BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26%

METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, rincian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PROVINSI LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,97% DAN AKOMODASI LAINNYA 41,87%

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 42,95% DAN AKOMODASI LAINNYA 36,06%

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus pada sampai dengan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

I. PENDAHULUAN. Indonesia dilewati garis ekuator di beberapa kota yang menyebabkan Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. km dari pusat pemerintahan kecamatan. Desa Talang Mulya mempunyai luas 654

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 55,61% DAN AKOMODASI LAINNYA 48,82%

Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Pesawaran Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG 3.1 GEOGRAFI LAMPUNG Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 Km 2 termasuk 188 pulau yang terletak pada bagian paling ujung Tenggara Pulau Sumatera. Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada 103 0 40 105 0 50 Bujur Timur; serta antara 6 0 45 3 0 45 Lintang Selatan. Sebagian besar lahan di Provinsi Lampung merupakan kawasan hutan yaitu mencapai 1.004.735 Ha (28,47 %) dari luas daratan Provinsi Lampung. Selain itu merupakan daerah perkebunan (20,92%); tegalan/ladang (20,50%); daerah pertanian, dan perumahan. Provinsi Lampung terletak di ujung Pulau Sumatera bagian Selatan, yang merupakan pintu gerbang menuju Pulau Sumatera dari arah Pulau Jawa dan pintu terakhir bagi penduduk pulau Sumatera yang hendak bepergian menuju Pulau Jawa. Lampung juga memiliki garis pantai yang terpanjang bila dibandingkan dengan provinsi lain di pulau Sumatera dan menjadi bagian dari pegunungan bukit barisan di sisi selatan provinsi Lampung. Penduduk Lampung yang heterogen, berbagai suku hidup berdampingan, dengan etnis Lampung sebagai penduduk aslinya. Berdasarkan kondisi topografi, Provinsi Lampung terbagi dalam 5 (lima) satuan ruang, yaitu: (a) daerah topografi berbukit sampai bergunung; (b) 3-1

berombak sampai bergelombang; (c) dataran alluvial; (d) dataran rawa pasang surut; (e) daerah aliran sungai (river basin). Di samping itu terdapat 69 buah pulau besar dan kecil. Daerah topografi berbukit sampai bergunung terdiri atas lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25% dan ketinggian rata-rata 300 m di atas permukaan laut (d.p.l). Daerah ini meliputi Bukit Barisan dengan puncak tonjolannya berada di Gunung Tanggamus (2.102 m), Gunung Salak (1.570 m), Gunung Pematang Halupan (1.646 m) di Selatan bagian Barat, Gunung Pesagi (2.239 m), Gunung Pugung (1.964 m), Gunung Sebabayan (1.774 m), Gunung Subhanallah (1.623 m) di bagian Barat, Gunung Ratay (1.682 m), dan Gunung Rajabasa (1.281 m) di bagian Selatan, Gunung Punggur (1.877 m), Gunung Haji (1.710 m), dan Gunung Ulu Sabuk (1.713 m) di Lampung Utara, serta Gunung Balau (1.653 m) di Bandar Lampung. Daerah-daerah tersebut sebagian besar masih ditutupi oleh vegetasi hutan primer dan sekunder, tetapi beberapa bagian tertentu sudah terbuka menjadi perladangan atau perkebunan kopi rakyat. Daerah topografi berombak sampai bergelombang memiliki ciri-ciri khusus, terdiri atas bukit-bukit sempit dengan kemiringan antara 8-15% dan ketinggian antara 300-500 m d.p.l. Daerah ini membatasi daerah pegunungan dengan dataran alluvial dengan vegetasi tanaman perkebunan seperti kopi, lada, kakao, kelapa, karet, perkebunan buah-buahan campuran, tanaman perladangan seperti padi, jagung, dan sayur-sayuran. Daerah topografi ini berada di sekitar wilayah Kecamatan Gedong Tataan, Sukoharjo, dan Pulau 3-2

