BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama, yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia, dengan berdirinya Taman Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Terampil berbahasa sangat penting dikuasai.

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (2001: 289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah berubah, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang serba konsumtif, orang tua lupa mengajak anakanaknya. untuk hidup hemat, apalagi menabung. Alih-alih mengajak anak

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

seorang guru mampu memahami kebutuhan anak yang disesuaikan dengan usia perkembangan umurnya. Perkembangan tersebut dapat dideskripsikan sebagaimana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita tidak hanya sekedar hiburan melainkan merupakan suatu cara yang dipandang cukup efektif digunakan dalam mencapai target pendidikan. Oleh karena itu melalui cerita dapat menjadikan suasana belajar menyenangkan dan menggembirakan dengan penuh dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi pendidikan itu dapat diserap dengan mudah. Di dalam cerita juga terdapat nilai-nilai luhur yang perlu ditransformasikan kepada anak-anak sebagai generasi penerus yang ada di sekolah. Melalui stimulus cerita diharapkan anak memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Cerita sebagai bagian dari karya sastra erat kaitannya dengan nilai pendidikan. Setiap karya sastra yang baik, selalu mengungkapkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi pembacanya. Nilai-nilai pendidikan yang dimaksud dapat mencakup nilai pendidikan moral, nilai adat, dan nilai agama. Hal ini sejalan dengan pernyataan Waluyo (1990: 27) dalam Naia Widia bahwa nilai sastra berarti kebaikan yang ada dalam makna karya sastra bagi kehidupan. Nilai sastra dapat berupa nilai medial (menjadi sarana), nilai final (yang dikejar seseorang), nilai kultur, nilai kesusilaan, dan nilai agama. Tersedia: http://www.trub.us/2013/01/cerita-rakyat-dalam-pembelajaran.html. Cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik, orang tua kepada anak-anaknya, pendongeng kepada pendengarnya. Cerita merupakan suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya dengan keindahan dan bersandar kepada kekuatan kata-kata yang digunakan untuk mencapai tujuan cerita. Cerita juga dapat mengoptimalkan perkembangan psikologis dan kecerdasan anak secara emosional. Perlu diketahui bahwa dunia anak usia dini adalah dunia imajinasi. Anak mempunyai dunianya sendiri bahkan serng terlihat mereka berbicara dengna 1

2 teman khayalannya. Dengan daya imajinasi yang masih sangat bagus ini, maka orang tua dan guru harus dapat mengarahkannya ke arah yang positif dan tetap mengontrolnya. Cerita atau dongeng merupakan salah satu metode yang dapat dijadikan alternatif untuk mengarahkan mereka ke arah yang lebih baik. Sebagaimana dinyatakan Moeslichatoen (2004:157) bahwa: Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Lebih lanjut Moeslichatoen (2004:158) menyatakan bahwa: Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita. teknik Ungkapan di atas menjelaskan bahwa metode cerita merupakan salah satu yang dapat digunakan guru untuk menumbuhkan minat belajar anak, karena kegiatan ini sangat menyenangkan bagi anak usia dini. Guru juga harus pandai memilih cerita sehingga menarik perhatian anak. Setelah anak tertarik maka guru akan lebih mudah mengarahkan anak untuk mengikuti pembelajaran. Melalui metode bercerita inilah para pendidik menularkan pengetahuan dan menanamkan budi pekerti yang luhur serta mengembangkan aspek kreativitas anak usia dini secara efektif dalam kaitan ini ialah keterampilan gerak. Pembelajaran dengan menggunakan stimulus cerita memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu, mengembangkan imajinasi dan kreativias anak, keterampilan berbahasa, keterampilan berkomunikasi, menumbuhkan kecerdasan emosional, serta mengembangkan keterampilan gerak. Melalui cerita atau dongeng lewat tokoh-tokoh yang ada didalamnya guru dapat menyampaikan berbagai nilai kepada anak. Kegiatan pembelajaran dengan stimulus cerita ini menuntun anak untuk lebih mudah dalam memahami isi pembelajaran, karena kegiatan ini sangat digemari oleh anak usia dini. Stimulus cerita merupakan salah satu media pembelajaran yang dipandang cukup efektif, karena dengan metode ini peneliti akan mudah memberikan kontribusi ilmu seni gerak yang bertujuan kepada penumbuhan keterampilan

