BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 4 Tahun : 2002 Seri : D Nomor : 4

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2009 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERIZINAN BURSA KERJA LUAR NEGERI DI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

WALIKOTA SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT Rancangan PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOABARU NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

WALIKOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

Salinan NO : 1/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN BUPATI KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 10 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 44 TAHUN : 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2004 TENTANG JASA KONSTRUKSI DI KOTA CIMAHI

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN IKAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2013 T E N T A N G RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 30 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/V/2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 08 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 4 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

B U P A T I B A L A N G A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK

TENTANG DI KOTA CIMAHI. Ketenagakerjaan. Kerja Asing;

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DI KABUPATEN CILACAP

Transkripsi:

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a. bahwa setelah dilakukan evaluasi dan monitoring perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Kepulauan Anambas secara prosentase, penempatan Tenaga Kerja Lokal masih belum optimal dimanfaatkan oleh Perusahaan atau unitunit usaha yang beroperasi diwilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, maka dipandang perlu mengatur pemberdayaan dan penempatan Tenaga Kerja Lokal secara optimal; b. bahwa pemberdayaan dan penempatan Tenaga Kerja Lokal secara optimal diarahkan sepenuhnya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal secara luas dan untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial dan kesenjangan ekonomi dalam masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penempatan Tenaga Kerja Lokal; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3201); 1

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4870); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan di Perusahaan; 9. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2002 tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor 88, mengenai Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja; 10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.05/MEN/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia; 11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07/MEN/IV/2008 tentang Penempatan Tenaga Kerja; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS dan BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas. 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. 3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Anambas. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas. 5. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. 6. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kepulauan Anambas Penanggungjawab Masalah Ketenagakerjaan di Kabupaten Kepulauan Anambas. 7. Perusahaan adalah : a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan yang mempekerjakan pekerja dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak, atau badan hukum baik milik swasta maupun Negara. b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 8. Pengusaha adalah : a. orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b. orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan hukum miliknya; c. orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di Kabupaten Kepulauan Anambas mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam point (1) dan (2) diatas. 9. Pengurus adalah orang yang ditunjuk untuk memimpin suatu perusahaan. 10. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta selanjut disingkat LPTKS adalah lembaga swasta berbadan hukum yang telah memperoleh izin tertulis untuk menyelenggarakan pelayanan penempatan tenaga kerja. 11. Pekerja adalah orang yang bekerja pada pengusaha dengan menerima upah yang berada dalam hubungan kerja. 3

12. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 13. Tenaga Kerja Lokal adalah tenaga kerja yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Anambas dan/atau tenaga kerja yang sudah berdomisili di Kabupaten Kepulauan Anambas selama minimal 6 (enam) bulan memiliki Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas. 14. Antar Kerja adalah suatu mekanisme pelayanan kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya, baik untuk sementara waktu maupun tetap dalam suatu hubungan kerja maupun usaha mandiri serta pelayanan kepada pemberi kerja untuk memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan 15. Antar Kerja Lokal yang selanjutnya disingkat AKL adalah antar kerja yang dilaksanakan untuk memberikan pelayanan kepada pencari kerja dan pemberi kerja yang masing-masing berdomisili dalam daerah kerja Dinas Penanggungjawab masalah Ketenagakerjaan Kabupaten Kepulauan Anambas. 16. Antar Kerja Antar Daerah yang selanjutnya disingkat AKAD adalah antar kerja yang dilaksanakan untuk memberikan pelayanan kepada pencari kerja dan pemberi kerja yang masing-masing berdomisili di daerah kerja antar Dinas Penanggungjawab masalah Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota antar Provinsi. 17. Pencari Kerja adalah tenaga kerja baik yang menganggur maupun yang masih bekerja tetapi ingin pindah atau alih pekerjaan yang harus mendaftarkan diri pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kepulauan Anambas. 18. Pemberi kerja adalah setiap pihak atas nama perusahaan dan atau pribadi yang membutuhkan tenaga kerja. 4