Panggung di wilayah Kabupaten Lampung Selatan dan Tanggamus, serta wilayah Kecamatan Kalirejo dan Bangunrejo di Kabupaten Lampung Tengah. Daerah dataran alluvial merupakan daerah yang sangat luas meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur, sebagian Lampung Utara, Way Kanan serta Tulang Bawang, sampai mendekati sebelah Timur, yang merupakan bagian hilir (down stream) dari sungai-sungai besar seperti Way Sekampung, Way Seputih, Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji. Ketinggian rata-rata daerah ini berkisar antara 25-75 m dengan kemiringan 0-3%.Pada bagian pantai sebelah Barat terdapat pula dataran alluvial yang menyempit dan memanjang mengikuti arah Bukit Barisan. Daerah dataran rawa pasang surut terletak di sepanjang Pantai Timur dengan ketinggian 0,5-1,0 m, yang pengendapan airnya menurut perubahan pasang surut air laut. Daerah ini terletak di sebagian Lampung Timur bagian Timur dan Lampung Selatan Bagian Timur yang dikenal dengan daerah Rawa Sragi, dengan luas areal mencapai 30.000 Ha. Sebagian lagi terletak di daerah Mesuji dengan luas areal mencapai 40.000 ha, yang telah dijadikan daerah pemukiman transmigrasimesuji-tulang Bawang, yang sebagian digunakan untuk tanaman padi, jagung, dan tanaman semusim lainnya, sedang sebagian besar di wilayah pesisir sudah berubah menjadi areal tambak rakyat,untuk budidaya udang dan ikan bandeng. Selain itu, terdapat 69 buah pulau-pulau besar dan kecil, di antaranya terdapat 49 buah pulau di Kabupaten Lampung Selatan dengan pulau-pulau terbesar, 3-3

yaitu di Pulau Sebesi (2.472 Ha), Pulau Legundi (1.820 Ha), Pulau Sebuku (1.771 Ha), Pulau Rakata (1.343 ha), dan Pulau Sertung dam gugusan kepulauan Krakatau (1.057 Ha), serta Pulau Pahawang (696 Ha). Di Kabupaten Lampung Barat terdapat dua buah pulau yaitu Pulau Pisang (142 Ha) dan Pulau Butuah (63 Ha).Di Kabupaten Tanggamus terdapat10 pulau dan yang terbesar adalah Pulau Tabuan (19.374 Ha), serta di Kota Bandarlampung sebanyak 1 (satu) buah pulau yaitu Pulau Pasaran (6 Ha). 3.2 PARIWISATA LAMPUNG 3.2.1 Objek Wisata Lampung Provinsi Lampung memiliki banyak objek wisata yang tersebar di 15 kabupaten/kota. Pada tahun 2014 tercatat sebanyak 350 objek wisata, yang berupa taman hiburan umum, peninggalan sejarah, objek wisata alam dan tirta, objek wisata budaya, objek wisata religius, objek wisata agro, objek wisata bahari, serta objek wisata buatan. Gambar 3.1. Jumlah Objek Wisata dan Peninggalan Sejarah di Provinsi Lampung, 2014 80 60 40 20 12 77 37 10 13 47 59 15 10 11 13 12 26 8 0 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung 3-4

Dilihat dari sebarannya menurut kabupaten/kota, maka objek wisata tersebut paling banyak terdapat di Kabupaten Tanggamus, yaitu sebanyak 77 objek wisata, diikuti dengan Kabupaten Way Kanan sebanyak 59 objek wisata, serta Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Selatan masingmasing sebanyak 47 dan 37 objek wisata. Sebagian besar objek wisata di Tanggamus berupa objek wisata bahari (pantai) dan objek wisata alam tirta (air terjun), di Kabupaten Way Kanan sebagian besar berupa objek wisata alam, di Kabupaten Lampung Utara didominasi dengan peninggalan sejarah dan panorama alam, sementara objek wisata di Kabupaten Lampung Selatan didominasi dengan wisata bahari (pantai). Selain objek wisata yang telah dipaparkan di atas, Provinsi Lampung juga memiliki pulau-pulau kecil yang berada di 5 wilayah kabupaten/kota, yaitu di Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus, Lampung Barat, dan Kota Bandar Lampung. Tercatat sebanyak 71 pulau kecil berada di perairan Lampung yang sebagian besar terdapat di Lampung Selatan sebanyak 30 pulau kecil, diikuti oleh Pesawaran dengan 23 pulau kecil, dan Tanggamus yang memiliki 15 pulau kecil. Pulau-pulau kecil di atas, selain dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam, juga dimanfaatkan sebagai wilayah pemukiman, pertanian/perkebunan, budidaya perikanan, wilayah pertahanan dan keamanan, serta ada yang masih berupa hutan. Luasan pulau-pulau tersebut juga bervariasi dengan Pulau yang terluas adalah Pulau Tabuan dengan luas 3.294 Ha. 3-5

