dengan katalis konverter (Heisler H, 1999) 2. METODE PENELITIAN. Disain katalisator pada catalityc converter memerlukan kecermatan tersendiri, agar didapatkan hasil yang maksimal terutama saat terjadinya aliran gas didalam katalisator, semakin merata aliran gas didalam katalisator akan semakin maksimal terjadinya proses reduksi sehingga emisi yang dikeluarkan semakin berkurang, (Krisnanil, Ali Mokhtar 2005). Metode penelitian yang dipakai disini adalah metode experimental, yaitu dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor tanpa menggunakan catalityc converter dan menggunakan catalityc converter berbahan kawat kuningan berbentuk sarang laba-laba, katalis ini telah direkomendasikan pada penelitian sebelumnya (Ali Mokhtar 201 4). Sebelum bentuk katalisator di buat, maka desain katalisator dibuat lebih dahulu, baru dibuat bentuk asli katalisator tersebut, katalisator yang telah ditentukan lalu di uji presisi dengan desain knalpot yang sudah ada, Prinsip uji presisi ini untuk menunjukkan bahwa desain katalisator tersebut apakah sudah sesuai (pas) dan cocok dengan disain dari knalpot yang digunakan. Setelah uji presisi maka catalityc converter kita pasang pada kendaraan lalu kita uji emisinya. Cara pembuatan katalis pertama-tama kawat kuningan dipotong potong sesuai ukuran, kemudian dirakit sesuai dengan jarak antar kawat yang telah ditentukan, kemudian baru dirakit secara keseluruhan seperti pada urutan gambar sebagai berikut SENTRA 2016 IV - 3

Gambar 4. Urutan pembuatan katalis sarang laba-laba 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN Pengukuran emisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur emisi yang dinamakan gas analyzer, alat ini berfungsi untuk mengukur kadar emisi gas buang dengan cara lubang knalpot dimasuki pipa detector gas, pipa tersebut akan menyerap gas bekas kemudian inputan gas tadi akan ditansfer dalam bentuk angka-angka analog yang menunjukkan besarnya kandungan emisi dari gas tersebut, lalu di print out sesuai yang diinginkan. Dari hasil pengujian didapatkan data awal untuk catalityc converter dengan bahan katalis kawat kuningan berbentuk sarang laba-laba dan data hasil pengujian tanpa menggunakan catalityc converter atau standart. 3.1. Pembahasan. Pengambilan data dilakukan sebanyak lima kali pada tiap putaran lalu dirata-rata kemudian ditabelkan dan dibuat grafik, putaran diambil antara 1500 rpm sampai 3500 rpm, data putaran ini diambil dengan asumsi bahwa kendaraan beroperasi stasioner pada putaran 1000 rpm dan putaran mendekati maksimum adalah pada 3500 rpm. 300 Grafik Putaran vs Kadar HC Kadar HC (%) 250 200 150 100 50 Tanpa CC CC Kawat Kuningan 0 1500 2000 2500 3500 Putaran (Rpm) Gambar 5. Grafik Perbandingan emisi HC terhadap Putaran pada model standart atau tanpa CC, dengan Catalys kawat kuningan sarang laba-laba Dari hasil uji emisi bahwa model standart atau model tanpa CC menunjukkan kadar emisi HC yang cukup besar dengan nilai rata-rata 240 ppm, sedangkan untuk model Catalys kawat kuningan sarang laba-laba mengalami penurunan dengan nilai rata-rata sebesar 203,75 ppm, hal ini terjadi karena gas asap yang keluar melalui catalityc converter mengalami proses reduksi dan oksidasi dengan baik sehingga emisi HC bisa menurun, kadar penurunan HC maksimum sebesar 15,1 %. IV - 4 SENTRA 2016

