BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daya cipta, sehingga terbentuk kesadaran terhadap nilai-nilai seni.

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam meningkatkan kualitas hidup kreativitas sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam belajar. Guru harus mampu berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai jual. Karya kerajinan biasanya terbuat dari berbagai bahan dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk kesadaran terhadap nilai-nilai seni budaya. Kemampuan ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. besar pola pikir masyarakat semakin kreatif dibandingkan dengan daerah-daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan mampu membentuk individu-individu yang. pendidikan masih rendah terutama pada pendidikan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu berkarya, menciptakan karya yang berguna baik untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses. pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya berupaya untuk mengarahkan dan mengembangkan potensi potensi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Sastra Inggris,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. pikir, sikap, dan ketrampilan yang diperoleh dari hasil belajar matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kognitifnya. Costa (1988) mengkategorikan proses pembelajaran menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan kualitas yang setinggi-tingginya. Pemerintah dan masyarakat

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa ini telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsunagn

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Bangsa yang ingin maju haruslah memajukan pendidikannya terlebih. kebutuhan dengan segala keterampilan yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Melalui pendidikan

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB II METODOLOGI. A. Tujuan dan manfaat perancangan. 1. Tujuan perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta komunikasi menjadi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses pendidikan yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Ini berarti pendidikan tidak boleh mengenyampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar, tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada anak. Salah satu masalah pendidikan yang masih belum teratasi dewasa ini adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tinggi rendahnya hasil belajar, aktivitas dan kreativitas siswa, tidak terlepas dari kualitas kinerja guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru merupakan

2 salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran secara optimal, dengan harapan mampu menghasilkan generasi yang mandiri, kreatif, dan kritis. Pendidikan seni rupa pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkembangkan kepekaan rasa, serta memiliki daya cipta, sehingga terbentuk kesadaran terhadap nilai-nilai seni. Seni sebagai bahan dari alat pendidikan memiliki fungsi yang berarti bagi perkembangan anak didik, diantaranya pendidikan seni sebagai media ekspresi, sebagai media komunikasi, dan sebagai media pembinaan kreativitas serta sebagai media pengembangan bakat dan hobi. Jenis-jenis produk karya seni rupa antara lain Gambar, seni lukis, seni patung, desain grafis, seni kerajinan tangan, kriya, dan lain-lain. Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Misalnya plastik, kertas, barang bekas, pipet, kain flannel, tali, dan lain-lain. Kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Pada pembelajaran kerajinan tangan siswa diharapkan dapat berfikir kreatif dan bisa menciptakan suatu keterampilan suatu karya. Pendidikan keterampilan merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan bangsa yang berjiwa membangun. Oleh karena itu sepantasnya apabila keterampilan dibimbing dan dibina sejak anak masih sekolah. Akan tetapi, tidak semua peserta didik memiliki bakat dibidang kerajinan tangan, sehingga guru sering menemukan permasalahan dalam pembelajaran yaitu

3 kurangnya kemauan siswa untuk mengasah kreativitasnya dibidang kerajinan tangan seperti membuat benda pakai dan hias. Hasil kerajinan siswa bentuknya tidak bervariasi, pada umumnya bentuknya sama dengan temannya. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa jadi rendah. Rendahnya hasil belajar seni budaya dan keterampilan salah satunya karena kenyataannya guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional diantaranya ceramah, dan pemberian tugas yang monoton. Dimana model pembelajaran konvensional itu yaitu bentuk pembelajaran yang bersifat satu arah dimana guru sebagai pusat kegiatan. Guru lebih banyak memberikan informasiinformasi dan menjelaskan di depan dan kurang melibatkan siswa dalam belajar mengajar, siswa hanya mendengar, mencatat, dan kemungkinan sulit untuk memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa juga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan ide-ide baru yang mereka punya. Selain itu di dalam kelas siswa juga jarang ada yang bertanya jika mereka kurang mengerti dengan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini siswa kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran dan ini akan berdampak pada hasil belajar siswa, karena guru hanya menugaskan kepada siswa untuk membuat kerajinan dengan contoh karya yang sudah jadi tanpa mendemonstrasikan pembelajarannya. Pembelajaran yang demikian dapat menimbulkan rasa jenuh, bosan bagi peserta didik sehingga tidak maksimal untuk menyerap materi pembelajaran yang sedang berlangsung dan juga siswa tidak dapat berfikir lebih kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Kurang aktif dan kreatifnya siswa dalam belajar akan menjadi masalah dan sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar.