Gambar 3.2. Jumlah Pulau-Pulau Kecil menurut Kabupaten/Kota, 2014 1 2 15 30 Lampung Selatan, 30 Pesawaran,23 Tanggamus,15 Bandar Lampung, 1 Lampung Barat, 2 23 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung 3.2.2 Akomodasi Pariwisata Lampung Fasilitas akomodasi menjadi salah satu faktor keberhasilan pelayanan pariwisata. Akomodasi yang nyaman dan memadai sesuai dengan keinginan wisatawan menjadi nilai lebih untuk daerah kunjungan wisata. Fasilitas akomodasi di Lampung terdiri dari hotel berbintang, hotel non-bintang dan pondok-pondok wisata. Tabel 3.1 menyajikan perkembangan jumlah hotel bintang, melati dan pondok wisata di Provinsi Lampung dari tahun 2011-2014. Hotel berbintang sampai tahun 2014 berada di kota Bandar Lampung semuanya. Jumlah hotel non melati pada tahun 2014 juga paling banyak berada di kota Bandar Lampung. Kabupaten Pesisir barat pada tahun 2014 tercatat memiliki jumlah hotel melati terbanyak kedua setelah kota Bandar Lampung. Hal ini menunjukkan perkembangan yang baik karena Pesisir Barat merupakan salah satu favorit 3-6

tujuan wisata di provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan memiliki jumlah kamar hotel yang terbanyak kedua setelah kota Bandar Lampung. Hal ini menunjukkan bahwa Lampung Selatan yang memiliki banyak tujuan wisata yang favorit juga memiliki akomodasi yang cukup untuk para wisatawan. Tabel 3.1 menunjukkan bahwa perkembangan hotel di provinsi Lampung termasuk pesat. Hotel melati pada tahun 2014 mengalami peningkatan mengalami peningkatan pesat, sejumlah 32 hotel melati baru dibangun dalam kurun waktu 4 tahun. Tabel 3.1. Perkembangan Jumlah Hotel Bintang, Melati, Dan Pondok Wisata Di Provinsi Lampung Sampai Dengan Tahun 2014 LOKASI 2011 2012 2013 2014 /KLASIFIKASI Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar BandarLampung Hotel Bintang 10 952 10 952 9 884 11 904 Hotel melati 38 975 52 1192 70 1736 70 1736 Pondok Wisata 4 55 9 137 8 107 8 107 Lampung Selatan Hotel melati 17 286 19 286 21 357 22 364 Pondok Wisata 1 12 1 12 1 12 1 12 Lampung Tengah Hotel melati 10 189 10 189 17 244 18 253 Pondok Wisata 3 26 3 26 3 26 3 26 Lampung Utara Hotel melati 8 206 8 206 12 206 12 206 Lampung Barat Hotel melati 31 418 31 418 17 232 17 232 Pondok Wisata 6 24 7 28 0 0 0 0 Tanggamus Hotel melati 9 132 9 132 9 179 11 194 Pondok Wisata - - 5 10 8 31 8 31 Tulang Bawang Hotel melati 7 261 7 261 10 311 10 311 Pondok Wisata 1 29 1 29 1 29 1 29 Lampung Timur Hotel melati 9 84 9 121 9 125 9 125 Pondok Wisata 1 4 1 6 1 6 1 6 Metro Hotel melati 9 167 10 178 10 178 10 178 Way Kanan Hotel melati 5 43 5 43 5 43 5 43 Pringsewu Hotel melati 4 87 6 89 6 89 9 102 3-7

LOKASI 2011 2012 2013 2014 /KLASIFIKASI Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar Tulang Bawang Barat Hotel melati 1 20 1 20 1 20 1 20 Mesuji Hotel melati 1 6 1 6 2 16 2 16 Pesisir Barat Hotel melati - - - - 30 266 33 296 Jumlah 175 3976 205 4341 250 5097 262 5191 Hotel merupakan salah satu hal yang sangat penting pada saat berkunjung ke suatu objek wisata di suatu daerah. Peningkatan jumlah wisatawan ke Provinsi Lampung akan meningkatkan minat pengusaha untuk membangun hotel dan penginapan di Lampung. Pada tabel 3.1 diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 berjumlah 175 meningkat menjadi 262 pada tahun 2014. Diperkirakan jumlah penginapan di Provinsi Lampung, baik hotel berbintang ataupun hotel non-bintang dan pondok wisata akan meningkat seiring tingginya peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke provinsi Lampung. Tingginya pertumbuhan pariwisata di Lampung Dengan adanya publikasi yang baik mengenai objek wisata yang ada di Provinsi Lampung, jumlah hotel tersebut diperkirakan akan terus bertambah dengan pesat. Tetapi walaupun pertumbuhan jumlah hotel tersebut meningkat hampir 100 persen, namun dari segi jumlah masih relatif kecil bila dibandingkan dengan jumlah hotel bintang di Sumatera Selatan pada tahun 2012 sebanyak 46 hotel bintang, di Pulau Sumatera terdapat 364 hotel bintang dan di Indonesia secara keseluruhan terdapat 1.622 hotel bintang. 3-8