BAB II WAJIB LAPOR LOWONGAN PEKERJAAN Pasal 2 (1) Setiap perusahaan atau pribadi wajib melaporkan secara tertulis apabila akan mengadakan penerimaan lowongan pekerjaan diperusahaannya kepada Dinas Penanggungjawab masalah Ketenagakerjaan. (2) Laporan lowongan pekerjaan, disampaikan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum lowongan pekerjaan tersebut terisi. (3) Laporan sebagaimana tersebut pada ayat (1) diatas sekurang-kurangnya memuat: a. Nama Perusahaan dan atau nama perseorangan berbadan hukum atau tidak berbadan hukum, sebagai pihak pemberi kerja; b. Jumlah dan formasi jabatan pekerjaan yang dibutuhkan; c. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan; d. Syarat-syarat pengisian jabatan; dan e. Upah/gaji yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja. (4) Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf (e) berpedoman kepada Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan Upah Minimum Sektor (UMS). (5) Setelah menerima laporan lowongan pekerjaan dari pengusaha dan atau perusahaan, maka Dinas Penanggungjawab Masalah Ketenagakerjaan menerbitkan Surat Bukti Lapor Lowongan Pekerjaan. Pasal 3 (1) Perusahaan yang akan mengumumkan lowongan pekerjaan melalui media cetak maupun elektronik, diwajibkan terlebih dahulu memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3). (2) Untuk melindungi pencari kerja dari orang atau pengusaha yang tidak bertanggungjawab, penyampaian melalui media cetak dan elektronik dilarang menerbitkan atau menyiarkan berita lowongan pekerjaan bila pengusaha tidak dapat menunjukkan Surat Bukti Lapor Lowongan Pekerjaan. 5

BAB III PENDAFTARAN PENCARI KERJA Pasal 4 (1) Pencari Kerja yang akan mengisi lowongan pekerjaan diperusahaan harus terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2) Pendaftaran Pencari Kerja dimaksudkan untuk memudahkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk menyusun perencanaan dan pemberdayaan tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar kerja. (3) Tanda bukti pendaftaran pencari kerja, yakni dengan dikeluarkan Kartu Pencari Kerja atau AK/I, oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pasal 5 (1) Kartu tanda bukti pencari kerja atau AK/I dikeluarkan setelah pencari kerja melengkapi persyaratan administratif seperti: a. foto copy ijazah terakhir; b. Kartu Tanda Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas; c. pas foto berwarna dengan ukuran 3 x 4 = 2 lembar; d. foto copy sertifikat keterampilan bagi yang memilik;dan e. foto copy syarat keterangan pengalaman kerja bagi yang memiliki. (2) Pencari kerja yang telah memperoleh pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kartu tanda bukti pencari kerja AK/I. (3) Pengantar kerja wajib melakukan pengisian data pencari kerja AK/I melalui wawancara langsung untuk mengetahui bakat, minat, dan kemampuannya. (4) Bagi tenaga kerja yang telah mendapatkan pekerjaan Perusahaan wajib mengembalikan AK/I kepada Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi. (5) AK/I dikembalikan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak pencari kerja sudah diterima bekerja dalam Perusahaan. Pasal 6 Perusahaan wajib mencantumkan persyaratan administratif yakni AK/I (Tanda Daftar Pencari Kerja) pada setiap persyaratan administratif formasi jabatan yang dibutuhkan. 6

BAB IV PELAKSANA PENEMPATAN TENAGA KERJA Pasal 7 Pelaksana penempatan tenaga kerja meliputi : a. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; b. LPTKS. Pasal 8 (1) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf a mempunyai fungsi dan tugas meliputi: a. pelayanan IPK; b. pelayanan penyuluhan dan bimbingan jabatan; c. pelayanan penempatan tenaga kerja AKL, AKAD dan AKAN; d. pelayanan perijinan dan pembinaan lembaga penempatan tenaga kerja swasta; e. pembinaan pelaksanaan bursa kerja di lembaga satuan pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan pelatihan; f. menyusun proyeksi permintaan dan penawaran tenaga kerja; g. melaksanakan pengembangan dan perluasan kesempatan kerja; h. melakukan pembinaan jabtan fungsional pengantar kerja dan petugas antar kerja; i. pengendalian penggunaan tenaga kerja asing. (2) Dalam proses penempatan tenaga kerja tidak dipungut biaya apapun baik langsung, sebagian atau keseluruhan kepada tenaga kerja dan pengguna tenaga kerja. Pasal 9 (1) LPTKS dan atau pemberi kerja dapat berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melakukan seleksi calon pelamar, sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. (2) Dalam pengisian lowongan pekerjaan, wajib memprioritaskan penerimaan Tenaga Kerja Lokal, terutama yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (3) LPTKS dan/atau pemberi kerja, wajib melaporkan penerimaan dan tenaga kerja setelah melalui mekanisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 dengan melaporkan dalam bentuk laporan penerimaan tenaga kerja dengan bentuk dan format yang dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 7

