BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif.kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedang membangun, khususnya di bidang industri. Oleh karena itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan kesehatan seperti kelelahan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

berada dibawah tuntutan tugas yang harus dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan itu dapat bermacam-macam, berubah dan. berkembang dan sering kali tidak disadari oleh pelakunya.

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Secara umum, faktor bahaya

BAB I PENDAHULUAN. Kelelahan merupakan masalah yang umum dialami banyak orang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai aset yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya mengganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Suma mur (2009) bahwa aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan (Stress) merupakan suatu tanggapan adaptif, diperantarai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin maju ini, perusahaan juga semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.pembangunan kesehatan harus mencakup

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB V PEMBAHASAN. fungsi organ di dalam tubuhnya (Roestam, 2003). memerlukan ketrampilan tangan. WHO menyatakan batas usia tua adalah 65

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerjaan kita, di mana kita berada dan beraktifitas. Produktifitas dari pekerjaa kita salah

Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB V PEMBAHASAN. sampel penelitian adalah perempuan, sehingga data karakteristik jenis. responden tidak memberikan pengaruh terhadap kelelahan.

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja secara bergilir biasa disebut dengan kerja shift.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan barang atau jasa sebagai produknya (Munandar, 2011).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. (K3), karena dalam Standarisasi Internasional unsur Keselamatan dan

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan sebalikanya adalah waktu istirahat. Memeperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari kesehatan kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan. Salah satu tujuan daripelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja (Suma mur 1996). Kelelahan kerja merupakan permasalahan yang umum ditempat kerja yang sering kita jumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Dimana kelelahan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh kementrian tenaga kerja di jepang terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja di negara tersebut yang dipilih secara acak tekah menunjukkan hasil bahwa ditemukan 65% pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan

2 kelelahan mental dan sekitar 7% pekerja mengeluhkan stress berat dan merasa tersisihkan. 1 Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan beban kerja. Dimanapun sipekerja berada pasti memiliki suatu tanggung jawab yang besar atas pekerjaan yang ia sedang lakukan. Oleh karena itu dengan adanya tanggung jawab yang dimiliki oleh pekerja, maka ia membutuhkan bermacam-macam pengetahuan untuk dapat mencegah tidak mudah lelah dalam melakukan aktivitas kerja. Kelelahan baik dalam segi fisik maupun mental dan bahkan mungkin sekaligus kedua-duanya. Kelelahan fisik dicirikan oleh otot tubuh yang lemah, sulit digerakkan, dan terkadang disertai rasa nyeri dan pusing. Hal ini biasanya disebabkan oleh beratnya beban kerja, lamanya duduk, lamanya menggunakan bagian fisik tertentu seperti tangan, kaki, mata, dan telinga. Kalau berlanjut tanpa perlakuan pemulihan seperti olahraga bisa menyebabkan penurunan stamina, mudah emosi, malas bekerja, dan sulit tidur. Sementara kelelahan mental biasanya disebabkan terlalu banyak berpikir, terlalu luasnya lingkup dan bobot aspek permasalahan yang dihadapi dan ketahanan emosi yang lemah serta kurang relaksasi. Selain itu bisa jadi orang seperti itu jarang bersosialisasi. Kalau dibiarkan akan menyebabkan emosinya semakin peka, stress dalam bekerja, sulit tidur, sulit berkonsentrasi dan malas bekerja. 1 Hidayat, T, Bahaya Laten Kelelahan Kerja, 2000

3 Kelelahan kerja sering sekali diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi, performance dan kurangnya kekuatan dan ketahanan tubuh untuk terusmelanjutkankegiatan yang harus dilanjutkan. Tiap orang apakah dia sebagai pemimpin maupun karyawan pasti pernah mengalami kelelahan kerja. 2 Penelitian yang dilakukan Akerstedt et al (2002) menyebutkan dari sample 85.115 sample pekerja sebanyak 32,8 % menderita kelelahan. Kelelahan kerja sangat sering dikeluhkan oleh para pekerja dengan beban kerja yang berat.setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaannya tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran adalah merupakan beban bagi yang melakukannya. 3 Kelelahan adalah suatu hal yang sudah dikenal oleh umum, dimana kelelahan yang terus menerus setiap hari berakibat pada kelelahan yang kronis. Kelelahan kronis terutama terjadi pada mereka yang mengalami konflik-konflik mental atau kesulitan-kesulitan psikologis. Dengan adanya kelelahan kerja yang fatal dapat menyebabkan stress dalam bekerja bahkan mudah terjadinya suatu kecelakaan dalam bekerja. Penyelidikan menunjukkan bahwa 85% sebab-sebab dari kecelakaan kecil bersumber kepada faktor manusia yaitu antara lain oleh tindakan atau sikap kerja yang tidak aman seperti kekhawatiran dalam bekerja, ketidakdisiplinan dalam bekerja, emosi, mudah ngantuk, kelelahan, ketegangan dan kecemasan dalam bekerja sehingga si pekerja sulit memusatkan perhatiannya. 2 Wigjosoebroto, Ergonomi Teknik dan Tata Cara pengukurannya, Guna Widya, 1992 3 Suma mur hygiene perusahaan dan kesehatan kerja, gunung agung 1996