Jumlah Wisatawan DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF 3.2.3 Perkembangan Wisatawan di Lampung Perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke provinsi Lampung selama 10 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan. Gambar 3.3 menunjukkan bahwa wisatawan Nusantara meningkat signifikan setiap tahun dalam kurun waktu 2006-2015. Peningkatan juga terjadi pada wisatawan mancanegara dengan pertumbuhan yang landai. 6000000 5000000 Gambar 3.3 perkembangan Jumlah Wisatawan di Lampung 4000000 3000000 2000000 1000000 Tahun Wisatawan Nusantara Wisatawan mancanegara 0 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Persentase pertumbuhan wisatawan selama 10 tahun terakhir rata-rata 23,5%. Secara persentase pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan tahun 2009, pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2010 dan 2011. Pada tahun 2013 pertumbuhan wisatawan meningkat menjadi 31,38%, lalu turun menjadi 27,54% dan pertumbuhan di tahun 2015 turun kembali menjadi 24,03%. Tetapi berdasarkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke provinsi Lampung setiap tahun selalu meningkat dan peningkatan tertinggi jumlah 3-9

wisatawan terjadi pada tahun 2016 dengan jumlah kenaikan sebesar 1.062.994 wisatawan. Tabel 3.2. Jumlah Wisatawan di Provinsi LampungTahun 2006-2015 Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah Pertumbuhan Total nusantara mancanegara pertumbuhan (%) 2006 843.768 6.893 850.661 2007 1.176.581 8.893 1.185.474 334.813 39.36 2008 1.448.059 10.028 1.458.087 272.613 23.00 2009 1.982.910 36.942 2.019.852 561.765 38.53 2010 2.136.103 37.503 2.173.606 153.754 7.61 2011 2.285.630 47.103 2.332.733 159.127 7.32 2012 2.581.165 58.205 2.639.370 306.637 13.14 2013 3.392.125 75.590 3.467.715 828.345 31.38 2014 4.327.188 95.528 4.422.716 955.001 27,54 2015 5.370.803 114.907 5.485.710 1.062.994 24,03 Rata-rata pertumbuhan 515.005 23,55 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung Dari sejumlah wisatawan di atas, sebagian wisatawan menginap di hotel bintang dan non bintang yang terdapat di Provinsi Lampung. Jumlah wisatawan nusantara yang menginap di hotel bintang tercatat sekitar 71.490 orang wisatawan nusantara pada tahun 2009, dan meningkat menjadi sekitar 167.974 orang pada tahun 2014. Selama 5 tahun dari 2009-2014 terjadi kenaikan sebesar 135% jumlah wisatawan nusantara yang menginap di hotel berbintang. Jumlah wisatawan mancanegara yang menginap di hotel berbintang di provinsi Lampung pada tahun tahun 2009 tercatat berjumlah 2.731 orang dan meningkat menjadi 15.181 orang pada tahun 2014. Selama 5 tahun terjadi kenaikan sebesar 456% dalam kuran waktu 5 tahun. Kenaikan wisatawan yang menginap di hotel berbintang akan semakin tinggi pada 3-10

tahun terakhir mengingat pertambahan hotel berbintang di provinsi Lampung. Tabel 3.3. Jumlah Tamu Yang Berkunjung Ke Provinsi Lampung Pada Hotel Berbintang TAHUN WISATAWAN TOTAL NUSANTARA MANCANEGARA 2009 71.490 2.731 74.221 2010 100.198 2.104 102.929 2011 168.252 5.003 170.356 2012 172.691 14.833 187.524 2013 144.506 13.060 157.566 2014 167.974 15.181 183.155 Wisatawan nusantara yang menginap di hotel non bintang pada tahun 2009 tercatat berjumlah 367.967 orang. Pada tahun 2014 wisatawan nusantara yang menginap di hotel non-bintang menjadi 767.089 orang. Tabel 3.3 menjelaskan jumlah tamu yang menginap di hotel non-bintang. Tabel 3.4. Jumlah Tamu Yang Berkunjung Ke Provinsi Lampung Pada Hotel Non Bintang TAHUN WISATAWAN NUSANTARA MANCANEGARA TOTAL 2009 267.967 97 268.064 2010 292.982 123 293.105 2011 366.502 534 367.036 2012 389.844 525 390.369 2013 666.454 4.325 670.779 2014 767.089 4.757 771.846 Wisatawan mancanegara yang menginap di hotel non-bintang pada kurun waktu 2009-2014 juga mengalami kenaikan. Pada tahun 2009, wisatawan mancanegara yang menginap di hotel non-bintang hanya 97 orang. Meningkat tajam dalam kurun waktu 5 tahun, sehingga pada tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang menginap di hotel non-bintang sebanyak 4.757. 3-11