4 Upaya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, dibutuhkan kreativitas guru yang dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih menarik dan dikuasai oleh peserta didik. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis pada hasil belajar Seni Budaya khususnya dalam praktek kerajinan tangan siswa di kelas VII tergolong rendah. Dari 23 siswa dalam satu kelas yang telah mengikuti pelajaran Seni Budaya dalam praktek kerajinan tangan hanya 7 siswa atau sekitar 30,43% siswa yang mampu mengikuti praktek kerajinan tangan dengan baik. Berikut ini persentase ketuntasan belajar siswa dalam tabel. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Tahun Ketuntasan Belajar 2010/2011 47,18% 2011/2012 54,40% 2012/2013 66,13% Sumber: Dokumentasi SMP Negeri 29 Medan 2013 Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa, diperlukan pengembangan pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang dapat menumbuhkan semangat belajar dan memperkuat daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari. Usaha guru untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain memilih metode yang tepat. Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat masing-masing metode tersebut.

5 Metode Demonstrasi merupakan suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan sesuatu. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi, guru menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui metode demonstrasi diharapkan siswa dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan dan semakin kreatif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kerajinan tangan siswa. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis membuat penelitian yang berjudul: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kerajinan Tangan Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa kelas VII-4 SMP Negeri 29 Medan T.A 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalahmasalah penelitian sebagai berikut : 1. Metode yang digunakan bersifat konvensional diantaranya ceramah dan latihan, sementara dalam pelajaran kerajinan tangan diharapkan guru memberikan contoh dan mendemonstrasikan langkah-langkah dalam berkarya. 2. Hasil belajar siswa tentang kerajinan tangan selama ini kurang baik, karena proses pembelajarannya belum terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

6 3. Waktu yang tersedia dalam pelajaran kerajinan tangan dirasakan kurang cukup mengingat banyak langkah-langkah dalam pembuatan karya dan butuh persiapan sebelum melakukan proses belajar mengajar. 4. Penggunaan alat dan bahan yang kurang tersedia di sekolah sehingga siswa harus menyiapkan alat dan bahan sendiri di rumah. Bahan dan alat yang dipilih siswa tidak sesuai dengan standar (kualitas) yang diharapkan oleh guru, secara tidak langsung hal tersebut akan berpengaruh kepada hasil karya siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka perlu ditentukan batasan masalah yang dapat mempertegas penelitian ini sesuai dengan kemampuan dan waktu yang penulis miliki. Batasan masalah dari penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar kerajinan tangan siswa khususnya dalam praktek kerajinan tangan dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan oleh guru di SMP Negeri 29 Medan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar kerajinan tangan siswa kelas VII-4 SMP Negeri 29 Medan.

7 E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Ingin mengetahui apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar kerajinan tangan siswa kelas VII-4 SMP Negeri 29 Medan. F. Manfaat Penelitian Hasil dari PTK ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Menambah pengetahuan guru tentang penggunaan metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa sehingga dapat digunakan nantinya dalam mengajar. 2. Sebagai bahan masukan bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar seni budaya dan keterampilan (SBK) 3. Sebagai referensi dan masukan bagi sekolah, khususnya guru dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. G. Defenisi Operasional Variabel 1. Hasil belajar kerajinan tangan dapat diartikan sebagai hasil kerja atau keberhasilan seseorang menciptakan suatu karya kerajinan yang baik yang didasari dari pemahaman serta kemampuan berfikir-kreatif untuk menciptakan suatu kerajinan tangan yang ingin dibuat. Hasil belajar kerajinan tangan siswa dapat diperoleh dari nilai hasil karya kerajinan tangan membuat gantungan kunci.

8 2. Metode pembelajaran demonstrasi adalah suatu metode mengajar yang dilakukan guru dengan memperlihatkan/memperagakan bagaimana proses terjadinya benda aksesoris dengan mencontohkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi agar dapat dipahami dengan baik. 3. Kerajinan tangan kain flanel adalah membuat benda kerajinan dengan jenis kain yang dibuat dari serat wol tanpa ditenun. Kain flanel memiliki tekstur yang tebal, ukurannya bermacam-macam dan mudah dibentuk. Kain flanel bisa dikreasikan dengan pernik-pernik kerajinan sesuai warna favorit.