STUDI DAN INVESTIGASI AWAL KONSEP DESAIN REAKTOR GENERASI IV

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya

KAJIAN PERKEMBANGAN PLTN GENERASI IV

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Studi Sensitivitas Ketinggian Teras Reaktor dalam Desain Htr Pebble Bed

Studi Model Teras Reaktor Generasi IV dengan Spektrum Neutron Cepat dalam Perhitungan Multiplikasi Neutron

ANALISIS PERFORMA UNTUK SISTEM TURBIN DAN KOMPRESOR. Oleh Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

KAJIAN FLUKS NEUTRON TERAS REAKTOR DAY A GENERASI LAN JUT. Oleh: Maman Mulyaman Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BA TAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

OPTIMASI GEOMETRI TERAS REAKTOR DAN KOMPOSISI BAHAN BAKAR BERBENTUK BOLA PADA DESAIN HIGH TEMPERATURE FAST REACTOR (HTFR).

STUDI SENSITIVITAS KETINGGIAN TERAS REAKTOR DALAM DESAIN HTR PEBBLE BED ABSTRAK

BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PERHITUNGAN REAKTIVITAS UMPAN BALIK AKIBAT KOMPAKSI BAHAN BAKAR DAN KEBOCORAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA PADA HTR-10 DENGAN CODE MVP

Studi dan Observasi Awal Kebutuhan Data Nuklir untuk Reaktor Generasi IV (Gen-IV)

STUDI PEMODELAN DAN PERHITUNGAN TRANSPORT MONTE CARLO DALAM TERAS HTR PEBBLE BED. Zuhair Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN.

Analisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX)

PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN

EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

Studi Kritikalitas VHTR Prismatik Sebagai Fungsi Radius Bahan Bakar Kompak dan Kernel (Fajar Arianto, Suwoto, Zuhair)

Studi Efek Geometri Terhadap Performa Bahan Bakar Pebble Bed Reactor

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

STUDI DAN KAJIAN DATA NUKLIR REAKTOR GENERASI-IV DENGAN SPEKTRUM NEUTRON CEPAT

STUDI OPTIMASI MODERASI NEUTRON DALAM TERAS HTR PEBBLE BED

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

Analisis netronik 3-D tentang Skenario SUPEL pada BWR

DESAIN TERAS SUPERCRITICAL WATER COOLED FAST BREEDER REACTOR

ANALISIS NEUTRONIK PADA REAKTOR CEPAT DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR (UN-PuN, UC-PuC DAN MOX)

ANALISIS KORELASI RESONANCE INTEGRAL DAN TEMPERATUR KELUARAN PAKET PROGRAM V.S.O.P PADA REAKTOR HTGR PEBBLE BED

I. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

STUDI PARAMETER BURNUP SEL BAHAN BAKAR BERBASIS THORIUM NITRIDE PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN HELIUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. mekanisme yang banyak digunakan untuk menghasilkan energi nuklir melalui

Desain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP DEGRADASI GRAFIT OLEH AIR INGRESS PADA TERAS RGTT200K.

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR

REAKTOR NUKLIR. Sulistyani, M.Si.

PEMBANGKIT PENGENALAN (PLTN) L STR KTENAGANUKLTR

Pengaruh Variasi Temperatur Keluaran Molten Salt Reactor Terhadap Efisiensi Produksi Hidrogen dengan Sistem High Temperature Electrolysis (HTE)

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

Studi Fleksibilitas dan Posibilitas Daur Bahan Bakar Reaktor Temperatur Tinggi (HTR)

STUDI KOMBINASI KISI KERNEL DAN KISI PEBBLE DALAM DESAIN RGTT200K

ANALISIS PERHITUNGAN KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR BAHAN BAKAR DAN MODERATOR TERAS RGTT200K

Analisis Densitas Nuklida Lead-Bismuth Cooled Fast Reactor (LFR) Bedasarkan Variasi Daya Keluaran

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

Desain Reaktor Air Superkritis (Super Critical Water Reactor) dengan Bahan Bakar Thorium. Design of Supercritical Water Reactor with Thorium Fuel Cell

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

STUDI AWAL OPTIMASI BURNUP HTR-PM 150 MWT DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR U-TH

ANALISIS PERHITUNGAN KOEFISIEN REAKTIVITAS DOPPLER PARTIKEL TRISO REAKTOR TEMPERATUR TINGGI

STUDI PERFORMA TERAS INISIAL HTR PEBBLE BED DENGAN BAHAN BAKAR PLUTONIUM OKSIDA

2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN

POTENSI THORIUM SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN GAS UNTUK PLTN