Tabel 3.5. Rata rata Lama Menginap Tamu Mancanegara Dan Nusantara Menurut Jenis Hotel Di Provinsi Lampung 2009-2014 RATA RATA LAMA TAMU MENGINAP JENIS HOTEL TAHUN MANCA NEGARA (+/-) NUSANTARA (+/-) BINTANG 2009 3,55 1,40 1,77 0,12 2010 3,39-0,16 1,95 0,18 2011 3,43 0,04 1,69-0,26 2012 2,12-1,31 1,62-0,07 2013 2,32 0,20 1,67 0,05 2014 2,36 0,04 1,73 0,06 NON BINTANG 2009 2,48 0,64 1,43 0,15 2010 1,13-1,35 1,02-0,41 2011 3,93 2,80 1,35 0,33 2012 5,93 2,00 1,32-0,03 2013 5,50-0,43 1,46 0,14 2014 5,80 0,30 1,86 0,40 Tabel 3.4 menjelaskan rata-rata lama menginap tamu berdasarkan jenis hotel. Tamu mancanegara pada tahun 2014 menginap rata-rata 2,36 hari, sedangkan tamu nusantara menginap rata-rata 1,73 hari di hotel bintang di Lampung. Rata-rata menginap pada tahum 2014 naik 0,04 hari dibandingkan tahun 2013 untuk tamu mancanegara dan naik 0,06 hari untuk nusantara. Untuk hotel non-bintang, pada tahun 2014, rata-rata tamu mancnegara menginap selama 5,80 hari dan tamu nusantara rata-rata 1,86 hari. Ratarata menginap tamu mancanegara di hotel non bintang pada tahun 2014, naik 0,3 hari dibandingkan tahun 2013 dan tamu nusantara naik 0,4 hari dibandingkan tahun 2013. Tabel 3.6. Banyaknya Malam Kamar Yang Tersedia Dan Malam Yang Dihuni Pada Hotel bintang Dan Melati Tahun 2009 2014 TAHUN MALAM KAMAR YANG TERSEDIA MALAM KAMAR YANG DIHUNI 3-12 % hunian hotel berbanding malam kamar tersedia BINTANG MELATI BINTANG MELATI BINTANG MELATI 2009 293.040 1.000.080 143.042 360.029 48,81% 36,00% 2010 342.720 1.077.840 184.281 416.154 53,77% 38,61% 2011 342.720 1.088.640 199.909 429.686 58,33% 39,47% 2012 342.720 1.220.040 181.847 504.243 53,06% 41,33% 2013 318.240 1.516.680 168.858 626.844 53,06% 41,33% 2014 338.834 1.617.873 179.679 729.432 53,03% 45,09%

Tabel 3.5 menjelaskan jumlah malam kamar yang tersedia dari hotel bintang ataupun non-bintang di Provinsi Lampung. Pada periode tahun 2009-2014 terjadi peningkatan malam kamar yang tersedia di hotel bintang ataupun non-bintang. Pada tahun 2014 jumlah malam kamar yang tersedia untuk hotel berbintang adalah 338.834 kamar dan untuk hotel melati/non bintang sebanyak 1.617.873 kamar. Banyaknya malam kamar yang tersedia, ternyata belum diimbangi dengan malam kamar yang dihuni selama setahun. Untuk hotel berbintang, rata-rata tingkat hunian makam kamar dari tahun 2009-2014 adalah plus minus 50% dan hotel non-bintang plus minus 40% kamar malam yang dihuni dari keseluruhan yang tersedia. Tingkat hunian malam kamar yang baru mencapai 40%-50% menjadi tantangan bagi pelaku pariwisata untuk meningkatkan jumlah tamu di hotelhotel yang berada di Provinsi Lampung. Tingkat hunian yang baru mencapai setengah dari kapasitasnya menandakan adanya waktu saat hunian hotel ramai (peak season) dan ada saat dimana tingkat hunia mengalami saat sepi (low season). 3.2.4 Pengeluaran Wisatawan di Lampung Konsumsi wisatawan di suatu daerah merupakan penggerak ekonomi pariwisata daerah tersebut. Hotel, perdagangan cinderamata, rumah makan dan kegiatan penunjang wisata lainnya akan menjadi hidup dengan pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh wisatawan terhadap produk- 3-13