BAB V TATA CARA PENDIRIAN LPTKS Pasal 10 (1) LPTKS wajib memiliki izin tertulis dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2) Permohonan tertulis, dengan melampirkan : a. Fotokopi akta pendirian dan atau akte perubahan badan hukum yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang; b. Fotokopi Surat Keterangan Domisili Perusahaan dari Kecamatan Setempat; c. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP; d. Fotokopi wajib lapor ketenagakerjaan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 yang masih berlaku; e. Fotokopi anggaran dasar yang memuat kegiatan yang bergerak dibidang jasa penempatan tenaga kerja; f. Fotokopi anggaran dasar yang memuat kegiatan yang bergerak dibidang jasa penempatan tenaga kerja; g. Fotokopi sertifikat hak kepemilikan atas tanah berikut bangunan kantor atau perjanjian kontrak minimal 5 (lima) tahun yang dikuatkan dengan akta notaris h. Badan struktur organisasi dan personil; i. Rencana kerja penempatan LPTKS minimal 1 (satu) tahun; j. Pas foto pimpinan perusahaan berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar. Pasal 11 Surat izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun. Pasal 12 (1) Permohonan perpanjangan diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berakhir masa berlakunya. (2) Jika pada waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) LPTKS tidak memperpanjang surat izin usahanya, maka LPTKS yang bersangkutan wajib mengembalikan surat izin tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 8

Pasal 13 (1) Permohonan perpanjangan surat izin usaha LPTKS diajukan secara tertulis dan bermaterai cukup dengan melampirkan : a. Fotokopi izin LPTKS yang masih berlaku. b. Bukti penyampaian laporan rekapitulasi penempatan tenaga kerja; c. Rencana penempatan tenaga kerja yang akan datang sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. d. Fotokopi bukti kepemilikan sarana dan prasarana kantor atau bukti surat perjanjian sewa kantor/kerjasama dalam waktu 5 (lima) tahun; e. Pas foto penanggungjawab berwarna dengan ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar. (2) Permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (3) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima. Pasal 14 Dalam hal terjadi perubahan nama perusahaan, alamat, dan Direksi atau Komisaris LPTKS harus menyampaikan perubahan surat izin kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. BAB VI PERLINDUNGAN, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT Pasal 15 Perusahaan yang telah memperkerjakan tenaga kerja tenaga kerja, diwajibkan untuk: a. perencanaan penggunaan Tenaga kerja Mikro; b. Melaksanakan pelatihan atau pengembangan masyarakat yang ada di sekitar domisili perusahaan; c. Menerima 1 (satu) orang tenaga kerja lokal penyandang cacat fisik ringan untuk bekerja di perusahaannya setiap 100 (seratus) orang tenaga kerja yang telah bekerja di perusahaannya. Pasal 16 (1) Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 wajib mengupayakan secara bertahap dalam kurun waktu 5 (lima) tahun pertama pengisian lowongan pekerjaan di perusahaannya diisi oleh tenaga kerja lokal minimal 50 (lima puluh) persen dan pada 5 (lima) tahun berikutnya minimal menjadi 75 (tujuh puluh lima) persen sesuai 9