EFEK MODEL KISI HEKSAGONAL DALAM PERHITUNGAN FAKTOR MULTIPLIKASI BAHAN BAKAR RGTT

Analisis Distribusi Suhu Aksial Teras Dan Penentuan k eff PLTN Pebble Bed Modular Reactor (PMBR) 10 MWE Menggunakan Metode MCNP 5

TEKNOLOGI DUPIC SEBAGAI ALTERNATIF PENUTUPAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

ANALISIS EFEK KECELAKAAN WATER INGRESS

EFEK FRAKSI PEBBLE DALAM PERHITUNGAN KOEFISIEN REAKTIVITAS DOPPLER RGTT200K

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

OPTIMASI UKURAN TERAS DAN DAYA TERMAL TERHADAP TINGKAT SIRKULASI ALAMIAH BAHAN PENDINGIN Pb-Bi PADA REAKTOR CEPAT

Definisi PLTN. Komponen PLTN

PENGEMBANGAN PARTIKEL BAHAN BAKAR BERLAPIS UNTUK REAKTOR VHTR

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

Analisis Kemampuan Breeding Ratio dan Void Reactivity Reaktor Termal Air Berat Berbahan Bakar Thorium

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Kajian Awal Aspek Neutronik Dari Rancangan Konseptual Fasilitas ADS Berbasis Reaktor Kartini

Investigasi Kritikalitas HTR (High Temperature Reactor) Pebble Bed Sebagai Fungsi Radius dan Pengkayaan Bahan Bakar Kernel

Sigma Epsilon, ISSN

PENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT

ANALISIS DAN KONSEP PENANGANAN AKTINIDA MINOR DALAM LIMBAH PLTN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ADS

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

STUDI MODEL BENCHMARK MCNP6 DALAM PERHITUNGAN REAKTIVITAS BATANG KENDALI HTR-10

INVESTIGASI PARAMETER BAHAN BAKAR PEBBLE DALAM PERHITUNGAN TERAS THORIUM RGTT200K

Studi Perhitungan Benchmark Kritikalitas Teras Metalik dan MOX di FCA

OPTIMASI KINERJA IHX UNTUK SISTEM KOGENERASI RGTT200K

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

Studi Skenario Transmutasi Plutonium dan Aktinida Minor dengan Reaktor Termal

DESAIN TERAS DAN BAHAN BAKAR PLTN JENIS HTR-PBMR PADA DAYA 50 MWe DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SRAC2006

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENENTUAN DECAY GAMMA REAKTOR HTGR 10 MWth PADA BERBAGAI TINGKAT DAYA

Analisis Perhitungan Benchmark Keselamatan Kritikalitas Larutan Uranil Nitrat di Teras Slab 280T STACY

PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP

STUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR. Abdul Waris 1* dan Budiono 2

TINJAUAN PUSTAKA. ditimbulkan oleh semakin berkurangnya sumber energi fosil serta dampak

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

Nomor 36, Tahun VII, April 2001

PEMODELAN TERAS UNTUK ANALISIS PERHITUNGAN KONSTANTA MULTIPLIKASI REAKTOR HTR-PROTEUS

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Pengaruh Densitas Arus Listrik Terhadap Kinerja Sistem Elektrolisis Air Suhu Tinggi Menggunakan Molten Salt Nuclear Reactor (MSR)

Transkripsi:

Studi dan Investigasi Awal Konsep Desain Reaktor Generasi IV (Zuhair dan Suwoto) STUDI DAN INVESTIGASI AWAL KONSEP DESAIN REAKTOR GENERASI IV Zuhair dan Suwoto Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) BATAN Kawasan Puspiptek, Gedung No. 80, Serpong Tangerang 15310 Tel: 021-7560912, Fax: 021-7560913, Email: zuhairbasjmeleh@yahoo.com, suwoto@batan.go.id Masuk: 25 Mei 2009 Direvisi: 1 Oktober 2009 Diterima: 27 November 2009 ABSTRAK STUDI DAN INVESTIGASI AWAL KONSEP DESAIN REAKTOR GENERASI IV. Konsep desain reaktor Generasi IV adalah hasil dari upaya riset teknologi reaktor dan energi nuklir yang melibatkan 10 negara maju dalam Forum Internasional Generasi IV (GIF). Enam konsep desain reaktor kandidat yang potensial untuk diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan energi dunia di masa mendatang adalah GFR, LFR, MSR, SFR, SCWR dan VHTR. Makalah ini membahas studi dan observasi awal desain reaktor Generasi IV dengan melakukan tinjauan komprehensif terhadap deskripsi dan karakteristik desain bahan bakar, tipe pendingin, geometri, komposisi dan spektrum energi neutron serta siklus bahan bakar. Dari deskripsi reaktor Generasi IV dapat dilihat bahwa desain reaktor Generasi IV terdiri dari 2 desain reaktor dengan spektrum neutron termal dan 4 desain reaktor dengan spektrum neutron epitermal/cepat. Ditinjau dari produksi bahan bakar bekas radiotoksik yang tinggi menunjukkan bahwa reaktor dengan spektrum energi neutron cepat tampak kelihatan menjadi desain yang lebih baik. Siklus bahan bakar reaktor cepat dalam kelompok Generasi IV mempunyai kapabilitas desain untuk mendaur-ulang aktinida penuh. Efisiensi setiap desain reaktor yang memperlihatkan performa yang relatif pada isu limbah nuklir sangat bergantung pada konfigurasi final reaktor Generasi IV dan kondisi operasionalnya. Desain-desain reaktor Generasi IV belum secara penuh dikembangkan sehingga spesifikasi detailnya belum dapat diperoleh secara lengkap. Beberapa parameter spesifik yang dirangkum dalam makalah ini sangat bermanfaat untuk pemodelan dalam perspektif yang lebih luas bagi perhitungan teras dan sistem reaktor Generasi IV. Kata kunci: reaktor Generasi IV, GFR, LFR, MSR, SFR, SCWR, VHTR ABSTRACT STUDY AND PRELIMINARY INVESTIGATION ON GENERATION IV REACTOR DESIGN CONCEPTS. Generation IV reactors design concepts are results from research effort of reactor technology and nuclear energy involving 10 developed countries in the Generation IV International Forum (GIF). The six candidate reactor design concepts which are potential to be implemented to fulfill global energy needs in the future are GFR, LFR, MSR, SFR, SCWR and VHTR. This paper discusses study and preliminary observation of Generation IV reactor design concepts through a comprehensive overview on description and characteristics of fuel design, cooling type, geometry, composition and neutron energy spectrum and fuel cycle. Based on the description of Generation IV reactors, it can be seen that Generation IV reactor design concepts consist of 2 reactor design concepts using thermal neutron spectrum and 4 reactor design concepts using epithermal/fast neutron spectrum. Observation on the production of the highly radiotoxic spent fuel indicates that the reactors with harder neutron energy spectra seem to be more suitable designs. The fuel cycle of fast reactor in the Generation IV group has a design capability to run the full actinide recycle. The efficiency of each reactor designs showing the relative performance to the nuclear waste issue depends very much on the final Generation IV reactor configurations and operational conditions. Generation IV reactor designs have not been fully developed yet and therefore their detail specifications are not completely obtained yet. Some specific parameters summarized in this paper are very useful to model in more widely perspective for Generation IV reactor core and system calculations. Keywords: generation IV reactors, GFR, LFR, MSR, SFR, SCWR, VHTR 63

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 11 No. 2, Desember 2009 1. PENDAHULUAN Kebutuhan energi dunia meningkat tajam seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia yang akan mencapai dua kali lipat pada pertengahan abad 21. Energi nuklir menjadi energi alternatif yang sangat strategis dan memainkan peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan energi dunia masa depan [1]. Faktor keselamatan melekat (inherent safety) dan kompatibilitas menghasilkan energi yang kompetitif menjadi salah satu alasan energi nuklir memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Saat ini pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sedang didesain-ulang secara konseptual guna menemukan sistem yang optimal untuk produksi energi nuklir masa depan. Desain-desain terakhir ini adalah sistem energi nuklir generasi ke empat yang dikenal dengan sebutan reaktor Generasi IV [2]. Reaktor Generasi IV adalah hasil upaya riset teknologi reaktor dan energi nuklir yang melibatkan 10 negara maju dalam Forum Internasional Generasi IV (GIF, Generation IV International Forum). Forum ini meletakkan basis untuk pengembangan sistem energi nuklir masa depan. Reaktor Generasi IV harus mendapatkan lisensi untuk dikonstruksi dan dioperasikan dalam proses biaya-efektif agar supaya kompetitif dengan sumber energi lain. Hal ini merupakan sebuah tantangan karena secara khusus, reaktor-reaktor tersebut harus memenuhi standar tinggi dalam keselamatan nuklir, manajemen limbah dan resistansi proliferasi. Realisasi siklus bahan bakar nuklir yang resistansi proliferasi dan produksi minimal dari limbah nuklir radiotoksik yang tinggi menjadi isu menarik yang implementasi solusinya masih diperdebatkan. Resistansi proliferasi dan radiotoksisitas dari limbah nuklir yang diproduksi adalah salah satu kriteria karakteristik utama yang harus dipertimbangkan selain keselamatan reaktor dan reliabilitas serta proteksi fisik. Sifat-sifat ini karenanya akan memainkan peranan penting dalam evaluasi strategi siklus bahan bakar reaktor Generasi IV. Makalah ini membahas studi dan observasi awal desain reaktor Generasi IV dengan melakukan tinjauan komprehensif terhadap deskripsi dan karakteristik desain bahan bakar, tipe pendingin, geometri, komposisi dan spektrum energi neutron serta siklus bahan bakar. Studi ini merupakan langkah awal untuk memahami dan mengkaji parameter reaktor secara detail dan menyeluruh sebelum pemodelan dalam perspektif yang lebih luas dilakukan untuk perhitungan teras dan sistem reaktor Generasi IV. 2. DESKRIPSI DESAIN REAKTOR GENERASI IV Akhir Desember 2002 GIF telah melakukan review berbagai konsep reaktor dan akhirnya memutuskan enam konsep desain reaktor kandidat yang potensial dan layak diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan energi dunia di masa mendatang, yaitu: 1. Very High Temperature Reactor (VHTR), 2. Super-Critical-Water-cooled Reactor (SCWR), 3. Molten Salt Reactor (MSR), 4. Gas-cooled Fast Reactor (GFR), 5. Sodium-cooled Fast Reactor (SFR), dan 6. Lead-cooled Fast Reactor (LFR). 2.1. Reaktor Temperatur Sangat Tinggi (VHTR) VHTR adalah sistem energi nuklir termal dengan siklus bahan bakar uranium sekali lewat yang dikarakterisasi oleh operasi reaktor yang selamat dan efisien [3]. Karakteristik utama tipe reaktor ini adalah potensinya untuk dioperasikan pada temperatur sangat tinggi. Secara ideal VHTR memiliki temperatur outlet mendekati 1.000 o C. Karakteristik ini penting karena memungkinkan untuk memproduksi hidrogen dan listrik secara simultan. Desain VHTR dengan pendingin gas helium ditunjukkan pada Gambar 1. Sistem energi nuklir ini berdaya 600 MWth dengan penukar panas menengah yang digunakan untuk mengantarkan panas proses. 64