3 gerak anak usia dini. Pada intinya, bercerita lebih dari sekedar membacakan cerita, karena dalam bercerita pendidik menghidupkan kembali sebuah kisah terlepas cerita fiktif atau non fiktif dengan berbagai cara penyampaian yang unik. Pencerita juga bisa melibatkan media bantu yang menunjang pemahaman anak usia dini, seperti gambar, musik pengiring atau model (dibantu oleh anak) yang dapat menghidupkan kisah yang akan memperkuat imajinasi anak-anak. Kegiatan ini secara langsung akan melatih kepekaan dan membantu mengembangkan keterampilan gerak anak. Pada kesempatan ini guru secara step by step mengarahkan anak untuk berpikir kreatif, dan mengembangkan imajinasinya yang disalurkan melalui gerak secara reflek. Sehubungan dengan hal di atas, maka dalam kesempatan ini peneliti mengambil ceritera Cinderela sebagai stimulus dalam meningkatkan keterampilan gerak siswa. Melalui cerita Cinderela diharapkan dapat memberi pengalaman belajar kepada anak tentang bagaimana bersikap sabar dan tekun sehingga berbuah kebaikan. Dengan penyampaian cerita yang baik memudahkan anak menyimak dan memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan. Melalui cerita yangdijadikan stimulus ini maka anak akan menyerap pesan-pesan yang dituturkan oleh guru. Penuturan cerita yang sarat informasi atau nilai-nilai dapat dihayati anak yang kelak akan diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Cerita Cinderella merupakan cerita yang sangat dikenal oleh anak-anak, dimana di dalamnya terkandung nilai-nilai seperti, moral, tanggung jawab, ketekunan, kejujuran, dan kesabaran. Pesan inilah yang bisa ditanamkan ke alam bawah sadar seorang anak sehingga menjadi satu masukan atau pelajaran yang sangat penting untuk bekal kehidupannya kelak. Agar pesan serta nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerita tersebut melekat pada ingatan siswa, maka seorang guru mencoba melibatkan siswanya sebagai pemeran atau tokoh dalam cerita Cinderella, seperti menjadi Cinderella, ibu dan kakak tiri serta pangeran selanjutnya mengimajinasikan menurut gagasan mereka. Gagasan cerita disini adalah untuk membantu menggagas kemampuan anak untuk mengeksplor gerak, dengan begitu siswa diberi kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri dan mengembangkan daya imajinasinya yang tinggi,

4 sehingga menghasilkan siswa yang kreatif dalam berbagai hal, termasuk dalam keterampilan gerak. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam kesempatan ini peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai keterampilan gerak tari pada siswa TK Samudera. Keterampilan gerak tari yang dimaksud disini adalah siswa mampu melakukan gerakan-gerakan dasar tari sederhana seperti gerak berpindah tempat dengan berjalan, meloncat, bergeser. Selain gerak berpindah tempat, anak dilatih untuk membedakan tempo cepat dan lambat serta menyuruh anak melenggokkan badan yang bertujan untuk membantu menumbuhkan kreativitas gerak sebagai dasar keterampilan kreatif di usianya. Contoh lain, siswa dapat mempraktekan sebuah gerakan seperti bagaimana cara berjalan Cinderella ataupun seorang pangeran di depan kelas. Tak hanya itu, keterampilan gerak di sini lebih melihat ketika anak mau melenggokkan badannya walaupun itu tidak sesuai dengan instruksi guru, usaha anak akan sangat dihargai oleh guru seperti, memberikan tepuk tangan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di TK Samudera, ditemukan bahwa siswa TK Samudera Pangandaran kurang menguasai keterampilan gerak tarinya dengan berbagai alasan yang ada seperti, tidak adanya guru yang mempunyai latar belakang seni tari dan minimnya ruangan (hanya ruangan kelas saja), serta kegiatan seni tari di TK Samudera hanya dilakukan ketika akan kenaikan kelas saja, terbilang satu tahun sekali. Oleh karena itu, perlu dicarikan solusi yang bisa mengatasi permasalahan tersebut. Dengan kondisi dan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka untuk mengatasi permasalahan di atas peneliti sekaligus sebagai aplikan melakukan pendekatan pembelajaran melalui stimulus cerita Cinderela. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam seberapa besar daya serap anak terhadap isi cerita yang disampaikan oleh guru, sehingga akan berpengaruh terhadap keterampilan siswa. Untuk itu peneliti mencoba mengangkatnya ke dalam judul Gagasan Cerita Sebagai Stimulus Eksploarasi Keterampilan Gerak Anak Pada Pembelajaran Bina Seni di TK Samudra Kabupaten Pangandaran.