4 Menurut Anastasi (1993) kebosanan merupakan salah satu bentuk dari kelelahan, sebagaimana halnya dengan rasa letih, kebosanan tetap merupakan pengalaman yang tidak mengenakan. Kelelahan menjadi masalah yang penting karena situasi tersebut dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas, sehingga perlu penanganan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan Menurut Barnes (1980), kelelahan kerja dalam individu berkaitan dengan tiga gejala yang saling berhubungan yaitu perasaan lelah, perubahan psikologi dalam tubuh dan menurunnya kinerja dan produktivitas kerja. Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan yang disebabkan oleh stresor yang datang dari lingkungan kerja. Stres kerja dipengaruhi oleh organisasional, individual dan dan faktor lingkungan. Faktor organisasional yang mempengaruhi stres kerja terdiri dari kurangnya otonomi dan kreativitas, harapan, tenggat waktu, kurangnya pelatihan, karier yang melelahkan, hubungan dengan atasan yang kurang baik dan bertambahnya tanggung jawab tanpa pertambahan gaji. Faktor individual terdiri dari pertentangan karier dalam rumah tangga, ketidakpastian ekonomi, kurangnya penghargaan dan pengakuan kerja, kejenuhan dan kebosanan kerja dan konflik dengan rekan kerja. Faktor lingkungan terdiri dari buruknya kondisi lingkungan kerja, diskriminasi ras, pelecehan seksual, kekerasan di tempat kerja dan kemacetan saat berangkat dan pulang kerja. Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanggerang bidang Sumber Daya Air merupakan perencanaan teknis pembangungan, peningkatan dan rehabilitasi

5 pengairan.kegiatan dari pemeliharaan sumber daya air merupakan indicator kinerja program pembangunan banjir atau sumber daya air.pekerjaan sumber daya air ini sangat berdampak besar bagi masyarakat Kota Tanggerang.Dengan beban pekerjaan yang berat, pekerja ini dapat mengalami stress kerja akibat kelelahan kerja. Dari beberapa hal yang telah dikemukakan diatas maka, dapat dikatakan bahwa stres kerja berhubungan secara signifikan dengan kelelahan kerja. Oleh karena itu, penulis mencoba mencari hubungan stres kerja dengan kelelahan kerja. Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan oleh peneliti, aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kerja kebanyakan menggunakan kekuatan tangan. Sehingga memungkinkan tenaga kerja mengalami kelelahan kerja. Dari data yang diperoleh dilapangan bahwa pekerja lapangan sebanyak 35 orang,24 orang merasa stress akibat kelelahan kerja sedangkan 11 orang tidak merasa stress walaupun si pekerja lelah karena mendapat pekerjaan yang berat. Dari hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara stess kerja dan kelelahan kerja pada pekerjaan Sumber Daya Air. B. Identifikasi Masalah Kelelahan kerja kebanyakan diakibatkan kurang seimbangnya berat pekerjaan yang diterima si pekerja. Misalnya seorang pekerja yang seharusnya bekerja selama 8 jam perhari tetapi harus mendapat atau melakukan tugas tambahan yang melebihi jam pulang kerjanya. Dan hal itu yang memicu

6 terjadinya kelelahan terhadap tenaga kerja seperti terjadinya keluhan-keluhan, pegal,cepat mengantuk, pusing dan lain-lain.dengan adanya perbedaan beban kerja yang diterima oleh karyawan juga dapat menimbulkan tingkat kelelahan yang berbeda-beda. Kelelahan kerja merupakan suatu keadaan dimana organisme tubuh tidak lagi dapat berfungsi dengan normal atau keadaan dimana orang tidak lagi dapat menahan tekanan yang dialaminya.jadi semakin berat beban kerja yang diterima pekerja maka semakin besar juga kelelahan kerja yang di dapaat oleh pekerja. 4 Kelelahan terkait dengan berbagai faktor, diantaranya adalah: 1. Stress Menurut Wignjosoebroto (2000), timbulnya rasa lelah dalam diri manusia merupakan proses yang terakumulasi dari berbagai faktor penyebab yang mendatangkan ketegangan (stress) yang dialami oleh tubuh manusia. Suatu penelitian dilakukan di perusahaan Marlin Amerika menyatakan bahwa 80% dari para pekerjanya mengalami stress dalam bekerja. 2. Beban Kerja Merupakan volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja, baik fisik maupun mental dan tanggung jawab. Beban kerja yang melebihi kemampuan akan mengakibatkan kelelahan kerja. (Depkes, 1991). 4 Dagun M Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Lembaga pengkajian kebudayaan. Jakarta 1997