Studi dan Investigasi Awal Konsep Desain Reaktor Generasi IV (Zuhair dan Suwoto) Gambar 1. Desain sistem VHTR [3]. Gambar 2. Desain sistem SCWR [3]. 2.2. Reaktor Berpendingin Air Super Kritis (SCWR) SCWR adalah sistem energi nuklir yang menjanjikan karena efisiensi termalnya bisa mencapai 45%, lebih besar dari efisiensi LWR dewasa ini yang hanya 33%. SCWR secara basis dikategorikan ke dalam LWR yang dioperasikan pada tekanan dan temperatur tinggi dengan daur bahan bakar sekali lewat dan langsung. Desain SCWR ditunjukkan pada Gambar 2. 2.3. Reaktor Garam Cair (MSR) MSR adalah sistem energi nuklir epitermal/termal yang memanfaatkan bahan bakar cair dan digunakan untuk pembakaran aktinida dan produksi listrik, hidrogen dan bahan bakar fisil. Produk fisil, fertil dan fisi dilarutkan ke dalam garam fluorida cair bertemperatur tinggi dengan titik didih yang sangat tinggi (1.400 o C). Bahan bakar garam cair mengalir melalui teras reaktor yang bermoderator grafit. Dalam reaktor, fisi terjadi di dalam bahan bakar cair yang mengalir dan dipanaskan hingga ~700 o C. Bahan bakar kemudian mengalir ke dalam penukar panas utama dan panas ditransfer ke pendingin garam cair sekunder. Desain MSR diperlihatkan dalam Gambar 3. Gambar 3. Desain sistem MSR [3]. Gambar 4. Desain sistem GFR [3]. 2.4. Reaktor Cepat Berpendingin Gas (GFR) GFR adalah sistem energi nuklir dengan spektrum neutron cepat [3]. Karakteristik spektrum neutron yang sangat keras dihasilkan oleh U-238 karena GFR menggunakan 65