dengan syarat kualifikasi jabatan yang dibutuhkan; (2) Apabila kualifikasi jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi oleh tenaga kerja lokal, Perusahaan dapat menerima tenaga kerja dari luar daerah. Pasal 17 Perusahaan diwajibkan untuk membuat perencanaan pengisian atau perencanaan penggantian posisi jabatan line management diperusahaannya dengan tenaga kerja lokal yang memenuhi kriteria untuk jabatan tersebut. Pasal 18 (1) Untuk memenuhi penggunaan tenaga kerja lokal pada perusahaan, pengusaha wajib menyampaikan setiap awal bulan laporan keadaan tenaga kerja perusahaannya kepada Dinas Tenaga Kerja. (2) Bentuk laporan keadaan tenaga kerja perusahaan akan ditetapkan oleh Dinas Tenaga Kerja. BAB VII PENEMPATAN TENAGA KERJA MEKANISME AKAD Pasal 19 Penempatan tenaga kerja antar daerah melalui mekanisme AKL dan AKAD harus mendapat izin tertulis dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. BAB VIII PENGAWASAN Pasal 20 (1) Setiap pengusaha dan atau pengurus maupun LPTKS wajib memfasilitasi dan dapat memberikan keterangan yang sebenarnya kepada Pengawas Ketenagakerjaan yang ditugaskan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas-tugas pemantauan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Peraturan ini sesuai dengan Peraturan Perundangan. (2) Pengawas Tenaga Kerja merupakan jabatan Fungsional yang ditunjuk dari unsur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 10

BAB IX PENYIDIKAN Pasal 21 Penyidikan terhadap pelanggaran pidana, dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 22 (1) Dalam melaksanakan tugas, penyidik memiliki kewenangan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi pemberitahuan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikan kepada penuntut umum melalui penyidik Kepolisian Republik Indonesia. BAB X SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 23 (1) Perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 14 dikenakan sanksi administratif. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa : a. teguran; b. peringatan tertulis; c. pembatasan kegiatan usaha; d. pembekuan kegiatan usaha; e. pembatalan persetujuan; f. pembatalan pendaftaran; g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi; h. pencabutan ijin. (3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB XI KETENTUAN PIDANA Pasal 24 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18 dan Pasal 19 diancam dengan Pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling tinggi Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). 11

(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas. Ditetapkan di Tarempa pada Tanggal 26 Desember 2012 BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Diundangkan di Tarempa pada Tanggal 26 Desember 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS, T. MUKHTARUDDIN RADJA TJELAK NUR DJALAL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2012 NOMOR 23 12

PENJELASAN ATAS RANCANGAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL I. UMUM Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan ketenagakerjaan tidak hanya permasalahan Daerah namun merupakan permasalahan Nasional. Sehingga harus diselesaikan secara sinergis, terpadu dan berkesinambungan. Permasalahan-permasalahan yang dimaksud antara lain tingginya tenaga kerja yang menganggur dan masih rendahnya kualitas dan produktifitas tenaga kerja dan belum memadainya perlindungan terhadap tenaga kerja. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dimaksud, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas berupaya untuk menetapkan beberapa langkah untuk mengurangi jumlah pengangguran di daerah antara lain melalui perencanaan pemberdayaaan ketenagakerjaan, pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja dengan memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK), pelatihan dan pemberdayaan tenaga kerja mandiri, penempatan tenaga kerja lokal dengan sistem AKL dan AKAD, pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja. Dalam rangka pelaksanaan berbagai program pembangunan bidang ketenagakerjaan tersebut, dalam hal penyelenggaraan penempatan tenaga kerja, perlu ditetapkan pedoman bagi semua pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan penempatan tenaga kerja. Pedoman tersebut dimaksudkan untuk memberikan jaminan, perlindungan serta upaya-upaya pencegahan bagi tenaga kerja dari daerah, terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul berkaitan dengan kegiatan penempatan tenaga kerja. Hal tersebut merupakan kewajiban Daerah sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut diatas, maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas tentang Penempatan Tenaga Kerja Lokal yang harus ditaati bagi setiap penyelenggara penempatan tenaga kerja di Kabupaten Kepulauan Anambas serta semua pihak yang bergerak di bidang ketenagakerjaan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) cukup jelas Ayat (2) Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Upah Minimum Kabupaten UMK dan/atau UMS Ayat (5) Pasal 3 13

Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2012 NOMOR 25 14