produk tersebut. Selalu yang diharapakan nilai konsumsi ini terus meningkat sehingga ekonomi pariwisata semakin berkembang. Jumlah wisatawan yang terus meningkat dibarengi dengan peningkatan nilai konsumsi wisatawan merupakan kondisi ideal yang sangat diharapkan. Kedua hal tersebut akan lebih memacu pertumbuhan ekonomi pariwisata daerah yang menjadi tujuan wisata. Peningkatan jumlah wisatawan tanpa dibarengi dengan peningkatan konsumsinya akan kurang bermakna, demikian juga sebaliknya. Jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang mengalami peningkatan mendorong juga peningkatan nilai konsumsi. Tabel 3.6 menunjukkan rata-rata pengeluaran tamu nusantara pada kunjungan ke Lampung pada tahun 2010-2015. Selama kurun waktu 5 tahun terjadi peningkatan pengeluaran /konsumsi wisatawan nusantara, bila pada tahun 2010 rata-rata pengeluaran orang per hari adalah Rp 425.480,00 maka di tahun 2015 pengeluaran per hari adalah Rp 696.650,00. Bila dikalikan dengan rata-rata tinggal di Lampung yang berkisar 1,49 hari pada tahun 2010 dan 1,97 hari pada tahun 2015 maka setiap kunjungan, wisatawan akan mengeluarkan Rp 633.965 pada tahun 2010 saat berkunjung ke Lampung Rp 1.372.400,50 per kunjungan pada tahun 2015. Pada kurun lima tahun terjadi kenaikan 2 kali lipat pengeluaran yang dilakukan oleh wisatawan nusantara. 3-14

Kenaikan jumlah tamu, rata-rata tinggal dan rata-rata pengeluaran per orang dalam setiap kunjungan membuat jumlah pengeluaran / konsumsi wisatawan nusantara di Lampung meningkat drastis. Bila pada tahun 2010 total pengeluaran yang dibelanjakan oleh tamu nusantara adalah 249 milyar rupiah, maka pada tahun 2010 total belanja tamu nusantara di provinsi Lampung adalah 1,4 trilyun rupiah. Jumlah 1,4 trilyun pada tahun 2015 yang dibelanjakan di provinsi Lampung memberikan konstribusi yang baik untuk menggerakkan ekonomi di Lampung. Pada tahun mendatang, bila jumlah wisatawan meningkat dan rata-rata menginap meningkat maka jumlah pengeluaran yang dibelanjakan di provinsi Lampung akan terus meningkat dan dapat menggerakkan ekonomi masayarakat Lampung. Tabel 3.7. Rata-rata Pengeluaran per Orang Tamu Nusantara Tahun 2010 2015 TAHUN Rata-rata Pengeluaran Per JUMLAH JUMLAH PENGELUARAN Rata-rata Lama Orang (Rp) TAMU Tinggal (Hari) Per NUSANTARA Per Hari Jumlah (Rp) +/- Kunjungan 1 2 4 5 6 7 8 2010 393.180 1,49 425.480,00 633.965,20 249.262.437.336 14,73 2011 534.754 1,52 452.580,00 687.921,60 367.868.827.286 47,58 2012 562.535 1,47 481.409,00 707.671,23 398.089.835.368 8,22 2013 810.960 1,57 512.075,00 803.957,75 651.977.576.940 63,78 2014 930.672 1,76 621.843,00 1.094.443,68 1.018.568.088.553 56,23 2015 1.042.632 1,97 696.650,00 1.372.400,50 1.430.908.678.116 40,48 Selain wisatawan nusantaran, provinsi Lampung juga dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Tabel 3.7 menunjukkan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara di Provinsi Lampung. Rata-rata pengeluaran per hari saat berkunjung ke Provinsi Lampung pada tahun 2015 adalah $ 94,86. Rata-rata pengeluaran per hari wisatawan mancanegara di tahun 2015 3-15