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 11 No. 2, Desember 2009 bahan bakar berlapis keramik yang terdispersi dalam matriks bahan bakar. Reaktor ini memiliki potensi dalam memanfaatkan siklus bahan bakar tertutup dengan daur ulang aktinida penuh. Desain GFR diperlihatkan dalam Gambar 4. 2.5. Reaktor Cepat Berpendingin Sodium (SFR) SFR merupakan sistem energi nuklir dengan spektrum neutron cepat yang potensial dalam memanfaatkan siklus bahan bakar tertutup dengan daur ulang aktinida penuh [3]. Pendingin SFR adalah sodium, dan temperatur outlet-nya diestimasi sebesar 550 o C. Bahan bakar SFR berupa paduan logam plutonium atau uranium. SFR memanfaatkan siklus bahan bakar tertutup, sehingga kebanyakan aktinida minor dan trans-uranik tidak akan pernah dikeluarkan dari reaktor dan akan tetap dimanfaatkan selama operasi reaktor. Desain SFR dilukiskan dalam Gambar 5. Gambar 5. Desain sistem SFR [3]. Gambar 6. Desain sistem LFR [3]. 2.6. Reaktor Cepat Berpendingin Timbal Cair (LFR) LFR adalah tipe terakhir dari empat sistem energi nuklir dengan spektrum neutron energi cepat. LFR juga potensial dalam memanfaatkan siklus bahan bakar tertutup dengan daur ulang aktinida penuh [3]. Sistem LFR sangat mirip dengan SFR dengan perbedaan utama pada pemilihan pendingin: timbal (Pb) atau timbal-bismuth (Pb-Bi) digunakan untuk LFR sedangkan sodium (Na) dimanfaatkan dalam SFR. Desain LFR diperlihatkan dalam Gambar 6. 3. PEMBAHASAN 3.1. Reaktor Temperatur Sangat Tinggi (VHTR) VHTR merupakan salah satu kandidat terdepan dari 6 konsep desain reaktor Generasi IV yang modul demonstrasinya diproyeksikan mulai dibangun awal tahun 2016. Program riset dan pengembangan VHTR secara ekstensif paling banyak dikerjakan di berbagai negara karena keatraktifan desain VHTR dan kapabilitasnya untuk aplikasi produksi listrik dan panas proses temperatur tinggi. Operasi sistem energi nuklir temperatur tinggi mensyaratkan batasan tambahan pada desain VHTR dengan implikasi terbesar pada seleksi material yang optimal. Isu ini secara khusus mempengaruhi desain perangkat partikel dengan material resistansi temperatur tinggi yang esensial untuk mencegah kontaminasi sistem selama operasi reaktor. Untuk alasan inilah partikel bahan bakar berlapis TRISO menjadi tipe bahan bakar nuklir utama yang dipertimbangkan untuk digunakan dalam VHTR. 66

Studi dan Investigasi Awal Konsep Desain Reaktor Generasi IV (Zuhair dan Suwoto) Kernel bahan bakar berlapis TRISO (Gambar 7) untuk desain teras VHTR prismatik dan komposisinya ditunjukkan pada Tabel 1. Dari Gambar 7 dan Tabel 1 dapat diamati bahwa, partikel bahan bakar berlapis TRISO terdiri dari kernel UCO berdiameter 0,78 mm yang dilapisi oleh lapisan-lapisan material resistansi temperatur tinggi, seperti silikon karbida (SiC) atau zirkonium karbida (ZrC) dan grafit pirolitik (PyC). Struktur dibentuk ke dalam pebble atau bola yang siap dimanfaatkan dalam teras pebble bed atau kompak bahan bakar yang disusun ke dalam blok prismatik grafit sebagai bahan bakar teras VHTR prismatik. Spesifikasi elemen bakar VHTR yang diinsersikan ke dalam teras disajikan dalam Tabel 2. Gambar 7. Kernel bahan bakar berlapis [4]. Tabel 1. Parameter kernel bahan bakar berlapis TRISO [4]. Parameter Radius ( 10-2 cm) Densitas (g/cm 3 ) Komposisi Material Kernel bahan bakar Penyangga karbon berpori Karbon pirolitik dalam Silikon karbida Karbon pirolitik luar Diameter total kernel 1,75 2,75 3,10 3,45 3,85 7,70 10,50 1,00 1,90 3,20 1,87 UC.5 O 1.5 C C SiC C Tabel 2. Parameter elemen bakar VHTR [4]. Parameter Besaran Jarak flat ke flat (cm) 36,0 Tinggi aksial (cm) 79,0 Densitas grafit (g/cm 3 ) 1,74 Batang bahan bakar Jumlah per elemen bakar 210 Radius (cm) 0,6225 Kompak bahan bakar per bahan bakar 15 Fraksi packing 33,50% Kanal pendingin Jumlah per elemen bakar 108 Radius (cm) 0,6225 Komposisi material He 67