Kadar CO (%) 50 40 30 20 10 0 Grafik Putaran vs Kadar CO Tanpa CC CC Kawat Kuningan 1500 2000 2500 3500 Putaran (Rpm) Gambar 6. Grafik Perbandingan emisi CO terhadap Putaran pada model standart atau model tanpa CC, dengan Catalys kawat kuningan sarang laba-laba Dari hasil uji emisi bahwa model standart atau model tanpa CC menunjukkan kadar emisi CO yang cukup besar dengan nilai rata-rata 24,75%, sedangkan untuk model Catalys kawat kuningan sarang laba-laba mengalami penurunan dengan nilai rata-rata sebesar 18,75%, hal ini terjadi karena gas asap yang keluar melalui catalityc converter mengalami proses reduksi dan oksidasi dengan baik sehingga emisi CO bisa menurun, sedangkan kadar penurunan emisi CO maksimum sebesar 24,24 %. CO2 (%) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Grafik Putaran vs Kadar CO2 Tanpa CC CC Kawat Kuningan 1500 2000 2500 3500 Putaran (Rpm Gambar 7. Grafik Perbandingan emisi CO2 terhadap Putaran pada model standart atau model tanpa CC, dengan Catalys kawat kuningan sarang laba-laba Dari hasil uji emisi bahwa model standart atau model tanpa CC menunjukkan kadar emisi CO2 yang cukup besar dengan nilai rata-rata 33%, sedangkan untuk model Catalys kawat kuningan sarang laba-laba mengalami penurunan dengan nilai rata-rata sebesar 26,25%, hal ini terjadi karena gas asap yang keluar melalui catalityc converter mengalami proses reduksi dan oksidasi dengan baik sehingga emisi CO2 bisa menurun, sedangkan kadar penurunan emisi CO2 maksimum sebesar 20,45 %. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Catalityc Converter dengan bahan catalis kawat kuningan berbentuk sarang laba-laba mampu menurunkan emisi yang signifikan dibandingkan dengan model standart atau model tanpa catalityc converter, Penurunan emisi paling signifikan terjadi pada CO dan CO2 masing - masing sebesar 24,24 % dan 20,45 %, SENTRA 2016 IV - 5

Sebagai saran untuk penelitian berikutnya hendaknya dilakukan penelitian dengan topik yang sama tetapi menggunakan catalityc converter dengan material katalis yang berbeda serta dengan bentuk yang sama, misalkan dari bahan kawat baja atau yang lain. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Bersama ini kami sebagai peneliti tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada : a) Universitas Muhammadiyah Malang, melalui DPPM UMM dimana penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. b) Fakultas Teknik UMM. yang telah memfasilitasi kegiatan penelitian ini sehingga berjalan dengan lancar. c) Jurusan Mesin khususnya Laboratorium Teknik Mesin yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penelitian ini. d) Semua yang terlibat dalam pelaksanaan program ini sehingga bisa selesai tepat waktu. REFERENSI : [1]Akhmad Indra S. Petunjuk pengoperasian Computational Fluid Dynamics (CFD), Ansys Flotran, Pusat Komputer FT-Universitas Indonesia, 2002. [2]Jurnal JF BINGHAM, BSc, PhD, AMIMechE Intake System design using a validated internal combustion engine computer model, National Enginering Laboratory, East Kilbride, Glasgow, Scotland. (C25/87) [3]Katalisator akan efektif bekerja jika gas asap dapat mengenai semua permukaan kalatalis dan bekerja antara temperatur 250 o C sampai 300 o C. (Jurnal Prasetyo, Joni ITS 2006) [4]Analisa penyebaran distribusi aliran pada catalityc converter dengan menggunakan empat macam model (Ali Mokhtar, Dwi kurniawan, 2009) [5]Analisa penggunaan catalityc converter berbahan katalis Almunium dan tembaga (Rengki, M. Reza, Ali Mokhtar 2010) [6]Penggunaan catalityc converter berbahan katalis Pipa Tembaga (Ali Mokhtar, Andin, Puji, sahrul 2011) [7]Penggunaan catalityc converter berbahan katalis Pipa kuningan (Ali Mokhtar, 2012) [8]Penggunaan catalityc converter berbahan katalis plat tembaga berbentuk sarang lebah (Ali Mokhtar, 2013) [9]Penggunaan catalityc converter berbahan katalis Kawat Stainless Stell berbentuk sarang laba-laba (Ali Mokhtar, Trenyu W. 2014) [10]Mathur, Sharma L. 1975, Internal Combustion Engine. Second Edition. McGraw-Hill Book Company, Inc, New York. [11]Bosch R, G. (1990). Emission Control for Gasoline Engines. 3 Edition. Stuttgart. Germany. [12]Obert, E.F. 1983. Internal Combustion Engines and Air Pollution. New York : Harper and Row Publisher. [13]Chusnul. M 2005, Study Penggunaan Katalis CuO/yAL203 sebagai Catalytic Converter Untuk Mereduksi Emisi CO, ITS, Surabaya [14]Karvounis E, DN Assanis. 1992. The Effect of Inlet Flow Distribution on Catalytic Converter. Journal of Effecience Heat and Mass Transfer 36(6) 1495 1504. [15]Wardhana, W., A., (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta. [16]Irawan B., 2003, Rancang Bangun Catalytric Converter dengan Material Substrat Tembaga (Cu) untuk Mereduksi Emisi Gas CO, Tesis MIL UNDIP IV - 6 SENTRA 2016