5 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, beberapa identifikasi masalah yaitu adanya keterbatasan dalam berbagai hal seperti minimnya guru yang belakang seni tari, ruang belajar yang tidak memadai dan pembelajaran seni tari hanya terbilang satu tahun sekali, itu pun saat akan dilaksanakannya kenaikan kelas. Untuk itu perlu diupayakan Bagaimana cara pengembangan eksplorasi keterampilan gerak anak di TK Samudera Pangandaran? Berangkat dari rumusan masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi kedalam pertanyaan penelitian berikut. 1. Bagaimana proses pengembangan eksplorasi keterampilan gerak yang dilakukan anak TK melalui stimulus cerita? 2. Bagaimana hasil pengembangan eksplorasi keterampilan gerak yang dilakukan anak TK setelah melalui stimulus cerita? C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pembelajaran tari yang efektif dan efisien dalam menumbuhkan keterampilan gerak siswa TK. Mendiskripsikan dan menjelaskan sebuah Gagasan Cerita Sebagai Stimulus Eksploarasi Keterampilan Gerak Anak Pada Pembelajaran Bina Seni di TK Samudra Kabupaten Pangandaran serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi peneliti maupun kegiatan ilmiah lainnya. b. Tujuan khusus 1. Mendeskripsikan proses pengembangan eksploarasi keterampilan gerak yang dilakukan anak TK melalui stimulus cerita. 2. Mendeskripsikan hasil pengembangan eksploarasi keterampilan gerak yang dilakukan anak TK setelah melalui stimulus cerita. D. Manfaat Penelitian Dengan diadakanya penelitian, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

6 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran dan sebagai sumber atau referensi dalam pengembangan ilmu dan memberikan kontribusi bagi perkembangan jiwa anak khususnya di Pangandaran Kabupaten Pangandaran dan anak Indonesia pada umumnya. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini : 1. Bagi Guru a. Sebagai bahan acuan atau pedoman untuk pembelajaran seni tari yang akan dilaksanakan selanjutnya. b. Sebagai bahan evaluasi mengenai pembelajaran seni tari yang telah dilakukan c. Memotivasi guru agar dapat menciptakan ha-hal baru dalam melaksanakan pembelajaran tari di sekolah TK. 2. Bagi Siswa a. Mengembangkan eksplorasi keterampilan gerak anak b. Siswa berani mengungkapkan gerak sebagai ekspresi diri c. Siswa berani tampil bergerak di depan kelas 3. Bagi Peneliti Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan dalam bidang penelitian serta memperkaya pengetahuan, mengenai gagasan cerita sebagai stimulus eksplorasi keterampilan gerak anak TK. 4. Bagi Lembaga a. Menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan tentang pembelajaran dan cara mengajar tari untuk anak usia dini atau TK. b. Sebagai stimulus atau metode bagi mahasiswa untuk mengembangkan atau menemukan cara yang lebih efektif dan kreatif dalam pembelajaran seni tari.

7 E. Struktur Organisasi Bab I dalam skripsi ini merupakan uraian tentang latar belakang masalah, yang isinya acuan peneliti dan penjelasan peneliti tentang alasan mengambil judul dalam penelitian ini, kemudian terdapat rumusan masalah yang menjadi acuan dalam pembahasan dalam penelitian, selanjutnya tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi semua pihak, definisi operasional, asumsi, variable penelitian dan yang terakhir yaitu struktur organisasi. Bab II menjelaskan tentang teori-teori yang menguatkan dalam penelitian, diantaranya Pengertian Cerita, Klasifikasi Cerita Menurut Asal-usulnya, Stimulus Cerita Bagi Anak Taman Kanak-Kanak, Strategi dan Metode Pembelajaran, Strategi dan Metode Pembelajaran. Bab III berisi tentang uraian proses penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, dengan menggunakan metode-metode yang sesuai untuk penelitian. Adapun uraian dari isi metode penelitian diantaranya lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan langkah-langkah penelitian. Bab IV merupakan penjabaran dari semua hasil penelitian dan pembahasan yang didalamnya membahas tentang data-data hasil dan analisis hasil penelitian yang peneliti lakukan. Bab V berisi tentang simpulan atau ringkasan dari hasil penelitian dan saran sebagai masukan atau tindak lanjut untuk perbaikan pihak-pihak yang terkait di dalam penelitian ini. Daftar pustaka merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang terdiri daftardaftar sumber yang gunanya untuk memperkuat pembahasan skripsi. Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan) ke dokumen utama, sumber: http://id.m.wikipedia.org/wiki/lampiran.