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 11 No. 2, Desember 2009 3.2. Reaktor Berpendingin Air Super Kritis (SCWR) SCWR dapat dioperasikan dalam spektrum termal atau spektrum cepat [3]. Bila dioperasikan sebagai reaktor termal dengan daur bahan bakar sekali lewat, maka diadopsi siklus bahan bakar berbasis uranium. Sebagai sistem reaktor cepat, siklus bahan bakar SCWR harus tertutup dengan opsi daur ulang aktinida penuh. Dari 2 opsi SCWR, maka opsi spektrum termal menjadi pilihan yang menonjol di USA, hal ini karena adanya kemiripan antara reaktor air ringan (light water reactor, LWR) dengan SCWR termal, dan pengalaman operasional LWR akan membawa SCWR ke tingkat kapasitas dan kualitas yang lebih tinggi. Dibandingkan LWR, SCWR termal memanfaatkan air ringan untuk pendingin dan moderator dengan perbedaan utama pada tekanan dan temperatur operasi yang lebih tinggi. Tekanan dan temperatur seperti itu dibuat untuk mengkondisikan air ke dalam keadaan super kritis dan mempersembahkan kondisi yang mendukungnya sebagai fluida fase tunggal. Faktor-faktor ini memungkinkan SCWR secara potensial dioperasikan dengan efisiensi tinggi dan mode operasi yang lebih sederhana serta selamat dibandingkan LWR. Model SCWR didasarkan pada SiC/SiC sebagai kelongsong dan air yang spesifikasinya dirangkum dalam Tabel 3. Air dalam SCWR berada dalam 2 keadaan yang berbeda di teras reaktor. Moderator SCWR adalah air ringan yang mengalir melalui tabung air SiC/SiC. Pendingin sistem adalah air tetapi terpisah dari moderator. Pendingin mengalir dalam kanal di seluruh elemen bakar dan dijaga di atas titik kritis termodinamika air (22,1 MPa, 337 o C) [3]. Temperatur kedua fluida ini bervariasi secara aksial dengan densitas rata-rata sebesar 0,61 g/cm 3 dan 0,26 g/cm 3 masing-masing untuk moderator dan pendingin. Tabel 3. Spesifikasi kisi SCWR [5]. Spesifikasi Tipe kisi Pitch perangkat (mm) Ketebalan perangkat (mm) Sisi perangkat (mm) Celah antar-perangkat Tabung air Jumlah per perangkat Panjang sisi tabung air (mm) Ketebalan dinding air (mm) Pin bahan bakar Jumlah per perangkat Diameter luar pin bahan bakar (mm) Tipe kelongsong Ketebalan lapisan SiC monolitik (mm) Densitas lapisan SiC monolitik (g/cm 3 ) Ketebalan lapisan SiC berpori Densitas lapisan berpori Pelet bahan bakar Diameter luar (mm) Tebal celah dingin (µm) Komposisi bahan bakar Panjang bahan bakar aktif (m) Densitas bahan bakar (g/cm 3 ) Pengkayaan U-235 Besaran 21 21 kisi persegi 285,0 3,0 283,0 2,0 25 39,6 0,4 216 12,192 Si-duplex 1,016 3,1 0,4064 2,7 9,1872 80,0 UO 2 4,27 10,4215 5,0% 68

Studi dan Investigasi Awal Konsep Desain Reaktor Generasi IV (Zuhair dan Suwoto) 3.3. Reaktor Garam Cair (MSR) MSR memanfaatkan siklus bahan bakar tertutup dengan daur ulang aktinida penuh [3]. Parameter reaktor diberikan dalam Tabel 4. Sistem MSR adalah unik karena tidak membutuhkan fabrikasi bahan bakar dan yang lebih penting lagi, MSR didesain untuk pembakaran aktinida minor. Aktinida minor dicampurkan ke dalam garam fluorida cair dan kemudian fluida mensirkulasinya ke seluruh teras. Campuran tersebut mengalir melalui kanal-kanal dalam matriks grafit yang menyebabkan moderasi neutron. Sistem MSR dapat dioperasikan pada tekanan yang relatif rendah dan temperatur tinggi, karena pendinginnya berupa garam cair. Ditinjau dari segi manajemen limbah, desain MSR sangat menarik karena memiliki laju konsumsi aktinida yang bersih. MSR yang dimoderasi grafit memanfaatkan siklus bahan bakar sekali lewat. Pemuatan bahan bakar awal didasarkan pada trans-uranik yang dihasilkan selama operasi LWR. Tabel 4. Parameter MSR [6]. Parameter Geometri Tinggi (m) Pitch (cm) Moderator Komposisi Densitas Molten Salt Diameter kernel (cm) Densitas (g/cm 3 ) Bahan bakar trans-uranik Garam NaF-ZrF4 Besaran Prisma heksagonal 4 30 C 2,194 7 3,1855 12,87% 87,13% 3.4. Reaktor Cepat Berpendingin Gas (GFR) GFR dipilih sebagai salah satu sistem energi nuklir Generasi IV karena potensinya yang excellent dalam sustainabilitas melalui reduksi volum dan radiotoksisitas dari bahan bakarnya sendiri dan bahan bakar bekas lainnya. Potensi lainnya yang dimiliki GFR adalah meningkatkan pemanfaatan orde sumber daya uranium. Ciri utama reaktor ini adalah temperatur operasinya tinggi dimana temperatur outlet dimungkinkan mencapai 850 o C. Pada umumnya, operasi temperatur tinggi dari sebuah reaktor nuklir akan menghasilkan efisiensi yang relatif tinggi, namun dibutuhkan material yang advanced untuk menopang kondisi operasi. Saat ini pin, pelat dan blok prismatik sedang dipertimbangkan sebagai konfigurasi teras. Dari kompilasi data parameter yang ditabulasikan dalam Tabel 5 dapat dilihat bahwa, desain reaktor memiliki SiC sebagai material matriks. Seleksi ini didasarkan untuk keberlanjutan material pada operasi temperatur tinggi. Konsekuensinya profil fluks diekspektasi lebih lunak daripada yang dipromosikan dalam spesifikasi Generasi IV awal, karena pemuatan karbon dalam teras yang tinggi dan banyaknya hampir setengah dari jumlah total material teras. 69