7 Menurut WHO, 45% penduduk dunia dan 58% penduduk yang berusia diatas sepuluh tahun tergolong tenaga kerja. Diperkirakan dari jumlah tenaga kerja di atas sebesar 35% sampai 50%pekerja di dunia terpajan bahaya fisik, kimia, biologi dan juga bekerja dalam beban kerja fisik dan ergonomi yang melebihi kapasitasnya termasuk pula beban psikologis serta stress. 3. Iklim Kerja Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya (Kepmenaker, No: Kep- 51/MEN/1999). Menurut penelitian Subaris, suhu udara dianggapnikmat bagi orang Indonesia ialah berkisar 24ºC sampai 26ºC danselisih suhu didalam dan diluar tidak boleh lebih dari 5ºC. Bataskecepatan angin secara kasar yaitu 0,25 sampai 0,5m/dtk. 4. Umur Umur dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Semakin tua umur seseorang semakin besar tingkat kelelahan (Suma mur, 1999). Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor umur mempengaruhi kejadian kelelahan yang dirasakan oleh pengemudi dan proporsi tingkat kelelahan pada

8 pengemudi bulk truck PT. BCS yaitu sebanyak 94 orang (95,9%) mengalami kelelahan tingkat ringan dan 4 orang (4,1%) mengalami kelelahan menengah. 5. Masa Kerja Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang bekerja maka akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif, apabila semakin lama bekerja akan menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Dari hasil penelitian pada petugas pengantar surat sentral pengolahan pos kota dari 25 responden 44% mempunyai lama karja antara 10-15 tahun, 32% mempunyai lama kerja antara 16-21 tahun dan 24% mempunyai lama kerja 22-28 tahun. Dimana pekerja yang bekerja sudah lama rentan terkena penyakit akibat kerja. 6. Status Gizi Kurangnya asupan makanan pada tenaga kerja akan mempengaruhi produktivitas kerja karena si pekerja akan mudah merasa lelah. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan kekurangan energi akan menyebabkan turunnya kekuatan otot dan ketepatan gerak otot

9 menjadikan kerja tidak efisien. Dari hasil penelitian itu terbukti jika orang dewasa hidup dengan kandungan energi dan makanan sebanyak 1800 kal setiap hari ia akan kehilangan ototnya sebesar 30% dan efisiensi kerjanya turun 11%. 7. Sikap Tubuh dalam bekerja adalah sikap yang ergonomi sehingga dicapai efisiensi kerja dan produktifitas kerja yang optimal dengan memberikan rasa nyaman dalam bekerja. Apabila sikap tubuh salah dalam melakukan pekerjaan maka akan mempengaruhi kelelahan kerja. 5 Pada penelitian, sampel penelitian diambil dari seluruh populasi yang ada yaitu sebanyak 115 orang, dimana sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 98 orang. Diperoleh dari 98 subyek yang diteliti, sebanyak 45.9 % tenaga kerja dengan sikap kerja berdiri mengalami kelelahan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulishanya membatasi masalah pokok yaitu mengkaji tentang kaitan stress yang dialami oleh pekerja sumber daya air Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang dengan salah satu faktor yang dapat menimbulkan kelelahan kerja yaitu stress karena tanda dan gejala yang ditonjolkan dari dampak stress lebih terlihat. Hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan waktu dan biaya sehingga penulis memilih judul Hubungan 5 Suma mur PK. PK. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV Haji Masagung 1999

10 Stress kerja dengan Kelelahan kerja pada pekerja Sumber Daya Air di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang. D. Rumusan Masalah Dari latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan stress kerja dan kelelahan kerja Sumber Daya Air di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan stress kerja dan kelelahan kerja Sumber Daya Air di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi stress kerja pekerja sumber daya air di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang b. Mengukur kelelahan pekerja sumber daya air di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang c. Menganalisa hubungan stress kerja dan kelelahan kerja sumber daya air di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang.

11 F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dan dapat meningkatkan kualitas kinerja tenaga kerja di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Esa Unggul Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja terutama mengenai pengarus stress terhadap kelelahan pekerja serta semakin mempererat hubungan dan kerja sama dengan Pekerjaan Umum di Kota Tangerang. 3. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman dan menambah ilmu pengetahuan dalam menyelaraskan ilmu yang diperloleh selama kuliah dengan keadaan yang nyata dalam masyarakat.