hanya meningkat $ 4,38 dibandingkan 5 tahun sebelumnya yang berjumlah $ 90,48 per hari kunjungan wisatawan. Walaupun rata-rata pengeluaran wisatawan hanya meningkat sedikit, tetapu rata-rata lama tinggal wisatawan mananegara di tahun 2015 adalah 7,28 hari yang telah meningkat sebanyak 3,53 hari bila dibandingkan dengan tahun 2010. Sehingga, akibat peningkatan lama tinggal di Lampung membuat pengeluaran wisatawan mancanegara per kunjungan pada tahun 2015 adalah $ 690,58 meningkat drastis dari tahun 2010 yang hanya $ 339,30 per kunjungan. Total pengeluaran wisatawan mancanegara ke provinsi Lampung meningkat tajam selama 5 tahun terakhir, bila pada tahun 2010 jumlah pengeluaran hanya $ 755.621 maka pada tahun 2015 jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara adalah 14,9 juta dollar US$. Peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara dikarenakan naikkan jumlah wisatawan mancanegara ke Lampung dan naikkan rata-rata lama tinggal di Lampung. Tabel 3.8. Rata-rata Pengeluaran per Orang Tamu Nusantara Tahun 2010 2015 TAHUN Rata-rata Pengeluaran Per JUMLAH Rata-rata JUMLAH PENGELUARAN Orang (USD) TAMU Lama Tinggal Per MANCANEGARA (Hari) Per Hari Jumlah (USD) +/- Kunjungan 1 2 4 5 6 7 8 2010 2.227 3,75 90,48 339,30 755.621-23,58 2011 5.337 3,89 93,19 362,51 1.934.711 156,04 2012 15.358 4,09 94,48 386,42 5.934.688 206,75 2013 17.385 5,50 90,00 495,00 8.605.575 45,00 2014 19.271 6,50 94,00 611,00 11.774.581 36,83 2015 21.589 7,28 94,86 690,58 14.908.949 26,62 3-16

3.2.5 Perkembangan Usaha Wisata di Lampung Selain adanya peningkatan jumlah hotel dan fasilitas akomodasi lainnya, perkembangan wisata di Lampung juga memberi dampak pada perkembangan bisnis di bidang yang terkait dengan kepariwisataan seperti rumah makan, panti pijat, diskotik, objek wisata, kolam renang dan lain-lain. Jenis usaha yang berkaitan dengan pariwisata tumbuh karena bertambahnya potensi konsumen akibat peningkatan kunjungn ke Lampung. Tabel 3.9. Perkembangan Usaha Pariwisata di Lampung 2011-2015 NO 2011 2012 2013 2014 2015 JENIS +/- +/- +/- +/- USAHA Jml Jml Jml Jml Jml +/-% % % % % 1 Hotel Bintang 10 0 10 0 9-11,11 11 18,18 23 52,17 2 Hotel Melati 149 0,67 151 1,32 220 31,36 223 1,35 213-4,69 3 Pondok wisata 16 0 27 40,74 28 3,57 30 6,67 28-7,14 4 Restoran 656 0,61 1108 40,79 1181 6,18 1240 4,76 1191-4,11 5 Panti Pijat 18 0 22 18,18 22 0 22 0 22 0 6 Diskotik 2 0 2 0 2 0 1-100 1 0 7 Billiard 49 0 49 0 48-2,08 48 0 49 2,04 8 Taman Rekreasi 296 0 296 0 297 0,34 298 0,34 353 15,58 9 Kolam Renang 36 2,78 47 23,4 48 2,08 49 2,04 54 9,26 10 Padang Golf 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11 Karaoke 19 5,26 21 9,52 29 27,59 33 12,12 43 23,26 Jumlah Usaha 1252 0,56 1734 27,8 1885 8,01 1956 3,63 1978 1,11 Tabel 3.8 menunjukkan perkembangan usaha pariwisata di provinsi Lampung. Jumlah restoran atau rumah makan di provinsi Lampung pada tahun 2015 berjumlah 1191 rumah makan meninggkat bila dibandingkan tahun 2011 yang hanya 656 rumah makan. Objek wisata juga mengalami penambahan, pada tahun 2011 jumlah objek wisata ada 296 buah, meningkat menjadi 353 objek wisata pada tahun 2015. Kolam renang pada tahun 2011 berjumlah 36 buah, selama kurun waktu 2011-2015 bertambah setiap tahun sehingga pada tahun 2015 terdapat 353 kolam renang di 3-17