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 11 No. 2, Desember 2009 Tabel 5. Parameter GFR [7]. Parameter Blok bahan bakar Bentuk Tinggi (cm) Jarak flat ke flat Jumlah blok bahan bakar per reaktor Volum bahan bakar + matriks Bahan bakar Material matriks Rasio bahan bakar / matriks Komposisi bahan bakar U-235 U-238 Pendingin Pendingin Fraksi volum pendingin Besaran Heksagonal 10 10 990 60% UC SiC 50% 6,92% 93,08% He 40 3.5. Reaktor Cepat Berpendingin Sodium (SFR) Sistem reaktor dengan pendingin sodium mencirikan reaktor spektrum neutron cepat dengan daur ulang bahan bakar tertutup. Misi utama SFR adalah manajemen limbah nuklir level tinggi dan khususnya, mengelola plutonium dan aktinida lainnya. Dengan mereduksi biaya modal, maka misi SFR dapat ditingkatkan untuk produksi listrik dengan kapabilitas yang teruji dalam memanfaatkan hampir seluruh energi dari uranium alam. Model SFR diadopsi dari reaktor LMFBR XVI-2 [8] yang telah memasukkan perangkat secara terperinci ke dalam fraksi isotopik dimana tidak ada pemuatan awal isotop U-235. Teras reaktor terdiri dari beberapa nuklida radiotoksik yang diperoleh dalam bahan bakar nuklir bekas. Temperatur dan densitas daya model SFR masing-masing diatur sebesar 550 o C dan 60 W/cm 3. 3.6. Reaktor Cepat Berpendingin Timbal Cair (LFR) Sistem LFR memiliki dua teknik kunci yang menawarkan prospek untuk memenuhi aspek non-proliferasi, sustainabilitas, keselamatan dan reliabilitas serta ekonomis adalah pemanfaatan pendingin timbal (Pb) dan waktu operasi yang sangat panjang. Parameter desain LFR ditunjukkan pada Tabel 6. Pb sendiri tidak berinteraksi dengan udara, air, uap atau karbon dioksida sehingga reaksi eksotermik tidak mungkin terjadi. Titik didihnya yang tinggi (1.740 o C) mengeliminasi prospek pendidihan pendingin dengan tekanan ruang. Karakteristik LFR yang dapat melakukan pembiakan diri (self breeding) menyebabkan reaktor ini memiliki waktu operasi yang sangat lama, yaitu 15-30 tahun. Hampir semua reaktor Generasi IV ditujukan untuk memproduksi listrik dan hidrogen kecuali SFR dan SCWR yang hanya digunakan untuk memproduksi listrik. SCWR memanfaatkan uranium dioksida (UO 2 ) dan VHTR memanfaatkan uranium oksikarbida (UCO) sebagai bahan bakar reaktor. GFR dan LFR masing-masing menggunakan uranium plutonium karbida [(U,Pu)C] dan uranium plutonium nitrida [(U,Pu)N]. MSR sedikit berbeda dengan reaktor Generasi IV lainnya karena menggunakan uranium fluorida (UF) dalam garam sebagai bahan bakar reaktor. SFR memanfaatkan bahan bakar serupa dengan GFR dan LFR namun ditambah campuran uranium plutonium oksida [(U,Pu)O 2, mixed oxide, MOX]. 70