provinsi Lampung. Secara keseluruhan jumlah bisnis pariwisata berjumlah 1.978 pada tahun 2015 yang telah meningkat bila dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah 1.252 bisnis pariwisata. 3.2.6 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Bidang Pariwisata Provinsi Lampung Peningkatan jumlah wisatawan yang dibarengi oleh peningkatan jumlah hotel dan penginapan serta bisnis bisnis lain di bidang pariwisata memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja di bidang pariwisata di Provinsi Lampung. Penyerapan tenaga kerja berarti memperkecil tingkat pengangguran dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Banyak kalangan masyarakat yang memperoleh dampak positif terutama dari segi ekonomi karena berkembangnya pariwisata di Provinsi Lampung. Tabel 3.9 menjelaskan perkembangan penyerapan tenaga kerja di bidang pariwisata provinsi Lampung. Secara keseluruhan dari 11 jenis usaha pariwisata di provinsi Lampung dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 12.168 tenaga kerja pada tahun 2015. Jumlah ini meningkat sebesar 6,84% dari tahun 2014 yang menyerap tenaga kerja sebanyak 11.336 orang. Tenaga kerja yang diserap di bisnis pariwisata meningkat terus selama 2011 sampai 2015. Kenaikan tenaga kerja ini memberi kontribusi positif bagi kemajuan provinsi Lampung. 3-18

Tabel 3.10. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Bidang Pariwisata Lampung 2011-2015 NO JENIS 2011 2012 2013 2014 2015 USAHA SDM +/-% SDM +/-% SDM +/-% SDM +/-% SDM +/-% 1 Hotel Bintang 1.291 12,39 1.381 6,52 1.381 0,00 1.481 6,75 1.661 10,84 2 Hotel Melati 1.532 1,96 1.625 5,72 1.625 0,00 1.925 15,58 1.984 2,97 3 Pondok wisata 168 0,00 203 17,24 203 0,00 253 19,76 292 13,36 4 Restoran 5.551 1,08 5.642 1,61 5.642 0,00 5.842 3,42 6.245 6,45 5 Panti Pijat 158 0,00 173 8,67 173 0,00 173 0,00 173 0,00 6 Diskotik 55 0,00 55 0,00 55 0,00 55 0,00 55 0,00 7 Billiard 544 0,00 468-16,24 468 0,00 468 0,00 469 0,21 8 Taman Rekreasi 521 0,00 521 0,00 521 0,00 523 0,38 595 12,10 9 Kolam Renang 174 0,00 344 49,42 344 0,00 349 1,43 397 12,09 10 Padang Golf 10 0,00 10 0,00 10 0,00 10 0,00 10 0,00 11 Karaoke 126 0,00 207 39,13 207 0,00 257 19,46 287 10,45 Jumlah Usaha 10130 2,47 10404 2,63 10404 0,00 11.336 8,22 12.168 6,84 Kontribusi penyerapan tenaga kerja terbesar diberikan oleh bisnis restoran/rumah makan yang menyerap 6.245 orang tenaga kerja pada tahun 2015. Jumlah ini meningkat sebanyak 6,45% dari tahun 2014 yang menyerap tenaga kerja sebanyak 5.842 orang tenaga kerja. Hotel melati dan hotel bintang memberi kontribusi penyumbang terbesar kedua dan ketiga dalam penyerapan tenaga kerja di bidang pariwisata. Pada tahun 2015 hotel melati memberi kontribusi sebesar 1.984 orang tenaga kerja dan hotel bintang menyerap 1.661 orang tenaga kerja. Pada tahun 2015, tenaga kerja di hotel berbintang meningkat 10,84% dibandingkan tahun 2014 yang menyerap 1.481 orang tenaga kerja. Hotel melati melati pada tahun 2015 meningkat sebesar 2,97% dibandingkan penyerapan tenaga kerja di hotel melati sebesar 1.925 pada tahun 2014. Pondok wisata, taman rekreasi, kolam renang mengalami kenaikan yang lebih dari 10 persen penambahan tenaga kerja yang bekerja di bisnis pariwisata. Pondok wisata naik 13,36% pada tahun 2015, taman rekreasi 3-19

penyerapan tenaga kerja naik sebesar 12,10% dan kolam renang penyerapan tenaga kerja naik 12,09% pada tahun 2015. Secara keseluruhan hampir semua jenis bisnis pariwisata mengalami kenaikan dalam penyerapan tenaga kerja untuk provinsi Lampung. 3-20