Studi dan Investigasi Awal Konsep Desain Reaktor Generasi IV (Zuhair dan Suwoto) Tabel 6. Parameter LFR [9,10,11]. Parameter Besaran Bahan bakar Komposisi bahan bakar UN Fraksi volum 55% Densitas yang dismear 0,85% Pengkayaan U-235 20% Kelongsong Komposisi EP-823 Fraksi volum 16% Densitas (g/cm 3 ) 10,4 Pendingin Komposisi Pb Fraksi volum 10% Densitas (g/cm 3 ) 10,4 Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat dirangkum beberapa parameter spesifik yang berkaitan dengan sistem reaktor Generasi IV seperti ditampilkan dalam Tabel 7. Tipe reaktor GFR Spektrum neutron Cepat Tabel 7. Parameter desain sistem reaktor Generasi IV [3]. Temperatur ( o C) 850 Bahan bakar Kelongsong Pendingin, Moderator MC a /SiC Keramik Helium LFR Cepat 550-800 MN b Keramik Si-Tinggi F-M C Pb-Bi MSR Epitermal 700-800 Garam (+UF) Tidak ada Gram fluorida SFR Cepat 550 U-Pu-Zr/MOX F-M (HT9 atau ODS d ) Sodium SCWR Termal/cepat 510-550 UO2/Dispersi MOX F-M (12 Cr, 9 Cr, dll.) Air VHTR Termal 1.000 TRISO UOC dalam kompak grafit, coating ZrC Coating ZrC dan grafit di sekelilingnya Helium MC a = (U,Pu) Karbida, MC b = (U,Pu) Nitrida, F-M c = Stainless steel feritik-martensitik (tipikal 9 hingga 12 % berat Cr), ODS d = Oxide Dispersion-Strengthened Steels (tipikal feritik-martensitik). 4. KESIMPULAN Desain reaktor Generasi IV terdiri dari 2 desain reaktor dengan spektrum neutron termal dan 4 desain reaktor dengan spektrum neutron epitermal/cepat. Ditinjau dari produksi bahan bakar bekas bersifat radiotoksik yang tinggi, reaktor dengan spektrum energi neutron cepat tampak menjadi desain yang lebih baik. Siklus bahan bakar reaktor cepat dalam kelompok Generasi IV mempunyai kapabilitas desain untuk mendaur-ulang aktinida penuh. Efisiensi setiap desain reaktor yang memperlihatkan performa yang relatif pada isu limbah nuklir sangat bergantung pada konfigurasi final reaktor Generasi IV dan kondisi operasionalnya. 71

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 11 No. 2, Desember 2009 Desain-desain reaktor Generasi IV secara penuh belum dikembangkan sehingga spesifikasi detailnya belum dapat diperoleh secara lengkap. Namun beberapa parameter spesifik yang dirangkum dalam makalah ini sangat bermanfaat untuk pemodelan dalam perspektif yang lebih luas bagi perhitungan teras dan sistem reaktor Generasi IV. DAFTAR PUSTAKA [1] J. DEUTSCH and E. MONIZ, The Future of Nuclear Power: An Interdisciplinary MIT Study, Cambridge, Massachusetts Institute of Technology, 2003. [2], Advanced Fuel Cycle Initiative: The Future Path for Advanced Spent Fuel Treatment and Transmutation Research, HR-107-258, Office of Nuclear Energy, Science and Technology DOE, January, 2003. [3], Report to Nuclear Energy Research Advisory Committee, Washington: Technical Roadmap Report, United States Subcommittee on Generation IV Technology Planning on A Technology Roadmap for Generation IV Nuclear Energy Systems, 2003. [4] J.W. STERBENTZ, et al., Reactor Physics Parametric and Depletion Studies in Support of TRISO Particle Fuel Specification for the Next Generation Nuclear Plant, INEEL/EXT-04-2530, September, 2004. [5] P.E. MAC DONALD, et al., Feasibility Study of Supercritical Light Water Cooled Reactors for Electric Power Production: 12-th Quarterly and Final Report, INEEL/EXT- 04-2530, 2001. [6] E. RODRIGUEZ-VIEITEZ, et al., Transmutation Capability of Once-Through Critical or Sub-Critical Molten-Salt Reactors, Proceedings of the Seventh Information Exchange Meeting on Actinide and Fission Product Partitioning and Transmutation, Jeju, Republic of Korea, October, 2002. [7] M. DRISCOLL, et al., Engineering and Physics Optimization of Breed and Burn Fast Reactor Systems: Final Report, MIT-GFR-035, September, 2005. [8] H. OIGAWA, et al., Experiments and Analyses on Sodium Void Reactivity Worth in Uranium-Free Fast Reactor at FCA, Journal of Nuclear Science and Technology, Volume 39, No. 7, p. 729-735, July, 2002. [9], Generation IV Nuclear Energy Systems Ten-Year Program Plan, Office of Advanced Nuclear Research, DOE Office of Nuclear Energy, Science and Technology, Volume 1, March, 2005. [10] J.J. SIENNICKI, et al., SSTAR Lead-Cooled, Small Modular Fast Reactor for Deployment at Remote Sites System Thermal Hydraulic Development, Proceedings of the ICAAP'05, Seoul, Republic of Korea, May, 2005. [11] P. HEJZLAR, et al., Actinide Burning in a Lead-Bismuth-Cooled Critical Fast Reactor with Economic Electricity Generation, Proceedings of the Seventh Information Exchange Meeting on Actinide and Fission Product Partitioning and Transmutation, Jeju, Republic of Korea, October, 2002. 72